Anda di halaman 1dari 4

ASSURANCE IN SUSTAINABILITY REPORTING:

EVIDENCE FROM JAPAN

ABSTRAK
Dalam dua dekade terakhir terlihat peningkatan yang signifikan dalam Social Responsibility di
seluruh dunia, oleh karena itu akuntabilitas kepada pemangku kepentingan harus menjadi premis
dasar Social Responsibility untuk meningkatkan transaparansi. Ketentuan jaminan dalam Social
Responsibility meningkatkan kredibilitas pelaporan dengan serta memastikan akuntablitas dan
transaparansi kepada pemangku kepentingan.
Jepang merupakan salah satu pelopor dalam publikasi perusahaan Social Responsibility, yang
mengadopsi penerapan asuransi atau jaminan dalam pelaporan tersebut rendah dibandingkan Negara-
negara Eropa. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menganalisis pernyataan jaminan atau asuansi yang
sudah terlampir pada Social Responsibility di Jepang.
Industri besar dan yang sensitif terhadap lingkungan lebih cenderung mengadopsi jaminan dalam
laporan keberlanjutan mereka. Seperti halnya negara-negara lain, pasar jaminan di Jepang juga
didominasi oleh perusahaan akuntansi diikuti oleh organisasi non-pemerintah/organisasi nirlaba
(LSM/NNO) dan perusahaan sertifikasi. Namun, studi mereka tidak fokus pada kualitas praktik
jaminan. Oleh karena itu, penelitian saat ini mencoba untuk mengungkap kualitas pernyataan jaminan
dari Social Responsibility di perusahaan Jepang.
Penelitian ini didasarkan dari pernyataan jaminan yang dilampirkan pada laporan keberlanjutan
perusahaan Nikkei 225. Nikkei Stock Average, yang dikenal dengan Nikkei 225 adalah indeks
aktivitas pasar saham milik Jepang yang paling banyak ditonton. Penelitian ini mengamati
perkembangan praktik jaminan dalam laporan keberlanjutan selama bertahun-tahun.
Kerangka evaluatif dalam studi ini didasarkan pada tiga pedoman yaitu International Standard on
Assurance Engagements (ISAE 3000), AA 1000 Assurance Standard, dan Pedoman J-SUS yaitu
Practical Guidelines for The Assurance of Sustainability Information.
TEMUAN : KARAKTERISTIK PERNYATAAN JAMINAN
1. Judul Pernyataan
ISAE 3000 dan pedoman J-SUS mensyaratkan bahwa penulisan judul harus jelas
menunjukkan laporan ini adalah sebagai laporan jaminan yang independen. Agar dalam
penulisan judul tersebut tidak membingungkan pengguna atau mempersulit perbandingan
untuk kedepannya. “Laporan Pratinjau independen” dan “Laporan Jaminan Independen”
banyak digunakan oleh akuntan; sedangkan “verifikasi pihak ketiga” dan “verifikasi
independen” sering digunakan oleh orang lain penyedia jaminan. 50% dari sampel Australia
menggunakan istilah “assurance statement” diikuti dengan “verification statement and
review”.
2. Penerima Pernyataan
ISEA 3000 menyatakan bahwa "setiap kali praktis, laporan jaminan ditujukan ke semua
pengguna yang dituju, tetapi dalam beberapa kasus mungkin ada pengguna yang dituju
lainnya". Demikian pula, dalam pedoman AA 1000 AS merekomendasikan untuk menyebut
"pengguna yang dituju", sedangkan pedoman J-SUS menggunakan "CEO atau direktur
perwakilan atau Dewan Direksi" sebagai penerima.
3. Pernyataan tentang Tanggung Jawab Manajemen dan Penjaminan
Pernyataan tentang tanggung jawab manajemen dan penjamin harus dinyatakan dalam
pernyataan assurance, agar dapat menghindari kemungkinan “kesenjangan ekspektasi” di
antara pengguna. Dalam pedoman ISAE 3000 dan pedoman sukarela seperti GRI juga
merekomendasikan pembatasan tanggung jawab manajemen dan penjamin dalam pernyataan
tersebut.

TINGKAT JAMINAN
Dalam pedoman ISAE 3000, Accountability 1000 AS atau J-SUS membedakan antara tingkat
wajar dan terbatas berdasarkan risiko perikatan jaminan yang dipinjam dari literature audit keuangan,
untuk dapat menyatakan atau menentukan sidat, waktu, luasnya prosedur audit dan kesimpulan
terkait. Tingkat jaminan diidentifikasi oleh pernyataan sampel, sementara pernyataan dari kantor
akuntan menyatakan bahwa keerlibatan untuk jaminan terbatas.
akuntabilitas menjelaskan tingkat jaminan bergantung pada luas dan kualitas informasi tersedia,
bukti yang cukup, sistem dan proses yang mendasari, sistem jaminan internal, jaminan yang ada untuk
aspek pelaporan kinerja, sumber daya yang dialokasikan untuk jaminan oleh laporan perusahaan,
kendala hukum atau komersial dan kompetensi penyedia jaminan.
LINGKUP JAMINAN
Keterbatasan dalam ruang lingkup jaminan dikarenakan sebagian besar kasus hanya
memverifikasi aspek laporan keberlanjutan tertentu. Data kinerja yang berbeda seperti indikator
kinerja lingkungan atau data akuntansi lingkungan biasanya diverifikasi oleh semua penjamin.
Berbeda dengan perusahaan akuntansi, penjamin lain seperti konsultan atau LSM juga mengevaluasi
informasi kualitatif dan inisiatif perawatan yang bertanggung jawab (untuk perusahaan kimia),
sehingga memperluas cakupan perikatan jaminan mereka. Penting untuk menganalisis bagaimana
cakupan jaminan ditentukan.
KRITERIA PELAPORAN YANG MENJADI DASAR PENILAIAN LAPORAN STANDAR
YANG DIGUNAKAN
1. Dalam proses penjaminan
Dalam identifikasi kriteria pelaporan, hampir semua perusahaan akuntansi menyebutkan
beberapa jenis standar atau pedoman yang digunakan untuk memberikan layanan jaminan.
Namun, lebih dari dua pertiga (69%) dari pernyataan asuransi oleh penjamin lain tidak
mengenali standar atau pedoman apa pun. Seiring dengan pedoman standar profesional wajib
yaitu ISAE 3000, pengaruh pedoman J-SUS dapat dilihat dalam membingkai praktik jaminan
keberlanjutan di Jepang.
2. Sifat, waktu, dan luas prosedur yang digunakan oleh penyedia jaminan
Dalam pedoman GRI dan ISAE 3000 mensyaratkan bahwa pernyataan asuransi harus
mencakup ringkasan pekerjaan yang dilakukan yang meliputi sifat, waktu, dan luas prosedur
yang digunakan oleh pemberi jaminan. Berbagai macam prosedur digunakan baik oleh kantor
akuntan maupun penjamin lainnya. Ditemukan sebesar 10 persen dari sampel mereka dalam
mewawancarai pemangku kepentingan selain manajemen internal, sama sekali tidak ada di
Jepang. Dapat disimpulkan bahwa sifat pekerjaan yang dilakukan dipengaruhi oleh tingkat
jaminan baik itu jaminan terbatas maupun jaminan wajar. Saran yang harus diberikan bahwa
penelitian di masa depan haruslah berfokus pada penentuan sifat, waktu, dan luas prosedur
audit.
DISCUSSION
Asuransi KAP memberikan kesimpulan mereka dengan menggunakan frase “tidak ada yang menjadi
perhatian kami yang menyebabkan kami meyakini bahwa indikator dalam laporan tersebut tidak
disusun, dalam semua hal material, berdasarkan kriteria pelaporan perusahaan untuk perikatan
asuransi yang terbatas, yang berarti bahwa data tercermin secara akurat dalam laporan. Pengamatan
lebih dekat menunjukkan bahwa para penjamin yang meliputi konsultan / perusahaan sertifikasi /
LSM lebih mementingkan keakuratan dan keandalan dalam pendapat mereka, dan juga menggunakan
beberapa kata-kata umum yang patut dipuji seperti sangat dievaluasi, sangat baik, proaktif, terkesan,
Seimbang, puas dan masuk akal, yang dalam arti sebenarnya, menurut O'Dwyer dan Owen (2005;
2007), sulit dipahami dengan tidak adanya standar jaminan yang diterima secara umum.
PERBAIKAN TAMBAHAN YANG DIIDENTIFIKASI OLEH PEMBERI JAMINAN SERTA
DEKLARASI PENYEDIA JAMINAN
Area untuk perbaikan atau memberikan pujian untuk kinerja yang baik bukan bagian dari
memberikan jaminan. Dalam pedoman AA 1000 AS mensyaratkan bahwa pernyataan jaminan harus
disertai oleh komentar atau perbaikan tambahan yang dapat mencakup kemajuan beserta saran-saran
untuk perbaikan dalam arti manfaat di masa depan.
Dalam pedoman ISAE 3000 juga dinyatakan bahwa file penjamin dapat dimasukkan atau disertai
rekomendasi yang sigifikan untuk pengguna yang dituju, akan tetapi harus dipisahkan dengan jelas
dari kesimpulan praktisi serta tidak mempengaruhi frekuensi dari tambahan yang dinyatakan oleh
jaminan sampel. Dalam pedoman J-SUS dan AA 1000 AS dinyatakan suatu entitas mengharuskan
penyedia jaminan untuk membuat informasi yang tersedia untuk umum tentang independensi dari
laporan entitas atau organisasi dan ketidakberpihakan terhadap pemangku kepentingan.
KESIMPULAN
Penelitian ini meneliti kualitas jaminan laporan keberlanjutan perusahaan di Jepang yang dapat
memberikan perspektif penting untuk menilai kualitas jaminan dari sudut pandang orang Jepang.
Ditemukan bahwa lebih dari 95% sampel dengan jelas memisahkan tanggung jawab manajemen dan
penjamin, serta lebih dari 60% sampel memberikan penjelasan tentang minat mereka dengan
perusahaan. Bisa dibilang ini meningkatkan kemandirian para penjamin. Sedangkan dari perspektif
akuntabilitas, terdapat beberapa kekhawatiran terkait penerima, tujuan, dan ruang lingkup pemberi
jaminan. Dalam beberapa kasus menunjukkan jaminan terbatas untuk beberapa data/informasi terpilih
seperti indikator lingkungan dan data akuntansi lingkungan untuk keakuratannya. Identifikasi kriteria
pelaporan untuk menyiapkan laporan keberlanjutan, menetapkan standar jaminan atau pedoman untuk
mengatur layanan jaminan, yang menyatakan tingkat jaminan yang diberikan. Serupa dengan
penjamin akuntansi, konsultan / perusahaan sertifikasi juga menekankan pada keandalan dan
keakuratan informasi yang dilaporkan. Sedangkan penjaminan yang diberikan oleh LSM / NPO
memiliki cakupan penjaminan yang relatif lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai