Pengantar Pendidikan
DISUSUN OLEH :
MUH.SYAHRUL RAMADAN R _A31120017
SAPRIN _A31118001
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat,kesehatan dan kesempatan yang di berikan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini di buat dengan tujuan untuk
memenuhi salah satu persyaratan mata kuliah pengantar pendidikan. Makalah ini berjudul
“Batasan, Keharusan, Dan Kemungkinan Pendidikan”
Saya sadar akan kekurangan dari Makalah ini,baik dalam pemaparan materinya maupun
kosa kata yang di gunakan. Semoga Makalah ini dapat menambah wawasan kita, akhir kata saya
ucapkan banyak terimah kasih.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................
..............................................................................................................................................
3.2 SARAN..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan batasan, keharusan, dan kemungkinan pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan sebagai sesuatu yang sangat diperlukan dalam kehidupan tentu tidak
akan berjalan tanpa adanya batas-batas dalam pendidikan itu sendiri. Adanya batasan
ini tentunya sangat penting dalam suatu pendidikan karena tanpa adanya batasan
pendidikan kita tidak akan tahu sejauh mana kita bisa mendidik anak didik kita, batasan
ini juga akan semakin memperkecil kekeliruan atau kesalahan dalam melakukan
pendidikan. Setelah adanya batasan, sebelum melakukan proses pendidikan seorang
pendidik harus mengetahui potensi yang dimiliki oleh anak didiknya.
1. Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab membimbing seorang
anak untuk mencapai kedewasaanya. Pendidik disini adalah orang tua dan guru,
keduanya memiliki peran yang sama penting untuk membantu tercapainya
kedewasaan anak, namun peran orang tua tentunya paling utama karena orang tua
merupakan tempat sosialisasi utama dan pertama untuk anak dan pendidikan pun
didapatkan pertama kali oleh anak dari orang tua, akan tetapi orang tua juga
memiliki batas dalam mendidik anak misalnya saat disekolah anak tidak lagi
mendapat didikan dari orang tuanya akan tetapi gurulah yang menggantikan peran
orang tua disekolah. Namun tetap saja sedekat apapun seorang guru dengan anak
didiknya disekolah itu tidak akan mampu menggantikan sepenuhnya tugas dan
peran orang tuanya dirumah.
2. Aspek pribadi anak didik
Persoalan selanjutnya yang berhubungan dengan batas pendidikan adalah anak
didik itu sendiri. Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan tergantung dari seberapa
jauh anak didik tersebut mampu menerima pendidikan yang kita berikan, jangan
sampai kita terlalu memaksakan pendidikan pada anak didik kita untuk diterima
sepenuhnya. Anak didik merupakan sosok manusia/individu. “invidu ialah orang
yang tidak tergantung orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang
menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempuyai sifat-sifat dan
keinginan sendiri” Abu Ahmadi (Saduloh, 2010;86). Oleh karena itu anak didik
harus diakui keberadaannya, dia tidak bisa diperintah untuk mengikuti keinginan
kita akan tetapi kita harus masuk kedalam dunianya untuk mengetahui apa yang
dia inginkan dan dia sukai.
3. Alat pendidikan
Alat pendidikan merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang ada. Alat pendidikan ini digunakan untuk mendidik anak secara
pedagogis (katif). Misalnya saja seorang ibu yang menyuruh anaknya untuk
membereskan tempat tidurnya, itu bertujuan agar anak tersebut memiliki tanggung
jawab yang dimulai dfari dirinya sendiri. Ini adalah cara orang tua mendidik anak
secar pedagogis agar anak itu terbiasa untuk hidup rapih dan disiplin. Kemudian
dibawah ini Lavangeld mengelompoka lima jenis alat pendidikan, yaitu :
a) Perlindungan
Perlindungan merupakan aspek pertama dalam melakukan pendidikan.
Sebagai pendidik tentu saja kita harusa mampu memberikan perlindungan
pada anak didik kita, karna tanpa semua itu anak tidak akan mau diajak dalam
proses pendidikan. Perlindungan tersebut tidak hanya bersaifat fisik akan
tetapi secara fsikisnya juga. Namun karena anak itu paling tidak bisa dilarang
oleh karena itu sebagai pendidik kita harus memberikan perlindungan dalam
bentuk pengawasan yang baik.
b) Kesepahaman
Kesepahaman ini terjadi saat guru menjadi contoh untuk anak didiknya
dengan memperhatikan secara tidak langsung, anak akan meniru apa yang
gurunya lakukan. Tapi tetap saja kesepahaman ini bisa terjadi jika anak sudah
merasa aman jika sedang bersama gurunya. Dari sinilah kita bisa melihat
bahwa alat pendidikan ini berhasil membawa anak untuk mengikuti apa yang
gurunya lakukan, tentu saja peniruan untuk melakukan kesepahaman ini
haruslah bersifat positif.
c) Kesamaan arah dalam pikiran dan perbuatan
Kesamaan arah dalam pikiran dan perbuatan ini ialah berupa tanggung
jawab. Misalnya saat sedang bermain seorang guru hendaknya memberikan
kepercayaan pada anak didiknya agar anak didiknya mempunyai tanggung
jawab dalam menyelesaikan semua tugasnya.
d) Perasaan bersatu
Perasaan bersatu ini akan timbul karena interaksi yang berlangsung antara
pendidik dan anak didik yang terus menerus. Misalnya karena kebiasaan
pendidik dan anak didik yang selalu bersama-sama setiap hari disekolah
dalam melewati pelajaran itu akan membentuk kenyamanan pada diri anak
yang membuat perasaan bersatu itu muncul pada diri keduanya.
e) Pendidikan karena kepentingan diri sendiri
Pedidikan karena kepentingan diri sendiri, berarti pad saat itu si anak
sudah menyadari bahwa dirinya mempunyai kesadaran bahwa dirinya sudah
mampu membentuk karakternya sendiri. Tugas seorang pendidik disini ialah
memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada anak didik untuk
melaksanakan tugas sesuai keinginan hatinya.
4. Waktu pelaksanaan
Pada saat anak usia dini, hubungan anak dengan pendidik belum disebut sebagai
kegiatan pendidikan melainkan baru dalam proses atau taraf pembiasaan. Karena
anak usia dini masih bersifat serba menerima, mereka belum memahami apa itu
perintah, aturan, norma dan lain sebagainya. Kegiatan pembiasaan tersebut
merupakan langkah awal yang dilakukan oleh pendidik untuk mencapai
kedewasaan seorang anak tersebut atau disebut juga dengan pendidikan
pendahuluan.
Perbedaan pendidikan pendahuluan dengan pendidikan sebenarnya adalah ketika
terjadi hubungn wibawa antara pendidik dan anak didik. Jadi pendidikan yang
sebenarnya bukn merupakan kebiasaan melainkan terjadi ketika hubungn wibawa
itu ada, ketika anak telah mampu menerima petunjuk dan perintah bukan hanya
atas dasar ikut-ikutan atau meniru orang lain.
5. Aspek tujuan
Tujuan pendidikan adalah mengantarkan anak untuk mencapai kedewasaannya.
Tujuan pendidikan pun dibagi kedalam 2 tujuan, secara mikro dan makro. Tujuan
pendidikan secara mikro adalah untuk menjadikan anak didik menjadi dewasa.
Sedangkan secara makro yaitu menyiapkan manusia supaya lebih bermanfaat bagi
kehidupan pribadi dan bangsanya.
Anak dikatakan mencapai kedewasaannya apabila dia sudah bisa dan mampu
berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain baik secara biologis, psikologis, ekonomi
dan sosial. Juga anak harus sudah bisa bertanggung jawab dalam setiap
perbuatannya. Selama ank belum bertanggung jawab maka mereka belum disebut
dewasa dan biasanya pendidik yang menjadi penanggung jawab dari anak didik.
Apabila tujuan pendidikan itu telah tercapai maka pendidkanpun telah berakhir.
6. Aspek lingkungan
Lingkungan tempat dimana kita bertempat tinggal dan mendapatkan pendidikan
merupakan lingkungan pendidikan. Lingkungan disekitar anak dapat dibedakan
menjadi 4 macam:
1) Lingkungan alam fisik
Lingkungan ini merupakan lingkungan berupa alam disekitar kita seperti
tumbuhan, hewan, udara, rumah dan lain-lain.
2) Lingkungan budaya
Berupa kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, adat istiadat, bahasa,
seni dan lain-lain.
3) Lingkungan social
Berupa hubungan interaksi antar individu yang hidup bermasyarakat dan
saling membutuhkan satu sama lain, tyermasuk didalamnya tentang sikap,
perilaku, norma antar setiap individu.
4) Lingkungan spiritual
Berupa lingkungan agama, keyakinan yang dianut masyarakat yang ada
disekitar kehidupan dia.
Didalam kehidupan manusia selalu mengalami kenaikan dan penurunan hidup, melakukan
tindakan yang salah dan tindakan yang benar, dan melakukan kehidupan bermasyarakat
dengan baik. Dalam hal itu, agar manusia bisa mendidik dirinya sendiri, manusia perlu
diarahkan agar menjadi manusia yang ideal atau manusia yang seutuhnya. Yang bisa
membedakan mana yang salah dan yang benar, agar bisa menempatkan sikap yag baik dalam
hidup bermasyarakat, mematuhi nilai dan norma juga kebudayaan dimasyarakat,dan agar bisa
mendidik dirinya untuk mencapai tujuan kehidupannya maka manusia harus mengalami
pendidikan agar hidupnya lebih terarah.
Menurut Dewey (Abdurahman, 2009:13) salah seorang tokoh aliran filsafat Pragmatisme
atau instrumentalisme dalam bukunya mengemukakan bahwa
‘penekanan pada pentingnya pendidikan karena berdasarkan tiga pokok pemikiran, yaitu (1)
pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup, (2) pendidikan sebagai pertumbuhan, dan (3)
pendidikan sebagai fungsi sosial.’
Pendidikan adalah salah satu kebutuhan untuk hidup merupakan hal penting yang
melandasi keharusan dalam pendidikan. Dilihat dari fungsinya pendidikan akan sangat
berguna untuk menjadi bekal dan tolak ukur dalam menjalani kehidupan, baik secara
individu maupun dalam bersosialisasi dimasyarakat.selain itu pendidikan juga berfungsi
sebagai salah satu perjalanan dalam mencapai tujuan hidup kita yaitu kedewasaan. Dalam
proses pertumbuhan hidup kita pun dipengaruhi oleh pendidikan. Dalam proses kita tumbuh
beranjak menuju tingkat kedewasaan lebih tinggi manusia pun tak lepas dari pendidikan
sebagai sarana dalam proses tumbuh dan kembangnya seorang manusia. Karena itu
pendidikan penting sebagai pertumbuhan. Sedangkan dalam fungsi sosial pendidikan
mempunyai perannya tersendiri. Pendidikan selalu mengajarkan kita bagaimana
bertingkahlaku dengan masyarakat, bagaimana kita mematuhi nilai, norma dan kebudayaan
masyarakat, dan bagaimana kita selalu menyeimbangkan antara kehidupan individu sebagai
manusia dan kehidupan bersosialisasi dengan masyarakat. Oleh karena itu manusia harus
dididik sebagai salah satu hal penting dalam fungsi sosial.
Ada beberapa faktor yang menjadi acuan mengapa anak diharuskan untuk
mendapatkan pendidikan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Pada manusia ada hal-hal yang didapat secara alami dan ada pula ynag didapat secara
proses pendidikan. Hal-hal yang didapatkan secara alami contohnya adalah jenis kelamin,
bakat dan watak dari setiap individu. Sedangakan hal-hal yang didapat dari proses
pendidikan contohnya pembentukan kepribadian, sikap, norma dan lain-lain. Setiap manusia
itu bersifat unik, kemungkinan dididik itu tercapai apabila tidak dapat dikembangkan lagi
kehidupan rohaninya khususnya kehidupan moralnya.
1) Prinsip Potensialitas
Pendidikan bertujuan untuk mencapai kedewasaan. Salah satunya adalah untuk
mencapai manusia yang ideal yaitu manusia yang dapat mengambangkan seluruh
potensi yang ada dalam dirinya, manusi yang bertakwa, berakhlak, cerdas, dan lain-lain.
Manusia juga memilikpotensi yang beraneka ragam potensi berbuat baik, mematuhi
norma, potensi ilmu, karya dan lain sebagainya. Oleh sebab itu manusia akan dapat
dididik karena manusia memiliki potensi untuk menjadi manusia yang ideal.
2) Prinsip Dinamika
Pendidik diharapkan membantu peserta didik agar mampu mencapi
kedewasaannya dan menjadi manusia ideal. Sedangkan manusia itu sendiri memiliki
dinamika untuk mencapai manusia yang ideal. Manusia selalu tidak pernah puas, ia
selalu mengejar apa yang menjadi keinginannya. Ia selalu berusaha untuk menjadi
manusia yang ideal baik secara keimanan pada Tuhannya maupun antar sesama
manusia. Karena itu dinamika manusia menjadikan bahwa manusia dapat dididik.
3) Prinsip Individualitas
Pendidikan merupakan upaya membantu peserta didik agar mampu menjadi
dirinya sendiri. Disamping itu peserta didik adalahseorang individu yang memiliki
karakter yang bebas dan aktif berupaya untuk menjadi dirinya sendiri. Oleh karena itu,
individualitas menjadikan bahwa manusia akan dapat dididik.
4) Prinsip Sosialitas
Pendidikan berlangsung dalam interaksi antar pendidik dan peserta didik. Melalui
interaksi tersebut pengaruh pendidikan disampaikan pendidik dan diterima peserta
dididik. Hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, mereka hidup bersama dalam
bermasyarakat. Dalam kehidupan bersama ini akan terjadi huhungan timbal balik di
mana setiap individu akan menerima pengaruh dari individu yang lainnya. Sebab itu,
sosialitas menjadikan bahwa manusia akan dapat dididik.
5) Prinsip Moralitas
Pendidikan dilaksanakan berdasarkan sistem norma-norma dan nilai yang berlaku
dimasyarakat. Di samping itu, pendidikan bertujuan agar manusia mempunyai akhlak
yang mulia dan berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku
dimasyarakat.Manusia mampu membedakan yang baik dan yang buruk. Oleh sebab itu,
dimensi moralitas menjadikan bahwa manusia akan dapat dididik.
6) Prinsip Keberagamaan/religiusitas
Umat beragama selalu meyakini bahwa semua yang ada di alam semesta ini
adalah diciptakan Tuhan Yang Maha Esa. Agama yang diyakini seseorang, akan
menjadi suatu acuan berfikir dan berbuat yang sesuai dengan hukum-hukum agama, dan
ini menuntun, mengembangkan seluruh proses kehidupan manusia dan aspek sosial
serta moral dalam kehidupan di masyarakatnya. Atas dasar tersebut, jelas kiranya bahwa
manusia akan dapatdididik.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Karena
dibelahan bumi manapun yang terdapat adanya kehidupan pasti akan terjadi proses
pendidikan, sehingga pendidikan itu sendiri tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan kita.
Pendidikan merupakan suatu keharusan, karena pada hakikatnya manusia dilahirkan dengan
keadaan tidak berdaya karena ia membutuhkan bantuan orang lain belum bisa melakukan
segala sesuatunya sendiri.
1. Pendidik
3. Alat pendidikan
4. Waktu pelaksanaan
5. Aspek tujuan
6. Aspek lingkungan
3.2 SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat mudah – mudahan apa yang saya paparkan bisa
menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk lebih mengenal dunia
kewirausahaaan .Kami menyadari apa yang kami paparkan dalam makalah ini tentu masih
belum sesuai apa yang di harapkan,untuk itu kami berharap masukan yang lebih banyak lagi
dari guru pembimbing dan teman – teman semua.
DAFTAR PUSTAKA