PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1 2020/2021 1. Pengertian komunikasi dalam keperawatan ajal dan paliatif Komunikasi bisa didefinisikan sebagai pembagian informasi secara sukarela dan sengaja antara dua orang atau lebih dalam upaya menyampaikan dan menerima pesan. Komunikasi memainkan peran vital dalam pelayanan akhir kehidupan pasien. Komunikasi terapeutik diperlukan perawat, pasien dan keluarganya dalam pelayanan dan paliatif dalam memberikan informasi dan memenuhi kebutuhan pasien. Menurut WHO, perawatan paliatif adalah pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarganya dalam menghadapi masalah terkait penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan dan pengehentian penderitaan dengan identifikasi dini, penilaian, dan perawatan yang optimal dari rasa sakit dan masalah lainnya, fisik, psikososial dan spiritual. Perawatan paliatif merupakan perawatan total yang dilakukan secara aktif terutama pada pasien yang menderita penyakit yang membatasi hidup, dan keluarga pasien yang dilakukan oleh tim secara interdisiplin, dimana penyakit pasien tersebut sudah tidak dapat lagi berespon terhadap pengobatan atau pasien yang mendapatkan intervensi untuk memperpanjang masa hidup. Perawatan paliatif merupakan pelayanan yang mencakup; a. Pelayanan berfokus pada kebutuhan pasien bukan pelayanan berfokus pada penyakit. b. Menerima kematian namun juga tetap berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup. c. Pelayanan yang membangun kerjasama antara pasien dan petugas kesehatan serta keluarga pasien. d. Berfokus pada proses penyembuhan bukan pada pengobatan. 2 Teknik menyampaikan berita buruk Terdapat enam langkah dalam menyampaikan berita buruk: a. Melakukan persiapan 1) Persiapkan diri dengan informasi klinis yang relevan dengan berita yang akan disampaikan. Idealnya data rekam medis pasien, hasil laboratorium atau pun pemeriksaan penunjang ada saat percakapan. Persiapkan juga pengetahuan dasar tentang prognosis atau pun terapi pilihan terkait penyakit pasien? 2) Aturlah waktu yang memadai dengan lokasi yang privat dan nyaman. Pastikan bahwa selama percakapan tidak ada gangguan dari staf medis lain atau pun dering telepon? b. Menanyakan apa yang pasien tahu tentang penyakitnya Mulailah diskusi dengan menanyakan apakah pasien tahu bahwa dirinya sakit parah, atau apakah pasien mempunyai pengetahuan tentang penyakitnya tersebut.. Contoh pertanyaan yang dapat diajukan: 1) Apa yang Anda ketahui tentang sakit Anda? 2) Bagaimana Anda menggambarkan kondisi kesehatan Anda saat ini? c. Menanyakan seberapa besar keinginan tahu pasien tentang penyakitnya Tahap selanjutnya adalah mencari tahu seberapa besar keinginan tahu pasien, orang tua (jika pasien anak) atau keluarga. Penerimaan informasi setiap orang dapat berbeda tergantung suku, agama, ras, sosial dan budaya masing-masing. Pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengetahui berapa besar keinginan tahu pasien dapat berupa: 1) Jika kondisi ini mengarah pada suatu hal yang serius, apakah Anda ingin mengetahui lebih lanjut? 2) Apakah Anda ingin saya menerangkan dengan lebih rinci mengenai kondisi Anda? Jika tidak, apakah Anda ingin saya menyampaikannya pada seseorang? d. Menyampaikan berita Sampaikan berita buruk dengan kalimat yang jelas, jujur, sensitif dan penuh empati. Hindari penyampaikan seluruh informasi dalam satu kesempatan. Sampaikan informasi, kemudian berikan jeda. Gunakan kata-kata sederhana yang mudah dipahami. Hindari katakata manis (eufemisme) ataupun istilah-istilah kedokteran. Lebih baik gunakan kata yang jelas seperti meninggal atau kanker. Lebih baik gunakan kalimat Maafkan saya harus menyampaikan pada Anda mengenai hal ini. Beberapa kalimat lain yang dapat dipilih untuk menyampaikan berita buruk: 1) Saya khawatir berita ini tidak baik, hasil biopsi menunjukkan Anda terkena kanker leher Rahim? 2) Saya merasa tidak enak menyampaikannya, bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dan USG bayi yang Anda kandung sudah meninggal? e. Memberikan respon terhadap perasaan pasien Setelah berita buruk disampaikan sebaiknya petugas medis diam untuk memberi jeda. Beri waktu pasien atau keluarga untuk bereaksi. Respon pasien dan keluarga dalam menghadapi berita buruk beragam. 1) Saya dapat merasakan bahwa ini merupakan situasi yang sulit? 2) Anda terlihat sangat marah. Dapatkan Anda ceritakan apa yang Anda rasakan? f. Merencanakan tindak lanjut Buatlah rencana untuk langkah selanjutnya, ini bisa berupa: 1) Pemeriksaan lanjut untuk mengumpulkan tambahan informasi? 2) Pengobatan gejala-gejala yang ada? g. Mengkomunikasikan Prognosis Pasien sering menanyakan mengenai prognosis, tentang bagaimana perjalanan penyakit mereka ke depannya. 1) Apa yang Anda harapkan akan terjadi? 2) Apa pengalaman yang Anda punyai tentang seseorang dengan penyakit seperti ini? 3 Prinsip komunikasi dalam perawatan paliatif Menurut kementrian kesehatan RI (KEMENKES, 2018) pada saat berkomunikasi dengan klien tidak sadar, hal-hal berikut perlu di perhatikan, yaitu. a. Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal di dekat klien, karwna ada keyakinan bahwa organ pendengaran merupakan organ terkahir yang mengalami penurunan penerimaan, rangsangan pada klien yang tidak sadar seringkali dapat mendengar suara dari lingkungan walaupun klien tidak mapu merespon suara sama seklai. b. Ambil asumsi bahwa klien dapat mendegar pembicaraan perawat. Usahakan mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan memperhatikan materi ucapan yang perawat sampaikan dekat klien. c. Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien sentuhan di yakini dapat menjadi salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan penurunan kesadaran. d. Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu klien focus terhadap komunikasi yang perawat lakukan. DAFTAR PUSTAKA Minanton, dkk, 2019. Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kanker Dan Paliatif Kajian Literatur. Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung. 31:48
Tri Wahyuliati, 2016. Ketrampilan Komunikasi – Menyampaikan Berita Buruk
(Skills of Communication – Breaking Bad News). 1:8