Anda di halaman 1dari 6

POST TEST PJJ THT (1-3) 15 JUNI – 21 JUNI 2020

Minggu, 21 Juni 2020

NAMA:
NIM:

PETUNJUK:

I. Tulis “B” jika BENAR dan “S” jika SALAH untuk seluruh opsi
pernyataan pada soal no. 1 - 10!
II. Tulis jawaban menggunakan huruf BESAR untuk menjawab soal no.
11!

ADRIAN
1. Nervus fasialis di tulang temporal:
A. Cabang pertama pada tulang temporal adalah segmen labirin.
B. Keluar dari tulang temporal melalui foramen stylomastoideus.
C. Menyebabkan parese fasialis dengan onset kejadian akut pada OMA.
D. Bisa timbul parese fasialis pada OMK akibat kolesteatoma.
E. Jika fasialis parese disertai bula pada DT, kemungkinan diagnosis
miringitis bulosa.
2. Perforasi Membran Timpani:
A. Pasca trauma akan mengenai pars tensa.
B. Jika disertai otalgia pasca trauma maka otalgia akan persisten.
C. Tepi perforasi pasca trauma tampak tidak rata pada otoskopi.
D. Dapat dikoreksi dengan prosedur timpanoplasti tipe I.
E. Bekuan darah yang terjadi pasca trauma dapat dibersihkan dengan
irigasi telinga.
3. Miringitis Bulosa Hemoragika:
A. Gejala klinis otalgia unilateral disertai infeksi saluran nafas atas.
B. Pada otoskopi tampak bula pada MT.
C. Bula dapat dijumpai pada LT.
D. Dapat di-DD dengan OMA dan HZO.
E. Jika timpanogram tipe B menunjukkan keterlibatan telinga tengah.
4. Aerotitis media (barotrauma):
A. Ketika terbang terjadi pada saat take off.
B. Saat menyelam terjadi ketika turun dari permukaan.
C. Dapat menyebabkan ruptur oval window.
D. Gejala klinis pertama yang muncul adalah rasa penuh pada telinga.
E. Gejala klinis yang timbul bisa makin berat jika terdapat obstruksi
mekanis pada hidung.
5. Presbiakusis:
A. Tipe sensori dikarakteristikkan dengan adanya atropi organ Corti pada
bagian basal koklea.
B. Dijumpai penurunan frekuensi pendengaran pada frekuensi tinggi
pada salah satu telinga.
C. Tipe gangguan pendengaran adalah sensorineural.
D. Fungsi telinga tengah berperan penting dalam timbulnya presbiakusis.

1
E. Alat Bantu Mendengar (ABM) dapat dipasang jika skor diskriminasi
tutur meningkat seiring dengan peningkatan intensitas bunyi.
6. Septum deviasi:
A. Disebabkan karena trauma jalan lahir.
B. Lebih sering disebabkan karena riwayat trauma ketika dewasa.
C. Deviasi berbentuk taji sering menimbulkan keluhan mimisan.
D. Menimbulkan konka hipertropi pada sisi hidung unilateral.
E. Terapi bedah akan mempertahankan septum tetap di garis tengah
hidung.
7. Epistaksis:
A. Tekanan atmosfer dan kelembaban rendah akan meningkatkan
insiden.
B. Etiologi sistemik tersering pada orangtua adalah hipertensi.
C. Pleksus Kiesselbach terletak pada fossa pterigopalatina.
D. Perdarahan dapat dihentikan dengan melakukan kauterisasi pada
sumber perdarahan atau pemasangan tampon anterior hidung.
E. Prinsip pemasangan tampon Bellocque adalah menutup nares anterior
dan posterior serta kavum nasi untuk menghentikan perdarahan yang
massif.
8. Celah brankial kepala leher:
A. Terdiri dari 5 arkus dan akan teresorbsi kecuali celah pertama.
B. Meatus akustikus eksternus terbentuk dari celah pertama.
C. Fistula preaurikular kongenital merupakan bentuk kegagalan
obliterasi ujung ventral celah kedua.
D. Nervus fasialis merupakan nervus pada arkus II.
E. Kista servikal terbentuk dari sinus servikal yang tidak teresorbsi.
9. Laringitis kronik:
A. Bakteri tahan asam dapat menjadi penyebab non spesifik.
B. Rinosinusitis dapat menjadi penyebab non spesifik.
C. Gejala klinis termasuk nyeri pada saat berbicara.
D. Pada laringoskopi indirek laringitis TB akan tampak ulserasi pada 1/3
posterior glotis.
E. Terapi termasuk vocal arrest.
10. Polip hidung:
A. Termasuk tumor jinak rongga hidung.
B. Memberikan gejala klinis hidung buntu.
C. Juga merupakan proses akhir rinosinusitis.
D. Polip yang terbatas pada meatus nasi media termasuk grade I menurut
kriteria Lund Mckay.
E. Topikal steroid merupakan terapi medikamentosa pilihan.

11. Jelaskan secara detil cara membersihkan sekret liang telinga kanan pada
perempuan 20tahun dengan KU otore!

2
IMELDA

1. Sindrom Ramsay Hunt:


A. Berhubungan dengan virus herpes varicella zoster.
B. Dapat melibatkan nervus V, VII, VIII dan XII.
C. Pada inspeksi DT tampak hiperemis sebelum timbul vesikel.
D. Vesikel terbanyak ditemukan pada LT.
E. Pemberian antivirus bersifat memperpendek durasi gejala klinis.
2. Perikondritis:
A. Mikroorganisme penyebab paling sering Pseudomonas aeruginosa.
B. Sering dijumpai pada petinju atau pegulat.
C. Terkumpulnya darah pada ruang subperikondrium daun telinga.
D. Terapi dengan insisi dan drainase darah.
E. Komplikasi terjadi karena melibatkan nekrosis tulang rawan.
3. Otitis Media Akut:
A. Perjalanan penyakit tergantung pada derajat pneumatisasi mastoid.
B. MT bulging pada stadium eksudasi.
C. Fasialis parese terjadi karena dehisensi kanalis fasialis.
D. Jika infeksi melibatkan korteks mastoid akan timbul abses
subperiosteal.
E. Miringitomi dapat dilakukan pada stadium eksudasi.
4. Otitis Media Kronik:
A. Pada OMK dengan perforasi pars tensa terjadi peningkatan jumlah sel
goblet pada telinga tengah.
B. Pada OMK skuamosa ditemukan perforasi MT pada pars flaksida.
C. Komplikasi intrakranial dapat terjadi pada OMK aktif dengan atau
tanpa melibatkan kolesteatoma.
D. Disebut OMK aktif bila otore menjadi KU pasien dengan riwayat
perforasi MT.
E. Tatalaksana OMK skuamosa adalah radikal mastoidektomi.
5. BPPV:
A. Vertigo terjadi karena lepasnya otokonia pada labirin membran
menuju duktus kanalis semisirkularis (KSS) akibat perubahan posisi
kepala terhadap gravitasi.
B. Vertigo dan nistagmus timbul pada KSS kontralateral.
C. Nistagmus vertikal jika otokonia berada pada kanalis semisirkularis
(KSS) lateral.
D. Durasi serangan vertigo lama dan masa recovery dalam beberapa jam.
E. Gangguan keseimbangan tanpa gangguan pendengaran.
6. Rinitis akut:
A. Penyebab terbanyak adalah coronavirus.
B. Dimulai dari stadium prodromal, stadium sekresi hingga recovery.
C. Pada rinoskopi anterior tampak mukosa kavum nasi merah muda dan
sekret serosa.
D. Pada anak sering menimbulkan komplikasi otitis media.
E. Pemberian tetes hidung sebaiknya dihindarkan.
7. Rinosinusitis kronik:
A. Dapat disertai dengan polip hidung yang dapat memblok ostium sinus.
B. Dijumpai nyeri tekan pada sinus yang terkena.

3
C. Hidung buntu, rinore dan gangguan penghidu dikategorikan sebagai
gejala mayor.
D. Terapi utama adalah pembedahan.
E. Sinus frontalis merupakan sinus yang paling sering terkena.
8. Faringitis kronik:
A. Bentuk yang spesifik disebabkan bakteri tertentu.
B. Refluks asam lambung dapat menjadi penyebab pada non spesifik.
C. Jika merupakan infeksi sekunder dari sifilis akan tampak ulkus mukosa
pada faring dan palatum disertai tanda-tanda akut.
D. Terapi efektif termasuk pemakaian obat kumur.
E. Dapat di-DD dengan proses keganasan.
9. Laringitis akut:
A. Merupakan komplikasi rinitis akut.
B. Keluhan utama suara serak.
C. Demam dapat dijumpai.
D. Pada anak bisa disertai stridor.
E. Dapat di-DD dengan aspirasi benda asing.
10. Angiofibroma nasofaring juvenile:
A. Berasal dari foramen sfenopalatina dan dapat meluas hingga fossa
infratemporal.
B. Terdiri dari pembuluh darah yang reguler dan berproliferasi dalam
stroma fibrosa.
C. Pada pemeriksaan orofaring palatum mole bisa tampak lebih rendah.
D. CT scan nasofaring dengan kontras dapat membantu menegakkan
diagnosis.
E. Dapat disertai rinosinusitis.

11. Jelaskan secara detil cara mengeluarkan benda asing berupa manik-manik
dari hidung anak berusia 4 tahun!

4
MUDITA

1. Benda asing di telinga:


A. Sering tersangkut pada sinus meatus.
B. Benda asing berupa peluru mainan diambil memakai pinset bayonet.
C. Benda asing hidup dimatikan menggunakan minyak sebelum
dikeluarkan.
D. Benda asing kapas diambil menggunakan pinset bayonet.
E. Benda asing batu baterai diambil menggunakan pinset bayonet.
2. Perikondritis:
A. Inflamasi pada perikondrium daun telinga.
B. Perjalanan penyakit dimulai dari lapisan kulit daun telinga.
C. Bisa terjadi akibat menindik telinga tinggi.
D. Pada palpasi dijumpai nyeri tarik DT.
E. Terjadi akumulasi darah pada ruang perikondrium daun telinga.
3. Otitis Media Akut:
A. Terjadi pada kavum timpani dengan keterlibatan rongga mastoid.
B. Dapat menimbulkan kejang demam pada pasien bayi.
C. Dapat menimbulkan komplikasi intrakranial karena penyebaran
infeksi melalui dinding anterior kavum timpani.
D. Menyebabkan high frequency SNHL.
E. Tatalaksana stadium supurasi termasuk miringotomi.
4. Otitis Media Kronik:
A. Inflamasi telinga tengah pada MT yang intak.
B. Pada otoskopi tampak perforasi pada MT.
C. Dapat rekuren karena adanya infeksi dari nasofaring yang berulang.
D. Otalgia merupakan gejala klinis paling sering pada OMK skuamosa.
E. OMK mukosa merupakan OMK tipe aman.
5. Meniere:
A. Terjadi akibat potensial listrik negatif pada koklea karena kekakuan
dan peregangan membran basilaris.
B. Dijumpai nistagmus horizontal ketika serangan.
C. Dijumpai dilatasi skala vestibuli.
D. Terapi bedah bertujuan untuk menghilangkan vertigo.
E. Fungsi pendengaran juga hilang pada telinga yang mengalami
pembedahan.
6. Vestibulitis nasi:
A. Merupakan infeksi streptokokus yang terjadi pada folikel rambut
vestibulum hidung.
B. Memberikan gejala klinis hidung buntu.
C. Sering terjadi pada orang yang suka mencabut bulu hidung.
D. Pada rinoskopi anterior tampak edema dan hiperemis pada vestibulum
hidung unilateral yang disertai nyeri tekan.
E. Komplikasi dapat terjadi karena emboli udara melalui vena oftalmika.
7. Rinitis alergi:
A. Berhubungan dengan asma dan eksim.
B. Kebocoran histamin dari sel endotel hidung melalui ikatan pembuluh
darah hidung yang longgar.
C. Faktor pemicu umumnya alergen inhalan.

5
D. Topikal vasokonstriktor dapat diberikan untuk menghilangkan gejala
hidung buntu.
E. Steroid topikal berperan dalam mengurangi reaksi hipersensitifitas.
8. Abses peritonsil:
A. Terkumpulnya nanah antara kapsul fibrosa tonsil dan m. konstriktor
faring superior.
B. Gejala klinis termasuk hipersalivasi.
C. Trismus terjadi karena iritasi m. konstriktor faring superior.
D. Tanda klinis tampak tonsil membesar dan hiperemis.
E. Jika terjadi bilateral di DD dengan infeksi mononukleosis.
9. Faringitis akut:
A. Dapat terjadi karena sekret hidung yang mengiritasi mukosa faring.
B. Etiologi diduga rinovirus jika disertai konjungtivitis.
C. Faring tampak eritema dengan lateral band yang terlihat nyata.
D. Curiga difteri jika tampak membran tipis berwarna kuning kotor.
E. Nyeri menelan disertai tanda gagal nafas merupakan indikasi rawat
inap.
10. Karsinoma nasofaring:
A. Batas bawah nasofaring adalah arkus palatofaring.
B. Gejala dini telinga berdenging.
C. Imunoserologi IgG anti EA dan IgG anti VCA untuk EBV.
D. Nasofaringoskopi dilakukan untuk melihat massa.
E. Diagnosis pasti berdasarkan histopatologi.

11. Jelaskan secara detil cara melakukan otoskopi MT kiri!

Anda mungkin juga menyukai