Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PAHAT BUBUT

Dosen Pembimbing :
Drs. Syaripuddin, M. Pd

Disusun Oleh :
Dendy Akbar Kurniawan
1502619072

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Proses Pemesinan ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari bapak Drs. Syaripuddin, M. Pd pada mata kuliah Proses Pemesinan

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs.
Syaripuddin, M. Pd selaku dosen mata kuliah Proses Pemesinan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan sumber yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dapat membantu kesempurnaan tugas ini.

Jakarta, 30 Mei 2021

Dendy Akbar Kurniawan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 1
BAB II ...................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Pahat Bubut ............................................................................................... 2
2.2 Material Pahat Bubut ................................................................................................... 2
2.3 Macam – Macam Pahat dan Fungsinya ...................................................................... 7
2.4 Geometris Sudut Pahat Bubut ................................................................................... 10
2.5 Nose Pahat ................................................................................................................... 14
BAB III................................................................................................................................... 15
PENUTUP .............................................................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 15
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pahat bubut merupakan salah satu alat potong yang sangat
diperlukan pada proses pembubutan, karena pahat bubut dengan berbagai
jenisnya dapat membuat benda kerja dengan berbagai bentuk sesuai tututan
pekerjaan misalanya, dapat digunakan untuk membubut permukaan/facing, rata,
bertingkat, alur, champer, tirus, memperbesar lubang, ulir dan memotong.

Kemampuan atau performa pahat bubut dalam melakukan pemotongan


sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, jenis bahan/ material
yang digunakan, geometris pahat bubut, sudut potong pahat bubut dan
bagaimana apakah teknik penggunaanya sudah sesuai petunjuk dalam katalog.
Apabila beberapa faktor tersebut diatas dapat terpenuhi berdasarkan standar yang
telah ditentukan, maka pahat bubut akan maksimal kemampuannya/ performanya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pahat bubut ?
2. Apa saja material atau bahan yang terdapat pada pahat ?
3. Apa saja macam – macam dan fungsi dari pahat bubut ?
4. Bagaimana sudut dari pahat bubut ?
5. Apa itu nose pahat?

1.3 Tujuan
• Untuk mengetahui pengertian pahat bubut dan sudut dari pahat bubut
• Untuk mengetahui apa itu nose pahat dan material apa saja yang terdapat pada
pahat bubut
• Untuk mengetahui macam – macam pahat bubut beserta fungsinya

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pahat Bubut
Pahat bubut merupakan salah satu alat potong yang sangat
diperlukan pada proses pembubutan, karena pahat bubut dengan berbagai
jenisnya dapat membuat benda kerja dengan berbagai bentuk sesuai tuntutan
pekerjaan misalanya, dapat digunakan untuk membubut permukaan/facing, rata,
bertingkat, alur, champer, tirus, memperbesar lubang, ulir dan memotong. Pahat
bubut adalah penyayat yang digunakan pada mesin bubut. benda kerja bergerak
berputar, disayat dengan pahat yang dapat digerakkan kekiri, kekanan,atau kedepan
sesuai dengan gerakkan penyayatan yang diperlukan.

Kemampuan atau performa pahat bubut dalam melakukan pemotongan


sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, jenis bahan/ material
yang digunakan, geometris pahat bubut, sudut potong pahat bubut dan
bagaimana apakah teknik penggunaanya sudah sesuai petunjuk dalam katalog.
Apabila beberapa faktor tersebut diatas dapat terpenuhi berdasarkan standar yang
telah ditentukan, maka pahat bubut akan maksimal kemampuannya/ performanya.
Setiap pabrik pembuat pahat bubut biasanya pada buku katalognya selalu
mencantumkan spesifikasi dan klasifikasi produk buatannya, diantaranya
mencantumkan kode standar yang digunakan misalnya dengan standar ISO 513.

2.2 Material Pahat Bubut


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini begitu pesat terutama
dalam industri manufaktur/ permesinan, sehingga sudah banyak diciptakan variasi
jenis dan sifat material, baik untuk alat potong pahat bubut atau bahan/rowmaterial.
Pada awalnya manusia hanya mampu membuat alat potong pahat bubut dari jenis
baja karbon, kemudian ditemukan unsur atau paduan yang lebih keras sampai
ditemukannya material alat potong pahat bubut yang paling keras yaitudiamond.
Unsur-unsur yang berpengaruh terhadap performa alat potong/ pahat bubut

2
diantaranya:Tungsten/Wolfram,Chromium(Cr),Vanadium(V),Molybdenum(Mo)danC
obalt(Co).

Sifat yang diperlukan untuk sebuah alat potong tidak hanya kerasnya saja, akan
tetapi masih ada sifat lain yang diperlukan untuk membuat suatu alat potong
memilkiperforma yang baik misalnya, bagaimana ketahanan terhadap gesekan,
ketahanan terhadap panas, ketahanan terhadap benturan, dll. Macam-macam pahat
bubut dilihat dari jenis material/ bahan yang digunakanmeliputi: Baja karbon, Baja
kecepatan`tinggi/HighSpeedSteels(HSS),Paduan`cornonferro(castnonferrousalloys;ca
stcarbides),Karbida (cementedcarbides;hardmetals), Keramik (ceramics), CBN
(cubicboronnitrides), dan Intan (sintereddiamonds&naturaldiamond).

a) Baja Karbon
Yang termasuk dalam kelompok baja karbon adalah High Carbon Steel (HCS) dan
Carbon Tool Steels (CTS). Baja jenis ini menggandung karbon yang relative tinggi
(0,7% –1,4% C) dengan prosentasi unsur lain relatif rendah yaitu Mn, W dan Cr
masing-masing 2% sehingga mampu memiliki kekerasan permukaan yang cukup
tinggi. Dengan proses perlakuan panas pada suhutertentu, strukur bahan akan
bertransformasi menjadi martensit dengan hasil kekerasan antara 500 ÷ 1000 HV.
Karenamertensitikakan melunak pada temperature sekitar 250ºC, maka baja karbon
jenis ini hanya dapat digunakan pada kecepatan potong yang rendah (10 m/menit) dan
hanya dapat digunakan untuk memotong logam yang lunak atau kayu.

b) Baja Kecepatan Tinggi/High Speed Steel (HSS)


Pada sekitar tahun 1898, ditemukan jenis baja paduan tinggi
dengan unsur paduanCrome(Cr)danTungsten/Wolframdengan melalui proses
penuangan (moltenmetallurgy) selanjutnya dilakukan pengerolan atau penempaan
dibentuk menjadi batang segiempat atau silinder. Pada kondisi masih bahan
(rawmaterial), baja tersebut diproses secara pemesinan menjadi berbagai
bentuk pahat bubut. Setelah proses perlakukan panas dilaksanakan,

3
kekerasannya akan menjadi cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk
kecepatan potong yang tinggi yaitu sampai dengan tiga kali kecepatan potong
pahat CTS. Baja Kecepatan Tinggi (HighSpeedSteel–HSS) apabila dilihat dari
komposisinya dapat dibagai menjadi dua yaitu, Baja Kecepatan Tinggi
(HighSpeedSteel–HSS) Konvensional dan Baja Kecepatan Tinggi (HighSpeedSteel–
HSS) Spesial.
HSS Konvensional: Baja Kecepatan Tinggi (HSS) Konvesional, terbagi menjadi
dua yaitu:

• Molibdenum HSS
• Tungsten HSS

HSS Spesial: Baja Kecepatan Tinggi Konvesional (HSS) Spesial, terbagi menjadi enam
yaitu:–

• Cobalt Added HSS


• High Vanadium HSS
• High Hardess Co HSS
• Cast HSS
• PowderedHSS
• CoatedHSS

c) Karbida
Jenis karbida yang “disemen” (CementedCarbides) merupakan bahan pahat
yang dibuat dengan cara menyinter (sintering) serbuk karbida (Nitrida,Oksida)
dengan bahan pengikat yang umumnya dariCobalt(Co). Dengan
caraCarburizingmasing-masing bahan dasar
(serbuk)Tungsten(Wolfram,W)Tintanium(Ti),Tantalum(Ta)dibuat menjadi karbida
yang kemudian digiling (ballmill) dan disaring. Salah satu atau campuaran serbuk

4
karbida tersebut kemudian di campur dengan bahan pengikat (Co) dan dicetak tekan
dengan memakai bahan pelumas (lilin).

Setelah itu dilakukan presintering (1000º C) pemanasan mula untuk


menguapkan bahan pelumas dan kemudian sintering (1600º C) sehingga
bentukkeeping(sisipan) sebagai hasil proses cetak tekan (Coldatau HIP) akan
menyusut menjadi sekitar 80% dari volume semula. Hot Hardness karbida yang
disemen (diikat) ini hanya akan menurun bila terjadi pelunakan elemen pengikat.
Semakin besar prosentase pengikat Co maka kekerasannya menurun dan
sebaliknya keuletannya membaik.

Ada tiga jenis utama pahat karbida sisipan, yaitu:

• Karbida Tungsten: Karbida tungsten merupakan jenis pahat karbida untuk


memotong besi tuang.Karbida
• Tungsten Paduan: Karbida tungsten paduan merupakan jenis karbida untuk
pememotongan baja.
• Karbida lapis: Karbida lapis yang merupakan jenis karbida tungsten
yang di lapis (satu atau beberapa lapisan) karbida, nitride, atau oksida
lain yang lebih rapuh tetapi ketahanan terhadap panasnya (hothardness)
tinggi.

d) Keramik (Ceramics)
Keramik menurut definisi yang sempit adalah material paduan metalik dan
nonmetalik. Sedangkan menurut definisi yang luas adalah semua material selain
metal atau material organik, yang mencakup juga berbagai jenis karbida, nitride,
oksida, boride dan silicon serta karbon.

Keramik secara garis besar dapat di bedakan menjadi dua jenis yaitu:

• Keramik tradisional : Keramik tradisional yang merupakan barang pecah belah


peralatan rumah tangga

5
• Keramik industry : Keramik industry digunakan untuk berbagai untuk berbagai
keperluan sebagai komponen dari peralatan, mesin dan perkakas termasuk
perkakas potong atau pahat. Keramik mempunyai karakteristik yang lain
daripada metal atau polimer (plastik, karet). karena perbedaan ikatan atom-
atomnya, ikatannya dapat berupaikatan kovalen, ionic, gabungan kovalen
& ionic, ataupaun sekunder.
Selain sebagai perkakas potong, beberapa contoh jenis keramik
adalah sebagai berikut :Kertamik tradisional (dari ubin sampai dengan keramik
untuk menambal gigi), Gelas (gelas optic, lensa, serat). Bahan tahan api (bata
pelindung tandur/ tungku), Keramik oksida (pahat potong, isolator, besi,
lempengan untuk mikroelektronik dan kapasitor), Karemik oksida
paduan•Karbida, nitride, boride dan silica, dan Karbon.
e) Cubic Boron Nitride (CBN)
Cubic Boron Nitride (CBN) termasuk jenis keramik. Dibuat dengan penekanan
panas (HIP, 60 kbar, 1500ºC) sehingga bentuk grafit putih nitride boron dengan
strukrur atom heksagonal berubah menjadi struktur kubik. Pahat sisipan CBN
dapat dibuat dengan menyinter serbuk BN tanpa atau dengan material pengikat,
TiN atau Co. Ketahanan panas (Hothardness) CBN ini sangat tinggi bila
dibandingkan dengan jenis pahat yang lain.
f) Intan
Sintered diamond merupakan hasil proses sintering serbuk intan tiruan dengan
pengikat Co (5% –10%). Tahan panas (Hothardness) sangat tinggi dan tahan terhadap
deformasi plastic. Sifat ini ditentukan oleh besar butir intan serta prosentase dan
komposisi material pengikat. Karena intan pada temperature tinggi akan berubah
menjadi graphit dan mudah ter-difusi dengan atom besi, maka pahat intan tidak
dapat di gunakan untuk memotong bahan yang mengadung besi (ferros). Cocok
untuk ultra high precision & mirror finish cutting bagi benda kerja non ferro (Al Alloys,
Cu Alloys, Plastics dan Rubber).

6
2.3 Macam – Macam Pahat dan Fungsinya
Pahat bubut memiliki berbgai macam jenis tergantung dari klasifikasinya.
Berikut jenis jenis pahat bubut yang dilihat dari segi masing-masing.

1. Berdasarkan Letak Penyayatan

➢ Pahat Bubut Dalam

Yaitu proses pembubutan benda kerja pada bidang bagian dalam. Pembubutan jenis
ini banyak digunakan untuk keperluan memperbesar diameter lubang pada benda kerja.
Tingkat kesulitan dalam roses pembubutan pahat dalam membutuhkan ketelitian dan
kehati hatian karena proses penyayatan tidak dapat dilihat dan diamati dengan jelas
oleh operator.

➢ Pahat Bubut Luar

Yaitu proses pembubutan benda kerja pada bidang luar. Pahat bubut luar memiliki
tingkat kesulitan yang lebih ringan dibandingkan pahat bubut dalam.

2. Berdasarkan Keperluan Pekerjaan

➢ Pahat Kasar / Roughing

Selama diperlukan untuk proses pemesinan yang kasar, pahat harus memotong
benda kerja dalam waktu sesingkat mungkin. Kemudian gunakan pahat kasar /
roughing yangmana konstruksinya dibuat kuat.

➢ Pahat Halus / Finishing

Jika Anda ingin permukaan yang halus, pahat finishing harus digunakan. Terdapat
dua macam pahat finishing yang bisa digunakan, yaitu pahat finishing titik dan pahat
finishing datar.

7
Pahat finishing datar mempunyai sisi potong rata, sedangkan pahat finishing
titik mempunyai sisi potong bulat.

3. Menurut Letak Sisi Potongnya

➢ Pahat Kiri

Pahat kiri adalah pahat yang ujungnya menghadap ke kiri, sedangkan ujung potong
menghadap kita. Proses pembubutan pahat kiri difungsikan untu mengerjakan benda
kerja dari arah kiri ke kanan.

➢ Pahat Kanan

Pahat kanan adalah pahat yang memiliki ujung potong menghadap ke kanan saat
ujung potong menghadap kita. Kegunaannya untuk mengerjakan benda kerja dari
kanan ke kiri, atau kearah head tetap / chuck.

4. Berdasarkan Fungsinya

➢ Pahat Rata

Jenis bubut ini digunakan untuk membalik permukaan datar pada bidang
longitudinal. Proses pengerjaannya yaitu dengan memindahkan posisi pahat dari ujung
luar benda kerja menuju ke arah chuck atau lawannya tergantung apakah itu pahat
kanan atau kiri.

➢ Pahat Sisi / Muka

Mesin bubut jenis ini digunakan untuk membalik permukaan benda kerja. Sistem
kerjanya adalah memindahkan dari tengah benda kerja ke arah luar atau sebaliknya
tergantung dari arah putarannya.

8
➢ Pahat Potong

Pahat jenis ini dikhususkan dalam memotong benda kerja dengan panjang tertentu.

➢ Pahat Alur

Jenis pahat alur biasanya dipakai dalam membentuk profil alur pada permukaan
benda kerja. Bentuknya tergantung alur pahat yang digunakan.

➢ Pahat Champer

Pahat jenis ini digunakan untuk menchamper ujung permukaan benda kerja. Sudut
sampanye umumnya 45º

➢ Pahat Ulir

Jenis Pahat Ulir ini biasanya digunakan dalam pembuatan ulir pada permukaan
benda kerja baik untuk pekerjaan ulir dalam ataupun ulir luar.

5. Inserts Tips / Pahat Bubut Sisipan

Sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pekerjaan lapangan, ujung sisipan


sambungan dikuatkan dan dikencangkan / disekrup.

➢ Inserts Tips Pengikatan Dibrasing

Pada inserts tips pengikatan dibrasing, dibuat hanya di ujung pahat mesin bubut
sisipan, kemudian diikatkan menggunakan cara diikat dengan kuningan / dibrassing
pada ujung badan.

9
➢ Inserts Tips Pengikatan Diklem / Dibaut

Sisipan Pahat Bubut (Ujung Sisipan) dikunci / disekrup, sambungan dibuat dengan
sisipan penjepit / sisipan pahat yang disekrup ke dudukannya. Contoh berbagai alat
untuk pemasangan sisipan yang dipasang / dibaut pada braket untuk memutar bidang
luar dan dipasang pada braket untuk memutar bidang

2.4 Geometris Sudut Pahat Bubut


Jenis jenis sudut geometris yang terdapat pada pahat bubut diantaranya adalah:

1. Side cutting edge angle / sudut potong samping


2. Front cutting edge angle / sudut potong depan
3. Rake angle / sudut tatal
4. Side clearance angle / sudut bebas sisi
5. Front clearance angle / sudut bebes depan
Ukuran sudut potong dan sudut-sudut kebebasan pahat tergantung dari faktor jenis
material yang akan dilakukan proses pembubutan, karena hal itu akan sangat
berpengaruh sekali terhadap hasil pemebubutan dan kemampuan pahat.

Dibawah ini dijelaskan tentang berapa besarnya sudut potong dan sudut kebebasan
untuk mesin bubut tipe HSS.

10
1. Sudut Pahat Bubut Rata

Untuk proses pembubutan rata pada benda kerja yang terbuat dari baja ringan (mild
steel), mesin bubut pipih memiliki sudut potong dan kebebasan sebagai berikut:

Geometris Sudut / Derajat

Sudut potong samping 80º

Sudut potong depan 12º ÷ 15º

Sudut tatal 12º ÷ 20º

Sudut bebas samping 10º ÷ 13º

Sudut bebes depan 8º ÷ 10º

2. Sudut Pahat Bubut Muka / Facing

Untuk proses pembubutan muka/ facing pada benda kerja dari bahan/ material baja
yang lunak (mild steel), pahat bubut muka memilki sudut potong dan sudut-sudut
kebebasan sebagai berikut:

Geometris Sudut / Derajat

Sudut potong samping 55º

Sudut potong depan 12º ÷ 15º

Sudut tatal 12º ÷ 20º

11
Geometris Sudut / Derajat

Sudut bebas samping 10º ÷ 13º

Sudut bebes depan 8º ÷ 10º

3. Sudut Pahat Bubut Ulir Segitiga

Pada umumnya mesin bubut dalam pembuatan pahat bubut segitiga adalah pahat bubut
jenis ulir metris (M) dan jenis withwort (W). Besaran sudut pada masing-masing pahat
bubut tersebut yaitu

Geometris Sudut / Derajat

Sudut puncak ulir metris 60º

Sudut puncak ulir withwort 55º

4. Pahat Bubut Ulir Segi Empat

Sama seperti pada pahat bubut ulir segitiga, untuk ukuran sudut kebebasan ulir segi
empat itu sendiri semua disesuaikan lagi dengan kisar atau gang yang ingin dibuat.

12
➢ Perubahan Geometri Sudut Pahat

Untuk mendapatkan hasil pembubutan yang baik, pemasangan pahat bubut selain
harus kuat dan aman juga ketinggiannya harus setinggi pusat senter agar tidak terjadi
perubahan geometri pada pahat bubut. Posisi ketinggian pahat bubut terhadap pusat
senter benda kerja mempunyai pengaruh besar terhadap geometri sudut potong
utamanya, misalkan posisi tepat pada pusat senter, di bawah pusat senter, atau di atas
pusat senter. Geometri awal yang kita buat akan terpenuhi apabila kita menempatkan
pahat tepat pada pusat senter dari putaran benda kerja. Apabila kita salah menyenterkan
pahat (di atas atau di bawah senter), maka akan terjadi perubahan pada geometri sudut
bebas (a) dan sudut garuk (g) sedangkan sudut badji (b) tidak terpengaruh sama sekali.

Perubahan ini dapat menyebabkan sudut tersebut menjadi lebih besar atau menjadi
lebih kecil tergantung dari jenis pengerjaan (luar atau dalam) dan posisi pahat tersebut
terhadap pusat senter. Perubahan yang terjadi pada sudut bebas dan sudut garuk/buang
tatal akan saling berlawanan, apabila sudut gama (g) membesar maka sudut alfa (a)
akan mengecil dan sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh kelengkungan dari diameter
benda kerja. Besarnya perubahan sudut gama (g) dan alfa (a) tergantung dari
penyimpangan terhadap pusat senter, dan diameter dari benda kerja. Perubahan ini jelas
tidak kita harapkan karena akan mempengaruhi proses dan hasil. Adapun kemungkinan
perubahan yang terjadi adalah sebagai berikut:

a) Pembubutan Luar

· Ketinggian pahat bubut diatas pusat senter benda kerja

Pada kondisi ini ada perubahan sudut yaitu:

› Sudut bebas (a), menjadi lebih kecil.

› Sudut garuk (g), menjadi lebih besar.

· Ketinggian pahat dibawah pusat senter benda kerja

13
Pada kondisi ini ada perubahan geometrisnya sebagai berikut:

› Sudut bebas (a), menjadi lebih besar.

› Sudut garuk (g), menjadi lebih kecil.

b) Pembubutan Dalam

· Ketinggian pahat diatas pusat senter benda kerja

Pada kondisi ini ada perubahan geometrisnya sebagai berikut:

› Sudut bebas (a), menjadi lebih besar.

› Sudut garuk (g), menjadi lebih kecil.

· Ketinggian pahat dibawah pusat senter benda kerja

Pada kondisi ini ada perubahan geometrisnya sebagai berikut:

› Sudut Bebas (a), menjadi lebih kecil.

› Sudut Garuk (g), menjadi lebih besar.

2.5 Nose Pahat


Tool nose radius merupakan radius ujung mata pahat yang bersentuhan
langsung dengan benda kerja. Radius Pojok (nose radius/ tool point) merupakan
perpotongan antara side cutting edge dengan end cutting edge. Nose radius dikatakan
dapat berpengaruh terhadap tingkat kekasaran permukan hasil pembubutan.

Nose radius memperkuat ujung mata potong utama dan mata potong samping,
sehingga nose radius memperkuat pahat terhadap gaya radial saat terjadi pemotongan.
Gaya radial yang besar pada pahat lancip dapat menyebabkan lenturan ataupun getaran
sehingga menghasilkan permukaan yang kasar, sehingga dengan adanya nose radius
pada pahat dapat menurunkan kekasaran permukaan hasil pembubutan.

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pahat bubut merupakan salah satu alat potong yang sangat diperlukan
pada proses pembubutan, karena pahat bubut dengan berbagai jenisnya dapat
membuat benda kerja dengan berbagai bentuk.

Kemampuan atau performa pahat bubut dalam melakukan pemotongan


sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, jenis bahan/ material
yang digunakan, geometris pahat bubut, sudut potong pahat bubut dan
bagaimana apakah teknik penggunaanya. Dengan ini, harus memperhatikan factor –
factor pada pahat bubut itu sendiri agar kemampuan atau performanya sangat baik.

15
Daftar Pustaka

Daryanto. Bambang Sugiantoro. "Mesin Perkakas Bengkel”. Erlangga ;


1998. Jakarta
Abdullah, M. F., Abdullah, C., Hakimi, M. I., Sulong, A. B., & Ghani, J. A. 2010.
Effects of insert nose radius and processing cutting parameter on the surface
roughness of AISI 316 stainless steel. In Key Engineering Materials, 447, 51-
54. Trans Tech Publications
Avallone, E.A., Baumeister, T., 1997, Standard Handbook for Mechanical Engineer,
Mc.Graw Hills New York..
https://stellamariscollege.org/pahat-bubut/ (diakses pada tanggal 30 Mei 2021)
https://gurupujaz.wordpress.com/2015/03/07/mengenal-pahat-bubut/ (diakses pada
tanggal 30 Mei 2021)
https://pdfcookie.com/documents/pahat-bubut-yv8538z1e1v1 (diakses pada tanggal
30 Mei 2021)

16

Anda mungkin juga menyukai