4.1 HASIL
4.1.3.1 Pengkajian
3. Ny. M Anak 25 Pr Jawa SMP Wiras TB: 150 cm TD: 110/70 Lengkap
thn wasta
BB: 54 thn N: 73 X/mnt
BMI:normal S: 36,0 C
P: 14 X/mnt
3. Sdr. R Anak 21 Lk Jawa SMA Karya TB: 165 cm TD: 110/80 Lengkap
thn wan
swast BB: 60 kg N: 88 X/mnt
a
BMI:normal S: 36,1 C
P: 15 X/mnt
Lanjutan
Harapan Keluarga Keluarga berharap selalu sehat Keluarga berharap selalu sehat dan
dan keluarga berharap petugas keluarga berharap petugas kesehatan
kesehatan dapat memberikan dapat memberikan pelayanan
pelayanan kesehatan yang baik, kesehatan yang baik, tepat dan cepat
tepat dan cepat kepada siapa kepada siapa saja yang
saja yang membutuhkan. membutuhkan.
2) Analisa Data
3) Diagnosa Keperawatan
4) Intervensi Keperawatan
Table 4.7 intervensi keperawatan
Pada pembahasan ini penulis akan membahas sesuai data dan pengalaman
yang nyata pada studi kasus dengan klien 1 Ny. J umur 52 tahun dan keluarga,
dan klien 2 Ny. S umur 46 tahun dan keluarga di Desa Jambesari Poncokusumo
Kab. Malang yang dilakukan selama kurang lebih 1 minggu. Penulis akan
membandingkan antara teori dan hasil yang diambil dari data pengkajian
dilapangan yang akan diuraikan sebagai berikut:
Dari hasil pengkajian yanag didapatkan data subyektif klien 1 Ny. J adalah
klien mengatakan merasa bingung dan bertanya kenapa tekanan darahnya tidak
bisa turun noemal dan pasien sudah mengurangi konsumsi garam dan tidak
minum kopi, Klien mengkonsumsi obat HT saat merasa pusing atau sakit kepala
pada bagian belakang, Klien mengatakan sudah mengikuti senam hipertensi di
posyandu lansia yang dilaksanakan 1 bulan sekali, dan data objektif yang di
temukan oleh peneliti yaitu Klien tampak gelisah, Klien tampak tegang saat di cek
tekanan darah Tekanan darah meningkat, TTV : TD: 140/100 mmHg, N: 89
X/mnt, S: 36,6 C, RR: 15 X/mnt. Sedangkan pada klien 2, Klien mengatakan
Klien merasa cemas akan terjadi keparahan pada penyakitnya dan menyebabkan
komplikasi, Klien mengatakan mengonsumsi obat saat diberi dari posyandu
lansia, Klien mengatakan sudah mengikuti senam hipertensi di posyandu lansia
yang dilaksanakan 1 bulan sekali, klien mengatakan masih meminum kopi tetapi
tidak setiap hari. Pada pemeriksaan tekanan darah didapatkan hasil TD 140/90
mmHg, TD: 140/100 mmHg, N: 85 X/mnt, S: 36,7 C, RR: 15 X/mnt. Keluarga
Ny. S mengatakan bahwa ny. S sering merasa cemas akan terjadinya keparahan
pada penyakitnya dan menyebabkan komplikasi, klien saat kambuh meminum jus
sledri.
Dari data subjektif dan objektif yang didapat dari kedua klien, penulis
mengangkat diagnose keperawatan Ansietas yang berhubungan dengan
kekhawatiran mengalami kegagalan dengan tanda dan gejala yang sudah
ditemukan pada klien 1 dan 2 yang memperkuat penegakan diagnose keperawatan
ini. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan pada sasaran
individu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan meliputi masalah
(problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda (sign).
4.2.3 Intervensi Keperawatan
Implementasi yang dilakukan pada klien 1 dan 2 pada hari pertama, kedua,
ketiga, dan ke empat yaitu, terapi relaksasi benson. Relaksasi benson merupakan
metode teknik relaksasi yang diciptakan oleh Herbert Benson, seorang ahli
peneliti medis dari Fakultas Kedokteran Harvard yang mengkaji beberapa manfaat
doa dan meditasi bagi kesehatan. Relaksasi benson yaitu salah satu teknik
relaksasi yang sederhana, mudah dalam pelaksanaannya, dan tidak memerlukan
banyak biaya. Relaksasi ini merupakan gabungan antara teknik respon relaksasi
dengan sistem keyakinan individu atau faith factor. Fokus dari relaksasi ini pada
ungkapan tertentu yang diucapkan berulang-ulang dengan menggunakan ritme
yang teratur disertai dengan sikap yang pasrah. Ungkapan yang digunakan dapat
berupa nama-nama Tuhan atau kata-kata yang memiliki makna menenangkan
untuk pasien itu sendiri (Solehati & Kosasih, 2015).
Sedangkan pada klien 2 dari data subjektif yang diambil yaitu klien
mengatakan kecemasan menurun setelah melakukan terapi tersebut, Keluarga
klien mengatakan sudah memahami tentang hipertensi, Klien mengatakan sudah
tidak minum kopi. Data objektif yang diperoleh yaitu Kecemasan dan kegelisahan
pada klien sudah tampak menurun, Klien tampak sedikit tenang, Tekanan darah
menurun TTV : TD: 130/90 mmHg, N: 92 X/mnt, S: 36,6 C, RR: 16 X/mnt.
Cara kerja teknik relaksasi benson ini yaitu berfokus pada kata ataupun
kalimat tertentu yang diucapkan berulang kali dengan ritme teratur yang disertai
dengan sikap pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa sambil menarik nafas dalam.
Pernafasan yang panjang akan memberikan energi yang cukup, karena pada waktu
menghembuskan nafas mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan pada saat
menghirup nafas panjang mendapatkan oksigen yang sangat membantu tubuh
dalam membersihkan darah dan mencegah kerusakan jaringan otak akibat
kekurangan oksigen (hipoksia). Pada saat keadaan relaksasi menyebabkan
penurunan rangsangan emosional dan penurunan rangsangan pada area pengatur
fungsi kardiovaskular seperti hipotalamus posterior yang akan menurunkan
tekanan darah, sedangkan rangsangan pada area pre optik menimbulkan efek
penurunan arteri dan frekuensi denyut jantung yang dijalarkan melalui pusat
kardiovaskular dari medulla.
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
5.1.1 Pengkajian
5.1.2 Diagnosis
5.1.3 Perencanaan
5.1.4 Tindakan
5.1.5 Evaluasi