Anda di halaman 1dari 33

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.1.1 Gambaran dan Lokasi

Poncokusumo merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Malang,


Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Luas kecamatan Poncokusumo adalah 20.632
hektare. Sebagian besar penduduk Poncokusumo bekerja sebagai petani.
Kecamatan Poncokusumo mempunyai 17 desa dan jumlah penduduknya sebanyak
93.153 jiwa (laki-laki 49.401 jiwa, perempuan 49.752 jiwa). Kecamatan ini
berada pada ketinggian 1200-1400 Mdpl dan terletak di kaki Gunung Semeru.
batas kecamatan Poncokusumo yaitu utara kecamatan Tumpang, selatan
kecamatan Wajak, barat kecamatan Tajinan, dan timur kabupaten Probolinggo /
kabupaten Lumajang. Salah satu desa di Kecamatan Poncokusumo yaitu Desa
Jambesari merupakan desa di wilayah kecamatan Poncokusumo, kabupaten
Malang. Luas Desa Jambesari 14 km2, jumlah Penduduk 6321 jiwa, kepadatan
630 jiwa/km2.

4.1.2 Lokasi Pengambilan data Pasien

Pada studi kasus ini dilakukan di Desa Jambesari Poncokusumo Kab.


Malang, pada klien 1 akan dilaksanakan pada tanggal 8 februari 2021 dan pada
klien 2 akan dilaksanakan pada tanggal 8 februari 2021, Studi kasus yang akan
dilakukan pada klien 1 dan 2 selama kurang lebih 1 minggu dengan 4 kali
kunjungan dilakukan dengan kunjungan rumah.

4.1.3 Karakteristik Partisipan (Identitas Pasien)

4.1.3.1 Pengkajian

Pengkajian pada klien 1 dilakukan pada tanggal 8 februari 2021. kelurga


klien 1 yaitu Tn. S mau berkomunikasi serta terbuka dalam menyampaikan
informasi mengenai keadaan serta masalah yang dialami kepada mahasiswa
peneliti. Sehingga dapat membantu dalam proses pengkajian. Klien 1 adalah Ny. J
berusia 52 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir SD, alamat Desa
Jambesari Poncokusumo Kab. Malang. Ny. J di diagnose hipertensi sejak tahun
2020. Klien mengatakan Klien merasa bingung dan bertanya kenapa tekanan
darahnya tidak bisa turun normal dan pasien sudah mengurangi konsumsi garam
dan tidak minum kopi, Klien mengkonsumsi obat HT saat merasa pusing atau
sakit kepala pada bagian belakang, Klien mengatakan sudah mengikuti senam
hipertensi di posyandu lansia yang dilaksanakan 1 bulan sekali. Pada pemeriksaan
tekanan darah didapatkan hasil TD 140/100 mmHg, nadi 89x/mnt, suhu 36,6 C,
RR 15x/menit, BB 67 kg, TB 160 cm. Keluarga Ny. J mengatakan sering cemas
dan khawatir terhadap Ny. J.

Pengkajian pada klien 2 dilakukan pada tanggal 8 februari 2021. kelurga


klien 2 yaitu Tn. S mau berkomunikasi serta terbuka dalam menyampaikan
informasi mengenai keadaan serta masalah yang dialami kepada mahasiswa
peneliti. Sehingga dapat membantu dalam proses pengkajian. Klien 2 adalah Ny.
S berusia 46 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir SD, alamat
Desa Jambesari Poncokusumo Kab. Malang. Ny. S di diagnose hipertensi sejak
pertengahan tahun 2020. Klien mengatakan Klien merasa cemas akan terjadi
keparahan pada penyakitnya dan menyebabkan komplikasi, Klien mengatakan
mengonsumsi obat saat diberi dari posyandu lansia, Klien mengatakan sudah
mengikuti senam hipertensi di posyandu lansia yang dilaksanakan 1 bulan sekali,
klien mengatakan masih meminum kopi tetapi tidak setiap hari. Pada pemeriksaan
tekanan darah didapatkan hasil TD 140/90 mmHg, TD: 140/100 mmHg, N: 85
X/mnt, S: 36,7 C, RR: 15 X/mnt. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa ny. S sering
merasa cemas akan terjadinya keparahan pada penyakitnya dan menyebabkan
komplikasi, klien saat kambuh meminum jus sledri.

4.1.4 Asuhan Keperawatan Keluarga

1) Identitas Klien 1 dan 2 pada kasus Hipertensi

Table 4.1 Data Umum Klien 1 dan 2

Data Umum Klien 1 Klien 2


Nama kepala keluarga Tn. S Tn. S
Alamat Rumah & Telp Jambesari Rt:28/Rw:06 Jambesari Rt:28/Rw:06
Telp: 081331180206 Telp: 082331386938
Pekerjaan Tani Tani
Agama & Suku Islam Islam
Bahasa sehari-hari Jawa Jawa
Yankes terdekat, jarak Puskesmas, jarak 5,5 km Puskesmas, jarak 5,5 km
Alat Transportasi Sepeda motor Sepeda motor
Status Kelas Sosial Menengah Menegah

1. Data Anggota Keluarga klien 1

No Nama Hub. dg Um JK Suk Pendi Pekerj Status Gizi Status


dikan TTV
KK ur u aan (TB, BB, Imunisa
Tera (TD, N, S,
khir BMI) P) si Dasar

1. Tn. S Kepala 58 Lk Jawa SD Tani TB: 165 cm TD: 130/90 -


keluarga thn
BB: 69 kg N: 68 X/mnt
BMI:normal S: 36,5 C
P: 16 X/mnt

2. Ny. J Istri 52 Pr Jawa SD IRT TB: 160 cm TD: -


thn 140/100
BB: 67 kg
N: 89 X/mnt
BMI:normal
S: 36,6 C
P: 15 X/mnt

3. Ny. M Anak 25 Pr Jawa SMP Wiras TB: 150 cm TD: 110/70 Lengkap
thn wasta
BB: 54 thn N: 73 X/mnt
BMI:normal S: 36,0 C
P: 14 X/mnt

4. An. A Cucu 4 Pr Jawa Blm Blm TB: 105 cm TD: - Lengkap


thn sekol bekerj BB: 13 kg N: 102
ah a X/mnt
BMI:normal
S: 36,2 C
P: 23 X/mnt
Lanjutan

No Nama Alat Bantu/ Status Kesehatan Riwayat Penyakit/ Alergi


Saat ini
Protesa

1. Tn. S Tidak ada Sehat Thypes

2. Ny. J Tidak ada Hipertensi Hipertensi

3. Ny. M Tidak ada Sehat Tidak ada

4. An. A Tidak ada Sehat Tidak ada

2. Genogram keluarga klien 1

3. Data Anggot Keluarga Klien 2

No Nama Hub. dg Um JK Suku Pendi Peke Status Gizi Status


dikan TTV
KK ur rjaan (TB, BB, Imunisa
Tera (TD, N, S,
khir BMI) P) si Dasar

1. Tn. S Kepala 44 Lk Jawa SD Tani TB: 155 cm TD: 120/90 -


keluarga thn
BB: 57 kg N: 75 X/mnt
BMI:normal S: 36,3 C
P: 17 X/mnt

2. Ny. S Istri 46 Pr Jawa SD IRT TB: 155 cm TD: 140/90 -


thn
BB: 60 kg N: 85 X/mnt
BMI:normal S: 36,7 C
P: 15 X/mnt

3. Sdr. R Anak 21 Lk Jawa SMA Karya TB: 165 cm TD: 110/80 Lengkap
thn wan
swast BB: 60 kg N: 88 X/mnt
a
BMI:normal S: 36,1 C
P: 15 X/mnt

4. An. D Anak 8 Lk Jawa Blm Pelaja TB: 122 cm TD: - Lengkap


thn tamat r BB: 22 kg N: 90 X/mnt
SD
BMI:normal S: 36,6 C
P: 20 X/mnt

5. An. D Anak 8 Lk Jawa Blm Pelaja TB: 120 cm TD: - Lengkap


thn tamat r BB: 23 kg N: 94 X/mnt
SD
BMI:normal S: 36,5 C
P: 20 X/mnt

Lanjutan

No Nama Alat Bantu/ Status Kesehatan Riwayat Penyakit/ Alergi


Saat ini
Protesa

1. Tn. S Tidak ada Sehat Tidak ada


2. Ny. S Tidak ada Hipertensi Hipertensi

3. Sdr. R Tidak ada Sehat Tidak ada

4. An. D Tidak ada Sehat Thypes

5. An. D Tidak ada sehat Tidak ada

4. Genogram keluarga klien 2

Table 4.2 Analisis Masalah Kesehatan Individu

Data Klien 1 Klien 2


Tahap dan Riwayat Tahap perkembangan keluarga: Tahap perkembangan:
Perkembangan Ny. J tinggal berdua bersama keluarga Ny. S memiliki 3 anak yang
Keluarga suami yaitu tn. S pertama sudah bekerja dan anak yang
Riwayat keluarga: kedua kembar dan masih sekolah
Ny. J mengalami hipertensi dasar. Riwayat keluarga:
sejak setahun yg lalu. Pada Ny. S mengalami hipertensi sejak
tahun 2017 Suami ny. J pernah tahun 2018, anak no. 2 pernah MRS
MRS karena Thypes. pada saat umur 2 tahun karena
mengalami Thypes.
Struktur Keluarga Pola komunikasi baik, Pola komunikasi baik, menggunakan
menggunakan komunikasi komunikasi verbal dengan
verbal dengan menggunakan menggunakan Bahasa jawa untuk
Bahasa jawa untuk komunikasi komunikasi sehari-hari dengan
sehari-hari dengan keluarga. keluarga. Peran dalam keluarga tidak
Peran dalam keluarga tidak ada ada masalah atau tidak ada konflik
masalah atau tidak ada konflik yang terjadi. Untuk pembagian peran
yang terjadi. Untuk pembagian dalam keluarga yaitu klien atau ny. S
peran dalam keluarga yaitu sebagai IRT, kemudian tn. S bekerja
klien atau ny. J sebagai IRT dan sebagai petani, untuk anak pertama
membuka toko sembako, ny. S yaitu bekerja sebagai karyawan
kemudian tn. S bekerja sebagai salah satu rumah makan di kota
petani. Keluarga klien tidak ada Malang. Keluarga klien tidak ada
nilai yang bertentangan tentang nilai yang bertentangan dengan
kesehatan karena menurut klien kesehatan karena menurut klien
kesehatan merupakan hal yang kesehatan merupakan hal yang paling
penting. penting.
Fungsi Keluarga 1. Fungsi afektif: 1. Fungsi afektif: (Berfungsi).
(Berfungsi). Keluarga klien saling
Keluarga klien saling menyayangi, tn. S dan ny. S
menyayangi anak- sangat perhatian pada anak-
anaknya yg sudah anaknya, sangat sabar dalam
berumah tangga sendiri, menghadapi tingkah laku
keluarga klien saling anak-anaknya.
merawat dan 2. Fungsi sosial: berfungsi.
memperhatiakan kalau Keluarga klien berkumpul
terdapat salah satu setiap hari di rumah,
anggota keluarga yang hubungan dalam keluarga
sakit. baik dan selalu menaati norma
2. Fungsi sosial: berfungsi. yang baik.
Klien dan suami klien 3. Fungsi ekonomi: Baik.
setiap hari berkumpul di Keluarga dapat memenuhi
rumah, hubungan dalam kebutuhan hidup seperti
keluarga baik dan selalu makan dan kebutuhan
menaati norma yang berobat, pengeluaran untuk
baik. anak-anak.
3. Fungsi ekonomi: Baik.
Keluarga dapat
memenuhi kebutuhan
hidup seperti makan dan
kebutuhan berobat.
Pola Koping Keluarga 1. Stressor jangka pendek 1. Stressor jangka pendek dan
dan jangka panjang: jangka panjang:
- Stressor jangka - Stressor jangka pendek:
pendek: ny. J sering ny. S sering mengeluh
mengeluh pusing. pusing.
- Stressor jangka - Stressor jangka panjang:
panjang: ny. J ny. S khawatir dan cemas
khawatir dan cemas karena tekanan darahnya
karena tekanan tinggi.
darahnya tinggi. 2. Kemampuan keluarga dalam
2. Kemampuan keluarga merespon terhadap situasi dan
dalam merespon stresor Keluarga selalu
terhadap situasi dan memriksakan anggota
stresor Keluarga selalu keluarga yang sakit ke
memeriksakan anggota puskesmas atau yankes
keluarga yang sakit ke terdekat.
puskesmas atau yankes 3. Strategi koping yang
terdekat. digunakan: keluarga selalu
3. Strategi koping yang bermusyawarah untuk
digunakan: keluarga menyelesaikan masalah yang
selalu bermusyawarah ada.
untuk menyelesaikan 4. Strategi adaptasi
masalah yang ada. disfungsional: ny. S jika
4. Strategi adaptasi sedang pusing maka di buat
disfungsional: ny. J jika istirahat dan tidur, kemudia
sedang pusing maka di tidak minum kopi.
buat istirahat dan tidur,
terkadang ny. J juga
meminum obat penurun
darah tinggi.
Keadaan Lingkungan Luas rumah klien 9x12 m2, Luas rumah klien 8x12 m2, terdapat
terdapat 1 pintu depan dan 2 1 pintu depan dan 2 pintu belakang, 1
pintu belakang, 1 toko, 1 ruang ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 dapur, 1
tamu, 3 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, ventilasi dan
kamar mandi, ventilasi dan penerangan baik, terdapat jendela
penerangan baik, terdapat besar di depan di ruang tamu, rumah
jendela besar di depan di ruang klien tampak bersih, penerangan
tamu, rumah klien tampak menggunakan listrik dan air
bersih, penerangan menggunakan PDAM dari sumber.
menggunakan listrik dan air Pengelolaan sampah dengan cara di
menggunakan PDAM dari bakar, keluarga mempunyai jamban
sumber. Pengelolaan sampah sendiri dan septitank. Terdapat
dengan cara di bakar, keluarga posyandu lansia 1 bulan sekali,
mempunyai jamban sendiri dan yankes terdekat dapat di jangkau
septitank. Terdapat posyandu dengan sepeda motor, pada
lansia 1 bulan sekali, yankes lingkungannya klien tinggal di
terdekat dapat di jangkau lingkungan dengan mayoritas suku
dengan sepeda motor, pada jawa, hubungan dengan tetangga baik
lingkungannya klien tinggal di dan saling menghormati, apabila ada
lingkungan dengan mayoritas yang membutuhkan saling
suku jawa, hubungan dengan membantu.
tetangga baik dan saling
menghormati, apabila ada yang
membutuhkan saling
membantu.
Denah Rumah

Harapan Keluarga Keluarga berharap selalu sehat Keluarga berharap selalu sehat dan
dan keluarga berharap petugas keluarga berharap petugas kesehatan
kesehatan dapat memberikan dapat memberikan pelayanan
pelayanan kesehatan yang baik, kesehatan yang baik, tepat dan cepat
tepat dan cepat kepada siapa kepada siapa saja yang
saja yang membutuhkan. membutuhkan.

Table 4.3 Kemandirian Keluarga

Kriteria: Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria


1. Menerima petugas puskesmas 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana
Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran s.d 5
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1
anjuran
s.d 6
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara
aktif Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif s.d 7
Kategori :
󠆱Kemandirian I 󠆱Kemandirian II
󠆱Kemandirian III 󠆱Kemandirian IV
Table 4.4 Pemeriksaan Fisik pada klien 1 dan 2 pada kasus Hipertensi

Pemeriksaan Klien 1 (Ny. J) Klien 2 (Ny. S)


Tanda-tanda Vital TD: 140/100 TD: 140/90
N: 89 X/mnt N: 89 X/mnt
S: 36,6 C S: 36,6 C
P: 15 X/mnt P: 15 X/mnt
Berat badan 65 kg 60 kg
Tinggi badan 160 cm 155 cm
Keadaan umum Cukup Cukup
Kesadaran Compos mentis Compos mentis
Kepala Simetris, rambut warna hitam Simetris, rambut warna hitam dan
dan ada sedikit uban, rambut ada sebagian rambut yang beruban,
rontok, tidak ada bekas luka. rambut rontok, tidak ada bekas
luka.
Mata Konjungtiva tidak anemis, sclera Konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak icterus tidak icterus
Hidung Lubang hidung Simetris, Tidak Lubang hidung simetris, Tidak ada
ada cupping hidung, tidak ada cupping hidung, tidak ada
sumbatan, pernafasan vesikuler. sumbatan, pernafasan vesikuler.
Mulut Mukosa bibir lembab, tidak ada Mukosa bibir lembab, tidak ada
carries gigi, lidah bersih merah carries gigi, lidah bersih merah
muda , tidak ada stomatitis. muda , tidak ada stomatitis.
Telinga Bentuk simetris, pendengaran Bentuk simetris, pendengaran
normal,telinga bersih tidak ada normal,telinga bersih tidak ada
cairan. cairan.
Leher dan tidak ada pembesaran kelenjar tidak ada pembesaran kelenjar
tenggorokan tyroid, limfe dan vena jugularis. tyroid, limfe dan vena jugularis.
Tidak ada masalah dalam Tidak ada masalah dalam menelan.
menelan.
Dada Dada simetris, tidak ada retraksi Dada simetris, tidak ada retraksi
dinding dada, suara nafas dinding dada, suara nafas vesikuler,
vesikuler, tidak ada otot bantu tidak ada otot bantu pernafasan,
pernafasan, terdengar suara terdengar suara sonor pada semua
sonor pada semua lapang paru, lapang paru, suara jantung pekak,
suara jantung pekak, suara nafas suara nafas vesikuler.
vesikuler.
Abdomen Bentuk simetris, tidak ada Bentuk simetris, tidak ada benjolan,
benjolan, terdengar suara bising terdengar suara bising usus
usus tympani, tidak ada nyeri tympani, tidak ada nyeri tekan.
tekan.
Ekstremitas tidak ada oedema, gerak aktif, tidak ada oedema, gerak aktif,
kekuatan otot normal, tidak ada kekuatan otot normal, tidak ada
kelainan dalam pergerakan. kelainan dalam pergerakan.
Kulit Warna kulit sawo matang, turgor Warna kulit sawo matang, turgor
kulit normal. kulit normal.
Kuku Kuku bersih dan pendek, CRT< Kuku bersih dan pendek, CRT < 2
2 detik. detik.

2) Analisa Data

Table 4.5 analisa data

No Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan


1. Klien 1 (Ny. J) Hipertensi Ansietas
Ds:
- Klien merasa bingung Perubahan status
kesehatan
dan bertanya kenapa
tekanan darahnya Kurang terpapar
informasi kesehatan
tidak bisa turun dan
pasien sudah Ansietas
mengurangi konsumsi
garam dan tidak
minum kopi.
- Klien mengkonsumsi
obat HT saat merasa
pusing atau sakit
kepala pada bagian
belakang saja.
- Klien dan keluarga
mengatakan sudah
mengikuti senam
hipertensi di posyandu
lansia yang
dilaksanakan 1 bulan
sekali.
- Keluarga klien
mengatakan kurang
terpapar informasi
tentang kesehatan
Do:
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak tegang
saat di cek tekanan
darah
- Tekanan darah
meningkat
TTV : TD: 140/100
mmHg, N: 89 X/mnt,
S: 36,6 C, RR: 15
X/mnt.
2. Klien 2 (Ny. S) Hipertensi Ansietas
DS:
- Klien merasa cemas Perubahan status
kesehatan
akan terjadi keparahan
pada penyakitnya dan Kurang terpapar
informasi kesehatan
menyebabkan
komplikasi. Ansietas
- Klien mengatakan
mengonsumsi obat
saat diberi dari
posyandu lansia.
- Klien dan keluarga
mengatakan sudah
mengikuti senam
hipertensi di posyandu
lansia yang
dilaksanakan 1 bulan
sekali.
- Keluarga klien
mengatakan kurang
terpapar informasi
tentang kesehatan
- Klien mengatakan
masih minum kopi
tetapi tidak setiap hari
Do:
- Klien tampak gelisah
dan cemas
- Tekanan darah
meningkat
- TTV : TD: 140/90
mmHg, N: 85 X/mnt,
S: 36,7 C, RR: 15
X/mnt.

3) Diagnosa Keperawatan

Table 4.6 Diagnosa keperawatan

Klien 1 (Ny. J) Klien 2 (Ny. S)

Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran


mengalami kegagalan mengalami kegagalan

4) Intervensi Keperawatan
Table 4.7 intervensi keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1. Ansietas Setelah dilakuan tindakan Terapi Relaksasi
keperawatan selama 3x24 jam Observasi:
diharapkan Tingkat Ansietas 1. Identifikasi penurunan
dapat menurun dengan tingkat energy,
Kriteria Hasil : ketidakmampuan
1. Verbalisasi berkonsentrasi atau
kekhawatiran akibat gejala lain yang
kondisi yang dihadapi mengganggu
menurun (5) kemampuan kognitif.
2. Perilaku gelisah 2. Periksa ketegangan otot,
menurun (5) frekuensi nadi, tekanan
3. Perilaku tegang darah dan suhu sebelum
menurun (5) dan sesudah latihan.
4. Keluhan pusing 3. Monitor respons
menurun (5) terhadap terapi
5. Tekanan darah relaksasi.
menurun (5) Terapeutik:
6. Pola tidur membaik 4. Ciptakan lingkungan
(5) tenang tanpa gangguan
Keterangan skala: dengan pencahayaan
1: meningkat dan suhu ruang nyaman,
2: cukup meningkat jika memungkinkan.
3: sedang 5. Berikan informasi
4: cukup menurun tertulis tentang
5: menurun persiapan dan prosedur
teknik relaksasi.
Keterangan skala: 6. Gunakan pakaian
1: memburuk longgar.
2: cukup memburuk 7. Gunakan nada suara
3: sedang lembut dengan irama
4: cukup membaik lambat dan berirama.
5: membaik 8. Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai.
Edukasi:
9. Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang
tersedia (mis. Music,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif).
10. Anjurkan mengambil
posisi nyaman.
11. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi.
12. Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih.
13. Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
(mis. Napas dalam,
peregangan, atau
imajinasi terbimbing).

4) Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Table 4.8 implementasi dan evaluasi keperawatan pada klien 1


Tanggal Implementasi klien 1 Evaluasi klien 1
9/2/2021 1. Mengidentifikasi penurunan tingkat S:
( 16.00 energy, ketidakmampuan - Klien merasa
WIB) berkonsentrasi atau gejala lain yang bingung dan
mengganggu kemampuan kognitif. bertanya kenapa
2. Memeriksa ketegangan otot, tekanan darahnya
frekuensi nadi, tekanan darah dan tidak bisa turun
suhu sebelum dan sesudah latihan. normal dan pasien
3. Memonitor respons terhadap terapi sudah mengurangi
relaksasi. konsumsi garam
4. Menciptakan lingkungan tenang dan tidak minum
tanpa gangguan dengan kopi.
pencahayaan dan suhu ruang - Klien
nyaman, jika memungkinkan. mengkonsumsi
5. Memberikan informasi tertulis obat HT saat
tentang persiapan dan prosedur merasa pusing atau
teknik relaksasi. sakit kepala pada
6. Menggunakan pakaian longgar. bagian belakang
7. Menggunakan nada suara lembut saja.
dengan irama lambat dan berirama. - Klien dan keluarga
8. Menggunakan relaksasi sebagai mengatakan sudah
strategi penunjang dengan mengikuti senam
analgetik atau tindakan medis lain, hipertensi di
jika sesuai. posyandu lansia
9. Menjelaskan tujuan, manfaat, yang dilaksanakan
batasan, dan jenis relaksasi yang 1 bulan sekali.
tersedia (mis. Music, benson, - Keluarga klien
meditasi, napas dalam, relaksasi mengatakan
otot progresif). kurang terpapar
10. Menganjurkan mengambil posisi informasi tentang
nyaman. kesehatan.
11. Menganjurkan rileks dan O:
merasakan sensasi relaksasi. - Klien tampak
12. Menganjurkan sering mengulangi gelisah
atau melatih teknik yang dipilih. - Klien tampak
13. Mendemonstrasikan dan latih belum mengerti
teknik relaksasi (mis. Napas dalam, cara
peregangan, atau imajinasi mengendalikan
terbimbing). kecemasan
terhadap hipertensi
- Klien tampak
tegang saat di cek
tekanan darah
- Tekanan darah
meningkat TTV :
TD: 140/100
mmHg, N: 89
X/mnt, S: 36,6 C,
RR: 15 X/mnt.
A:
- Masalah belum
teratasi
P:
- Lanjutkan
intervensi pada
nomor
1,2,3,5,9,11,12,13
11/2/2021 1. Mengidentifikasi penurunan tingkat S:
(16.00 WIB) energy, ketidakmampuan - Klien masih sedikit
berkonsentrasi atau gejala lain yang merasa cemas
mengganggu kemampuan kognitif. - Keluarga klien
2. Memeriksa ketegangan otot, mengatakan sudah
frekuensi nadi, tekanan darah dan mengurangi
suhu sebelum dan sesudah latihan. konsumsi garam,
3. Memonitor respons terhadap terapi dan sudah tidak
relaksasi. minum kopi.
5. Memberikan informasi tertulis - Klien dan
tentang persiapan dan prosedur Keluarga
teknik relaksasi. mengatakan sudah
9. Menjelaskan tujuan, manfaat, mulai mengerti
batasan, dan jenis relaksasi yang tentang penyebab
tersedia (mis. Music, meditasi, hipertensi.
napas dalam, relaksasi otot O:
progresif). - Klien masih
11. Menganjurkan rileks dan tampak sedikit
merasakan sensasi relaksasi. tegang saat di cek
12. Menganjurkan sering mengulangi tekanan darah nya.
atau melatih teknik yang dipilih. - Klien tampak
13. Mendemonstrasikan dan latih sedikit memahami
teknik relaksasi (mis. Napas dalam, cara mecegah
peregangan, atau imajinasi kecemasan
terbimbing). terhadap hipertensi
- TTV: TD : 140/90
mmHg, N:
88x/mnt, S: 36,5
C, RR: 16x/mnt.
A:
- Masalah teratasi
sebagian
P:
- Lanjutkan
intervensi pada
nomor 2, 3, 5, 11,
12, 13
13/2/2021 2. Memeriksa ketegangan otot, S:
(16.00 WIB) frekuensi nadi, tekanan darah dan - Klien mengatakan
suhu sebelum dan sesudah latihan. cemas berkurang
3. Memonitor respons terhadap terapi - Klien dan keluarga
relaksasi. sudah mengerti
5.Memberikan informasi tertulis tentang penyebab
tentang persiapan dan prosedur teknik dan komplikasi
relaksasi terhadap
11. Menganjurkan rileks dan hipertensi.
merasakan sensasi relaksasi. O:
12. Menganjurkan sering mengulangi - Klien dan keluarga
atau melatih teknik yang dipilih. tampak sudah
13. Mendemonstrasikan dan latih mengerti tentang
teknik relaksasi (mis. Napas dalam, penyebab dan
peregangan, atau imajinasi komplikasi
terbimbing). terhadap hipertensi
- Klien tampak
sudah memahami
cara mecegah
kecemasan
terhadap hipertensi
- TTV: TD: 130/90
mmHg, N:
86x/mnt, S: 36,4
C, RR: 17x/mnt
A:
- Masalah teratasi
sebagian
P:
- Lanjutkan
intervensi pada
nomor 3, 11, 12
15/2/2021 3. Memonitor respons terhadap S:
(16.00 WIB) terapi relaksasi. - Klien mengatakan
11. Menganjurkan rileks dan cemas berkurang
merasakan sensasi relaksasi. - Klien dan keluarga
12. Menganjurkan sering sudah mengerti
mengulangi atau melatih teknik tentang penyebab
yang dipilih. dan komplikasi
terhadap
hipertensi.
- Klien dan keluarga
sudah memahami
cara mencegah
kecemasan dengan
melakukan terapi
relaksasi benson
O:
- Klien tampak
sudah memahami
cara mencegah
kecemasan pada
hipertensi dengan
melakukan terapi
relaksasi benson.
- TTV: TD: 130/80
mmHg, N:
90x/menit, S: 36,5
C, RR: 16x/mnt.
A:
- Masalah teratasi
P:
- Hentikan
Intervensi

Table 4.9 implementasi dan evaluasi keperawatan pada klien 2

Tanggal Implementasi klien 2 Evaluasi klien 2


10/2/2021 1. Mengidentifikasi penurunan S:
(16.00 WIB) tingkat energy, - Klien merasa cemas akan
ketidakmampuan terjadi keparahan pada
berkonsentrasi atau gejala penyakitnya dan
lain yang mengganggu menyebabkan komplikasi.
kemampuan kognitif. - Klien mengatakan
2. Memeriksa ketegangan otot, mengonsumsi obat saat
frekuensi nadi, tekanan diberi dari posyandu lansia.
darah dan suhu sebelum dan - Klien dan keluarga
sesudah latihan. mengatakan sudah
3. Memonitor respons mengikuti senam hipertensi
terhadap terapi relaksasi. di posyandu lansia yang
4. Menciptakan lingkungan dilaksanakan 1 bulan
tenang tanpa gangguan sekali.
dengan pencahayaan dan - Keluarga klien mengatakan
suhu ruang nyaman, jika kurang terpapar informasi
memungkinkan. tentang kesehatan
5. Memberikan informasi - Klien mengatakan masih
tertulis tentang persiapan minum kopi tetapi tidak
dan prosedur teknik setiap hari
relaksasi. O:
6. Menggunakan pakaian - Klien tampak gelisah dan
longgar. cemas
7. Menggunakan nada suara - Tekanan darah meningkat
lembut dengan irama lambat - TTV : TD: 140/90 mmHg,
dan berirama. N: 85 X/mnt, S: 36,7 C,
8. Menggunakan relaksasi RR: 15 X/mnt.
sebagai strategi penunjang A:
dengan analgetik atau - Masalah teratasi sebagian.
tindakan medis lain, jika P:
sesuai. - Lanjutkan intervensi pada
9. Menjelaskan tujuan, nomor
manfaat, batasan, dan jenis 1,2,3,4,5,7,9,10,11,12,13
relaksasi yang tersedia (mis.
Music, meditasi, napas
dalam, relaksasi otot
progresif).
10. Menganjurkan mengambil
posisi nyaman.
11. Menganjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi.
12. Menganjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih.
13. Mendemonstrasikan dan
latih teknik relaksasi (mis.
Napas dalam, peregangan,
atau imajinasi terbimbing).
12/2/2021 1.Mengidentifikasi penurunan S:
(16.00 WIB) tingkat energy, ketidakmampuan - Klien merasa cemas akan
berkonsentrasi atau gejala lain yang terjadi keparahan pada
mengganggu kemampuan kognitif. penyakitnya dan
2.Memeriksa ketegangan otot, menyebabkan komplikasi.
frekuensi nadi, tekanan darah dan - Klien mengatakan
suhu sebelum dan sesudah latihan. mengonsumsi obat saat
3.Memonitor respons terhadap diberi dari posyandu lansia.
terapi relaksasi. - Klien dan keluarga
4.Menciptakan lingkungan tenang mengatakan sudah
tanpa gangguan dengan mengikuti senam hipertensi
pencahayaan dan suhu ruang di posyandu lansia yang
nyaman, jika memungkinkan. dilaksanakan 1 bulan
5.Memberikan informasi tertulis sekali.
tentang persiapan dan prosedur - Keluarga klien mengatakan
teknik relaksasi. kurang terpapar informasi
7.Menggunakan nada suara lembut tentang kesehatan
dengan irama lambat dan berirama. O:
9.Menjelaskan tujuan, manfaat, - Klien tampak gelisah dan
batasan, dan jenis relaksasi yang cemas
tersedia (mis. Music, meditasi, - Tekanan darah meningkat
napas dalam, relaksasi otot - TTV : TD: 140/100
progresif). mmHg, N: 87 X/mnt, S:
10.Menganjurkan mengambil posisi 36,8 C, RR: 16 X/mnt.
nyaman. A:
11.Menganjurkan rileks dan - Masalah teratasi sebagian.
merasakan sensasi relaksasi. P:
12.Menganjurkan sering - Lanjutkan intervensi pada
mengulangi atau melatih teknik nomor
yang dipilih. 1,2,3,4,7,10,11,12,13
13. Mendemonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (mis. Napas dalam,
peregangan, atau imajinasi
terbimbing).
14/2/2021 1.Mengidentifikasi penurunan S:
(16.00 WIB) tingkat energy, ketidakmampuan - Klien merasa sedikit cemas
berkonsentrasi atau gejala lain yang dengan keadaannya
mengganggu kemampuan kognitif. - Klien mengatakan
2.Memeriksa ketegangan otot, mengonsumsi obat saat
frekuensi nadi, tekanan darah dan diberi dari posyandu lansia.
suhu sebelum dan sesudah latihan. - Keluarga klien mengatakan
3.Memonitor respons terhadap sudah sedikit memahami
terapi relaksasi. tentang hipertensi.
4.Menciptakan lingkungan tenang - Klien mengatakan sudah
tanpa gangguan dengan tidak minum kopi
pencahayaan dan suhu ruang O:
nyaman, jika memungkinkan. - Kecemasan dan
7.Menggunakan nada suara lembut kegelisahan klien sudah
dengan irama lambat dan berirama. menurun
10.Menganjurkan mengambil posisi - Tekanan darah menurun
nyaman. - TTV : TD: 130/100
11.Menganjurkan rileks dan mmHg, N: 86 X/mnt, S:
merasakan sensasi relaksasi. 36,5 C, RR: 16 X/mnt.
12.Menganjurkan sering A:
mengulangi atau melatih teknik - Masalah teratasi sebagian.
yang dipilih. P:
13. Mendemonstrasikan dan latih - Lanjutkan intervensi pada
teknik relaksasi (mis. Napas dalam, nomor 2,3,4,7,10,11,12
peregangan, atau imajinasi
terbimbing).
15/2/2021 2.Memeriksa ketegangan otot, S:
(18.30 WIB) frekuensi nadi, tekanan darah dan - Klien mengatakan
suhu sebelum dan sesudah latihan. kecemasan menurun
3.Memonitor respons terhadap setelah melakukan terapi
terapi relaksasi. tersebut
4.Menciptakan lingkungan tenang - Keluarga klien mengatakan
tanpa gangguan dengan sudah memahami tentang
pencahayaan dan suhu ruang hipertensi
nyaman, jika memungkinkan. - Klien mengatakan sudah
7.Menggunakan nada suara lembut tidak minum kopi
dengan irama lambat dan berirama. O:
10.Menganjurkan mengambil posisi - Kecemasan dan
nyaman. kegelisahan pada klien
11.Menganjurkan rileks dan sudah tampak menurun
merasakan sensasi relaksasi. - Klien tampak sedikit
12.Menganjurkan sering tenang
mengulangi atau melatih teknik - Tekanan darah menurun
yang dipilih. - TTV : TD: 130/90 mmHg,
N: 92 X/mnt, S: 36,6 C,
RR: 16 X/mnt.
A:
- Masalah teratasi
P:
- Hentikan intervensi
4.2 PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis akan membahas sesuai data dan pengalaman
yang nyata pada studi kasus dengan klien 1 Ny. J umur 52 tahun dan keluarga,
dan klien 2 Ny. S umur 46 tahun dan keluarga di Desa Jambesari Poncokusumo
Kab. Malang yang dilakukan selama kurang lebih 1 minggu. Penulis akan
membandingkan antara teori dan hasil yang diambil dari data pengkajian
dilapangan yang akan diuraikan sebagai berikut:

4.2.1 Pengkajian klien 1 dan klien 2

Pada tahap pengkajian klien 1 yang bernama Ny. J umur 52 tahun,


didapatkan keluhan klien yaitu klien mengatakan merasa bingung dan bertanya
kenapa tekanan darahnya tidak bisa turun noemal dan pasien sudah mengurangi
konsumsi garam dan tidak minum kopi, Klien mengkonsumsi obat HT saat
merasa pusing atau sakit kepala pada bagian belakang, Klien mengatakan sudah
mengikuti senam hipertensi di posyandu lansia yang dilaksanakan 1 bulan sekali.
Menurut (Rilantono, 2013) Hipertensi seringkali disebut dengan silent killer
karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejalanya,
terlebih dahulu sebagai peringatan bagi penderitanya. Hal ini menyebabkan
seseorang mengalami kecemasan akan kematian dan kecacatan. Kondisi hipertensi
akan semakin memburuk bila pasien mengalami ansietas. Tanda dan gejala
pasien ansietas terdiri dari dua komponen yaitu psikis dan fisik. Tanda dan gejala
psikis yaitu mengalami peningkatan tekanan darah, khawatir, was – was, apabila
fisik yaitu tangan dan kaki merasa dingin dan ketegangan otot, nafas semakin
cepat, jantung berdebar, mulut kering, keluhan lambung itu terjadi karena adanya
peningkatan adrenalin kondisi ini akan membahayakan pasien hipertensi.

Pada tahap pengkajian klien 2 yang bernama Ny. S umur 46 tahun, di


dapatkan keluhan klien yaitu Klien mengatakan Klien merasa cemas akan terjadi
keparahan pada penyakitnya dan menyebabkan komplikasi, Klien mengatakan
mengonsumsi obat saat diberi dari posyandu lansia, Klien mengatakan sudah
mengikuti senam hipertensi di posyandu lansia yang dilaksanakan 1 bulan sekali,
klien mengatakan masih meminum kopi tetapi tidak setiap hari. Menurut Keliat,
2014, Ansietas (cemas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung
oleh situasi. Tidak ada objek yang dapat diidentifikasi sebagai stimulasi ansietas.
Kecemasan merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai
dengan gejala somatic yang menandakan suatu kegiatan yang berlebihan.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Dari hasil pengkajian yanag didapatkan data subyektif klien 1 Ny. J adalah
klien mengatakan merasa bingung dan bertanya kenapa tekanan darahnya tidak
bisa turun noemal dan pasien sudah mengurangi konsumsi garam dan tidak
minum kopi, Klien mengkonsumsi obat HT saat merasa pusing atau sakit kepala
pada bagian belakang, Klien mengatakan sudah mengikuti senam hipertensi di
posyandu lansia yang dilaksanakan 1 bulan sekali, dan data objektif yang di
temukan oleh peneliti yaitu Klien tampak gelisah, Klien tampak tegang saat di cek
tekanan darah Tekanan darah meningkat, TTV : TD: 140/100 mmHg, N: 89
X/mnt, S: 36,6 C, RR: 15 X/mnt. Sedangkan pada klien 2, Klien mengatakan
Klien merasa cemas akan terjadi keparahan pada penyakitnya dan menyebabkan
komplikasi, Klien mengatakan mengonsumsi obat saat diberi dari posyandu
lansia, Klien mengatakan sudah mengikuti senam hipertensi di posyandu lansia
yang dilaksanakan 1 bulan sekali, klien mengatakan masih meminum kopi tetapi
tidak setiap hari. Pada pemeriksaan tekanan darah didapatkan hasil TD 140/90
mmHg, TD: 140/100 mmHg, N: 85 X/mnt, S: 36,7 C, RR: 15 X/mnt. Keluarga
Ny. S mengatakan bahwa ny. S sering merasa cemas akan terjadinya keparahan
pada penyakitnya dan menyebabkan komplikasi, klien saat kambuh meminum jus
sledri.

Dari data subjektif dan objektif yang didapat dari kedua klien, penulis
mengangkat diagnose keperawatan Ansietas yang berhubungan dengan
kekhawatiran mengalami kegagalan dengan tanda dan gejala yang sudah
ditemukan pada klien 1 dan 2 yang memperkuat penegakan diagnose keperawatan
ini. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan pada sasaran
individu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan meliputi masalah
(problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda (sign).
4.2.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi yang di sususn pada klien 1 dan 2 telah disesuaikan menurut


buku SDKI, SLKI, dan SIKI, intervensi yang sesuai dengan masalah keperawatan
pada pasien penderita Hipertensi dengan masalah keperawatan Ansietas adalah
dengan Terapi Relaksasi benson, tujuan yang diharapkan yaitu Setelah dilakuan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Tingkat Ansietas dapat
menurun dengan Kriteria Hasil :

1. Verbalisasi kekhawatiran akibat kondisi yang dihadapi menurun (5)


2. Perilaku gelisah menurun (5)
3. Perilaku tegang menurun (5)
4. Keluhan pusing menurun (5)
5. Tekanan darah menurun (5)
6. Pola tidur membaik (5)

Salah satu terapi non farmakologi dalam menurunkan tekanan darah


dengan masalah ansietas yaitu dengan teknik relaksasi. Dengan metode relaksasi
dapat mengontrol sistem saraf yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah
(Suiraoka, 2012). Teknik relaksasi saat ini terus dikembangkan menjadi beberapa
teknik, salah satunya yaitu relaksasi benson. Relaksasi benson merupakan metode
teknik relaksasi yang diciptakan oleh Herbert Benson, seorang ahli peneliti medis
dari Fakultas Kedokteran Harvard yang mengkaji beberapa manfaat doa dan
meditasi bagi kesehatan. Relaksasi benson yaitu salah satu teknik relaksasi yang
sederhana, mudah dalam pelaksanaannya, dan tidak memerlukan banyak biaya.

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi yang dilakukan pada klien 1 dan 2 pada hari pertama, kedua,
ketiga, dan ke empat yaitu, terapi relaksasi benson. Relaksasi benson merupakan
metode teknik relaksasi yang diciptakan oleh Herbert Benson, seorang ahli
peneliti medis dari Fakultas Kedokteran Harvard yang mengkaji beberapa manfaat
doa dan meditasi bagi kesehatan. Relaksasi benson yaitu salah satu teknik
relaksasi yang sederhana, mudah dalam pelaksanaannya, dan tidak memerlukan
banyak biaya. Relaksasi ini merupakan gabungan antara teknik respon relaksasi
dengan sistem keyakinan individu atau faith factor. Fokus dari relaksasi ini pada
ungkapan tertentu yang diucapkan berulang-ulang dengan menggunakan ritme
yang teratur disertai dengan sikap yang pasrah. Ungkapan yang digunakan dapat
berupa nama-nama Tuhan atau kata-kata yang memiliki makna menenangkan
untuk pasien itu sendiri (Solehati & Kosasih, 2015).

4.2.5 Evaluasi Keperawatan

Setelah dilakukan keperawatan selama 4 hari, dari data subjektif yang


diambil pada klien 1 yaitu klien mengatakan cemas berkurang, Klien dan keluarga
sudah mengerti tentang penyebab dan komplikasi terhadap hipertensi, Klien dan
keluarga sudah memahami cara mencegah kecemasan dengan melakukan terapi
relaksasi benson. Data objektif pada klien 1 yang diperoleh yaitu Klien tampak
sudah memahami cara mencegah kecemasan pada hipertensi dengan melakukan
terapi relaksasi benson, TTV: TD: 130/80 mmHg, N: 90x/menit, S: 36,5 C, RR:
16x/mnt.

Sedangkan pada klien 2 dari data subjektif yang diambil yaitu klien
mengatakan kecemasan menurun setelah melakukan terapi tersebut, Keluarga
klien mengatakan sudah memahami tentang hipertensi, Klien mengatakan sudah
tidak minum kopi. Data objektif yang diperoleh yaitu Kecemasan dan kegelisahan
pada klien sudah tampak menurun, Klien tampak sedikit tenang, Tekanan darah
menurun TTV : TD: 130/90 mmHg, N: 92 X/mnt, S: 36,6 C, RR: 16 X/mnt.

Salah satu terapi non farmakologi dalam menurunkan tekanan darah


dengan masalah ansietas yaitu dengan teknik relaksasi. Dengan metode relaksasi
dapat mengontrol sistem saraf yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah
(Suiraoka, 2012). Teknik relaksasi saat ini terus dikembangkan menjadi beberapa
teknik, salah satunya yaitu relaksasi benson. Relaksasi benson merupakan metode
teknik relaksasi yang diciptakan oleh Herbert Benson, seorang ahli peneliti medis
dari Fakultas Kedokteran Harvard yang mengkaji beberapa manfaat doa dan
meditasi bagi kesehatan. Relaksasi benson yaitu salah satu teknik relaksasi yang
sederhana, mudah dalam pelaksanaannya, dan tidak memerlukan banyak biaya.
Relaksasi ini merupakan gabungan antara teknik respon relaksasi dengan sistem
keyakinan individu atau faith factor. Fokus dari relaksasi ini pada ungkapan
tertentu yang diucapkan berulang-ulang dengan menggunakan ritme yang teratur
disertai dengan sikap yang pasrah. Ungkapan yang digunakan dapat berupa nama-
nama Tuhan atau kata-kata yang memiliki makna menenangkan untuk pasien itu
sendiri (Solehati & Kosasih, 2015).

Cara kerja teknik relaksasi benson ini yaitu berfokus pada kata ataupun
kalimat tertentu yang diucapkan berulang kali dengan ritme teratur yang disertai
dengan sikap pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa sambil menarik nafas dalam.
Pernafasan yang panjang akan memberikan energi yang cukup, karena pada waktu
menghembuskan nafas mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan pada saat
menghirup nafas panjang mendapatkan oksigen yang sangat membantu tubuh
dalam membersihkan darah dan mencegah kerusakan jaringan otak akibat
kekurangan oksigen (hipoksia). Pada saat keadaan relaksasi menyebabkan
penurunan rangsangan emosional dan penurunan rangsangan pada area pengatur
fungsi kardiovaskular seperti hipotalamus posterior yang akan menurunkan
tekanan darah, sedangkan rangsangan pada area pre optik menimbulkan efek
penurunan arteri dan frekuensi denyut jantung yang dijalarkan melalui pusat
kardiovaskular dari medulla.
BAB 5

KESIMPULAN

5.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Masalah


Keperawatan Ansietas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yang dibuat
berdasarkan studi kasus adalah sebagai berikut:

5.1.1 Pengkajian

Saat dilakukan pengkajian dari kedua klien yang mengalami


Hipertensi dengan masalah ansietas.

5.1.2 Diagnosis

Setelah dilakukan analisa data didapatkan satu diagnose


keperawatan sesuai dengan pengkajian yang dilakukan.

5.1.3 Perencanaan

Dari diagnosa penelitian mengenai ansietas atau kecemasan,


peneliti melakukan intervensi kepada kedua klien, yaitu jelaskan tentang
tingkat ansietas, terapi relaksasi. Intervensi yang dilakukan pada kedua
klien sesuai dengan buku SDKI.

5.1.4 Tindakan

Peneliti dapat melak ukan implementasi keperawatan sesuai


dengan intervensi yang dibuat sebelumnya.

5.1.5 Evaluasi

Dari hasil implementasi keperawatan tersebut yang telah dilakukan


dari kedua pasien dapat disimpulkan bahwa pada pasien 1 dan 2 yaitu Ny.
J dan ny. S tindakan yang diberikan mulai hari pertama dan hari ke tiga
tingkat ansietas atau kecemasan berkurang.
5.2 SARAN

Dari studi kasus Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Yang


Mengalami Hipertensi dengan Masalah Ansietas di Desa Jambesari
Poncokusumo Kab. Malang, saran yang dapat penulis berikan adalah
sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Tempat Penelitian

Bagi tempat pelayanan kesehatan, diharapkan dapat meningkatkan


mutu pelayanan dan kenyamanan dalam mengenai pasien Hipertensi
dengan masalah Ansietas atau Kecemasan.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan


pembelajaran dalam bidang ilmu keperawatan keluarga dan meningkatkan
mutu pelayanan pendidikan yang berkualitas sehingga dapat menghasilkan
perawat yang professional, terampil dan bermutu dalam memberikan
asuhan keperawatan secara komprehensif berdasarkan ilmu dank ode etik
keperawatan.

5.2.3 Bagi Perawat

Diharapkan bagi tenaga kesehatan agar lebih baik lagi terhadap


pasien-pasien Hipertensi dengan masalah Keperawatan Ansietas.

5.2.4 Bagi Klien dan Keluarga

Diharapkan untuk klien, setelah mendapatkan tindakan


keperawatan dapat melanjutkan upaya kesehatan yang lebih diketahui dan
disarankan demi peningkatan derajat kesehatan dan diharapkan untuk
keluarga rutin memeriksakan diri ke puskesmas dan mengontrol tekanan
darahnya, serta dapat meningkatkan motivasi keluarga untuk melakukan
pola hidup sehat, dan bisa merawat anggota keluarga yang menderita
hipertensi ataupun mengambil keputusan untuk mengatasi masalah agar
melanjutkan perawatan terhadap anggota keluarga.

Anda mungkin juga menyukai