N : 81 x/menit
S : 38,20 C Sarafotonom
RR : 21 x/menit
EOS : 0.19% Mengenai system saraf
Infeksi sekunder
hipertermi
trismus
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Peningkatan Setelah dilakukan 1. Obsevasi tanda-tanda vital 1. Mengetahui keadaan umum pasien
Suhu Tubuh tindakan 2. Pantau suhu tubuh setiap 8jam 2. Kenaikan Suhu tubh mendakan
berhubngan keperawatan selama infeksi
dengan 3x24 jam tidak ada 3. Beri Kompres Hangat di ketiak dan 3. Perpindahan panas secara
proses peningkatan suhu lipatan paha konduksi.
infeksi tubuh dengan 4. Ciptakan lingkungan yang nyaman. 4. Lingkungan yang nyaman dapat
sekunder kriterial hasil: membuat klien istirahat lebih
akibat kuman nyaman.
clostridium - Suhu tubuh dalam 5. Anjurkan keluarga untuk membatasi 5. Membatasi pengunjung dapat
tetani batas normal pengunjung. memberikan ketenagan dank lien
(36 – 37 C) bisa istirahat.
6. Anjurkan untuk banyak minum minimal 6. Air merupakan pengaturan suhu
1500 – 2000 cc/ hari tubuh, setiap kenaikan suhu
tubuh melebihi normal,
kebutuhan metabolisme air
meningkat dari kebutuhan.
7. Kolaborasi dengan dokter dalam 7. Mengurangi demam dan infeksi
pemberian obat. dengan aksi sentral pada
8. Ajurkan untuk istrahat yang banyak hipotalamus.
9. Batasi jumlah pengunjung 8. Membantu pemulihan tenagga
9. Mengurangi kebisingan
2. Resiko Setelah dilakukan 1. Kaji kemapuan pasien unuk mengunyah, 1. Menentukan pemilihan terhadap
nutrisi tindakan menelan,dan mengatasi sekresi jenis makanan sehingga pasien
kurang dari keperawatan selama 2. Auskultasi bising usus, catat adanya terlindung dari aspirasi
kebutuhan 3 x 24 jam penurunan suara 2. Bising usus menentukan respon
tubuh diharapkan untuk makan dan berkembangnya
berhubungan kebutuhan nutrisi 3. Beri makan dalam jumlah kecil tapi komplikasi.
dengan pasien adekuat sering sajian yang bervariasi. 3. Meningkatkan proses pencernaan
trismus dengan kriteria dan toleransi pasien terhadap
hasil: 4. Kolaborasi dengan tim gizi dan nutrisi.
berikan umpan balik 4. Sumber efektif untuk
- Pasien mengidentifikasi kebutuhan
mengatakan nafsu kalori
makan bertambah
- Tidak mengalami
tanda-tanda mal
nutrisi
3. Intoleransi Setelah di lakukan 1. Ajarkan untuk Rom Atif dan Fasif 1. Melatih kekutan otot
aktifitas perawatan selama 2. Bantu pasien untuk memenuhi ADL 2. ADL harus tetap dipenuhi
berhubungan 3x24 jam diharapkan selama pasien masih lemah meskipun dalam kondisi lemah
dengan pasien mampu 3. Meminta keluarga untuk membantu 3. Untuk melatih tonus oto pasien
kondisi melakukan aktifitas pasien dalam melakukan aktifitas agar kembali normal.
lemah rutin dengan sehari-hari
kriteria hasil : 4. Anjurkan pasien untuk banyak makan 4. Mengganti energy yang banyak
dan banyak minum hilang.
- Pasien tidak 5. Evaluasi peningkatan intoleransi 5. Dapat menunjukan peningkatan
tampak lemah aktifitas dekompensasi jantung daripada
- Tampak kelebihan aktivitas
bersemangat,
mampu dan mau
melakukan
aktivitas rutin
dan memenuhi ADL
dengan sedikit
bantuan.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari / No
Implementasi ResponHasil Paraf
tanggal jam DX
Senin I 1. Memantau suhu tubuh 1. TTV
19/01/2015 2. Mengobservasi tanda-tanda vital TD : 100/60 mmHg
10.30 N : 81 x/menit
S : 38,20 C
3. Melakukan kompres hangat di ketiak RR : 21 x/menit
dan lipatan paha 2. Pasien merasa relax dan
4. Menganjurkan banyak minum 1500-2000 tenang
cc per hari 3. Pasien minum 3-5 gelas 200
5. Mengkolaborasi dalam pemberian ml per hari
therapy 4. Injeksi : Ranitidin 1 gr,
6. Menganjurkan untuk banyak istriraht jam 12
EVALUASI
2 Selasa, II S :Pasien mengatakan mengatakan sudah ada nafsu makan tetapi masih
20/01/2015 sedikit terasa kaku di mulut
08.00 O:
- Pasien tampak lemah
- TD : 120/80 mmHg
RR : 22 X/menit
S : 38,4 C
N :84 X/menit
A :Masalah belum teratasi
P :Tindakan keperawatan dilanjutkan
- Observasi keadaan umum pasien
- Observasi TTV
- Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering
3 Selasa, III S :pasien mengatakan kebutuhan ADL masih dibantu oleh keluarga
20/01/2015 O:
08.30 - Pasien telihat masih lemah
- K/u lemah
- TTV
- TD : 120/80 mmHg
RR : 22 X/menit
S : 38,4 C
N :84 X/menit
- ADL terlihat dibantu oleh keluarganya
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari / No
Implementasi ResponHasil Paraf
tanggal jam DX
Selasa I 1. Memantau suhu tubuh 1. TTV
20/01/2015 2. Mengbservasi k/u - TD : 120/80 mmHg
09.30 3. Mengobservasi tanda-tanda vital RR : 22 X/menit
S : 38,4 C
N :84 X/menit
4. Melakukan kompres hangat di ketiak 2. Pasien tampak lemah
dan lipatan paha 3. Pasien merasa relax dan
5. Mengkolaborasi dalam pemberian tenang
therapy 4. Pasien minum 3-5 gelas 200
ml per hari
5. Injeksi : Ranitidin 1 gr,
jam 12
D5 % 16 Tpm Mikro
Infus : D5 & 16 Tpm
RL 20 Tpm
Selasa II 1.Mengobservasi k/u 1.Pasien tampak lemah
20/01/2015 2.Beri makan dalam jumlah kecil tapi 2.Pasien mencobaa anjuran dari
10.00 sering. perawat
No Tgl Dx Evaluasi
1 Selasa, I S :pasien mengatakan masih demam
21/01/2015 O :
07.30 - Pasien Nampak lemas
- TD : 120/80 mmHg
RR : 22 X/menit
S : 37,8C
N :84 X/menit
A :Masalah belum teratasi.
P :Tindakan keperawatan dilanjutkan
- Observasi keadaan umum pasien
- Observasi TTV
- Pertahankan terapi kompres hangat
- Kolaborasi pemberian obat
2 Selasa, II S :Pasien mengatakan mengatakan sudah ada nafsu makan tetapi masih
21/01/2015 sedikit terasa kaku di mulut
08.00 O:
- Pasien tampak lemah
- TD : 120/80 mmHg
RR : 22 X/menit
S : 37,8 C
N :84 X/menit
A :Masalah belum teratasi
P :Tindakan keperawatan dilanjutkan
- Observasi keadaan umum pasien
- Observasi TTV
- Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering
3 Selasa, III S :pasien mengatakan kebutuhan ADL masih dibantu oleh keluarga
21/01/2015 O:
08.30 - Pasien telihat masih lemah
- K/u lemah
- TTV
- TD : 120/80 mmHg
RR : 22 X/menit
S : 37,8 C
N :84 X/menit
- ADL terlihat dibantu oleh keluarganya
Hari / No
Implementasi ResponHasil Paraf
tanggal jam DX
Rabu I 1.Memantau suhu tubuh 6. TTV
21/01/2015 2.Mengbservasi k/u - TD : 120/80 mmHg
09.30 3.Mengobservasi tanda-tanda vital RR : 22 X/menit
S : 37,8 C
N :84 X/menit
4.Melakukan kompres hangat di ketiak 7. Pasien tampak lemah
dan lipatan paha 8. Pasien merasa relax dan
5.Mengkolaborasi dalam pemberian tenang
therapy 9. Pasien minum 3-5 gelas 200
ml per hari
10. Injeksi : Ranitidin 1
gr, jam 12
D5 % 16 Tpm Mikro
Infus : D5 & 16 Tpm
RL 20 Tpm
Rabu II 1.Mengobservasi k/u 1. Pasien tampak lemah
21/01/2015 2.Beri makan dalam jumlah kecil tapi 2. Pasien mencobaa anjuran
10.00 sering. dari perawat
3.Memotivasi pasien untuk banya makan 3. Pasien termotivasi untuk
mau banyak makan
Rabu III 1.Mengobservasi k/u 1. Psien tampak lemah
21/01/2015 2.Membantu pasien untuk memenuhi ADL 2. pasien merasa terbantu dalam
11.30 selama pasien masih lemah. pemenuhan ADLnya
3.Menganjurkan pada keluarga untuk 3. keluarga mengikuti anjuran
membantu pasien dalam melakukan perawat
aktifitas sehari-hari. 4. pasien bergerak aktif
4.Melakukan gerak aktif berkala walapun masih terbatas.
No Tgl Dx Evaluasi
1 Kamis, I S :pasien mengatakan sudah tidak demamlagi
22/01/2015 O :
07.30 - Pasien Nampak tenang dan nyaman
- TD : 120/80 mmHg
RR : 22 X/menit
S : 37,C
N :84 X/menit
A :Masalah teratasi.
P :intervensi dihentikan
2 Selasa, II S :Pasien mengatakan sudah ada nafsu makan dan mampu menghabiskan
21/01/2015 aetengah porsi dari yang disajikan RS
08.00 O:
- k/u baik
- TD : 120/80 mmHg
RR : 22 X/menit
S : 37,C
N :84 X/menit
A :Masalah teratasi sebagian
P :intervensi dilanjutkan
- Memotivasi pasien untuk banyak makan
3 Selasa, III S :pasien mengatakan kebutuhan ADL masih dibantu oleh keluarga
21/01/2015 O:
08.30 - K/u baik
- TTV
- TD : 120/80 mmHg
RR : 22 X/menit
S : 37, C
N :84 X/menit
- ADL terlihat dibantu oleh keluarganya