Anda di halaman 1dari 3

Analisis Fundamental untuk Menentukan Keputusan Investasi Saham Sub Sektor Perbankan

di BEI

1. Latar Belakang

Pada awal masa pandemi semua sektor perekonomian di Indonesia mulai melemah termasuk
harga saham. Namun hanya beberapa perusahaan subsektor perbankan yang masih stabil dan
terus mengalami kenaikan seiring dengan berjalannya waktu. Perusahaan perbankan sangat
menarik bila dijadikan penelitian terkait analisis fundamental, karena beberapa perusahaan
yang terus mengalami kenaikan walaupun di masa pandemi dan termasuk dalam saham blue
chip.

Blue chip adalah sebuah istilah dalam pasar modal yang mengacu pada saham dari
perusahaan besar yang memiliki pendapatan yang stabil dan liabilitas dalam jumlah yang
tidak terlalu banyak. Dilihat dari salah satu artikel berita yang menyatakan bahwa empat
perusahaan subsektor perbankan maasuk dalam list blue chip terbaik di tahun 2021 yakni
Bank Mandiri, BNI, BRI dan BCA.

Pada perusahaan Bank Central Asia (BCA) dikelola dengan efektif da efisien sehingga
memiliki ROA yang paling tinggi bila dibandingkan dengan subsektor perbankan lainnya.
Dan pada bank Bca ini memiliki fundamental ynag baik dan kokoh, membuat saham BCA
termasuk dalam daftar saham blue chip non syariah 2020 yang layak dibeli.

Sedangkan pada perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI), memiliki performa yang baik
serta tergolong aktif dalam perdagangan di bursa efek. Salah satu faktir yang mempengaruhi
kinerja saham BRI adalah komitmen yang kuat untuk terus memberikan kredit kepada usaha
kecil seperti UMKM. BRI juga sering melakukan stock split untuk menarik minat masyarakat
terhadap saham BBRI. Fundamental BBRI ini sangat baik dan konsisten sehingga layak
masuk dalam jajaran saham blue chip.

Bank Mandiri (BMRI) pada tahun 2021 kinerja saham BMRI tercatata tumbuh 9,9%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya serta memiliki laba bersih senilai Rp 27,5 trilliun.
Bank Mandiri cenderung stabil karena mampu menyeimbangkan pertumbuhan kredit dan
laba bersih. Bank Mandiri juga memiliki performa jangka pandang yang returnnya stabil dan
layak dijadikan investasi jangka panjang.
Dan yang terakhir terdapat PT Bank Negara Indonesia (BBNI), BEI mencatat bahwa saham
BBNI ini meminpin daftar saham teraktif yang diincar oleh investor asing. Saham BBNI ini
cocok untuk dijadikan investasi jangka panjang.

2. Landasan teori
1) Analisis fundamental

Analsis fundamental mempelajari indikator yang mempengaruhi nilai intiristik saham, fokus
pada laporan keuangan, konsidi industri dan perekonomian nasional. Analisis fundamental
dapat dilakukan dengan pendekatan top-down, dan memperlihatkan taxonomi analsisi dimulai
dari,

a. Indikator makroekonomi untuk menentukan waktu ideal untuk mengalokasikan dana


dan mempertimbangkan keadaan ekonommi nasional.
b. Indikator industri, melihat tingkat return suatu industri dan tingkat respon pasar
terhadao suatu industri.
c. Indikator perusahaan, mengetahui kondisi perusahaan, prospek dan pergerakan harga
saham1.

Analisis perusahaan bertujuan untuk mengidentifkasi pergerakan harga saham di suatu


perusahaan. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan secara periodik bermanfaat
bagi skateholder. Di dalamnya termuat informasi yang berguna untuk mengetahui kondisi
perisahaan yang tercermin dari laporan keuangan. Laporan keuangan dapat dianalisis
menggunakan beberapa metode yaitu analisa cross section, analisa coomon size, analisa
rasio keuangan dan analisa Du Pont. Rasio keuangan dibagi dalam beberapa kategori
yang menunjukkan huibungan dari laporan keuangan dan menunjukkan kinerja suatu
perusahaan, yaitu2:

a. Rasio likuditas
Rasio likuiditas adalah rasio untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam
memenuhi hutang jajngka pendeknya. Terdapat dua kesimpulan untuk rasio likuiditas
ini yakni jika perusahaan mampu melunasi hutang jangka pendeknya maka
perusahaan tersebut liquid, sebaliknya jika perusahaan tidak mampu disebut iliquid.
Perusahaan iliquid ini disebabkan oleh dua faktor yaitu memang tidak memiliki dana

1
TICMI, Modul WPPE Analsiis Ekonomi, Keuangan Perusahaan dan Investasi, h. 19.
2
Harjun Muharam. Analisa Laporan Keuangan. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNDIP, 2013, h.54-
69.
sama sekali atau memiliki dana tetapi memerukan waktu untuk mencairkannya
sehingga tidak mempu melunasi pada waktu jatuh tempo.
Manfaat rasio likuiditas ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya dengan membandingkan dari beberapa periode, alat untuk
mengukur kemampuan dan kelemahan yang tercermin dari aktiva lancar dan alat
untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Manfaat dari pihak investor yaitu untuk
mengukur perusahaan dalam menjamin pihak ketiga.

Anda mungkin juga menyukai