Anda di halaman 1dari 3

PENGUJIAN EFISIENSI PASAR BENTUK SETENGAH KUAT TERHADAP PERISTIWA PENGUMUMAN

DIVIDEN TUNAI MENURUN DI BEJ

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah event study (study peristiwa). Peristiwa yang
dipilih dalam penelitian ini adalah pengumuman pembagian dividen tunai menurun bagi perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2005. Hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini
terkait terdapat perbedaan abnormal return pada saat terjadi pengumuman pembagian dividen
tunai menurun pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Pada saat t+1 pasar bereaksi
positif terhadap informasi yang ada sehingga menghasilkan abnormal return positif sebesar 0,0266.
Maka dapat disimpulkan bahwa pengumuman pembagian dividen tunai menurun yang dilakukan
oleh perusahaan masih memiliki kandungan informasi bagi para investor. Pengujian ini juga
merupakan pengujian efisiensi pasar secara informasi. Setelah melihat apakah ada kandungan
informasi yang terdapat dari peristiwa pengumuman dividen tersebut dan telah digunakan dengan
baik oleh investor, yang ditandai dengan adanya abnormal return yang diterima oleh investor. Maka
langkah selanjutnya ialah menguji apakah pasar merupakan pasar yang efisien. Pengujian yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan bentuk pengujian pasar efisiensi bentuk setengah kuat
secara informasi. Pengujian ini

dilakukan untuk mengetahui apakah harga dari sekuritas telah mencerminkan informasi yang telah
dipublikasikan ke publik di sekitar hari pengumuman atau dalam periode jendela. Pada peristiwa
pengumuman dividen menurun ini dapat dilihat pengaruh dari adanya informasi pengumuman
dividen yang ditandai dengan adanya abnormal return yang signifikan pada tingkat signifikansi 5%

pada saat t+1. Dari pengujian terhadap abnormal return, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh

pengumuman dividen terhadap abnormal return terutama pada saat t+1, sehingga dapat dikatakan

bahwa pasar modal berada dalam keadaan yang efisien karena harga sekuritas sudah mencerminkan

informasi yang ada.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, terdapat abnormal return dalam periode jendela
yang signifikan pada saat t+1, sehingga terdapat pengaruh antara peristiwa pengumuman dividen
tunai menurun terhadap abnormal return. Peristiwa pengumuman dividen tunai menurun memiliki
kandungan informasi yang ditandai dengan adanya nilai rata-rata abnormal return yang memenuhi
tingkat signifikansi 5% pada saat t+1. Pasar modal Indonesia sudah efisien setengah kuat secara
informasi yang ditandai dengan adanya informasi dalam peristiwa pengumuman dividen tunai
menurun dan pasar bereaksi cepat terhadap informasi, sehingga harga- harga sekuritasnya secara
penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan.

PENGUJIAN EFISIENSI PASAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, karena penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel baik satu atau lebih independen variabel tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel lain. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan market adjusted model, dengan tujuan untuk memberikan kemudahan dalam
melakukan perhitungan terhadap abnormal return yang terjadi di sekitar pengumuman. Dewi (2014)
melakukan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat di BEI pada periode tahun 2013. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 177 perusahan di delapan sektor industri BEI. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa Bursa Efek Indonesia kurang mendukung bentuk efisiensi pasar
setengah kuat dari sebuah pengumuman pembagian dividen. Berdasarkan hasil penelitan dapat
diketahui bahwa terdapat abnormal return namun tidak signifikan. Abnormal return menunjukkan
pengumuman dividen mempengaruhi harga-harga di pasar yang berarti pelaku pasar atau investor
bereaksi terhadap pengumuman dividen sehingga harga-harga di pasar mencapai titik kesimbangan
harga yang baru. Abnormal return terjadi dengan reaksi cepat dan tidak berkepanjangan maka Bursa
Efek Indonesia dinyatakan efisien bentuk setengah kuat secara informasi (informationally efficient
market), pengumuman pembagaian dividen tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada
saat yang bersamaan dan harga untuk memperoleh pengumman dividen tersebut murah. Pelaku
pasar mendapatkan pengumuman pembagian dividen melalui media cetak ataupun elektronik
sehingga pengumuman dividen tersebut dapat diterima pada saat yang bersamaan oleh pelaku
pasar seluruhnya. Investor atau pelaku pasar bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh
dan cepat, sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan pengumuman
dividen tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru. Kondisi ini terjadi karena investor atau
pelaku pasar merupakan individu-individu yang canggih (sophisticated) yang mampu memahami dan
menginterprestasikan informasi dengan cepat dan baik. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
dari Kurnianingsih (2011) melakukan penelitian reaksi pasar terhadap pengumuman dividen pada
perusahaan manufaktur di BEI periode tahun 2010. Sampel yang digunkanan sebanyak 45
perusahaan manufaktur. Hasil penelitian diketahui bahwa Bursa Efek Indonesia mendukung bentuk
efisiensi pasar setengah kuat dari sebuah pengumuman pembagian dividen.

Kesimpulan

Pengumuman dividen mempengaruhi harga-harga di Bursa Efek di Indonesia dengan terdapat


abnormal return positif dan negatif namun tidak berkepanjangan sehingga harga di pasar mencapai
titik kesimbangan harga yang baru, Bursa Efek Indonesia dinyatakan efisien bentuk setengah kuat
secara informasi (informationally efficient market) dengan pelaku pasar yang mampu
mengiterprestasikan pengumuman dividen dengan cepat dan baik.

PENGUJIAN EFISIENSI DAN PENINGKATAN EFISIENSI BENTUK LEMAH BURSA EFEK INDONESIA PADA
SAAT DAN SESUDAH KRISIS MONETER PADA SAHAM-SAHAM LQ-45

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham yang tergabung dalam indek LQ45 sejak tahun
1998 sampai dengan tahun 2000. Salah satu alasan digunakannya indek LQ45 karena saham-saham
yang ada di dalamnya merupakan saham dengan likuiditas tinggi dan berkapitalisasi besar sehingga
kecil kemungkinan emiten bersangkutan tidak mempublikasikan informasi-informasi penting terkait
dengan kinerja perusahaan dan saham. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling, yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan kriteria tertentu (peneliti).
Saham-saham yang akan dijadikan sampel dipilih dengan syarat (kriteria) bahwa saham tersebut
selalu tercatat dalam indek LQ45 secara terus menerus pada periode krisis moneter yaitu tahun
1998 dan paska krisis moneter tahun 2006. Terdapat dua alat analisis untuk menguji random (acak)
harga

saham, yaitu uji run dan uji korelasi seri. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini:

1. Mengetahui apakah bursa efek Indonesia sudah efisien dalam bentuk lemah atau belum pada saat
dan sesudah krisis moneter

2. Mengetahui ada tidaknya peningkatan efisien bentuk lemah setelah krisis moneter.

Secara teoritis investor bertindak secara rasional dengan mempertimbangkan tingkat keuntungan
dan tingkat resiko yang mungkin terjadi. Investor mempertimbangkan berbagai informasi yang
berkembang di pasar modal untuk mendapatkan tingkat keuntungan lebih tinggi dengan resiko lebih
rendah. Informasi menjadi kunci untuk memperoleh keuntungn, namun perlu diingat bahwa tidak
semua informasi relevan untuk dipertimbngkan. Penelitian ini telah membuktikan bahwa paling
tidak pasar modal sudah efisien dalam bentuk lemah sehingga investor tidak seharusnya
menggunakan informasi masa lalu untuk memprediksi harga sekarang.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji statistik, dapat disimpulkan bahwa bursa efek Indonesia sudah efisien paling
tidak dalam bentuk lemah, namun tidak terjadi pengingkatan efisien pada periode paska krisis
moneter. Adapun kesimpulan secara rinci adalah sebagai berikut:

1. Pada periode krisis moneter hasil uji run menunjukkan ke-10 saham yang menjadi sampel
penelitian semuanya random, sedangkan uji autokorelasi menujukkan hanya pada lag-1 saja
terdapat 4 saham korelasinya signifikan. Sedangkan pada periode paska krisis uji run menunjukkan
hanya ada satu saham yang tidak random, dan uji autokorelasi menujukkan lag-1 ada 4-saham, lag-2
ada 1-saham dan lag-3 ada 2-saham yang koefisien korelasinya signifikan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa bursa efek indomnesia sudah efisien dalam bentuk lemah baik pada periode
krisis maupun paska krisis.

2. Pada periode paska krisis moneter, efisiensi tidak mengalami peningkatan hal ini ditunjukkan oleh
uji autokorelasi. Pada lag-1 baik pada periode krisis dan paska krisis terdapat 4 saham yang
mempunyai korelasi signifikan, pada lag-2 periode krisis tidak ada saham yang korelasinya signifikan
namun pada periode paska krisis ada satu saham yang mempunyai korelasi signifikan. Pada lag-3
periode krisis tidak ada tetapi pada paska krisis ada 2 saham yang mempunyai korelasi

signifikan.

Anda mungkin juga menyukai