Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KELAINAN LETAK
Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan

Dosen pengampu Ibu Damai Yanti SST.,MM.,M.Keb

Di Susun Oleh :
Dea Rosmayanti E.0106.20.003
Dini Auliya A E.0106.20.006
Rika Afriyani E.0106.20.023
Rizki Amelia E.0106.20.024

DIII KEBIDANAN
STIKes BUDI LUHUR CIMAHI
JL. Kerkof No.243, Leuwigajah, Kec.Cimahi Sel., Kota Cimahi, Jawa Barat 4053
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
karunia dan rahmatnya kami bisa menyelesaikan makalah mengenai Kelainan Letak yang
walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Serta kami juga berterima kasih kepada ibu
Damai Yanti SST.,MM.,M.Keb selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan yang
sudah memberikan kepercayaan menyelesaikan tugas ini.
Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang sudah kami buat, mengingat tak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang membacanya
dan sekiranya yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri ataupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf jika terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.

Cimahi, 06 Mei 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PEGANTAR……….………........................................................................ i

2
DAFTAR ISI……………………………………………..……………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN…….………………………….………………………... 1
A. LATAR BELAKANG……….………………………………………….… 1
B. TUJUAN………………….………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN………….……………………………………………….. 2
A. PENGERTIAN………………………………………………………......... 2
B. KELAINAN LETAK PADA JANIN…….………………………………… 2
1. LETAK SUNGSANG……………….………………………………….. 2
2. LETAK LINTANG………………………….………………………….. 10
BAB III PENUTUP……………………………..………………………………… 13
A. KESIMPULAN………………..………………………………………….. 13
B. SARAN……………………….………………………………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA………………..……………………………………………. 14

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Letak janin didalam rahim tidak selamanya sama. Yang terbanyak atau sering kita
sebut letak biasa (normal) adalah jika letak janin dalam rahim memanjang dengan kepala
sebelah bawah dalam fleksi, artinya dengan ubun-ubun kecil yang paling rendah. Dalam hal
ini kedudukan anak harus pula normal, yakni punggung membungkuk sedikit, kaki terlipat
pada pangkal paha dan lekuk lutut rapat ke badan , sedangkan kedua lengan bersilang dan
merapat ke dada.
Kelainan letak janin dalam rahim ibu dapat menyebabkan permasalahan pada proses
persalinan yang berakibat buruk bagi janin dan juga ibunya. Kelainan letak tubuh janin
terbagi menjadi dua, yaitu letak sungsang dan letak lintang.
Letak sungsang dapat diketahui melalui pemeriksaan luar apabila bagian bawah uterus
tidak teraba bagian keras dan bulat, yaitu kepala, dan kepala teraba di fundus. Denyut
jantung janin pada umunya ditemukan setinggi atau lebih tinggi dari umbilikus ibu.
Sedangkan letak lintang dapat diketahui dengan palpasi menunjukan bahwa fundus uteri
tempatnya agak rendah jika dibandingkan dengan usia kehamilan, bagian bawah tidak teraba
bagian besar, kepala janin teraba dibagian kiri atau bagian kanan perut ibu.

B. Tujuan
Agar mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan kelalaian letak.
Dengan cara memeriksakan kehamilannya dan penyulit serta komplikasi termasuk
penatalaksanaan dan rujukan bila diperlukan dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan.

BAB II
PEMBAHASAN

4
A. Pengertian
Letak (situs) merupakan hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang
ibu, situs memanjang atau membujur. Situs memanjang adalah sumbu panjang janin sesuai
dengan sumbu panjang ibu, dapat pada letak kepala atau letak bokong, situs melintang adalah
sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu, situs miring adalah sumbu
panjang janin miring terhadap sumbu panjang ibu.
Frekuensi situs memanjang 99,6% (96% letak kepala, 3,6% letak bokong) dan 0,4%
letak lintang atau miring.

B. Kelainan Letak Pada Janin


Kelainan letak pada janin terbagi menjadi dua yaitu, letak sungsang dan letak lintang.
1. Letak Sungsang
Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala
berada di fundus dan bokong berada dibawah (Mochtar, Rusam, SO. 2010).
a. Etiologi
1) Sudut ibu
a. Keadaan rahim
b. Rahim  arkuatus
c. Septum pada rahim
d. Uterus dupleks
e. Mioma bersama kehamilan
2) Keadaan placenta
a. Plasenta letak rendah
b. Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
d. Kesempitan panggul
e. Deformitas tulang panggul
f. Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran posisi kepala
3) Sudut Janin
a. Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
b. Hidrocefalus dan anenafalus

5
c. Kehamilan kembar
d. Hidramnion / oligohidram
e. Prematuritas

b. Diagnosa
1) Palpasi
Kepala berada di fundus, bagian bawah bokong, dan punggung di kiri atau kanan.
2) Auskultasi
DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat .
3) Pemeriksaan dalam
a) Dapat di raba OS sakrum, tuber ischii dan anus kadang-kadang kaki (pada letak kaki).
b) Pemeriksaan foto rontgen :  bayangan kepala di fundus.

c. Prognosa
Terhadap ibu umumnya prognosa persalinan letak sungsang kurang baik dari letak
kepala, karena biasanya ketuban pecah terlebih dahulu, partus belangsung lebih lama dan
kemungkinan infeksi lebih besar.
Terhadap anak prognosa lebih buruk lagi karena sering lahir tidak genap bulannya, dalam
Ahal letak sungsang juga ada kemungkinan besar timbulnya prolapsus foeniculli. Ini
disebabkan pusat letaknya lebih dekat pada ostium internum uteri dan antara tungkai dan
badan anak terdapat ruangan yang agak luas.

d. Bentuk–bentuk Letak Sungsang


Ada 4 tipe letak sungsang:
1. omplete/flexed brech, pada posisi ini paha dan lutut bayi fleksi dan kaki menutupi
bokong. Tipe ini lebih sering pada multigravida.
2. Extended brech (frank brech) pada bayi fleksi, tetapi pada kaki ektensi, sehingga kaki
berada dekat kepala, sering terjadi pada primi yang prematur.
3. Presentesi kaki, 1 atau kedua kaki di bawah bokong.
4. Presentasi lutut, janin berada dalam posisi 1 atau kedua lutut berada di bawah bokong.

6
e. Cara Kelahiran Dengan Letak Sungsang
Bokong turun melalui pintu atas panggul ialah dengan garis pangkal paha dalam ukuran
melintang atau miring terhadap pintu atas panggul kadang juga dalam ukuran memanjang
(ukuran muka belakang). Jika bokong anak sudah sampai atau hampir sampai dasar panggul,
maka atas pengaruh dasar panggul ini disertai oleh pengaruh aksi panggul, bokong anak jadi
berputar, hingga garis pangkal paha terletak dalam ukuran muka belakang, hingga lahirlah
seluruh bokong anak, mulai dari dasar panggul sampai lahirnya pantat dan seterusnya yang
terlihat adalah tulang belakang pinggang anak membengkok kearah luar (laterofleksi).
Setelah seluruh pantat lahir gerakan laterofleksi berlangsung terus tetapi lambat laun
punggung anak berputar ke atas hingga badan anak tersebut menjadi mengedik (terjadi
lordose) terlebih lagi jia kaki sudah lahir. Lebih banyak bagian badan anak yang lahir,
gerakan itu menjadi lebih bebas dan tulang belakang anak lebih suka mengadakan lordose.
Pada letak sungsang lahirnya lengan anak bersamaan dengan dada dan bahu. Setelah itu
kepala anak turun kedalam rongga panggul dengan sutura sagittalis dalam ukuran melintang.
Sesampainya dalam rongga panggul, kepala anak akan menekur tersebut (dalam fleksi)
berputar hingga dagu berada dibelakang. Bagian belakang kepala anak (subbociput) lahir
dibawah simpisis dan dengan bagian ini lahirlah hyphomochilion lahirlah berturut –turut
dagu , muka dan kening melewati perineum.

f. Proses Kelahiran Pada Letak Sungsang


Pada umumnya persalinan dalam letak sungsang berlangsung lebih lama hal ini
dikarenakan his sering kali tidak terlalu kuat akibat tekanan pantat atau bokong tidak terlalu
kuat seperti tekanan kepala. Sehingga tekanannya pada bagian bawah rahim pun berkurang,
dimana terdapat pusat ganglion yang mempengaruhi his. Terlebih saat ketuban pecah
pembukaan canalis servikalis oleh pantat tidak begitu cepat seperti pada letak kepala.
Selain itu, yang menimbulkan bahaya bagi anak dalam persalinan letak sungsang adalah
setelah pantat lahir, maka ruangan dalam rahim mengecil dan hal tersebut dapat
menimbulkan gangguan dalam peredaran darah urin. Akan tetapi bahaya lebih besar ialah
jika anak sudah lahir sampai keperut, tali pusat menjadi tertekan oleh kepala anak (yang
sudah turun dirongga panggul) dan tulang panggul, sehingga peredaran darah dalam tali
pusat tersebut tertahan. Mekanisme Persalinan Letak Sungsang :

7
1. Persalinan bokong.
2. Persalinan bahu.
3. Persalinan kepala.  

g. Persalinan Letak Sungsang


1) Menurut Metode Brach
Persalinan Brach berhasil bila berlangsung dalam satu kali his dan mengejan. Sedangkan
penolong membantu melakukan hiperlordose tekniknya adalah sebagai berikut :
a) Saat bokong tampak di suntikan aksitosis 5 unit.
b) Setelah bokong lahir, bokong di pegang secara broch (kedua ibu jari pada kedua paha
bayi dan keempat jari kedua tangan lainya memegang bokong bayi).
c) Dilakukan hiperlordose dengan melakukan bokong ke arah perut ibu.
d) Seorang membantu melakukan tekanan kristeller pada fundus uteri saat his mengejan.
e) Lahir berturut-turut dagu, mulut, hidung, muka dan kepala bayi.
f) Bayi diletakkan di perut ibu untuk pemotongan tali pusat dan selanjutnya di rawat
sebagaimana mestinya.   

2) Esktraksi bokong parsial


a) Pertolongan bokong sampai umbilikus berlangsung dengan kekuatan sendiri.
b) Terjadi kemacetan persalinan badan dan kepala.
c) Dilakukan persalinan bantuan dengan jalan secara klasik, muller dan lovset.
3) Pertolongan ekstraksi bokong secara klasik
a) Tangan memegang bokong dengan telunjuk pada spina ischiadika anterior superior.
b) Tarik curam ke bawah sampai ujung skapula tampak.
c) Badan anak di pegang sehingga perut anak di dekatkan ke perut ibu, dengan demikian
kedudukan bahu belakang menjadi lebih rendah.
d) Tangan lainnya (analog) menelusuri bahu belakang sampai mencapai persendian siku.
e) Tangan belakang di lahirkan dengan mendorong persediaan siku menelusuri badan
bayi.
f) Badan anak di pegang sedemikian rupa, sehingga punggung anak mendekati panggul
ibu.

8
g) Tangan lainnya menelusuri bahu dengan menuju persedian bahu/ siku. Selanjutnya
lengan atas di lahirkan dengan dorong pada persediaan siku.
h) Persalinan kepala di lakukan sebagai berikut
i. Badan anak seluruhnya di tunggangkan pada  tangan kiri
ii. Jari tangan di masukkan kedalam mulut bayi, untuk mempertahankan situasi
fleksi
iii. 2 jari menekan pada OS maksilaris, untuk membantu fleksi kepala.
iv. Tangan kanan memegang leher bayi, menarik curam ke bawah sehingga sub
oksiput berada di bawah simfisis dengan hipomoktasi
v. Kepada bayi dilahirkan dengan melakukan tarikan tangan kanan sambil
melakukan
vi. Berturut – turut lahir, dagu, mulut, dahi dan kepala seluruhnya.
vii. Setelah bayi diletakkan di atas perut ibu tali pusat di potong. Lendir di bersihkan
dan selanjutnya dirawat sebagaimana mestinya.
4) Persalinan Bokong Menurut Muller
Perbedaan dengan klasik terletak pada persalinan lengan depan dilakukan terlebih dahulu
dengan jalan :
a) Punggung  bayi didekatkan ke punggun ibu sehingga skapula tampak.
b) Tangan lainnya menelurusi bahu depan menuju lengan atas sampai persedian siku
untuk melahirkan lengan atas.
c) Perut bayi di dekatkan ke perut ibu, tangan lain menelurisi bahu belakang sampai
persediaaan siku dan selanjutnya lengan belakang di lahirkan
d) Persalinan kepala dilakukan menurut teknik mauriceau.
e) Setelah bayi lahir tali pusat di potong dibersihkan untuk dirawat sebagaimana
mestinya. 
5) Persalinan Bahu Menurut Lovset
Untuk melahirkan bahu berdasarkan :
a) Perbedaan panjang jalan lahir depan dan belakang
b) Bahu depan yang berada dibawah simfisis bila diputar menjadi bahu belakang
kedudukannya menjadi lebih rendah sehingga otomatis terjadi persalinan.

9
c) Bahu belakang setelah putaran 90° menjadi bahu depan kedudukannya menjadi lebih
rendah sehingga secara otomatis terjadi persalinan.
d) Pada waktu melakukan putaran di sertai tarikan sehingga dengan putaran tersebut
kadua bahu di lahirkan.
6) Persalinan Kepala Menurut Mauriceau Veit Smellie
a) Badan anak di tunggangkan pada tangan kiri
b) Tali pusat di longgarkan
c) Jari tangan di masukkan kedalam mulut bayi. 2 lain di letakkan pada tulang pipi serta
menekan ke arah badan bayi sehingga fleksi kepala dapat di pertahankan
d) Tangan kanan memegang bayi (leher) menarik curam ke bawah sampai sub oksiput
sebagai hipomoklion. Kepala bayi diputar keatas sehingga berturut-turut lahir dagu,
mulut, hidung, mata, dahi, kepala bayi seluruhnya. 
7) Persalinan Kepala Dengan Ekstraksi Farcep
a) Seluruhnya badan bayi di bungkus dengan duk steril di angkat ke atas sehingga
kepala bayi mudah di lihat untuk aplikasi forcep.
b) Daun forcep kiri di pasang terlebih dahulu, diikuti daun forcep kanan, dilakukan
penguncian forcep
c) Badan bayi di tunggangkan pada gagang forcep
d) Dilakukan tarikan curam ke bawah sehingga sub oksiput berada di bawah simphisis,
dilakukan tarikan keatas sehingga berturut-turut lahir dagu mulut dan hidung.
e) Mata dan dahi diikuti seluruh kepala bayi.
f) Bayi diletakkan di tas perut ibu, untuk memotong tali pusat.
g) Lendir di bersihkan dari jalan nafas
h) Selanjutnya di lakukan perawatan sebagaimana mestinya.
8) Ekstraksi Bokong Total
Ekstraksi bokong total bila proses persalinan letak sungsang seluruhnya dilakukan
dengan kekuatan dari penolong sendiri. Bentuk pertolongan ekstraksi bokong total
mencari ekstraksi bokong dan kaki (satu kaki, dua kaki).
a) Ekstraksi bokong dilakukan
b) Jari telunjuk tangan kanan di masukkan agar dapat mencapai pelipatan paha depan.

10
c) Dengan mengait pada spina ischadica anterior superior dilakukan tarikan curam ke
bawah sehingga trochanter depan dapat dilahirkan.
d) Setelah trochanter depan lahir dilakukan tarikan ke atas sehingga trochanter belakang
mencapai perineum.
e) Setelah trochanter belakang mencapai perineum telunjuk tangan kiri di masukkan ke
pelepatan paha dan spina ischadica anterior superior belakang.
f) Dengan kedua telunjuk dilakukan persalinan seperti metode secara klasik, kombinasi
dengan tindakan loevset.
g) Persalinan kepala dilakukan menurut Mauriceau V. Smellie.
h) Setelah bayi lahir dilakukan perawatan sebagaimana mestinya.
i) Ekstraksi Kaki
j) Ekstraksi kaki lebih mudah dibandingkan dengan ekstraksi bokong, oleh karena itu,
bila diperkirakan akan melakukan ekstraksi bokong di ubah menjadi letak kaki
menurunkan kaki beradarkan profilaksis pinard yaitu pembukaan sedikitnya 7 cm
ketubah telah pecah atau dipecahkan dan diturunkan kaki kedepan. Bila terdapat
indikasi dilakukan ekstraksi kaki dengan seluruh kekuatan berasal dari penolong
persalinan.
h. Komplikasi
Komplikasi persalinan letak sungsang terdiri atas:
1. Komplikasi pada ibu
a) Perdarahan
b) Robekan jalan lahir
c) Infeksi

2. Komplikasi pada bayi


a) Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh: Kemacetan persalinan kepala (aspirasi air
ketuban-lendir), perdarahan atau edema jaringan otak, kerusakan medula oblongata,
kerusakan persendian tulang leher, kematian bayi karena asfiksia berat.
b) Trauma persalinan dikarenakan dislokasi-fraktur persendian dan tulang ekstremitas,
Kerusakan alat vital( limpa, hati, paru-paru atau jantung), Dislokasi fraktur

11
persendian tulang leher (fraktur tulang dasar). Kepala; fraktur tulang kepala ;
kerusakan pada mata, hidung atau telinga ; kerusakan pada jaringan otak).

2. Letak Lintang
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang didalam perut ibu dengan
kepala pada sisi yang satu dan bokong pada sisi yang lain. Pada letak lintang bahu menjadi
bagian terendah, maka juga disebut presentasi bahu atau presentasi acromion. Punggung
janin berada didepan (darso anterior) dibelakang (darso posterior), diatas (darso superior),
atau dibawah (darso inferior).
Letak lintang adalah bila dalam kehamilan atau dalam persalinan sumbu panjang janin
melintang terhadap sumbu panjang ibu.
a. Etiologi
Penyebab utama :
1) Relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas yang tinggi.
2) Janin premature.
3) Plasenta previa.
4) Uterus abnormal.
5) Cairan amnion berlebih.
6) Panggul sempit.
b. Diagnosa
Pada pemeriksaan abdomen, uterus tampak lebih melebar dan fundus uterus lebih rendah
tidak sesuai dengan umur kehamilan. Pada palpasi sumbu panjang janin melintang, tidak
teraba bagian besar (kepala atau bokong) pada sympisis pubis. Kepala biasanya teraba
didaerah punggung.
c. Prognosa
Hal ini tergantung pada kondisi dan cara si ibu mendapatkan pertolongan. Apabila partus
dibiarkan berlangsung dengan sendirinya, maka hampir dapat dipastikan bahwa si ibu
akan mengalami kesulitan yang berat, hingga mengakibatkan kematian.
d. Jenis-jenis Letak Lintang
a) Kepala anak bisa terletak disebelah kiri (letak lintang I)
b) Kepala anak bisa terletak disebelah kanan (letak lintang II)

12
e. Sikap-sikap Dalam Hal Letak Lintang
1. Waktu hamil
Jika anak berada dalam letak lintang maka dapat dikatakan tidak ada persalinan dapat
berlangsung dengan sendirinya (spontan). Berhubungan dengan itu maka sebelum
partus dimulai sebaiknya kita dapat merubah letak anak tersebut menjadi letak kepala
yaitu dengan melakukan putaran versi luar.
2. Waktu persalinan
Apabila bidan menentukan diagnosa letak lintang pada seorang perempuan yang
sedang bersalin, maka ia haruslah berusaha supaya si ibu segera dibawa ke rumah
sakit, dimana persalinan dapat diawasi dengan sebaik-baiknya.
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam waktu persalinan yaitu:
1. Dalam hal ketuban belum pecah
Jika pembukaan masih kecil (kurang dari 5 cm) maka dicoba memutar letak anak
(versi luar) hingga menjadi letak kepala atau letak sungsang. Pada pembukaan lebih
dari 5 cm janganlah dicoba untuk melakukan versi luar karena berhubungan dengan
pecahnya ketuban.Oleh karena itu sebaiknya si ibu disuruh berbaring miring dan
dilarang mengejan.

2. Apabila ketuban sudah pecah


Untuk pembukaan belum lengkap; maka sebaiknya menunggu sampai pembukaan
telah lengkap dan setelah itu dilaukan versi dan ekstraksi. Untuk mengetahui
pembukaan tersebut belum lengkap adalah dengan memasukan tinju melalui
lingkaran pembukaan.
Dalam hal pembukaan sudah lengkap; maka harus ditentukan terlebih dahulu
apakah letak lintang ini belum kasip atau sudah kasip. Jadi apakah masih dapat kita
melakukan versi dan ekstraksi atau tidak.
f. Jalannya Persalinan Pada Letak Lintang
Waktu persalinan karena datangnya his, mungkin uterus mencoba mengambil bentuk
awalnya yaitu memanjang dari atas kebawah, dan dengan demikian memutar anak dari
letak lintang menjadi letak bujur (letak kepala atau letak sungsang), akan tetapi hal ini

13
jarang terjadi, kebanyakan anak tetap tinggal dalam letak lintang. Pada awal persalinan
dalam letak lintang, pintu atas panggul tidaklah tertutup oleh bagian bawah anak seperti
pada letak kepala. Oleh karena itu sering kali ketuban pecah terlebih dahulu sebelum
pembukaan lengkap atau hampir lengkap. Setelah ketuban pecah maka his juga tidak
begitu kuat, karena tidak ada tekanan bagian bawah anak pada cervik uteri, dengan
demikian persalinan berlangsung lebih lama.
g. Mekanisme Persalinan Letak Lintang
Pada letak lintang dengan ukuran panggul normal dan janin cukup bulan, tidak
dapat terjadi persalinan spontan. Bila persalinan dibiarkan dapat menyebabkan kematian
janin atau rupture uteri.
Bahu masuk dalam panggul,sehingga rongga panggul seluruhnya terisi bahu dan
bagian-bagian tubuh lainnya janin tidak dapat lagi turun lebih lanjut dan terjepit dalam
rongga panggul. Segmen atas uterus berkontraksi sedangkan segmen bawah uterus
melebar dan menipis sebagai usaha untuk mengeluarkan janin.
Keadaan ini disebut lintang kasip, yang butuh pertolongan segera, kalau janin
kecil sudah mati dan menjadi lembek dapat terjadi persalinan spontan. Janin lahir dalam
keadaan terlipat melalui jalan lahir (konduplikasio) atau lahir dengan evolusio spontanea
menurut cara denman atau douglas.
1) Pada cara denman laterofleksi : terjadi pada atas dan tulang belakang bagian bawah
setelah bahu lahir, lahirlah bokong lalu kemudian dada dan kepala.
2) Pada cara douglas laterofleksi terjadi kebawah dan pada tulang pinggang / belakang
bagian atas setelah bahu lahir .lahirlah sisi thorax, perut, bokong dan menyusul kepala.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Letak (situs) merupakan hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang
ibu, situs memanjang atau membujur.Situs memanjang adalah sumbu panjang janin sesuai
dengan sumbu panjang ibu, dapat pada letak kepala atau letak bokong, situs melintang adalah
sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu, situs miring adalah sumbu
panjang janin miring terhadap sumbu panjang ibu.
Letak janin didalam rahim tidak selamanya sama. Yang terbanyak atau sering kita sebut
letak biasa (normal) adalah jika letak janin dalam rahim memanjang dengan kepala sebelah
bawah dalam fleksi, artinya dengan ubun-ubun kecil yang paling rendah. Dalam hal ini
kedudukan anak harus pula normal, yakni punggung membungkuk sedikit, kaki terlipat pada
pangkal paha dan lekuk lutut rapat ke badan , sedangkan kedua lengan bersilang dan merapat
ke dada.

B. SARAN
1. Untuk para ibu yang sedang hamil untuk rutin memeriksakan kehamilannya  ke tenaga
kesehatan yang berwenang.
2. Apabila diketahui ada kelainan letak pada janin maka anjurkan ibu untuk USG
3. Bila hasil mendapatkan letak lintang anjurkan ibu untuk latihan dan melakukan kneechest
atau posisi lutut dada, setiap hari minimal 2 kali sehari selama ± 5 menit, untuk
mengembalikan posisi bayinya menjadi presentasi kepala.
4. Bagi tenaga kesehatan yang belum mahir jangan sekali2 berani melahirkan letak lintang.

15
DAFTAR PUSTAKA

S. A. Goelam. arts. Imu Kebidanan. Balai Pustaka Djakarta. 2010.

Obstetri Patologi. (1984). Bandung: Bag. Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD Bandung.

Mochtar, D. 2000. Letak Lintang (Transverse Lie) dalam Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi,


Obstetri Patologi 2ndeds. EGC. Jakarta.

Llweilyn. Jones, D. 2001. Kelainan Presentasi Janin dalam Dasar – dasar Obsteri &


Ginekologi. Hipokrates. Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai