PERCOBAAN 1
Disusun oleh
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengkalibrasi Termometer
2. Memisahkan campuran dietileter:air (1:1) dengan metode destilasi
sederhana
3. Memisahkan campuran aseton:metanol (1:1) dengan metode destilasi
bertingkat
III. TEORI
Kalibrasi thermometer merupakan langkah atau metode yang
dilakukan untuk menyesuaikan alat ukur atau uji kelayakan thermometer
dengan mengukur akurasi sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi
dilakukan dengan cara membandingkan suatu standar yang terhubung
dengan standar nasional maupun standar internasional dan bahan acuan
yang tersertifikasi. Alat yang diperlukan adalah thermometer terkalibrasi
dengan disertai sertifikat uji operasional. Pengujian dilakukan paling
sedikit dengan satu nilai pada rentang temperatur ketika alat dioperasikan,
dengan cara mengkalibrasinya adalah thermometer tersebut dimasukkan
ke lemari pendingin atau pada penangas air sampai temperature yang
ditunjukkan stabil dengan waktu paling sedikit satu menit, cara ini disebut
juga sebagai pengkalibrasian dengan cara dingin dan panas. Sedangkan
untuk pengukuran suhu udara, dilakukan dengan cara menempelkan gabus
atau kapas di ujung thermometer dengan durasi satu jam untuk mencapai
temperature (Widyarsih: 2013)
1. Aseton
2. Methanol
3. Dietileter
Dietileter merupakan isomer butanol yang digunakan sebagai
pelarut, yang memiliki rumus kimia C4H10O yang berupa cairan tak
berwarna yang memiliki titik didih pasa 34,6°C dan titik lebur pada
-116,3°C, dietileter ini memiliki tekanan uap sebesar 587 hPa dengan
kerapatan atau densitas sebesar 0,71 g/cm 3 pada 20°C, serta kelarutannya
dalam air 69 g/l pada 20°C (Merck Indonesia; 2018)
V. PROSEDUR
A. Kalibrasi Termometer
Pada gelas kimia, dimasukan beberapa bongkahan es batu
kemudian ditambahkan sedikit air dingin sampai bongkahan es sedikit
mengambang supaya sensor pada thermometer dapat terendam. Lalu
thermometer dicelupkan pada campuran tersebut. Kemudian es batu
tersebut diaduk menggunakan thermometer secara perlahan agar suhu
dalam gelas kimia homogen. Diamati penurunan suhu yang terjadi,
ketika suhunya stabil selama 10-15 detik suhu thermometer dicatat.
Apabila pembacaan skala dalam trayek kurang dari 1 oC dan lebih dari
0 oC, thermometer tersebut layak untuk digunakan.
B. Destilasi Sederhana
Pemasangan alat destilasi sederharana. Pada labu erlenmeyer,
dimasukan 50 mL campuran dietileter:air (1:1) kemudian ditambahkan
batu didih kedalamnya lalu dipanaskan menggunakan hot mantle.
Pemanasan ini diatur agar destilat menetes secara teratur dengan
kecepatan satu tetes per detik. Suhu dicatat ketika tetesan pertama
mulai jatuh. Selanjutnya pengamatan dilakukan pada setiap 2 mL
sekali untuk dicatat suhu dan volumenya sebanyak 5 kali atau dengan
jumlah 10 mL. kemudian selesai.
C. Destilasi Bertingkat
Pemasangan alat destilasi Bertingkat. Pada labu erlenmeyer,
dimasukan 50 mL campuran aseton:metanol (1:1) kemudian
ditambahkan batu didih kedalamnya lalu dipanaskan menggunakan hot
mantle. Pemanasan ini diatur agar destilat menetes secara teratur
dengan kecepatan satu tetes per detik. Suhu dicatat ketika tetesan
pertama mulai jatuh. Selanjutnya pengamatan dilakukan pada setiap 2
mL sekali untuk dicatat suhu dan volumenya sebanyak 5 kali atau
dengan jumlah 10 mL. kemudian selesai.
B. Destilasi Sederhana
67
6564.5
63
Tetesan 2 4 6 8 10
pertama
Volume (mL)
C. Destilasi Bertingkat
Pada percobaan pemisahan dan pemurnian zat cair dengan
menggunakan metode destilasi bertingkat didapatkan hasil destilat yang
tertampung pada tetesan pertama yaitu suhu mencapai skala 30°C.
VII. PEMBAHASAN
Destilasi sederhana adalah pemisahan dua campuran atau lebih zat
cair yang berdasarkan pada perbedaan titik didih yang jauh. Sedangkan
destilasi bertingkat adalah pemisahan dua campuran atau lebih zat cair
yang berdasarkan pada perbedaan titik didih yang berdekatan,
menggunakan kolom fraksional.
Pada percobaan pertama dilakukan pengujian kalibrasi
thermometer. Kalibrasi thermometer ini bertujuan untuk memastikan
kelayakan thermometer yang akan digunakan pada percobaan ini.
Pengujian dilakukan dengan cara memasukan beberapa bongkahan es batu
pada gelas kimia. Penggunaan es batu ini adalah untuk menguji
thermometer pada suhu terendahnya. Kemudian ditambahkan sedikit
aquadest sampai bongkahan es agak terapung sedikit yang bertujuan
supaya sensor pada thermometer dapat terendam. Lalu thermometer
dicelupkan dedalam gelas kimia berisi es batu tersebut sampai sensornya
terendam oleh campuran air dan es batu tersebut. Aduk es perlahan-lahan
menggunakan thermometer supaya suhu pada gelas kimia tersebut
menjadi homogen. Setelah didiamkan selama 15 detik, suhu pada
thermometer mengalami penurunan dan stabil pada suhu 0 oC. hal ini
berarti thermometer yang telah di kalibrasi layak digunakan untuk
pengujian destilasi karena skala thermometer berada pada trayek lebih dari
sama dengan 0 oC dan kurang dari 1 oC
Pada percobaan selanjutnya adalah pemisahan campuran
dietileter:air dengan menggunakan metode destilasi sederhana. Prinsip
dari pemisahan destilasi sederhana ini adalah pemisahan campuran
berdasarkan perbedaan titik didih yang besar. Dietileter mempunyai titik
didih 34,6°C, sedaangkan air memilki titik didih 100°C. perbedaan titik
didih dari kedua pelarut besar maka digunakan metode destilasi sederhana.
Setelah alat destilasi dipasang, pada Erlenmeyer dimasukan campuran
dietileter-air sebanyak 50 mL, kemudian ditambahkan batu didih lalu
dipanaskan pada hot mantle. Batu didih berfungsi agar panas yang
dihasilkan merata secara homogen ke seluruh bagian larutan dan juga
untuk menghindari titik lewat didih. Ketika suhu berada pada titik didih
dietileter yaitu 34,6°C, maka ini menunjukan bahwa tekanan uap dietileter
sama dengan tekanan atmosfer. Sehingga dietileter akan menguap dan air
akan tetap berada pada labu destilasi karena pada suhu tersebut belum
mencapai titik didih air. Uap yang dihasilkan dietileter akan bergerak
melalui kondensor yang dialirkan air secara terus menerus sebagai
pendingin. Sehingga pada kondensor terjadi peristiwa kondensasi dari uap
dietileter menjadi cairan kembali. Dietileter cair tersebut mengalir
kedalam penampung, sehingga menghasilkan dietileter murni.
Pada percobaan terakhir yaitu pemisahan campuran
methanol:aseton dengan metode destilasi bertingkat. Prinsip dari destilasi
bertingkat ini adalah pemisahan dua campuran zat cair yang memiliki
perbedaan titik didih berdekatan. Destilasi bertingkat dapat juga
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C
dan bekerja pada tekanan rendah. Titik didih dari aseton adalah 56°C dan
methanol adalah 64,5°C. Hal pertama yang dilakukan adalah membuat
rangkaian alat destilasi. Pada saat merangkai alat destilasi digunakan pula
vaselin yang berfungsi sebagai perekatalat atau rangkaian alat destilasi.
Setelah alat destilasi dipasang, dimasukan 50 mL campuran methanol
dengan aseton kemudian tambahkan batu didih lalu panaskan pada hot
mantle. Tetesan pertama yang diperoleh adalah pada suhu 30°C. Dalam
literature, asetotan yang telah mencapai titik didihnya akan melewati
kondensor yang pertama kemudian akan keluar melewati kondensor yang
kedua. Akan tetapi percobaan ini tidak berhasil dilakukan, mungkin
karena ada beberapa factor yang meyebabkan percobaan ini tidak berhasil
dilakukakn yaitu seperti suhu pada hot mantle, tekanan, dan kesalahan
kalibrasi thermometer.
VIII. KESIMPULAN
1. Termometer yang sudah dikalibrasi layak untuk dipakai
2. Dietileter dapat dipisahkan dengan air menggunakan destilasi
sederhana
3. Aseton dapat dipisahkan dengan methanol menggunakan destilasi
bertingkat