Anda di halaman 1dari 13
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN Kantor pla Taruna Li. IV. Kebayoran Bar, Sakarta Selatan 12110 Laboratorium; ‘Tolp. 022~7802251, Fax. 022-7802726. Bandung 40294 Nomor : Hk.04-@e /43\ Jakarta, 4 Juni 2021 Sift: Biasa Lampiran : 4 (satu) dokumen Hal: Penyampaian Dokumen Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 08/SE/Db/2021 tentang Peleksanaan Padat Karya Di Direltorat Jenderal Bina Marga, Yth. 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Marga 2. Para Direktur di Direktorat Jenderal Bina Marga 8. Para Kepala Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional 4. Para Kepala Balai Teknik di Diroktorat Jenderal Bina Marga 5, Para Kepela Satuan Kerja di Direktorat Jenderal Bina Marga di- ‘Tempat Bersama ini kami sampaikan Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 08/SE/Db/2021 tentang Pelaksanaan Padat Karya Di Direktorat Jenderal Bina Marga. Surat Edaran tersebut dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan teknis bagi pemangku kepentingan di Direktorat sJonderal Bina Marga dalam rangka Pelaksanaan Padat Karya dapat berjalan dengan baik sesuai dengan arah kebjakan yang telah ditetapkan. Adepun Surat Edaran beserta ‘Surat Lampirannya Gepat dlunduh pada URL berikut hitos./bitivaz42Raxs atau dapat juga diakses dengan caran Memindai/scan barcode berikut: Tembusan: KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 2 Pattimura No.20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110, Telp, (021) 7203165, Fax (021) 7363088 eee Fen vaE Kepada yang terhormat 1, Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Marga 2, Para Direktur di Direktoret Jenderal Bina Marga 8. Para Kepala Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional 4, Para Kepala Satuan Kerja di Direktorat Jenderal Bina Marga SURAT EDARAN NOMOR: 08 /SE/Db/2021 TENTANG PELAKSANAAN PEKERJAAN PADAT KARYA DI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA A, UMUM Dalam rangka mendukung percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terdampak pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) melalui pelaksanaan Padat Karya di Direktorat Jenderal Bina Marga diperlukan pengaturan terkait dengan pelaksanaan Padat Karya dimaksud agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik sesuai dengan arah kebijakan yang telah ditetapkan, Sehubungan dengan hal tersebut, guna pengaturan pelaksanaan padat karya Gimaksud perlu menetapkan Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga tentang Pelaksanaan Padat Karya di Direktorat Jenderal Bina Marga. DASAR PEMBENTUKAN 1, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3237); 2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444); 3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6485); 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran ‘Negara Republik Indonesia Nomor 6573); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lemberan Negara Republik Indonesia Nomor 4655); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan ‘Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemertntah Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Xonstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 24); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang Tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Mendukung Kebijaken Keuangan Negara Untuk Penanganan Pandemic Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Mendukung Kebijaken Keuangan Negara Untuk Penanganan Pandemic Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atan Menghadapi Ancaman Yeng Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional, (Lemberan Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 186); 8. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Dalam Keadaan Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 34); 9. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 40); 10.Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2020 tentang Jaminan Pemerintah Pusat atas Pembiayaan Pembangunan dalam rangka Mendorong Perekonomian Nasional dan/atau Program Pemulihan Ekonomi Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 242); 11. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 12." putusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana telah diubah menjadi Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); 13.Keputusan Presiden Nomor 52/TPA Tahun 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 14.Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran, serta Pengadaan Barang dan Jasa dalam Rangka Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19); 15.Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 316/KPTS/M/2020 tentang Pembentukan Satuan Tugas Penanganan Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID- 19) di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 16.Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 06/SE/M/2020 tentang Penanganan Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 17.Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran COVID-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; 18. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 8/SE/Db/2020 tentang Mekanisme Padat Karya di Direktorat Jenderal Bina Marga; 19. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 13/SE/Db/2020 tentang Tata Cara dan Tata Kelola Administrasi Program Padat Karya Yang Dilaksanakan Secara Swakelola Di Direktorat Jenderal Bina Marga. MAKSUD DAN TUJUAN Surat Edaran ini dimakeudkan sebagai acuan dalam pengaturan pelaksanaan Padat Karya di Direktorat Jenderal Bina Marga untuk mendukung percepatan. Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terdampak Covid-19. Adapun Surat Edaran ini bertujuan agar pelaksanaan Padat Karya di Direktorat Jenderal Bina Marga dapat berjalan sesuai dengan arah kebijakan yang telah ditetapkan untuk menyukseskan program pemerintah dalam pelaksanaan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) . RUANG LINGKUP Lingkup Surat Edaran ini mencakup pedoman dalam pelaksanaan Padat Karya untuk percepatan pelaksanaan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Direktorat Jenderal Bina Marga. PENGATURAN PELAKSANAAN PADAT KARYA, 1. Definisi a. Padat Karya adalah kegiatan yang melibatkan pemberdayaan masyarakat (penganggur, setengah penganggur, dan miskin) dalam kegiatan Penanganan jalan guna menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang dibayarkan secara mingguan. b, Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) adalah dokumen telaah tentang Keselamatan Konstruksi yang memuat uraian metode pekerjaan, rencana inspeksi dan pengujian, serta pengendalian Subpenyedia Jasa dan Pemasok, dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak, c. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (Pre Construction Meeting (POM) adalah pertemuan yang diselenggaraken oleh unsur-unsur terkeit dengan, tujuan untuk menilai kesiapan penyedia melalui rencana mutunya dan menyatukan pengertian terhadap seluruh dokumen kontrak serta membuat kesepakatan mengenai hal-hal penting yang belum terdapat dalam dokumen kontrak dan/atau kendala yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan. 4. Upah Minimum Regional (UMR) adalah suatu standar upah minimum tenaga kerja yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat. ¢. Peralatan Sederhana adalah alat bantu atau alat yang digunaken secara manual dan peralatan semi mekanis yang digerakkan dengan tenaga manusia seperti alat pemotong rumput, baby roller, stamper, mini concrete mixer dan sebagainya. 2. Prinsip Pelaksanaan Padat Karya Beberapa prinsip dalam kegiatan Padat Karya, yaitu: a. banyak menyerap tenaga kerja, baik penganggur, setengah penganggur, maupun miskin; }. peralatan yang dipergunakan merupakan peralatan sederhana; dan ¢. pekerjaan dilaksanakan secara berkelompok yang terdiri dari pekerja non terampil dan jika diperlukan (sesuai jenis pekerjaan) dapat menggunakan tenaga terampil. Jenis kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan Padat Karya yaitu seluruh pekerjaan yang tidak memeriukan keterampilan khusus, antara lain sebagai berikut: a, pekerjaan pembersihan saluran (drainase), bangunan pelengkap (embatan), patok dan rambu; b. pengecatan sedethana pada kerb trotoar/median, bangunan pelengkap (iembatan); ¢. pengendalian tanaman/pemotongan rumput pada median, bahu jalan, Jereng saluran, rumija dan bangunan pelengkap (jembatan) pekerjaan galian; pekerjaan pasengan batu; pekerjaan saluran drainase; pekerjan lapis fondasi terkait dengan pemeliharaan rutin untuk pemutupan Iubang (Patching); pekerjaan bronjong; pekerjaan plat/buis beton fe’ s 20 MPa; dan pekerjaan sederhana lainnya yang tidak tersebut pada huruf a sd huruf i yang dapat dilakukan secara Padat Karya dengan mempertimbangkan ketersediaan anggaran serta dapat dilaksanakan olch Kepala Satuan Kerja atau Kuasa Pengguna Anggran (KPA) terkait dengan persetujuan Kepala BBPJN/BPJN dan dilaporkan kepada direktorat kompetensi terkait. Rroe vee Jika diperlukan, penggunaan peralatan mekanis dapat diterapkan untuk pekerjaan yang sulit dikerjakan oleh tenaga manusia dan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. 3. Tahapan Kegiatan Program Padat Karya dapat dilaksanakan melalui kegiatan Swakelola dan/atau Kontraktual dengan tahapan sebagai berikcut: a. Tahap Perencanaan y) 2) Swakelola Dalam tahap perencanaan padat karya dilaksanakan secara swakelola, Kepala Satuan Kerja dibantu oleh PPK untuk membuat rencana Program kebutuhan pelaksanaan Padat Karya dalam periode waktu tertentu dan melakukan beberapa hal sebagai berikcut : a) melakukan pendataan warga setempat yang memenuhi kriteria untuk menjadi tenaga kerja padat karya; b) menghitung kebutuhan biaya bahan/material, peralatan yang digunakan, tenaga kerja yang akan diserap melalui pelakeanaan Padat Karya, sewa direksi eet, honorarium dengan mempertimbangkan: (2) volume pekerjaan berdasarkan hasil pengukuran lapangan yang telah disetujui; (2) frekuensi Kegiatan pekerjaan Padat Karya selama masa pelaksanaan; (8) tenaga kerja yang digunakan sebagian besar merupakan tenaga kerja non terampil; (4) peralatan yang dipergunakan sebagian besar merupakan peralatan sederhana; (5) karakteristik lokasi pekerjaan, faktor lingkungan, dan faktor lainnya; (6) produlktivitas pekerja dihitung berdasarkan ketentuan jem efeltif untuk pekerja adalah selama 7 (tujuh) jam per hari dan 40 (empat puluh) jam per minggu; (7) upah tenaga kerja dengan besaran tidak kurang dari UMR; (8) honorarium Tim Penyelenggara Swakelola _(termasuk honorarium kerja lembur); dan (9) sewa untuk direksi keet untuk gudang penyimpanan dan pengamanan bahan dan peralatan, serta tempat tinggal (barak kerja) untuk Tim Pelaksana Swakelola di lapangan. Kontraktual Dalam tahap perencanaan Padat Karya dilaksanakan secara kontraktual, PPK perlu membuat beberapa hal sebagai berikut : a) melakukan pendataan warga setempat yang memenuhi keiteria untuk menjadi tenaga kerja padat karya dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat; b) menyiapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) berdasarkan metode pelaksanaan Padat Karya, kebutuhan bahan/material dan upah tenaga kerja dengan besaran tidak kurang dari UMR; ©) menyiapkan jadwal pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi; dan 4) menyiapkan dokumen pemilihan sesuai dengan standar yang berlaku dan menyampaikan informasi mengenai kebutuhan tenaga kerja serta ketentuan lainnya terkait pelaksanaan Padat Karya. b, Tahap Pelaksanaan y) ‘Swakelola Dalam tahap pelaksanaan, Kepala Satuan Kerja menetapkan sasaran output/keluaran atas pelaksanaan Padat Karya dan menetapkan Tim Penyelenggara Swakelola yang terdiri dari Tim Persiapan, Tim Pengelola dan Tim Pengawas. Adapun tugas dan tanggung jawab Tim Penyelenggara Swakelola dan tata kelola administrasi pelaksanaan Swakelola mengacu kepada Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 13/SE/Db/2020 tentang Tata Cara dan Tata Kelola Administrasi Program Padat Karya Yang Dilaksanakan Secara Swakelola Di Direktorat Jenderal Bina Marga, sepanjang ketentuan tersebut tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku Terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim Penyelenggaran Swakelola dan agar kegiatan tersebut berjalan sesuai ketentuan, maka PPK wajib memastikan sebagai berikut: a) kegiatan Padat Karya dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelaksanaan dan rencana kerja yang telah disusun dengan mempertimbangkan rentang kendali dan prioritas pelaksanaan pekerjaan secara Padat Karya; b) pengadaan material/bahan yang dilaksanakan dengan Padat Karya dilakukan oleh Pokja/pejabat pengadaan dengan menggunakan metode pengadaan yang sesuai; dan ©) sclama masa pelaksanaan, penyerapan tenaga kerja sesuai dengan rencana dan memastikan bahwa pembayaran upah tenaga kerja tidak kurang dari UMR 2) Kontraktual Dalam hal kegiatan Padat Karya dilaksanakan secara kontraktual, hal- hal yang perlu dilakukan yaitu antara lain: a) PPK herus menyiapkan dokumen pemilihan yang mencakup informasi mengenai kebutuhan tenaga kerja, upah tenaga kerja tidak kurang dari UMR dan ketentuan pembayaran harus dibayar ‘secara mingguan; b) dalam Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan PPK memerintahkan Penyedia Jasa untuk menyanggupi dan memenuhi Jumlah penyerapan tenaga kerja seperti yang tercantum dalam dokumen pemilihan, kesanggupan pembeyaran upah minimal sama dengan UMR dan pembayaran tenaga kerja Padat Karya harus dilaksanakan setiap minggu; dan ©) selama masa pelaksanaan, PPK wajib memantau penyerapan tenaga kerja sesuai dengan rencana dan memastikan bahwa pembayaran upah tenaga kerja tidak kurang dari UMR. Mata pembayaran yang dapat dilaksanaken dengan Padat Katya akan diatur dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga secara terpisah. c. Tahap Pembayaran Pembayaran besaran upah terhadap tenaga kerja dalam kegiatan Padat Karya tidak boleh kurang dari nilai UMR dan PPK wajib memastikan bahwa pembayaran upah diterima secara langsung oleh tenaga kerja dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Swakelola Dalam hal kegiatan Padat Karya dilaksanakan secara Swakelola, hal- hal yang perlu dilakukan yaitu antara lain: a) pembayaran upah tenaga kerja dilakukan secara mingguan kepada tenaga kerja atau melalui mandor; b) dalam hal pembayaran dilakukan melalui mandor, mandor wajib menyampaikan bukti Tanda Terima Upah pada periode minggu sebelumnya; dan ©) dalam tahapan pembayaran, setiap tenaga kerja wajib telah mengisi Daftar Hadir Tenaga Kerja, Daftar Tanda Terima Upah, beserta melampirkan Tanda Pengenal sebagai bentuk pertanggung jawaban. 2) Kontraktual Dalam hal kegiatan Padat Karya dilaksanakan secara kontraktual, hal- hal yang perlu dilakukan yaitu antara lain: a) penyedia melakukan pembayaran upah tenaga kerja secara mingguan kepada tenaga kerja atau melalui mandor; b) pembayaran sertifkat bulanan/monthly sertificate (MC) kepada penyedia dilakukan berdasarkan hasil verifikasi laporan mingguan Pelaksanaan padat karya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Spesifikasi; dan ¢) dalam tahapan pembayaan, setiap tenaga kerja wajib telah mengisi Daftar Hadir Tenaga Kerja, Daftar Tanda Terima Upah, beserta melampirkan Tanda Pengenal sebagai bentuk pertanggung jawaban 4, Tahap Pelaporan Laporan mengenai pelaksanaan kegiatan Padat Karya, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun secara kentraktual, harus disampaikan secara periodik dalam Laporan Mingguan. Laporan tersebut memuat antara lain Daftar Hadir Tenaga Kerja, Daftar Tanda Terima Upah, dan Daftar Penyerapan Tenaga Kerja Riil dengan format sebagaimana termuat dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal ini, serta Foto Dokumentasi Pelaksanaan. PPK wajib melakukan pelaporan mengenai pelaksanaan Padat Karya pada paket-paket pekerjaannya, baik yang dilaksanakan secara kontraktual maupun sccara swakelola, melalui e-monitoring Kementerian PUPR. F, PERUBAHAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NON PADAT KARYA YANG TELAH TERKONTRAK MENJADI PEKERJAAN PADAT KARYA. Untuk perubahan pelaksanaan pekerjaan Non Padat Karya yang telah terkontrak kemudian diinstruksikan diubah menjadi pekerjaan Padat Karya, Penyedia dan Pengguna Jasa harus segera mereviu kontrak dengan menghitung Kembali kebutuhan anggaran biaya (dengan metode pelaksanaan pekerjaan Padat Karya), untuk sisa volume pekerjaan yang belum terlaksana dari kontrak awal, sesuai dengan tahapan sebagaimana tercantum di dalam butir E.3.b.2).b) dan E.3.b.2).c) di atas dan dengan mempertimbangkan sisa ketersediaan dana. Adapun terkait dengan prosedur pelaksanaan perubahan kontrak harus mengikuti ketentuan yang berlaku, @. PENUTUP ‘Dengan berlakunya Surat Edaran ini, Surat Edaran Direktur Jenderal Bina ‘Marga Nomor 08/SE/Db/2020 tentang Mekanisme Padat Karya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Surat Edaran ini mulai berlaim pada tanggal ditetapkan. Demikian atas perhatian Saudara disampaikan terima kasih. Temburan: 1. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2. Sekretaris Jenderal, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 3. Inspektur Jenderal, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 4. Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal : 03 Juni 2021 DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA. uagar HEDY NIP. 19640314 199003 1 002 LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL ‘BINA MARGA, NOMOR : 08/SE/Db/2021 TENTANG PELAKSANAAN PADAT KARYA DI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 1, CONTOH DAFTAR HADIR TENAGA KERJA DAFTAR HADIR TENAGA KERJA Paket Pekerjaan : Hari No. Paket : ‘Tanggal Ruas Jalan 4 No, Nama 1 2 ‘Tempat, Tanggal/Bulan/Tahun Mengetahui (Koordinator/Pengawas Lapangan) (Mandor/Penyedia) DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA, Rohagiac HEDY RAHADIAN NIP. 19640314 199003 1 002 LAMPIRAN IL SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA NOMOR : 68/SE/Db/2021 ‘TENTANG PELAKSANAAN PADAT KARYA. DI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA I CONTOH FORMAT DAFTAR TANDA TERIMA UPAH DAFTAR TANDA TERIMA UPAH Paket Pekerjaan, No. Paket : Ruas Jalan : ‘Tempat, Tanggal/Bulan/Tahun Mengetahui (Koordinator/Pengawas Lapangan) (Mandor/Penyedia) DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA, Rokactiag HEDY RAHADIAN NIP. 19640314 199003 1 002 LAMPIRAN Ill SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA NOMOR: _/SE/Db/2021 TENTANG PELAKSANAAN PADAT KARYA DI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA MI. CONTOH FORMAT DAFTAR PENYERAPAN TENAGA PEKERJA RILL DAFTAR PENYERAPAN TENAGA PEKERJA RILL. saluran (drainase), bangunan pelengkap (jembatan), patok dan rambu Paket Pekerjaan No. Paket Ruas Jalan Minggu Ke Target (1 Tabun) Eel No. Kegiatan Orang] Upah | sd | Minggu | sd Heri | (Rp) |Minggu] Imi | Minggu Lalu Ini x z A Penyerapan Rill 1 | Pekerjaan pembersihan Pengecatan sederhana pada kerb/median, bangunan pelengkap (jembatan) Pengendalian tanaman/pemotongan rumput pada median, bahu jalan, lereng saluran, rumija dan bangunan pelengkap (jembatan) Pekerjaan galian Pekerjaan pasangan batu Pekerjaan saluran drainase Pekerjan lapis fondasi terkait pemelibaraan rutin untuk penutupan lubang (Patching) Pekerjaan bronjong Pekerjaan plat/buis beton fe” =20 MPa Target i (1 Tahun) Reatisasl No. Kegiatan Orang] Upah | sd] Minggu | ed Hari | (Rp) |Minggu| Ini__| Minggu Lalu Ini 1 2 3 4 5 (6=3x4x5. 7 10 | Dan lain-lain ‘Tempat, Tanggal/Bulan/Tahun Mengetahui (Koordinator/Pengawas Lapangan) (Mandor/Penyedia) DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA, Rah apeac DY. TAN NIP. 19640314 199003 1 002

Anda mungkin juga menyukai