Anda di halaman 1dari 6

Nama : Linda Lestari

NIM : E1A019054
Kelas : A/III
Mata Kuliah : Budidaya Tanaman
BIOTEKNOLOGI TANAMAN DALAM PERSPEKTIF PERTANIAN TANAMAN PANGAN
DAN HORTIKULTURA
TUGAS MANDIRI :
PETUNJUK
A. Pelajari dengan baik file yang diberikan.
B. Bekerjalah dengan baik dan focus sesuai dengan permintaan tugas.
C. Kumpulkan melalui ketua tingkat Hari Rabu 2 Desember 2020 (pkl 22.00) . Ketua tingkat
email ke : lzulkifli@yahoo.com
TUGAS :
1. Harus kerja mandiri agar mendapatkan hikmah dalam belajar untuk bekal selanjutnya (tidak
boleh mengcopy paste punya temannya). Tuhan Yang Maha Kuasa Maha Mengetahui apa
yang kita lakukan.
2. Buatlah ringkasan maksimum 3 halaman berdasarkan bahan bacaan (1 spasi)
3. Buat PETA KONSEP nya
4. Lanjutkan dengan membuat masing-masing 5 pertanyaan Multiple Choice / pilihan ganda
(dengan 5 option : A, B, C, D, dan E pada setiap pertanyaan). Jangan lupa sertakan kunci
jawabannya.
JAWAB
1. Baik pak.
2. PENGERTIAN, LINGKUP DAN PERAN BIOTEKNOLOGI TANAMAN
Bioteknologi adalah teknologi yang didasarkan pada biologi, khususnya jika diterapkan
dalam pertanian, ilmu pangan, kedokteran dan lingkungan. Dalam Konvensi PBB untuk
Keanekaragaman Hayati bioteknologi berarti aplikasi teknologi yang menggunakan sistem
biologis makhluk hidup, atau turunannya, untuk membuat dan memodofikasi produk atau
proses untuk tujuan tertentu. Jika ditafsirkan secara luas, bioteknologi mencakup metode-
metode tradisional. Misalnya, perbaikan genetik (pemuliaan) tanaman, ternak dan ikan;
pemanfaatan mikroorganisme untuk pengolahan makanan, produksi enzim, antibiotika,
vaksin, metabolit primer dan sekunder, pengolahan limbah; serta pengendalian hayati
(biocontrol) terhadap hama dan penyakit. Bioteknologi dalam arti sempit lebih menunjuk
kepada teknologi baru dengan dasar molekuler, meliputi teknologi DNA rekombinan, teknik
penyaringan produk-produk hayati alami (biopropecting), serta proses-proses pengkulturan
sel, protoplasma dan jaringan.
Ruang lingkup bioteknologi moderen yang berkaitan dengan pertanian (dalam arti luas)
pada saat ini sangat luas. Ini meliputi: 1) Kultur jaringan tanaman, untuk perbanyakan secara
masal, perbaikan genetik, konservasi plasma nutfah tanaman dan produksi bahan kimia
tertentu, 2) Transformasi genetik pada tanaman dan ternak (termasuk ikan budidaya), untuk
meningkatkan produksi, kualitas produk, ketahanan terhadap hama, penyakit dan cekaman
lingkungan, 3) Penggunaan penanda (marker) molekuler, untuk pemuliaan tanaman dan
ternak, 4) Biofertilizer (pupuk hayati, seperti penggunaan rhizobium dan kompos), 5)
Pengendalian hayati dan pestisida hayati (penggunaan organisme, seperti bakteri, jamur,
nematoda atau serangga, untuk pengendalian dan pemberantasan hama, penyakit dan parasit),
6) Biofarmasi (produksi obat-obatan menggunakan tanaman dan ternak transgenik), 7)
Rekayasa produk pertanian, yakni rekayasa karbohidrat, lemah, protein dll., menjadi produk
baru, seperti biopolimer (misalnya pembuatan plastik dari selulosa), 8) Manipulasi embrio
dan kloning pada ternak, untuk menyeleksi dan menghasilkan ternak unggul, - fertilisasi in
vitro dengan sperma dan sel telur terpilih pada ternak, 9) Penggunaan hormon rekombinan
untuk meningkatkan produksi susu dan daging, 10) Teknologi sidik jari (finger-print) dna
untuk identifikasi dan karakterisasi tanaman dan ternak, 11) Teknologi antibodi monoklonal
untuk diagnosis berbagai penyakit (pada manusia, ternak maupun tanaman), 12)
Penggunaanmikroorganisme untuk produksi bahan bakar (biogas, alkohol, dll.) Dari produk
atau limbah pertanian, untuk mengolah bahan makanan dan minuman, untuk mengolah
limbah pertanian dan rumahtangga, dan sebagainya.
Penerapan bioteknologi dalam bidang perbaikan genetik tanaman akan dapat
menciptakan tanaman-tanaman penghasil bahan makanan yang lebih tinggi produksinya,
yang lebih tahan terhadap hama dan penyakit, yang dapat ditanam di tanah-tanah marginal
(kering, asam atau bergaram), yang dapat menghasilkan sendiri hara nitrogen, ataupun
menghasilkan produk atau senyawa yang secara tradisional tidak dapat dihasilkan oleh
tanaman. Perkembangan bioteknologi tanaman dan pertanian, bertumpu pada dua bidang
teknologi yang saat ini berkembang dengan pesat, yakni rekayasa genetik dan kultur jaringan
tanaman. Rekayasa genetik atau teknologi DNA rekombinan berkaitan dengan manipulasi
terhadap materi genetik didalam sel makhluk hidup, sehingga menimbulkan perubahan
karakter yang bersifat menurun pada makhluk hidup yang direkayasa. Kultur jaringan
tanaman berkemampuan untuk menumbuhkan tanaman utuh dari bagian kecil tanaman
itu, misalnya sel, protoplasma dan jaringan. Pemanfaatan kultur jaringan tanaman meliputi
beberapa aspek: 1) Perbanyakan tanaman secara mikro (micropropagation); sejumlah kecil
dari jaringan tanaman (misalnya dari pucuk, daun, batang atau akar) dapat dikendalikan
untuk menghasilkan ribuan tanaman kecil yang akan menjadi bibit, 2) Produksi bibit bebas
penyakit; dengan teknik kultur meristem, penyakit tanaman (misalnya virus) dapat 'disaring'
sehingga bibit yang dihasilkan melalui teknik ini akan bebas penyakit, 3) Menciptakan
keragaman genetik tanaman dan seleksi terhadap tanaman mutan; dengan variasi somaklonal
dan perlakuan mutasi, 4) Produksi tanaman haploid untuk studi genetik dan pemuliaan
tanaman, 5) Membuat persilangan somatik melalui fusi (penggabungan) protoplasma, untuk
pemaduan material genetik antar spesies atau antar genus, 6) Konservasi plasma nutfah
tanaman secara in vitro, 7) Produksi senyawa-senyawa metabolit sekunder dari kultur sel dan
jaringan, 8) Transformasi genetik tanaman, dimana berbagai teknik yang melibatkan kultur
sel dan jaringan dikembangkan untuk memindahkan gen asing dari berbagai sumber ke
dalam tanaman, sehingga terbentuk tanaman transgenik yang mempunyai karakter yang baru.
Tanamann hasil rekayasa disebut dengan tanaman transgenik. Bioteknologi dapat
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap seluruh rentetan agroindustri dimana mereka dapat
mengambil untung, yang meliputi: a) Produksi dan penggunaan sarana pertanian (benih,
pestisida, pupuk dan mesin), b) Produk tanaman transgenik itu sendiri, c) Industri pengolahan
dari produk itu menjadi bahan makanan atau pakan, d) Perdagangan internasional dari
produsen ke konsumen. Akibatnya manfaat dan keuntungan maksimal yang diperoleh dari
bioteknologi itu akan mengalir ke perusahaan-perusahaan yang mengembangkan teknologi
tersebut, yang semuanya berada di negara-negara maju (Sasson, 1994).
ASPEK TEKNIS BIOTEKNOLOGI TANAMAN
Secara ringkas hasil-hasil penelitian yang didapatkan oleh Universitas Pattimura adalah:
1. Prosedur sterilisasi bahan tanaman untuk memulai kultur jaringan (disebut eksplan) bagi
semua jenis tanaman yang diuji, sehingga kontaminasi pasca sterilisasi dapat diminimalkan.
2. Kondisi kultur jaringan yang optimal untuk perbanyakan mikro bagi semua jenis tanaman
yang diteliti, terutama dalam hal jenis media dan kombinasi zat-zat pengatur tumbuh untuk
perbanyakan tunas secara cepat. 3. Kondisi kultur jaringan yang tepat untuk penyimpanan
plasma nutfah ubi dan gembili, sehingga 21 varietas jenis ubi, 9 varietas gembili, 3 varietas
keladi dan 4 varietas talas semua asal Maluku, dapat disimpan secara in vitro selama
bertahun-tahun. 4. Bibit-bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan semua tanaman yang
diteliti adalah bebas dari patogen. 5. Dengan prosedur aklimatisasi dan transfer bibit dari
kultur jaringan (dinamakan plantlet) maka diperoleh tanaman-tanaman normal di rumah kaca
sampai ke lapang.
Salah satu tujuan penerapan bioteknologi tanaman adalah untuk merekayasa tanaman
secara genetik sehingga akan didapatkan tanaman yang lebih unggul daripada varietas yang
sudah ada. Secara konvensional, hal ini dapat dilakukan melalui pemuliaan tanaman yang
biasanya melibatkan persilangan-persilangan dan seleksi, dengan maksud menggabungkan
sifat-sifat baik dari tetua-tetua ke dalam keturunan-keturunan yang terseleksi, sehingga
diperoleh varietas unggul baru. Tetapi metode ini memerlukann waktu yang lama dan hanya
dapat dilakukan untuk memindahkan sifat-sifat baik dari tanaman-tanaman sejenis atau
berkerabat dekat melalui perkawinan yang dapat menghasilkan keturunan fertil (tidak
mandul).
Contoh adalah dalam pengembangan Padi Emas dibentuk dengan merekayasa padi secara
genetik dengan mentransfer gen psy (phytoene synthase) dari tanaman daffodil (Narcissus
pseudonarcissus) atau jagung dan gen crtl dari bakteri tanah (Erwinia uredovora) ke dalam
tanaman padi. Padi transgenik hasil rekayasa itu berwarna kuning karena banyak
mengandung karoten-beta, suatu prekursor vitamin A, seperti yang biasanya banyak
terkandung pada tanaman wortel. Pembentukan Golden Rice ditujukan untuk biofortifikasi
(pemberian bahan vitamin A bagi penduduk melalui bahan pangan) dalam memberantas
defisiensi vitamin A.
Pada bioteknologi moderen, pemindahan gen dapat dilakukan dengan transformasi
genetik. Bioteknologi tanaman dengan transformasi genetik membutuhkan 3 teknik, yaitu: 1.
Teknik rekayasa genetik, untuk merekayasa gen (DNA) yang hendak ditransfer ke dalam
tanaman, 2. Teknik transfer gen, yaitu untuk mentransfer gen yang sudah direkayasa ke
dalam jaringan atau sel tanaman, 3. Teknik kultur jaringan atau kultur sel, untuk
menumbuhkan tanaman utuh dari jaringan. Dengan melibatkan ketiga teknik tersebut pada
akhirnya akan diperoleh tanaman hasil rekayasa genetik atau disebut tanaman transgenik
(Chawla, 2000).
Chitinase merupakan protein yang berhubungan dengan patogenesis dan berfungsi untuk
pertahanan tanaman terhadap infeksi oleh jamur. Untuk merekayasa tanaman ketimun
dengan gen chitinase, dilakukan transformasi genetik dengan menggunakan sarana
pentransfer gen berupa bakteri Agrobacterium tumefaciens (Raharjo et al, 1996). Untuk
tujuan merekayasa tanaman ketimun, dipakai gen-gen chitinase asam yang berasal dari
petunia dan chitinase basa yang berasal dari tembakau dan bean (sejenis buncis).
Tahap-tahap yang dikembangkan untuk mendapatkan tanaman dari kultur sel dan
jaringan pada apokad, leci dan lengkeng meliputi: (1)sterilisasi dan persiapan eksplan, (2)
induksi kultur embriogenik, (3) pemeliharaan kultur, (4) pembentukan dan pembesaran
embrio somatik, (5) pengecambahan embrio somatik, dan (6) aklimatisasi plantlet dan
transfer ke kondisi ex vitro (di rumah kaca).
Teknik yang digunakan untuk mentransfer gen-gen asing ke dalam tanaman apokat dan
leci adalah teknik kokultivasi yang pelaksanaannya mirip dengan tanaman ketimun.
Perbedaannya adalah bahwa untuk transformasi apokad dan leci, kokultivasi dilakukan
menggunakan agregat sel yang bersifat embriogenik pada media cair. Selanjutnya, dengan
menerapkan sistem regenerasi yang sudah dikembangkan sebelumnya maka akhirnya
diperoleh tanaman apokad maupun leci transgenik yang masing-masing mengandung gen-
gen asing yang telah digunakan dalam proses transformasi genetic.
PANDANGAN TENTANG PENERAPAN BIOTEKNOLOGI TANAMAN DI
INDONESIA
Pengembangan dan pemanfaatan tanaman transgenik, khususnya untuk tanaman pangan
penting, seperti padi, jagung dan kedelai, tanaman hortikultura utama, seperti kentang dan
tomat, serta kapas, tebu, dan kakao, memang sudah mendapatkan perhatian dari beberapa
lembaga penelitian pemerintah serta perguruan tinggi dan masih perlu untuk ditingkatkan.
Perkembangan pemanfaatan tanaman transgenik dapat mempunyai dampak negatif dalam
bentuk ketergantungan Indonesia terhadap pengembangan produk-produk rekayasa genetik
dari luar negeri. Untuk mencegah dampak negatif, pemerintah melakukan penguatan
investasi pada SDM, riset dan teknologi, serta perbaikan kapasitas kelembagaan. Sikap
Kementerian Pertanian tidak anti terhadap pengembangan bioteknologi pertanian di
Indonesia, tetapi di sisi lain juga tetap melakukan pendekatan kehati-hatian dalam
mengadopsi bioteknologi dan menerima benih-benih transgenik dari luar negeri.
Kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan bioteknologi tanaman di Indonesia
hendaknya diutamakan untuk menghasilkan inovasi baru atau memodifikasi inovasi yang
telah ada, yang memiliki ciri-ciri: - dapat meningkatkan secara nyata produktivitas, nilai
tambah produk atau memperbaiki proses produksi, - ekonomis dan sedapat mungkin kurang
memerlukan input yang terlalu mahal atau terlalu sulit diperoleh secara lokal, - sedapat
mungkin produknya dapat digunakan atau prosesnya dapat diaplikasikan secara lokal
(menunjang pengembangan teknologi spesifik lokasi). Kegiatan-kegiatan pengembangan
bioteknologi tanaman juga dapat diarahkan untuk menyediakan alternatif proses produksi
yang baru dan lebih efisien. Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk mengkonversi berbagai
limbah pertanian menjadi energi (etanol, biodisel, atau biogas), serta mengkonversi limbah
pertanian menjadi pupuk organik untuk budidaya pertanian.
3. Membuat peta konsep

PENGERTIAN, LINGKUP DAN


PERAN BIOTEKNOLOGI TANAMAN

BIOTEKNOLOGI
TANAMAN DALAM
PERSPEKTIF ASPEK TEKNIS BIOTEKNOLOGI
PERTANIAN TANAMAN TANAMAN
PANGAN DAN
HOLTIKULTURA
PANDANGAN TENTANG PENERAPAN
BIOTEKNOLOGI TANAMAN DI
INDONESIA

4. Membuat soal pilihan ganda


1) Bioteknologi dapat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap seluruh rentetan
agroindustri dimana mereka dapat mengambil untung, di bawah ini yang meliputi
keuntungan tersebut yaitu, kecuali
a. Produksi dan penggunaan sarana pertanian (benih, pestisida, pupuk dan mesin)
b. Produk tanaman transgenik itu sendiri
c. Industri pengolahan dari produk itu menjadi bahan makanan atau pakan
d. Perdagangan internasional dari produsen ke konsumen
e. Keuntungan modal
2) Dibawah ini yang tidak tepat termasuk biofertilizer yaitu
a. Rhizobium
b. Kompos
c. Tanah
d. Pupuk hayati
e. Pupuk mikrobiologis
3) Teknik kokultivasi merupakan teknik yang digunakan untuk mentransfer gen-gen asing
ke dalam tanaman apa saja?
a. Alpukat dan leci
b. Leci dan stroberi
c. Alpukat dan nanas
d. Apel dan melon
e. Alpukat dan anggur
4) Disebut dengan apa tanaman hasil rekayasa gen
a. Tanaman transgen
b. Tanaman transgenic
c. Tanaman genetic
d. Tanaman genetika
e. Tanaman transfer gen
5) Di bawah ini yang termasuk hasil dari penelitian di Universitas Pattimura yaitu
a. Prosedur sterilisasi bahan tanaman untuk memulai kultur jaringan (disebut iksplan)
bagi semua jenis tanaman yang diuji, sehingga kontaminasi pasca sterilisasi dapat
diminimalkan.
b. Kondisi kultur jaringan yang tidak optimal untuk perbanyakan mikro bagi semua
jenis tanaman yang diteliti, terutama dalam hal jenis media dan kombinasi zat-zat
pengatur tumbuh untuk perbanyakan tunas secara cepat.
c. Kondisi kultur jaringan yang kurang tepat untuk penyimpanan plasma nutfah ubi dan
gembili, sehingga 21 varietas jenis ubi, 9 varietas gembili, 3 varietas keladi dan 4
varietas talas semua asal Maluku, dapat disimpan secara in vitro selama bertahun-
tahun.
d. Bibit-bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan semua tanaman yang diteliti tidak
bebas dari patogen.
e. Dengan prosedur aklimatisasi dan transfer bibit dari kultur jaringan
(dinamakan plantlet) maka diperoleh tanaman-tanaman normal di rumah kaca
sampai ke lapang.

Anda mungkin juga menyukai