Skripsi
Oleh
MUFLIH KARUNIAWAN
Nim : 131101031
Pematang Siantar” adalah benar hasil karya saya sendiri, kecuali dalam
Demikian pernyataan ini saya buat dengan secukupnya tanpa ada tekanan atau
paksaan dari pihak manapin serta bersedia mendapatkan sangsi akademik bila
NIM. 131101031
rahmat dan hidayah-Nya yang tidak terkira sehingga penulis dapat meyelesaikan
penulisan skripsi ini yang berjudul “Aktualisasi Perawat dalam Upaya Pelayanan
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas
dan Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Pembantu Dekan I
2. Ibu Luftiani S.Kep., Ns., M.Kes selaku dosen pembimbing yang sudah
3. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Nur Afi Darti
S.Kp., M.Kep dan Ibu Farida Linda Sari Siregar S.Kep., Ns., M.Kep
selaku dosen penguji yang juga banyak memberi saran dan masukan yang
4. Penulis tak lupa mengucapkan terima kasih teristimewa kepada orang tua
dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat, dorongan,
Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Semoga Allah SWT yang Maha Pengasih selalu mencurahkan berkat dan
kasih karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis.
Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat demi kemajuan Ilmu Pengetahuan
ini masih ada kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Penulis
Halaman
Halaman judul ....................................................................................................i
Halaman pengesahan ..........................................................................................ii
Prakata ............................................................................................................. iv
Daftar isi.............................................................................................................vi
Daftar tabel........................................................................................................viii
Daftar Skema ................................................................................................... ix
Abstrak .............................................................................................................. x
Bab I Pendahuluan ................................................................... 1
1. Latar belakang............................................................. 1
2. Rumusan masalah........................................................... .5
3. Tujuan penelitian............................................................ 5
4. Manfaat penelitian.......................................................... .6
Daftar Pustaka..................................................................................................66
Lampiran-lampiran..........................................................................................68
Lampiran 1 Inform concent
Lampiran 2 Instrumen penelitian
Lampiran 3 Surat izin penelitian
Lampiran 4 Lembaran uji valid
Lampiran 5 Hasil uji reliabilitas
Lampiran 6 Lembar buku bimbingan
Lampiran 7 Riwayat hidup
Siantar .......................................................................................48
1. Latar Belakang
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Oleh karena itu, peran tenaga
kesehatan dalam hal ini perawat harus menjalankan perannya dalam memberikan
manusia puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan
kesehatan tingkat pertama lainnya diwilayah kerja dan pembagian waktu kerjanya.
2) pelayanan gawat darurat; 3) pelayanan satu hari (one day care); 4) home care;
sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas (Kepmenpan No.4
tahun 2014 tentang keperawatan pada pasal 29 ayat pertama. Pada ayat pertama
Kesehatan Indonesia menegaskan ada 12 aspek peran perawat puskesmas dan enam
kolaborator, konselor dan sebagai panutan (Depkes, 2004). Namun demikian, pada
perawat juga melakukan tugas lain, antara lain menetapkan diagnosa penyakit
(70,1%), melakukan pertolongan persalinan (57,7%). hal ini terjadi tidak saja di
puskesmas terpencil tetapi juga di puskesama tidak terpencil. Selain itu perawat
terlaksana. Namun penelitian tersebut tidak spesifik tentang peran perawat sebagai
promotif dan preventif kurang digali lagi. Hasil penelitian Ummiyun (2015)
2014 tentang keperawatan pada pasal 29 ayat pertama. Pada ayat pertama
terhadap apa yang mulai disadarinya ada dalam dirinya. Semua manusia akan
mengalami fase itu, hanya saja sebagian dari manusia terjebak pada nilai-nilai
atau ukuran-ukuran pencapaian dari tiap tahap yang dikemukakan Maslow. Andai
Universitas Sumatera Utara
4
saja seorang manusia bisa cepat melampaui tiap tahapan itu dan segera mencapai
tahapan akhir yaitu aktualisasi diri, maka dia punya kesempatan untuk mencari
perawat masih belum bisa mununjukan potensi-potensi yang ada di dalam diri
upaya pelayanan kesehatan yang lain seperti upaya promotif, preventif dan
rehabilitaf tidak bisa ditinggalkan. Oleh karena itu penelitian ini diadakan dengan
2. Rumusan Masalah
3. Tu j a n P e n e l i t i a n
4. Manfaat Penelitian
Puskesmas.
4. 3. Bagi perawat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi perawat dalam
4. 4 Bagi penetili
Mengetahui peran perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif dan
preventif.
1. 1 Defenisi Puskesmas
(Depkes, 2004).
1. 2 Fungsi Puskesmas
masyarakat.
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
dalam bentuk: (a) rawat jalan; (b) pelayanan gawat darurat; (c) pelayanan satu hari
(one day care); (d) home care; dan/atau (e) rawat inap berdasarkan pertimbangan
meliputi:
a. paradigma sehat;
b. pertanggungjawaban wilayah;
c. kemandirian masyarakat;
d. pemerataan;
yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya
secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan
bagi lingkungan. Sedangkan prinsip yang terakhir yaitu prinsip keterpaduan dan
penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta
yang dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat dan juga disesuaikan dengan fungsi
puskesmas dan kemampuan sumber daya yang tersedia (Depkes RI, 2004).
a. Promosi Kesehatan
ibu dan meningkatkan derajat kesehatan anak. Sasarannya adalah ibu hamil, ibu
menyusui dan balita, dukun bersalin, dan kader kesehatan. Kegiatannya antara
lain:
posyandu.
yaitu pasangan usia subur (PUS) dan dukun bersalin. Kegiatannya anatara lain:
status gizi masyarakat melalui usaha pemantauan status gizi kelompok masyarakat
beresiko tinggi, terutama ibu hamil dan balita. Sasarannya yaitu ibu hamil, ibu
pertumbuhannya.
d. Kesehatan Lingkungan
Muninjaya (2004), menyebutkan upaya kesehatan lingkungan bertujuan
sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor resiko
rumah makan, pasar, sumber air minum, dan tempat pembuangan limbah.
penyakit menular sedini mungkin dan memberikan proteksi bagi masyarakat agar
terhindar dari penularan penyakit. Sasarannya yaitu ibu hamil, balita, anak-anak
yang berperilaku resiko tinggi juga perlu dijadikan sasaran kegiatan P2M.
masyarakat.
menggunakan insektisida.
f. Pengobatan
Muninjaya (2004) menyebutkan, pengobatan bertujuan memberikan
1) Menegakkan diagnosa.
2) Memberikan pengobatan untuk penderita yang berobat jalan atau
sekolah. Sasaran dari UKS adalah murid SD, SLTP, SLTA, dan lingkungan
kesehatan lingkungan.
dan jenis kelamin, dan diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat.
1) Identifikasi masalah meliputi pemeriksaan awal dan berkala untuk para pekerja.
puskesmas dengan keluhan gangguan gigi dan mulut. Kegiatannya anatara lain:
kelompok.
keluarganya yang datang ke puskesmas termasuk pasien yang dirujuk oleh RSJ
pemeriksaan kacamata, operasi katarak dan glaukoma akut yang dilakukan oleh
warga lanjut usia, pemberian pengobatan bagi lansia yang mengalami gangguan
puskesmas.
pengobatan tradisional.
2. Peran Perawat
individu sesuai dengan status sosialnya. Jika seorang perawat, peran yang
peran bukan berarti sama dalam segala hal. Peran boleh sama tetapi ruang lingkup
Peran perawat adalah merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai dengan kependudukan dalam system, dimana dapat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar
Peran perawat menurut konsorsium ilmu ilmu kesehatan tahun 1989 dalam
Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan
kompleks.
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas
informasi tentang penyakitnya. Hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya
3. Peran edukator.
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
4. Peran koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
5. Peran kolaborator
Peran perawat disini dilakukan kerana perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
6. Peran konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan
7. Peran pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
rendahnya tingkat pendidikan yaitu mayoritas pendidikan SPK dan Diploma, dari
seluruh peran dan fungsi yang harus dilakukan oleh perawat, hanya 6 saja yang
merupakan peran utama bagi perawat diman perawat dapat memberikan asuhan
rasa aman bagi klien, melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana
dengan seimbang antara lain, memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan
b) Penemu Kasus
Perawat puskesmas berperan dalam mendeteksi serta dalam menemukan
dilakukan dengan jalan mencari langsung ke masyarakat (aktif case finding) dan
dapat pula didapat secara tidak langsung yaitu pada kunjungan pasien ke
puskesmas (pasif case finding). Perawat kesehatan masyarakat harus peka dan
sadar pada area yang memiliki kelompok resiko tinggi dalam masyarakat. Sangat
penting bagi perawat kesehatan masyarakat untuk mengikuti kontak individu atau
jawaban dari pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh klien atau masyarakat.
c) Pendidik Kesehatan
Peran sebagai pendidik kesehatan (edukator) menuntut perawat untuk
perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan, yaitu dalam
fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi klien dan
informasi yang tepat untuk kesehatan dan gaya hidup antara lain informasi yang
kesehatan yang bersumber dari buku-buku, koran, televisi atau teman (Depkes,
tentang kesehatan oleh perawat. Ada kecenderungan baru untuk peningkatan dan
Universitas Sumatera Utara
17
penjagaan kesehatan daripada pelayanan, akibatnya, masyarakat ingin dan bisa
2009).
dengan tim kesehatan yang lain, baik perawat dengan dokter, perawat dengan ahli
gizi, perawat dengan ahli radio logi dan lain-lain dalam kaitannya mempercepat
anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesi
pelayanan kesehatan dan sektor terkait lainnya (Depkes, 2004). Peran ini salah
e) Konselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi
masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan perawat puskesmas antara lain adalah
sehat atau adanya perubahan pola interaksi yang lebih baik dari individu, keluarga
bagaimana cara tata hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat
(Fetaria 2005 dalam Fauziah, 2012). Perawat puskesmas sebagai role model
diharapkan berperilaku hidup yang sehat, baik dalam tingkat pencegahan yang
pertama, kedua maupun yang ketiga yang dalam kehidupan sehari-hari dapat
menjadi contoh masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain memberi
contoh praktik menjaga tubuh yang sehat baik fisik maupun mental seperti
makanan bergizi, olahraga secara teratur, menjaga berat badan, tidak merokok,
Universitas Sumatera Utara
19
menyediakan waktu untuk istirahat setiap hari, komunikasi efektif dan lain- lain
(Depkes, 2004).
bertanggungjawab dalam:
sumber air; debu di daerah pabrik semen merupakan faktor risiko infeksi
Universitas Sumatera Utara
20
saluran nafas)
teridentifikasi.
global, nasional, maupun daerah (pll4, gizi, KIAKB, Kesling, dsb) Malaria,
alam
4) Pencegahan infeksi
b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan untuk
secara mandiri.
ketentuan
2014).
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-
sikap dan praktik kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki
(Notoatmodjo, 2007).
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama sesuai sosial budaya serta didukung
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama mereka, serta
1. Di Dalam Gedung
perawatan).
masyarakat, yakni:
lain-lain.
yaitu:
1. Sasaran Primer
Sasaran Primer (utama) upaya promosi kesehatan yaitu pasien, individu sehat, dan
2. Sasaran Sekunder
(pemuka adat, pemuka agama, dll) maupun pemuka formal (petugas kesehatan,
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan
didukung oleh bina suasana, advokasi serta dilandasi oleh semangat dan
kemitraan.
1. Pemberdayaan
2. Bina suasana
Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan
3. Advokasi
Agar pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan secara paripurna, maka indikator
1. Indikator Masukan
manusia, sarana/peralatan dan dana. Oleh karena itu, indikator masukan ini dapat
mencakup :
pemasangan poster, dll), yaitu sudah atau belum, dan atau frekuensinya.
b. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, spanduk, dll), yaitu masih
3. Indikator Keluaran
dilaksanakan, baik secara umum maupun secara khusus. Oleh karena itu, indikator
pelayanan,konseling, dll)
Puskesmas.
pengorganisasian masyarakat.
4. Indikator Dampak
Indikator dampak mengacu pada tujuan dilaksanakannya promo si kesehatan
Puskesmas, yaitu terciptanya PHBS di masyarakat. Oleh sebab itu, kondisi ini
yaitu melalui upaya evaluasi. Tatanan yang dianggap mewakili untuk di evaluasi
persentase keluarga atau rumah tangga yang telah memperaktekkan PHBS. PHBS
itu sendiri merupakan komposit dari sejumlah indikator perilaku. PHBS terdiri
untuk mengevaluasi, maka perlu ditetapkan beberapa perilaku yang sangat sensitif
berasal dari bahasa latin, preventif yang artinya datang sebelum atau antisipasi
atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas,
prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja yang dilakukan untuk mencegah
(Effendi, 2009).
1. Imunisasi massal terhadap anak bayi dan balita serta ibu hamil.
keadaan tertentu yang secara langsung atau tidak langsung dapat memengaruhi
lain :
sebagainya.
pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment) meliputi mencari kasus
sedini mungkin:
lebih parah. Bertujuan menurunkan angka kejadian cacat fisik maupun mental,
dan mental).
4. Aktualisasi Diri
untuk melakukan usaha terbaik yang ia bisa (Maslow dalam Schultz 2001),
diri akan di bantu serta di hambat oleh pengalaman dan proses belajar kita dalam
masa kanak kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan
Menurut Sunyoto (2012) aktualisasi diri adalah kebutuhan yang paling tinggi
melainkan karena kesadaran dan keinginan diri sendiri. Dalam kondisi seseorang
sebagai “hasrat untuk makin menjadi diri sendiri sepenuh kemampuannya sendiri,
sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat, potensi,
serta penggunaan semua kualitas dan kapasitas secara penuh. Karena aktualisasi
diri adalah kebutuhan yang paling tinggi, maka ia menjadi kebutuhan yang paling
Kebutuhan paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan terlebih dahulu baru
bahwa aktualisasi diri merupakan hal yang sangat penting dan harga mati apabila
adalah tahap pencapaian oleh seorang manusia terhadap apa yang mulai
disadarinya ada dalam dirinya. Dimana seseorang itu sadar, mengerti dan paham
kehidupannya.
Maslow menulis, “Orang yang neurotis secara emosional tidak sakit, dia secara
kognitif salah!”
atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap
hal-hal tersebut.
Universitas Sumatera Utara
36
Sebaliknya, orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh perasaan malu atau
begitu dihantui sehingga mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang
lebih konstruktif.
dan orang-orang yang tidak mengaktualisasikan diri tidak dapat berfungsi secara
kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Meskipun mereka tindak menjauhkan diri
dari kontak dengan manusia, mereka rupanya tidak membutuhkan oarang lain.
pada orang lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkannya
orang-orang lain dan bukan suatu hasil dari perkembangan mereka sendiri yang
otonom.
mereka yang tinggi menaklukkan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis-
dikemukakan, sangat tergantung pada dunia yang nyata untuk pemuasaan motif-
motif kekurangan.
ini, yang dianggap Maslow adalah biasa di kalangan orang-orang yang sehat, diri
dilampaui, dan orang itu digenggam oleh suatu perasaan kekuatan, kepercayaan,
dan kepastian, suatu perasaan yang dalam bahwa tidak ada sesuatu yang tidak
i. Minat sosial
dan memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap anggota lain dalam
keluarga.
j. Hubungan antarpribadi
kuat dengan orang-orang lain dari pada orang-orang yang memiliki kesehatan jiwa
yang biasa. Mereka mampu memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan
yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu
lain.
agama, ras, atau warna kulit. Perbedaan-prbedaan serupa itu tidak menjadi
dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita-cita jauh lebih penting dari pada sarana
untuk mencapainya. Orang-orang yang kurang sehat kerap kali bingung atau tidak
mengambil keuntungan dari perasaan rendah diri orang lain atau kelompok dan
n. Kreativitas
meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni; tidak
yaitu :
seseorang harus dan wajib mengenali dan mengetahui bakat serta potensi unik
yang ada dalam dirinya. Bakat merupakan anugerah Tuhan yang tidak
Universitas Sumatera Utara
40
ternilai.Tiap orang terlahir dengan bakat dan potensi yang luar biasa. Yang harus
di lakukan adalah memahami, mendeteksi dan mengenali bakat dan potensi apa
kemampuan unik yang ada dalam dirinya, yang membedakan dirinya dengan
keunikan masing masing. Dengan menjadi seseorang yang berbeda, namun tak
sekedar berbeda, tapi juga unik. Menghargai diri sendiri, percaya bahwa diri
adalah alah satu maha karya terbaik ciptaan tuhan. Yang memliki manfaat bagi
orang lain. Dengan menghargai orang lain dan berbuat baik kepada orang lain.
1. Kerangka Konseptual
Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-
sifat dan potensi psikologis yang unik. Maslow membicarakan sifat khusus yang
penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri; spontanitas,
sarana, tujuan, antara baik dan buruk; perasaan humor yang tidak menimbulkan
Upaya pelayanan
Kesehatan Promotif di
Puskesmas
Aktualisasi Tinggi
perawat Sedang
Upaya pelayanan Rendah
Kesehatan Preventif
di Puskesmas
2. Definisi Operasional
No Variabel Defenisi
Operasional Alat Ukur Hasil
Ukur
1.
Aktualisasi perawat
1. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini ialah kuantitatif dengan desain penelitian yaitu deskriptif
2. 1 Populasi Penelitian
(Elfindri. dkk, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah dari jumlah perawat
Arikunto, (2012) yaitu jika populasi kurang dari 100, maka lebih baik semua
populasi dijadikan sampel, tetapi jika jumlah populasi lebih dari 100, maka dapat
diambil 10% - 15% atau 20-25% atau lebih. Jadi yang akan dijadikan sampel
Siantar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
total sampling.
lokasi penelitian ini dilakukan dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga
bulan September 2016 sampai Juli 2017 dan pengumpulan data dilakukan pada
4. Pertimbangan Etik
Penelitian ini mempertimbangkan tiga aspek penting terkait dengan etik yaitu
Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar. Setelah mendapat persetujuan dari Dinas
diberi penjelasan tentang maksud, tujuan, pro sedur penelitian yang dilakukan
5. Instrumen Penelitian
perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif yang terdir dari 15 pernyataan
preventif. Skor untuk pertayaan positif nilai 4 untuk “selalu”, nilai 3 untuk
skor untuk pertayaan negatif nilai 4 untuk “tidak pernah”, nilai 3 untuk “kadang-
promotif yaitu:
P =
P = = 15
Maka:
15- 30 = Rendah
31 - 45 = Sedang
46 - 60 = Tinggi
preventif yaitu:
R = 45
Untuk panjang
interval kelas
digunakan rumus
sebagai berikut:
P = =1
P =
Maka:
15- 30 = Rendah
31- 45 = Sedang
46- 60 = Tinggi
kevalidtan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih