Anda di halaman 1dari 66

Aktualisasi Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Promotif

dan Preventif di PUSKESMAS SUKAPURA

Skripsi

Oleh

MUFLIH KARUNIAWAN

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI


JAWA TIMUR
2021

iiUniversitas Sumatera Utara


HALAMAN PERSETUJUAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muhammad Rizal Saragih

Nim : 131101031

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “Aktualisasi Perawat

dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Promotif dan Preventif di Puskesmas Kota

Pematang Siantar” adalah benar hasil karya saya sendiri, kecuali dalam

pengutipan substansi di sebutkan sebelumnya dan bukan karya jiplakan. Saya

bertanggungjawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah

ilmiah yang harus dijungjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan secukupnya tanpa ada tekanan atau

paksaan dari pihak manapin serta bersedia mendapatkan sangsi akademik bila

pernyataan ini tidak benar.

Medan, Agustus 2017

( Muhammad Rizal Saragih )

NIM. 131101031

iiUniversitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
PRAKATA

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya yang tidak terkira sehingga penulis dapat meyelesaikan

penulisan skripsi ini yang berjudul “Aktualisasi Perawat dalam Upaya Pelayanan

Kesehatan Promotif dan Preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas

akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Sumatera Utara. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan

dan Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Pembantu Dekan I

serta seluruh staf dan dosen pengajar Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada

penulis untuk menyelesaikan studi jenjang Sarjana Keperawatan.

2. Ibu Luftiani S.Kep., Ns., M.Kes selaku dosen pembimbing yang sudah

meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi

ini, memberikan arahan dan masukan yang sangat berharga sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu.

3. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Nur Afi Darti

S.Kp., M.Kep dan Ibu Farida Linda Sari Siregar S.Kep., Ns., M.Kep

selaku dosen penguji yang juga banyak memberi saran dan masukan yang

membangun dalam penulisan skripsi ini.

4. Penulis tak lupa mengucapkan terima kasih teristimewa kepada orang tua
dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat, dorongan,

1Universitas Sumatera Utara


perhatian dan doa yang tak henti-hentinya selama ini kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Akhirnya tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepadaada

teman – teman seperjuangan angkatan 2013 yang telah memberikan

dorongan dan bantuan kepada penulis.

Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu. Semoga Allah SWT yang Maha Pengasih selalu mencurahkan berkat dan

kasih karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis.

Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat demi kemajuan Ilmu Pengetahuan

khususnya profesi keperawatan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi

ini masih ada kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Medan, Juli 2017

Penulis

1Universitas Sumatera Utara


Daftar Isi

Halaman
Halaman judul ....................................................................................................i
Halaman pengesahan ..........................................................................................ii
Prakata ............................................................................................................. iv
Daftar isi.............................................................................................................vi
Daftar tabel........................................................................................................viii
Daftar Skema ................................................................................................... ix
Abstrak .............................................................................................................. x
Bab I Pendahuluan ................................................................... 1
1. Latar belakang............................................................. 1
2. Rumusan masalah........................................................... .5
3. Tujuan penelitian............................................................ 5
4. Manfaat penelitian.......................................................... .6

Bab II Tinjauan pustaka................................................................ 7


1. PUSKESMAS................................................................. 7
1.1. Defenisi Puskesmas.................................................. 7
1.2. Fungsi Puskesmas ................................................... 8
1.3. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas......................... .9
1.4. Kegiantan pokok Puskesmas..................................... 10
1.5. Kegiatan pengembangan Puskesmas......................... 14
2. Peran perawat ............................................................... .18
2.1. Defenisi peran perawat............................................. 18
2.2. Peran perawat Puskesmas......................................... 20
2.3. Tanggungjawab dan kewenangan perawat ............... .25
2.4. Kompetensi perawat Puskesmas ............................. .26
3. Upaya penyelenggaraan kesehatan.................................. .28
3.1. Upaya pelayanan promotif....................................... 29
3.2. Upaya pelayanan preventif....................................... 36
4. Aktualisasi Diri.............................................................. 39
4.1. Pengertin aktualisasi diri ........................................ 39
4.2. Karakteristik atau sifat-sifat aktualisasi diri.............. 40
4.3. Langkah-langkah untuk aktualisasi diri..................... 46

Bab III Kerangka penelitian ......................................................... .47


1. Kerangka konseptual...................................................... 47
2. Defenisi operasional....................................................... 48

Bab IV Metodologi penelitian........................................................ 51


1. Desain penelitian ........................................................ 51
2. Populasi dan sampel penelitian...................................... ...50
2.1. Populasi penelitian................................................ 50

1Universitas Sumatera Utara


2.2. Sampel penelitian...................................................................50
3. Lokasi dan waktu penelitian.........................................................51
4. Pertimbangan etik........................................................................51
5. Instrument penelitian....................................................................52
6. Uji validasi dan reliabilitas ..........................................................53
7. Pengumpulan data......................................................................55
8. Analisa data..................................................................................56

Bab V Hasil dan pembahasan ........................................................................57


1. Hasil penelitian............................................................................57
1.1. Deskripsi karakteristik responden .............................................57
1.2. Aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif
di Puskesmas Kota Pematang Siantar...........................................59
1.3. Aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan preventif
di Puskesmas Kota Pematang Siantar ......................................59
2. Pembahasan.................................................................................60
2.1. Aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif
di Puskesmas Kota Pematang Siantar...........................................60
2.2. Aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif
di Puskesmas Kota Pematang Siantar...........................................62

Bab VI Kesimpulam dan saran.........................................................................64


1. Kesimpulan..................................................................................64
2. Saran............................................................................................64

Daftar Pustaka..................................................................................................66

Lampiran-lampiran..........................................................................................68
Lampiran 1 Inform concent
Lampiran 2 Instrumen penelitian
Lampiran 3 Surat izin penelitian
Lampiran 4 Lembaran uji valid
Lampiran 5 Hasil uji reliabilitas
Lampiran 6 Lembar buku bimbingan
Lampiran 7 Riwayat hidup

1Universitas Sumatera Utara


Daftar tabel

Tabel 1 Distribusi Frekuensi dan presentase Karakteristik Responden di


Puskesmas Kota Pematang Siantar.....................................................58
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tentang Aktualisasi Perawat Dalam Upaya Pelayan
Kesehatan Promotif Di Puskesmas Kota Pematang Siantar Tahun
2 0 1 7 5 9
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tentang Aktualisasi Perawat Dalam Upaya
Pelayanan Kesehatan Preventif Di Puskesmas Kota Pematang Siantar
T a h u n 2 0 1 7 5 9

1Universitas Sumatera Utara


Daftar skema

Skema 3.1 Kerangka konseptual Aktualisasi perawat dalam Upaya Pelayanan

Kesehatan Promotif dan Preventif di Puskesmas Kota Pematang

Siantar .......................................................................................48

1Universitas Sumatera Utara


Judul : Aktualisasi Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan
Promotif dan Preventif di Puskesmas Kota Pematang
Siantar
Peneliti : Muhammad Rizal Saragih
Nim : 131101031
Jurusan : Ilmu Keperawatan Fakultas KeperawatanUniversitas
Sumatera Utara
Tahun Akademik : 2016/2017
ABSTRAK
Perawat kesehatan masyarakat di Puskesmas bertanggungjawab dalam melakukan
kegiatan promo si kesehatan. Untuk melaksanakan tanggungjawab tersebut,
perawat harus bisa mengaktualisaikan dirinya atau menerapkan dan
mengembangkan ilmu serta menggali potensi-potensi dirinya, demi tercapainya
upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif yang berkualitas. Penelitian
dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi aktualisasi perawat dalam upaya
pelayanan kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar.
Desain penelitian ini adalah deskriptif dan pengambilan sampel menggunakan
metode total sampling yaitu sebanyak 32 orang. Instrumen pada penelitian
menggunakan kuesioner aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan promotif
dengan 15 pernyataan dan aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan preventif
15 pernyataan. Kedua intrumen telah diuji validitas dan reabilitas dengan nilai
cronbach ’s alpha yaitu 0,75 dan 0,74 . Data diolah dengan sistem komputerisasi
dalam bentuk tabel distribusif frekuensi dan persentasi. Hasil penelitian ini
menunjukan aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif di
Puskesmas Kota Pematang Siantar bahwa katagori sedang yaitu sebesar 53,1%,
aktualisasi tinggi 46,9%. Untuk aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan
preventif menunjukan kategori sedang yaitu sebesar 53,1%, aktualisasi tinggi
46,9%. Perawat mampu mengaktualisasikan dirinya dalam upaya pelayanan
kesehatan promotif maupun preventif tetapi dalam hal ini perawat belum
sepenuhnya mampu mengkatulisasikan dirinya secara maksimal. Diharakan
perawat di puskesmas dapat memberikan pelayanan kesehatan tdan dapat
meningkatkan skill serta menggali lebih dalam lagi potensi-potensi pada dirinya
demi tercapainya pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas.

Kata Kunci : Aktualisasi, Perawat, Pelayanan Promotif, Pelayanan


Preventif

1Universitas Sumatera Utara


1Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan unit pelaksanakan pelayanan

kesehatan masyarakat ditingkat dasar di Indonesia. Kualitas layanan kesehatan

sangatlah penting, hal ini dikarenakan masyarakat semakin selektif untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Oleh karena itu, peran tenaga

kesehatan dalam hal ini perawat harus menjalankan perannya dalam memberikan

pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal.

Dalam PERMENKES RI No.75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan

masyarakat bahwa pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut

puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan

lebih mengutamakan upaya promotif dan pereventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Sumber daya

manusia puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan

dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah

pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya,

karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, katersediaan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama lainnya diwilayah kerja dan pembagian waktu kerjanya.

1Universitas Sumatera Utara


1

Dalam upaya kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud meliputi: 1)

pelayanan promosi kesehatan; 2) pelayanan kesehatan lingkungan; 3) pelayanan

kesehatan ibu , anak, dan keluarga berencana; 4) pelayanan gizi; serta 5)

pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Sedangkan untuk upaya

kesehatan perorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk: 1) rawat jalan;

2) pelayanan gawat darurat; 3) pelayanan satu hari (one day care); 4) home care;

dan/atau 5) rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan

(Permenkes RI, 2014). Upaya keperawatan kesehatan masyarakat merupakan

upaya kesehatan penunjang yang terintegrasi dalam semua upaya kesehatan di

Puskesmas. Dengan terintegrasinya upaya Puskesmas ke dalam upaya kesehatan

wajib maupun upaya pengembangan, diharapkan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat dapat lebih bermutu kerena diberikan secara holistik, komprehensif

pada semua tingkat pengcegahan.

Upaya keperawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan profesional

yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di puskesmas yang dilaksanakan

oleh perawat. Perawat Puskesmas mempunyai tugas pokok memberikan

pelayanan keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat. Untuk mencapai kemandirian masyarakat baik di

sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas (Kepmenpan No.4

Tahun 2001). Tugas dan wewenang juga ditulis di dalam Undang-Undang No 38

tahun 2014 tentang keperawatan pada pasal 29 ayat pertama. Pada ayat pertama

dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat

bertugas sebagai; pemberi asuhan keperawatan, penyuluhan dan konselor bagi

Universitas Sumatera Utara


2

klien, pengelola pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana tugas

berdasarkan pelimpahan wewenang, dan pelaksana tugas dalam keadaan

keterbatasan tertentu. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di

Puskesmas, perawat bertanggungjawab dalam penyelenggraan penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan terutama bertanggungjawab melakukan

kegiatan promo si kesehatan dan pencegahan penyakit berdasarkan masalah

kesehatan yang timbul berdasarkan faktor resiko yang teridentifikasi. Kementerian

Kesehatan Indonesia menegaskan ada 12 aspek peran perawat puskesmas dan enam

diantaranya merupakan peran wajib yang dijalankan perawat puskesmas termasuk

pemberi asuhan keperawatan, penemu kasus, pendidik kesehatan, koordinator dan

kolaborator, konselor dan sebagai panutan (Depkes, 2004). Namun demikian, pada

faktanya peran dan fungsi perawat belum terlaksana secara optimal.

Berdasarkan hasil kajian Depkes & Universitas Indonesia (2005)

menunjukan bahwa terdapat perawat melakukan aushan keperawatan dalam

gedung puskesmas (56,1%), melakukan asuhan keperawatan keluarga (55,29) dan

sudah menerapkan asuhan keperawatan pada kelompok (5 2,4%). disamping itu,

perawat juga melakukan tugas lain, antara lain menetapkan diagnosa penyakit

(92,6), membuat resep obat (93,1%), melakukan tindakan pengobatan di dalam

maupun di luar gedung puskesmas (97,1) melakukan pemeriksaan kehamilan

(70,1%), melakukan pertolongan persalinan (57,7%). hal ini terjadi tidak saja di

puskesmas terpencil tetapi juga di puskesama tidak terpencil. Selain itu perawat

melaksanakan tugas petugas kebersihan (78,8%) dan melakukan tugas

administrasi antara lain sebagai bendahara (63,6%).

Universitas Sumatera Utara


3
Hasil penelitian Habeahan (2014) tentang peran dan fungsi perawat di

puskesmas Sukaramai Sibande dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat menunjukan

peran perawat di puskesmas sebagai pemberi asuhan keperawatan 72,5 % yang

terlaksana. Namun penelitian tersebut tidak spesifik tentang peran perawat sebagai

pemberi asuhan keperawatan, dimana proses intervensi dalam upaya pelayanan

promotif dan preventif kurang digali lagi. Hasil penelitian Ummiyun (2015)

tentang implementasi pelayanan promotif dan preventif di Kecamatan Tapian

Dolok Kabupaten Simalungun belum berjalan dengan maksimal sehingga cakupan

pelaynannya masih rendah.

Tugas dan wewenang juga ditulis di dalam Undang-Undang No 38 tahun

2014 tentang keperawatan pada pasal 29 ayat pertama. Pada ayat pertama

dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat

bertugas sebagai; pemberi asuhan keperawatan, penyuluhan dan konselor bagi

klien, pengelola pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana tugas

berdasarkan pelimpahan wewenang, dan pelaksana tugas dalam keadaan

keterbatasan tertentu. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di

Puskesmas, perawat bertanggungjawab dalam penyelenggraan penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan terutama bertanggungjawab melakukan

kegiatan promo si kesehatan dan pencegahan penyakit berdasarkan masalah

kesehatan yang timbul berdasarkan faktor resiko yang teridentifikasi

Aktualisasi diri merupakan tahap pencapaian oleh seorang manusia

terhadap apa yang mulai disadarinya ada dalam dirinya. Semua manusia akan

mengalami fase itu, hanya saja sebagian dari manusia terjebak pada nilai-nilai

atau ukuran-ukuran pencapaian dari tiap tahap yang dikemukakan Maslow. Andai
Universitas Sumatera Utara
4
saja seorang manusia bisa cepat melampaui tiap tahapan itu dan segera mencapai

tahapan akhir yaitu aktualisasi diri, maka dia punya kesempatan untuk mencari

tahu siapa dirinya sebenarnya. (Arianto, 2009).

Perawat kesehatan masyarakat di Puskesmas bertanggungjawab dalam

upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Namun, dalam masyarakat

perawat masih belum bisa mununjukan potensi-potensi yang ada di dalam diri

perawat. Perawat masih mengutamakan upaya pelayanan kuratif., padahal upaya-

upaya pelayanan kesehatan yang lain seperti upaya promotif, preventif dan

rehabilitaf tidak bisa ditinggalkan. Oleh karena itu penelitian ini diadakan dengan

tujuan untuk mengidentifikasi aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan

kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas kota Pematang Siantar.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dapat dirumuskan penelitian

sebagai berikut: Bagaimana aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan

promotif dan preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar.

3. Tu j a n P e n e l i t i a n

3.1 Mengidentifikasi akutualisasi perawat dalam upaya pelayanan

kesehatan promotif di Puskesmas Kota Pematang Siantar.

3.2 Mengidentifikasi akutualisasi perawat dalam upaya pelayanan

kesehatan preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar.

Universitas Sumatera Utara


5

4. Manfaat Penelitian

4. 1. Bagi pihak Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dalam rangka

menyusun rencana strategis dalam meningkatkan mutu pelayanan

Puskesmas.

4. 2. Bagi institusi pendidikan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

perkembangan ilmu keperawatan sebagai bahan kajian dan sosialisasi.

4. 3. Bagi perawat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi perawat dalam

memberikan pelayanan kesehatan dan motivasi pengembangan diri

perawat khusunya di Puskesmas Kota Pematang Siantar

4. 4 Bagi penetili
Mengetahui peran perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif dan

preventif.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN PUS TAKA

1. Pusat Layanan Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)

1. 1 Defenisi Puskesmas

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

di wilayah kerjanya (Permenkes No 75 tahun 2014). Puskesmas berfungsi sebagai

pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan partisipasi masyarakat dalam

bidang kesehatan, serta pusat pelayanan tingkat pertama yang menyelenggarakan

kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu

masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Mubarak,

2008), dan juga sebagai pelaksana pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan.

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dalam mewujudkan

komitmen peningkatan mutu pelayanan kesehatan memerlukan acuan pelaksana

jaminan mutu. Penerapan metode ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas

tenaga kesehatan dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu

(Depkes, 2004).

7Universitas Sumatera Utara


1

1. 2 Fungsi Puskesmas

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan

untukmencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka

mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas,

Puskesmas menyelanggarakan fungsi: (a) penyelenggaraan Upaya Kesehatan

Masyarakat tingkat di wilayah kerjanya; dan (b) penyelenggaraan Upaya

Kesehatan Perorangan tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Dalam melaksanakan fungsi Puskesmas sebagai penyelenggara upaya

kesehatan masyarakat tingkat di wilayah kerjanya, puskesmas berwenang untuk:

(a) melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan; (b) melaksanakan

advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan; (c) melaksanakan komunikasi,

informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan..

Dalam melaksanakan fungsi Puskesmas sebagai penyelenggara upaya

kesehatan perorangan tingkat di wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:

(a) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan dan bermutu; (b) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan

yang mengutamakan upaya promotif dan preventif; (c) menyelenggarakan

Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan

masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya

kesehatan masyarakat esensial meliputi: (a) pelayanan promosi kesehatan; (b)

Universitas Sumatera Utara


2

pelayanan kesehatan lingkungan; (c) pelayanan kesehatan ibu, anak, dan

keluargaberencana; (d) pelayanan gizi; dan (e) pelayanan pencegahan dan

pengendalian penyakit. Upaya kesehatan esensial diselenggarakan oleh setiap

Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal

kabupaten/kota bidang kesehatan.

Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan uapaya kesehatan

masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau

bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas

masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang

tersedia di masing-masing Puskesmas.

Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di Puskesmas dilaksanakan

dalam bentuk: (a) rawat jalan; (b) pelayanan gawat darurat; (c) pelayanan satu hari

(one day care); (d) home care; dan/atau (e) rawat inap berdasarkan pertimbangan

kebutuhan pelayanan kesehatan (Permenkes no 75 tahun 2014).

1. 3 Prinsip Penyelenggraan Puskesmas


Menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014, prinsip penyelenggaraan Puskesmas

meliputi:

a. paradigma sehat;
b. pertanggungjawaban wilayah;

c. kemandirian masyarakat;
d. pemerataan;

e. teknologi tepat guna; dan


f. keterpaduan dan kesinambungan.

Universitas Sumatera Utara


3

Prinsip paradigma sehat artinya, Puskesmas mendorong seluruh

pemangkukepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan

mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat. Prinsip pertanggungjawaban wilayah artinya, Puskesmas

menggerakkan dan bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di

wilayah kerjanya. Prinsip kemandirian masyarakat artinya, Puskesmas mendorong

kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Prinsip pemerataan artinya, Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan

yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya

secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan

kepercayaan. Prinsip teknologi tepat guna artinya, Puskesmas menyelenggarakan

Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai

dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk

bagi lingkungan. Sedangkan prinsip yang terakhir yaitu prinsip keterpaduan dan

kesinambungan artinya, Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan

penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta

melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas

1. 4 Kegiatan Pokok Puskesmas


Berdasrkan diagnosa komunitas yang dilakukan puskesmas, maka dapat

dirumuskann kegiatan pokok puskesmas yang merupakan upaya wajib puskesmas

yang dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat dan juga disesuaikan dengan fungsi

puskesmas dan kemampuan sumber daya yang tersedia (Depkes RI, 2004).

Kegiatan pokok tersebut antara lain:

Universitas Sumatera Utara


4

a. Promosi Kesehatan

Upaya promo si kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah

perilakunya menjadi perilaku sehat. Sasarannya yaitu masyarakat yang beresiko

tertular penyakit maupun masyarakat umum. Upaya ini dilakukan melalui

penyuluhan, baik di klinik, rumah penduduk, balai pertemuan melalui ceramah

maupun dengan menggunakan alat peraga.

b. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berncana (KB)


Upaya KIA bertujuan untuk menurunkan kematian dan kejadian sakit pada

ibu dan meningkatkan derajat kesehatan anak. Sasarannya adalah ibu hamil, ibu

menyusui dan balita, dukun bersalin, dan kader kesehatan. Kegiatannya antara

lain:

1)Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui.


2)Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan yang sehat.

3)Mengamati perkembangan balita terkait dengan program gizi.


4)Memberikan pelayanan KB dan PUS.

5)Memberikan pertolonagan persalinan dan bimbingan selama masa nifas

serta mengadakan pelatihan bagi dukun bersalin dan kader kesehatan

posyandu.

Menurut Muninjaya (2004), upaya KB bertujuan untuk menekan angka

kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarga akan

berkembang norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS). Sasarannya

yaitu pasangan usia subur (PUS) dan dukun bersalin. Kegiatannya anatara lain:

Universitas Sumatera Utara


5

1)Mengadakan penyuluhan tantang KB.

2)Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi serta pelayanan pengobatan

efek samping KB.

3)Mengadakan kursus keluarga berencana untuk dukun bersalin.


c. Perbaikan Gizi

Menurut Muninjaya (2004), upaya perbaikan gizi bertujuan meningkatkan

status gizi masyarakat melalui usaha pemantauan status gizi kelompok masyarakat

beresiko tinggi, terutama ibu hamil dan balita. Sasarannya yaitu ibu hamil, ibu

menyusui, balita, dan penduduk yang tinggal di daerah rawan pangan.

Kegiatannya antara lain:

1)Memberikan penyuluhan tentang gizi.


0)Menimbang serta badan dan tinggi badan balita untuk memantau

pertumbuhannya.

2)Memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita yang kurang gizi.


3)Pemberian vitamin A untuk balita.

d. Kesehatan Lingkungan
Muninjaya (2004), menyebutkan upaya kesehatan lingkungan bertujuan

menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik berbahaya pada lingkungan

sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor resiko

timbulnya penyakit di masyarakat. Sasarannya yaitu tempat-tempat umum seperti

rumah makan, pasar, sumber air minum, dan tempat pembuangan limbah.

Kegiatannya antara lain:

1) Memperbaiki sistem pembuangan kotoran.

Universitas Sumatera Utara


6

2)Menyediakan air bersih

3)Memperbaiki pembuangan sampah.

4)Pengawasan sanitasi tempat umum.

e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

Muninjaya (2004) menyebutkan, upaya P2M bertujuan menemukan kasus

penyakit menular sedini mungkin dan memberikan proteksi bagi masyarakat agar

terhindar dari penularan penyakit. Sasarannya yaitu ibu hamil, balita, anak-anak

dan lingkungan pemukiman masyarakat. Untuk pemberantasan penyakit menular

tertentu, misalnya penyakit kelamin, kelompok-kelompok tertentu masyarakat

yang berperilaku resiko tinggi juga perlu dijadikan sasaran kegiatan P2M.

Kegiatannya antara lain:

1) Menemukan kasus sedini mungkin.


2) Mengumpulkan dan menganalisa penyakit.
3) Melaporkan kasus penyakit menular yang sedang berjangkit di

masyarakat.

4) Pemberantasan vektor yang dilakukan dengan penyemprotan

menggunakan insektisida.

0) Kegiatan imunisasi pada kelompok masyarakat tertentu.

f. Pengobatan
Muninjaya (2004) menyebutkan, pengobatan bertujuan memberikan

pengobatan dan perawatan kepada masyarakat. Program ini merupakan bentuk

pelayanan kesehatan dasar yang bersifat kuratif. Sasarannya yaitu seluruh

Universitas Sumatera Utara


7

masyarakat di wilayah kerja puskesmas yang mengunjungi puskesmas untuk

mendapatkan pengobatan. Kegiatannya antara lain

1) Menegakkan diagnosa.
2) Memberikan pengobatan untuk penderita yang berobat jalan atau

pelayanan rawat inap khusus untuk puskesmas perawatan,

3) Merujuk penderita ke pusat-pusat rujukan medis sesuai dengan jenis

penyakit yang tidak mampu ditangani oleh puskesmas.

4) Menyelenggarakan puskesmas keliling untuk menjangkau wilayah kerja

puskesmas yang belum mempunyai puskesmas pembantu atau wilayah

pemukiman penduduk yang masih sulit sarana transportasi

1. 5 Kegiatan Pengembangan Puskesmas


Selain kegiatan pokok, puskesmas juga melakukan upaya kesehatan

pengembangan antara lain:

a. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)


UKS bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan

sekolah. Sasaran dari UKS adalah murid SD, SLTP, SLTA, dan lingkungan

sekolah. Kegiatannya antara lain:

1)Melakukan pemeriksaan kesehatan anak secara berkala.


2)Mengupayakan lingkungan sekolah yang sehat dengan penyediaan air

bersih dan tempat sampah.

3)Pendidikan kesehatan tentang kebersihan perorangan, kesehatan gigi,

kesehatan lingkungan.

Universitas Sumatera Utara


8
4)Mengembangkan pelayanan kesehatan primer (P3 K) di sekolah.

Universitas Sumatera Utara


9

b.Upaya Kesehatan Olahraga

Upaya kesehatan olahraga meliputi: melakukan pemeriksaan kesehatan

berkala, penentuan takaran latihan, pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi,

pengobatan akibat cedera latihan dan pengawasan selama pemusatan latihan.

c. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat


Upaya kesehatan masyarakat bertujuan memberikan pelayanan secara

menyeluruh kepada pasien dan keluarganya, memberikan konseling kepada

anggota keluarga untuk mengenali kebutuhan kesehatannya sendiri dan cara-cara

penanggulangannya disesuaikan dengan batas-batas kemampuan mereka,

menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit,

peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan keluarganya. Sasarannya yaitu

kelompok masyarakat dengan resiko tinggi. Kegiatannya yaitu melaksanakan

perawatan kesehatan perorangan, keluarga dan kelompok masyarakat lainnya,

memberi asuhan keperawatan kepada individu di puskesmas ataupun di luar

puskesmas dengan berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang

dan jenis kelamin, dan diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari

masyarakat.

d.Upaya Peningkatan Kesehatan Kerja


Upaya peningkatan usaha kerja bertujuan untuk meningkatkan derajat

kesehatan para pekerja di berbagai sektor. Kegiatannya antara lain:

1) Identifikasi masalah meliputi pemeriksaan awal dan berkala untuk para pekerja.

2) Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke puskesmas

Universitas Sumatera Utara


10

3) Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja.

4) Peningkatan kesehatan kerja melalui peningkatan gizi, lingkungan kerja dan

kegiatan peningkatan kesejahteraan

5) Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja

6) Pengobatan kasus akibat kerja


7) Pemulihan kesehatan dan rujukan medik terhadap pekerja yang sakit.

e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

Upaya kesehatan gigi dan mulut bertujuan menghilangkan atau mengurangi

gangguan kesehatan gigi dan mulut dan mempertinggi kesadaran kelompok-

kelompok masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Sasarannya adalah ibu hamil, murid SD dan masyarakat yang datang ke

puskesmas dengan keluhan gangguan gigi dan mulut. Kegiatannya anatara lain:

1) Melakukan pemeriksaan kesehatan, perawatan gigi dan mulut secara rutin

untuk anak-anak sekolah serta ibu hamil.

2) Memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut secara individu atau

kelompok.

3) Pengobatan pada klien yang mengalami gangguan kesehatan gigi dan

mulut yang berobat maupun yang dirujuk

f. Upaya Kesehatan Jiwa


Upaya kesehatan jiwa bertujuan untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa

masyarakat secara optimal. Sasarannya yaitu penderita gangguan jiwa dan

keluarganya yang datang ke puskesmas termasuk pasien yang dirujuk oleh RSJ

untuk rehabilitasi sosial. Kegiatannya antara lain:

Universitas Sumatera Utara


11

1)Mengenali penderita yang memerlukan pelayanan kesehatan psikiatri.

0) Memberikan pertolongan pertama psikiatri, pengobatan atau merujuk

pasien ke rumah sakit jiwa.

1) Memberikan penyuluhan kesehatan jiwa kepada kelompok penduduk di

wilayah kerja puskesmas.

g. Upaya Kesehatan Mata

Berupa anamnesa, pemeriksaan visus, tes buta warna, pengobatan dan

pemeriksaan kacamata, operasi katarak dan glaukoma akut yang dilakukan oleh

tim rujrukan rumah sakit, dan pengembangan kesehatan masyarakat.

h. Upaya Kesehatan Lanjut Usia

Upaya kesehatan lanjut usia bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang berusia lanjut. Kegiatannya antara lain pemeriksaan kesehatan

warga lanjut usia, pemberian pengobatan bagi lansia yang mengalami gangguan

kesehatan, menyelenggarakan posyandu lansia setiap bulan di wilayah kerja

puskesmas.

i.Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Kegiatannya adalah melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan

untuk pengobatan tradisional, melakukan pembinaan terhadap cara-cara

pengobatan tradisional.

Universitas Sumatera Utara


12

2. Peran Perawat

2. 1. Defenisi Peran Perawat

Peran dapat diartikan sebagai seperangkat prilaku yang diharapkan oleh

individu sesuai dengan status sosialnya. Jika seorang perawat, peran yang

dijalankannya harus sesuai dengan lingkup kewenangan perawat. Peran

menggambarkan otoritas seseorang dalam memiliki peran yang sama. Kesamaan

peran bukan berarti sama dalam segala hal. Peran boleh sama tetapi ruang lingkup

atau kewenangan masing- masing profesi tentu berbeda (Asmadi, 2008).

Peran perawat adalah merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang

lain terhadap seseorang sesuai dengan kependudukan dalam system, dimana dapat

dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar

profesi keperawatan yang bersifat konstan (Hidayat, 2007).

Peran perawat menurut konsorsium ilmu ilmu kesehatan tahun 1989 dalam

Hidayat (2007) terdiri dari:

1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan.


Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat

dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan

melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses

keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar dapat

direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat

kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.

Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan

kompleks.

Universitas Sumatera Utara


13

2. Peran sebagai advokat.

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam

menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberian pelayanan atau informasi

lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang

diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi

hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas

informasi tentang penyakitnya. Hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya

sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

3. Peran edukator.
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat

pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga

terjadi perubahan perilaku dari klien sesudah dilakukan pendidikan kesehatan.

4. Peran koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta

mengorganisasi pelayanan kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan

dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.

5. Peran kolaborator

Peran perawat disini dilakukan kerana perawat bekerja melalui tim kesehatan

yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya

mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau

tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


14

6. Peran konsultan

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan

keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan

klien terhadap informais tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

7. Peran pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,

kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode

pemberian pelayanan keperawatan.

2. 2 Peran perawat Puskesmas


Peran dan fungsi perawat melekat secara bersamaan dalam tugas perawat

antara lain peran sebagai pemberi pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan,

penemu kasus, peran sebagai pendidik/penyuluh kesehatan, kordinator pelayanan

kesehatan, konselor keperawatan, panutan (role model), pemodifikasi lingkungan,

konsultan, advokat, peneliti, dan pembaharu (inovator). Namun karena masih

rendahnya tingkat pendidikan yaitu mayoritas pendidikan SPK dan Diploma, dari

seluruh peran dan fungsi yang harus dilakukan oleh perawat, hanya 6 saja yang

menjadi prioritas ( Depkes, 2004). Keenam peran tersebut adalah:

a) Pemberi Asuhan Keperawatan


Perawat berperan untuk memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan

secara langsung kepada klien (individu, keluarga, komunitas) sesuai dengan

kewenangannya. Asuhan keperawatan diberikan kepada klien di semua tatanan

layanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan mulai dari

pengkajian, penegakan diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Hal ini

Universitas Sumatera Utara


15

merupakan peran utama bagi perawat diman perawat dapat memberikan asuhan

keperawatan yang profesional menerapkan ilmu, teori, prinsip, konsep dan

mengiji kebenarannya dalam situasi nyata, apakah kriteria profesi dapat

ditampilkan sesuai dengan harapan penerima jasa keperawatan.Peran sebagai

pemberi asuhan keperawatan menuntut perawat untuk memberi kenyamanan dan

rasa aman bagi klien, melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana

dengan seimbang antara lain, memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan

lainnya, dan berusaha mengembalikan kesehatan klien. Peran perawat sebagai

pemberi pelayanan kesehatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat berupa asuhan keperawatan yang utuh ( holistic) serta

berkesinambungan ( komprehensif). Asuhan keperawatan yang diberikan kepada

klien/keluarga bisadiberikan secara langsung (direct care) maupun secara tidak

langsung (indirect care) pada berbagai tatanan kesehatan yaitu meliputi

puskesmas, ruang rawat inap puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas

keliling, sekolah, panti, posyandu, keluarga (rumah pasien/klien) ( Depkes, 2004).

b) Penemu Kasus
Perawat puskesmas berperan dalam mendeteksi serta dalam menemukan

kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit. Penemuan kasus dapat

dilakukan dengan jalan mencari langsung ke masyarakat (aktif case finding) dan

dapat pula didapat secara tidak langsung yaitu pada kunjungan pasien ke

puskesmas (pasif case finding). Perawat kesehatan masyarakat harus peka dan

sadar pada area yang memiliki kelompok resiko tinggi dalam masyarakat. Sangat

penting bagi perawat kesehatan masyarakat untuk mengikuti kontak individu atau

Universitas Sumatera Utara


16
keluarga dengan pelayanan kesehatan untuk menemukan dan mengklarifikasi

jawaban dari pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh klien atau masyarakat.

c) Pendidik Kesehatan
Peran sebagai pendidik kesehatan (edukator) menuntut perawat untuk

memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat, baik setting di rumah, di puskesmas, dan di masyarakat secara

terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan

perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

Proses pengajaran mempunyai empat komponen, yaitu: pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan, yaitu dalam

fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi klien dan

kesiapan untuk belajar. Selama proses perencanaan perawat membuat tujuan

khusus dan strategi pengajaran. Saat pelaksanaan perawat menerapkan strategi

pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang didapat.

Perawat bertindak sebagai pendidik kesehatan harus mampu mengkaji

kebutuhan klien yaitu kepada individu, keluarga, kelompok, masyarakat,

pemulihan kesehatan dari suatu penyakit, menyusun program

penyuluhan/pendidikan kesehatan baik sehat maupun sakit, seperti nutrisi, latihan

olahraga, manajemen stress, penyakit dan pengelolaan penyakit; memberikan

informasi yang tepat untuk kesehatan dan gaya hidup antara lain informasi yang

tepat tentang penyakit, pengobatan, serta menolong klien menyeleksi informasi

kesehatan yang bersumber dari buku-buku, koran, televisi atau teman (Depkes,

2004). Banyak faktor yang memengaruhi peningkatan kebutuhan pembelajaran

tentang kesehatan oleh perawat. Ada kecenderungan baru untuk peningkatan dan
Universitas Sumatera Utara
17
penjagaan kesehatan daripada pelayanan, akibatnya, masyarakat ingin dan bisa

memperoleh banyak pengetahuan di bidang kesehatan (Mubarak & Chayatin,

2009).

d) Kordinator dan Kolaborator


Peran kordinator perawat dapat dilaksanakan dengan cara bekerja sama

dengan tim kesehatan yang lain, baik perawat dengan dokter, perawat dengan ahli

gizi, perawat dengan ahli radio logi dan lain-lain dalam kaitannya mempercepat

proses penyembuhan klien. Peran kolaborator, perawat dilaksanakan dengan

mengarahkan, merencanakan, dan mengorganisasikan pelayanan dari semua

anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesi

(Mubarak & Chayatin, 2009). Perawat melakukan koordinasi terhadap semua

pelayanan kesehatan yang diterima oleh keluarga di berbagai program, dan

bekerjasama (kolaborasi) dengan tenaga kesehatan lain atau keluarga dalam

perencanaan pelayanan keperwatan serta sebagai penghubung dengan institusi

pelayanan kesehatan dan sektor terkait lainnya (Depkes, 2004). Peran ini salah

satu bentuk kerja sama antar bidang kesehatan di puskesmas.

e) Konselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi

tekanan psikologis dan masalah sosial, untuk membangun hubungan interpersonal

yang baik, dan meningkatkan perkembangan seseorang, didalamnya diberikan

dukungan emosional dan intelektual (Mubarak & Chayatin, 2009). Perawat

sebagai konselor melakukan konseling keperawatan sebagai usaha memecahkan

masalah secara efektif. Pemberian konseling dapat dilakukan pada klinik,

puskesmas, puskesmas pembantu, rumah klien, posyandu dan tatanan pelayanan


Universitas Sumatera Utara
18
kesehatan lainnya dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan perawat puskesmas antara lain adalah

menyediakan informasi, mendengar secara objektif, memberi dukungan, memberi

asuhan dan meyakinkan klien, menolong klien mengidentifikasi masalah dan

faktor-faktor terkait, memandu klien menggali permasalahan dan memilih

pemecahan masalah yang dikerjakan (Depkes, 2004). Perawat diharapkan mampu

untuk mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat

sakitnya. Perubahan interaksi merupakan dasar dalam merencanakan metode

untuk meningkatkan kemampuan adaptasi klien, memberikan konseling atau

bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan

pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu. Selanjutnya pemecahan

masalah difokuskan pada masalah keperawatan agar mengubah perilaku hidup

sehat atau adanya perubahan pola interaksi yang lebih baik dari individu, keluarga

dan masyarakat (Mubarak & Chayatin, 2009)

f) Panutan (Role Model)


Perawat puskesmas harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang

kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang

bagaimana cara tata hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat

(Fetaria 2005 dalam Fauziah, 2012). Perawat puskesmas sebagai role model

diharapkan berperilaku hidup yang sehat, baik dalam tingkat pencegahan yang

pertama, kedua maupun yang ketiga yang dalam kehidupan sehari-hari dapat

menjadi contoh masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain memberi

contoh praktik menjaga tubuh yang sehat baik fisik maupun mental seperti

makanan bergizi, olahraga secara teratur, menjaga berat badan, tidak merokok,
Universitas Sumatera Utara
19
menyediakan waktu untuk istirahat setiap hari, komunikasi efektif dan lain- lain

(Depkes, 2004).

2. 3 Tanggung Jawab dan Kewenangan Perawat


Tanggungjawab dan kewenangan utama perawat termasuk perawat

Puskesmas berdasarkan Keputusan Menteri Kesehalan No. 1239 Tahun 2001

tentang Registrasi dan Praktik Perawat, adalah melaksanakan asuhan keperawatan

baik terhadap individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat. Tanggung

jawab perawat di puskesmas dalam upaya Kesehatan wajib maupun upaya

pengembangan adalah melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat,

sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga,

kelompok, masyarakat menjadi utuh ( holistik); komprehensif dan terpadu.

Selain sebagai pemberi pelayanan kesehatan pada tatanan pelayanan

kesehatan Strata pertama, Perawat Puskesmas juga turut bertanggungjawab

terhadap penyelenggaraan dua fungsi Puskesmas lainnya, yaitu sebagai penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Tanggungjawab Perawat Puskesmas dalam penyelenggaraan tiga fungsi

Puskesmas, .diuraikan sebagai berikut :

1. Fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Perawat turut

bertanggungjawab dalam:

a. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko kesehatan dan kemungkinan masalah

kesehatan yang timbul di masyarakat (contohnya: akibat limbah

pembangunan industr:i di wilayah kerja Puskesmas yang mencemarkan

sumber air; debu di daerah pabrik semen merupakan faktor risiko infeksi
Universitas Sumatera Utara
20
saluran nafas)

b. Melakukan kegiatan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

berdasarkan masalah kesehatan yang timbul berdasarkan faktor risiko yang

teridentifikasi.

2. Fungsi pemberdayaan masyarakai Perawat turut serta bertanggungjawab

dalam memberdayakan individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk

mampu menyelesaikan masalah kesehatannya khususnya masalah

keperawatan melalui asuhan keperawatan individu, keluarga,

kelompok/masyarakat sehingga mampu hidup sehat secara mandiri.

0. Fungsi pelayanan kesehatan strata I

Perawat turut serta bertanggungjawab dalam melaksanakan pemberian

asuhan keperawatan individu (dalam konteks keluarga), keluarga,

kelompok, masyarakat rentan (vulnerable group) terutama yang termasuk

risiko tinggi (high risk).

2. 4 Kompetensi Perawat Puskesmas


Saat ini, Perawat Puskesmas diharapkan minimal mempunyai kualifikasi dan

kompetensi sebagai berikut :

1. Kualifikasi Minimal Perawat Puskesmas

a. Lulus Sekolah Perawat Kesehatan + pengalaman kerja + sertifikasi

Pelatihan Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Mengingat perawat

professional minimal berpendidikan D III Keperawatan (professional

pemula), maka secara bertahap perawat puskesmas dengan latar belakang


Universitas Sumatera Utara
21
pendidikan SPK harus ditingkatkan menjadi DIII Keperawatan.

b. Lulus D-III Keperawatan + pengalaman kerja + sertifikasi pelatihan Klinik

Keperawatan Kesehatan Masyarakat.

2. Kompetensi Minimal Perawat Puskesmas


Kompetensi minimal perawat Puskesmas adalah :

a. Pelayanan/asuhan keperawatan terhadap individu, keluarga, kelompok

(masyarakat dengan masalah kesehatan prioritas terkait dengan komitment

global, nasional, maupun daerah (pll4, gizi, KIAKB, Kesling, dsb) Malaria,

Tuberkulose, HIV/AIDS antara lain:

1) Tindakan keperawatan langsung (direct care)

2) Pengobatan dasar sesuai kewenangan dan tata lakana standar program

3) Penanggulangan gawat darurat dasar termasuk penanggulangan bencana

alam

4) Pencegahan infeksi
b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan untuk

pemberdayaan individu, keluarga, kelompo(masyarakat agar hidup sehat

secara mandiri.

c. Pengamatan penyakit menular dan tidak menular (surveillance) khususnya

1) Mengidentifikasi faktor risiko terjadinya penyakiflmasarah kesehatan

0)Menemukan kasus secara dini

1)Melaporkan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB)

d. Motivasi individu, keluarga, kelompok masyarakat dalam pembentukan

pelayanan kesehatan yang bersumberdaya masyarakat (contoh :Posyandu,


Universitas Sumatera Utara
22
Posbindu, Pos Obat Desa, dll)

e. Membina pelayanan kesehatan yang bersumberdaya masyarakat


f. Konseling keperawatan/kesehatan

g. Pelatihan kader/masyarakat dalam upaya promo si kesehatan

h. Kerja sama tim dengan tenaga kesehatan lain

i. Monitoring dan evaluasi

j. pendokumentasian kegiatan termasuk pencatatan dan pelaporan sesuai

ketentuan

3. Upaya Penyelenggaraan Kesehatan


Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama

dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan

dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan

masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud meliputi upaya kesehatan

masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan (Kemenkes,

2014).

Universitas Sumatera Utara


23

Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi :

a. pelayanan promosi kesehatan;

b. pelayanan kesehatan lingkungan;

c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;

d. Pelayanan gizi; dan

e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap

puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal

kabupaten/kota bidang kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan

yang dimaksud merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya

memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan

intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,

kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-

masing Puskesmas (Kemenkes, 2014).

3. 1 Upaya Pelayanan Promotif

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang

dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan

penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan

oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu

kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih

mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.Pelayanan kesehatan

Universitas Sumatera Utara


24
preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah

kesehatan/penyakit (UU No. 36 Tahun 2009).

Promosi Kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang untuk

membawa perubahan (perbaikan), baik didalam masyarakat sendiri, maupun

didalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik).

Promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan,

sikap dan praktik kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki

lingkungan, dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat

(Notoatmodjo, 2007).

Promosi kesehatan oleh Puskesmas adalah upaya Puskesmas untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat mandiri dalam mempercepat

kesembuhan dan rehabilitasinya, individu sehat, keluarga dan masyarakat dapat

mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan

dan mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat melalui

pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama sesuai sosial budaya serta didukung

kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes RI, 2011).

Promosi Kesehatan di Puskesmas adalah upaya puskesmas untuk

meningkatkan kemampuan pasien, agar dapat mandiri dalam mempercepat

kesembuhan dan rehabilitasinya, dalam meningkatkan kesehatan, mencegah

masalah kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya

masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama mereka, serta

didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Hartono, 2010).

Universitas Sumatera Utara


25
Menurut Hartono (2010) banyak sekali tersedia peluang untuk melaksanakan
promosi kesehatan oleh puskesmas. Secara umum peluang itu dapat dikategorikan
sebagai berikut :

1. Di Dalam Gedung

Di dalam gedung puskesmas, promosi kesehatan dilaksanakan seiring dengan


pelayanan yang diselenggarakan puskesmas. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa di dalam gedung terdapat peluang-peluang :

a. Promosi kesehatan di tempat pendaftaran, yaitu di tempat pasien/klien


harus melapor/mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan.

0. Promosi kesehatan dalam pelayanan medis di poliklinik, dipelayanan


KIA & KB, dan di ruang perawatan (untuk puskesmas dengan tempat
perawatan).

a. Promosi Kesehatan dalam pelayanan penunjang medis, yaitu di kamar


obat/apotik dan di laboratorium.

b. Promosi kesehatan dalam pelayanan klinik-klinik khusus seperti klinik


sanitasi.

c. Promosi kesehatan di tempat pembayaran rawat, yaitu di ruang di mana

pasien rawat inap harus menyelesaikan pembayaran biaya rawat inap,

sebelum meninggalkan puskesmas (untuk puskesmas dengan tempat

perawatan).

d. Promosi kesehatan di lingkungan puskesmas, yaitu di tempat parkir,


halaman, dinding, kantin/kios, tempat ibadah, dan pagar halaman
puskesmas.

Universitas Sumatera Utara


26

2. Di Masyarakat (di luar gedung)

Banyak tatanan di mana puskesmas dapat melakukan promo si kesehatan di

masyarakat, yakni:

a. Tatanan rumah tangga, yaitu di pemukiman penduduk misalnya di

kompleks-kompleks perumahan, Dasa Wisma,Rukun Tetangga/Rukun

Warga dan lain-lain.

b. Tatanan sarana pendidikan, yaitu di sekolah-sekolah, madrasah,

pondok pesantren, kursus-kursus, perguruan tinggi dan lain-lain.

c. Tatanan tempat kerja, yaitu di pabrik-pabrik, kantor-kantor, koperasi-

koperasi, himpunan petani, pelelangan ikan, komplek pertokoan dan

lain-lain.

d. Tatanan tempat umum, yaitu di terminal, stasiun, dermaga/pelabuhan,

pasar, restauran, penginapan dan lain-lain (Hartono, 2010).

3. 1.2 Sasaran Promosi Kesehatan

Dalam pelaksanaan promosi kesehatan terdapat tiga (3) jenis sasaran,

yaitu:
1. Sasaran Primer

Sasaran Primer (utama) upaya promosi kesehatan yaitu pasien, individu sehat, dan

keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari masyarakat.

2. Sasaran Sekunder

Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal

(pemuka adat, pemuka agama, dll) maupun pemuka formal (petugas kesehatan,

pejabat pemerintahan, dll), organisasi kemasyarakatan dan media massa.

Universitas Sumatera Utara


27
3. Sasaran Tersier

Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan

perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-bidang lain yang berkaitan

serta mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya.

3. 1. 3 Strategi Promosi Kesehatan


Strategi promo si kesehatan terdiri dari tiga (3) yaitu : Pemberdayaan yang

didukung oleh bina suasana, advokasi serta dilandasi oleh semangat dan

kemitraan.

1. Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam

mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu individu,

keluarga atau kelompok-kelompok masyarakat menjalani tahap-tahap tahu, mau

dan mampu mempraktikan PHBS.

2. Bina suasana

Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan

mendorong dipraktikkannya PHBS serta penciptaan panutan-panutan dalam

mengadopsi PHBS dan melestarikannya.

3. Advokasi

Advokasi adalah pendekatan dan motivaasi terhadap pihak-pihak tertentu yang

diperhitungkan dapat mendukung keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi

materi maupun non materi.

Universitas Sumatera Utara


28

3. 1. 4 Indikator Keberhasilan Promosi Kesehatan di Puskesmas

Agar pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan secara paripurna, maka indikator

keberhasilan ini mencakup indikator masukan (input), indikator proses, indikator

keluaran (output), dan indikator dampak (outcome).

1. Indikator Masukan

Masukan perlu yang diperhatikan adalah yang berupa komitmen, sumberdaya

manusia, sarana/peralatan dan dana. Oleh karena itu, indikator masukan ini dapat

mencakup :

a. Ada/tidaknya komitmen kepala Puskesmas yang tercermin dalam Rencana

Umum Pengembangan Promosi Kesehatan Puskesmas.

b. Ada/tidaknya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam Rencana

Operasional Promosi Kesehatan Puskesmas.

c. Ada/tidaknya petugas promo si kesehatan Puskesmas sesuai dengan standar

tenaga promosi kesehatan Puskesmas.

d. Ada/tidaknya petugas promo si kesehatan dan petugas-petugas kesehatan

lainnya yang sudah dilatih.

e. Ada/tidaknya sarana dan peralatan promosi kesehatan Puskesmas sesuai

dengan standar sarana/peralatan promo si kesehatan Puskesmas.

f. Ada/tidaknya dana di puskesmas yang mencukupi untuk penyelenggaraan

promosi kesehatan di Puskesmas.

Universitas Sumatera Utara


29
2. Indikator Proses

Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan promosi kesehatan

puskesmas yang meliputi promosi kesehatan di dalam gedung dan promosi

kesehatan di masyarakat. Indikator yang digunakan disini meliputi :

a. Pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan di dalam gedung (setiap tenaga

kesehatan melakukan promo si atau diselenggarakan klinik khusus,

pemasangan poster, dll), yaitu sudah atau belum, dan atau frekuensinya.

b. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, spanduk, dll), yaitu masih

bagus atau sudah rusak.

c. Pelaksanaan kegiatan promo si kesehatan di masyarakat ( kunjungan rumah

dan pengorganisasian masyarakat ), yaitu sudah atau belum.

3. Indikator Keluaran

Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan, baik secara umum maupun secara khusus. Oleh karena itu, indikator

yang digunakan disini adalah berupa cakupan dari kegiatan, misalnya:

a. Apakah semua petugas kesehatan Puskesmas telah melaksanakan promosi

kesehatan ( yaitu pemberdayaan/konseling ).

b. Berapa banyak pasien/klien yang sudah dilayani oleh berbagai kegiatan

promosi kesehatan dalam gedung (denah puskesmas, alur

pelayanan,konseling, dll)

c. Berapa banyak keluarga yang telah mendapat kunjungan rumah oleh

Puskesmas.

Universitas Sumatera Utara


30
d. Berapa banyak kelompok masyarakat yang sudah digarap Puskesmas dengan

pengorganisasian masyarakat.

4. Indikator Dampak
Indikator dampak mengacu pada tujuan dilaksanakannya promo si kesehatan

Puskesmas, yaitu terciptanya PHBS di masyarakat. Oleh sebab itu, kondisi ini

sebaiknya dinilai setelah promosi kesehatan puskesmas berjalan beberapa lama,

yaitu melalui upaya evaluasi. Tatanan yang dianggap mewakili untuk di evaluasi

adalah tatanan rumah tangga. Jadi indikator dampaknya adalah berupa :

persentase keluarga atau rumah tangga yang telah memperaktekkan PHBS. PHBS

itu sendiri merupakan komposit dari sejumlah indikator perilaku. PHBS terdiri

dari beratus-ratus tindakan atau perilaku. Karena keterbatasan sumber daya

untuk mengevaluasi, maka perlu ditetapkan beberapa perilaku yang sangat sensitif

untuk indikator yang akan dikompositkan.

3.2 Pelayanan Preventif


Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam

mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Preventif secara etimologi

berasal dari bahasa latin, preventif yang artinya datang sebelum atau antisipasi

atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas,

prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja yang dilakukan untuk mencegah

terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat

(Effendi, 2009).

Universitas Sumatera Utara


31

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan


kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, melalui
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Imunisasi massal terhadap anak bayi dan balita serta ibu hamil.

0. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas,


maupun kunjungan rumah.

2. Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun


rumah.

3. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui (Effendi, 2009).

Hal tersebut di atas dijabarkan dalam upaya-upaya pencegahan sebagai


berikut :

1. Upaya Pencegahan Primer


a. Upaya peningkatan kesehatan

Yaitu upaya pencegahan yang umumnya bertujuan meningkatkan taraf


kesehatan individu/keluarga/kelompok/masyarakat, misalnya:

1) Perbaikan gizi, penyusunan pola gizi memadai, pengawasan


pertumbuhan anak balita dan usia remaja.

2) Perbaikan perumahan yang memenuhi syarat kesehatan.

3) Kesempatan memperoleh hiburan sehat yang memungkinkan


pengembangan kesehatan mental dan sosial.

4) Pendidikan kependudukan, nasihat perkawinan, pendidikan seks, dan


sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


32

5) Pengendalian faktor lingkungan yang dapat memengaruhi kesehatan.

b. Perlindungan umum dan khusus

Perlindungan khusus terhadap kesehatan golongan masyarakat tertentu serta

keadaan tertentu yang secara langsung atau tidak langsung dapat memengaruhi

kesehatan. Upaya-upaya yang termasuk perlindungan umum dan khusus antara

lain :

1) Peningkatan higiene perorangan dan perlindungan terhadap

lingkungan yang tidak menguntungkan.

2) Perlindungan tenaga kerja terhadap setiap kemungkinan timbulnya

penyakit akibat kerja.

3) Perlindungan terhadap bahan-bahan beracun, korosif, alergen dan

sebagainya.

4) Perlindungan terhadap sumber-sumber pencernaan.

2. Upaya Pencegahan Sekunder


Pada pencegahan sekunder termasuk upaya yang berdifat diagnosis dini dan

pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment) meliputi mencari kasus

sedini mungkin:

a. Melakukan general check up rutin pada setiap individu.

b. Melakukan berbagai survei (survei sekolah, rumah tangga) dalam rangka

pemberantasan penyakit menular.

c. Pengawasan obat-obatan, termasuk obat terlarang yang diperdagangkan

bebas, golongan narkotika, psikofarmaka dan obat-obatan bius lainnya.

Universitas Sumatera Utara


33
3. Upaya Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier berupa pencegahan terjadinya komplikasi penyakit yang

lebih parah. Bertujuan menurunkan angka kejadian cacat fisik maupun mental,

meliputi upaya-upaya sebagai berikut :

a. Penyempurnaan cara pengobatan serta perawatan lanjut.

b. Rehabilitasi sempurna setelah penyembuhan penyakit (rehabilitasi fisik

dan mental).

c. Mengusahakan pengurangan beban sosial penderita, sehingga mencegah

kemungkinan terputusnya kelanjutan pengobatan serta kelanjutan

rehabilitasi dan sebagainya (Syafrudin, 2009).

4. Aktualisasi Diri

4. 1 Pengertian Aktualisasi Diri


Aktualisasi diri adalah kebutuhan alami dan naluriah yang di miliki manusia

untuk melakukan usaha terbaik yang ia bisa (Maslow dalam Schultz 2001),

menyatakan aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan

mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. Proses Aktualisasi

diri akan di bantu serta di hambat oleh pengalaman dan proses belajar kita dalam

masa kanak kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan

hidup dan pengalaman seseorang.

Menurut Sunyoto (2012) aktualisasi diri adalah kebutuhan yang paling tinggi

dari Maslow. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan akan

potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Menurut Sutrisno (2011) kebutuhan

aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi. Untuk

Universitas Sumatera Utara


34
memenuhinya biasanya seseorang bertindak bukan atas dorongan orang lain

melainkan karena kesadaran dan keinginan diri sendiri. Dalam kondisi seseorang

ingin memperlihatkan kemampuannya secara optimal di tempat masing-masing.

Menurut Maslow dalam Mangkunegara (2006) melukiskan kebutuhan ini

sebagai “hasrat untuk makin menjadi diri sendiri sepenuh kemampuannya sendiri,

menjadi apa saja menurut kemampuannya”. Aktualisasi diri dapat diartikan

sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat, potensi,

serta penggunaan semua kualitas dan kapasitas secara penuh. Karena aktualisasi

diri adalah kebutuhan yang paling tinggi, maka ia menjadi kebutuhan yang paling

rendah prioritasnya. Orang harus memenuhi keempat kebutuhan dibawahnya

untuk merasa butuh akan aktualisasi diri.

Menurut konsep Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow, manusia didorong

oleh kebutuhan-kebutuhan universal yang dibawa sejak lahir. Kebutuhan ini

tersusun dalam tingkatan-tingkatan dari paling terendah sampai tertinggi.

Kebutuhan paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan terlebih dahulu baru

muncul kebutuhan di tingkat selanjutnya. Kebutuhan tertinggi dalam hirarki

Abraham Maslow adalah aktualisasi diri. Dalam hierahki tersebut di jelaskan

bahwa aktualisasi diri merupakan hal yang sangat penting dan harga mati apabila

seorang individu ingin mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Aktualisasi diri

adalah tahap pencapaian oleh seorang manusia terhadap apa yang mulai

disadarinya ada dalam dirinya. Dimana seseorang itu sadar, mengerti dan paham

akan siapa dirinya, apa kemampuannya, apa potensinya. Dalam bukunya

Hierarchy of Needs, Abraham Maslow menggunakan istilah aktualisasi diri (self

actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi manusia. Maslow


Universitas Sumatera Utara
35
menjelaskan bahwa setiap manusia dimanapun dan budaya apapun akan

mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan atau pencapaian dalam

kehidupannya.

4. 2 Karakteristik atau sifat- sifat Aktualisasi Diri


Aktualisasi diri merupakan suatu kebutuhan intrinsik. Seseorang yang telah

mencapai aktualisasi diri memiliki kepribadian yang berbeda dengan manusia

pada umumnya. Maslow membicarakan sejumlah sifat-sifat khusus yang

menggambarkan pengaktualisasi diri (Schultz, 2001), diantaranya.

a. Mengamati realitas secara lebih efisien


Orang-rang yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di

dunuia sekitarnya secara objektif (Maslow menyebutkan persepsi objektif ini :

Being atau B-cognition). Mereka tidak memandang dunia hanya sebagaimana

adanya. Kepribadian- kepribadian yang tidak sehat mengamati dunia menurut

ukuran-ukuran subjektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya

dengan bentuk ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai mereka.

Maslow menulis, “Orang yang neurotis secara emosional tidak sakit, dia secara

kognitif salah!”

b. Penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri


Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka,

kelemahan-kelamahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atau

kesusahan. Seseungguhnya, mereka tidak terlampau banyak memikirkannya.

Meskipun inividu-individu yang sangat sehat ini memiliki kelemahan-kelemahan

atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap

hal-hal tersebut.
Universitas Sumatera Utara
36
Sebaliknya, orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh perasaan malu atau

perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka

begitu dihantui sehingga mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang

lebih konstruktif.

c. Spontanitas, kesederhanaan, kewajaran

Pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa

berpura-pura. Mereka tidak harus menyembunyikan emosi-emosi mereka, tetapi

dapat memperlihatkan emosi-emosi tersebut dengan jujur. Orang-orang neurotis

dan orang-orang yang tidak mengaktualisasikan diri tidak dapat berfungsi secara

spontan; mereka harus mengubah segi-segi diri mereka yang menyebabkan

mereka merasa malu atau merasa salah.

d. Fokus pada masalah-masalah di luar diri mereka


Orang-orang yang mengaktualisasikan diri yang dipelajari Maslow,

melibatkan diri pada pekerjaan. Tanpa pengecualian, mereka memiliki suatu

perasaan akan tugas yang menyerap mereka dan mereka mengabadikan

kebayakan energi mereka kepadanya. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri

mencintai pekerjaan mereka.

e. Kebutuhan akan privasi dan indepedensi


Orang-orang yang mengaktualisasikam diri memiliki suatu kebutuhan yang

kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Meskipun mereka tindak menjauhkan diri

dari kontak dengan manusia, mereka rupanya tidak membutuhkan oarang lain.

Sebaliknya, oarang-orang neurotis biasanya secara sangat emosional tergantung

pada orang lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkannya

Universitas Sumatera Utara


37
untuk diri mereka. Perasaan diri mereka hanya merupakan suatu pemantulan dari

orang-orang lain dan bukan suatu hasil dari perkembangan mereka sendiri yang

otonom.

f. Berfungsi secara otonom

Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tigkat otonomi

mereka yang tinggi menaklukkan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis-

krisis atau kerugian-kerugian. Orang-orang yang kurang sehat, seperti telah

dikemukakan, sangat tergantung pada dunia yang nyata untuk pemuasaan motif-

motif kekurangan.

g. Apresiasi yang senantiasa segar


Pengaktualisasikan diri senantiasa menghargai pengalaman-pengaaman

tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman-pengalaman itu terulang, dengan

suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona, dan kagum.

h. Pengalaman-pengalaman mistik atau “puncak”

Orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan,

perasaan terpesona yang hebatdan meluap-luap, sama seperti pengalaman-

pengalaman keagamaan yang mendalam. Selama pengalaman-pengalaman puncak

ini, yang dianggap Maslow adalah biasa di kalangan orang-orang yang sehat, diri

dilampaui, dan orang itu digenggam oleh suatu perasaan kekuatan, kepercayaan,

dan kepastian, suatu perasaan yang dalam bahwa tidak ada sesuatu yang tidak

dapat diselesaikannya atau menjadi.

i. Minat sosial

Universitas Sumatera Utara


38
Pengaktualisasi diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang kuat dan

dalam terhadap semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu

kemanusiaan. Mereka adalah angota-angota dari satu keluarga-bangsa manusia

dan memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap anggota lain dalam

keluarga.

j. Hubungan antarpribadi

Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri mampu mengadakan hubungan yanglebih

kuat dengan orang-orang lain dari pada orang-orang yang memiliki kesehatan jiwa

yang biasa. Mereka mampu memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan

yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu

lain.

k. Struktur watak dmokratis

Orang-orang yang sangat sehat membiarkan dan menerima semua orang

tanpa memperhatikan kelas sosial, tingkat pendidikan, golongan politik atau

agama, ras, atau warna kulit. Perbedaan-prbedaan serupa itu tidak menjadi

masalah bagi pengaktualisasi-pengaktualisasi diri.

l. Perbedaan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk


Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri membedakan dengan jelas antara sarana

dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita-cita jauh lebih penting dari pada sarana

untuk mencapainya. Orang-orang yang kurang sehat kerap kali bingung atau tidak

konsisten dalam hal-hal etis, terombang-ambing atau berganti-ganti antara benar

dan salah menurut keuntungannya.

m. Perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan


Universitas Sumatera Utara
39
Orang-orang yang kurang sehat menertawakan tiga macam humor: humor

permusuhan yang menyebabkan orang merasa sakit, humor superioritas yang

mengambil keuntungan dari perasaan rendah diri orang lain atau kelompok dan

humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi

Oedipus atau percakapan cabul. Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri

bersifat filosofis; humor yang menertawakan manusia pada umumnya, tetapi

bukan kepada seorang individu yang khusus.

n. Kreativitas

Kreativitas merupakan suatu sifat yang akan diharapkan seseorang dari

pengaktualisasi-pengaktualisasi diri. Mereka adalah asli , inventif, dan inovatif,

meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni; tidak

semua mereka adalah penilis, seniman, atau pengubahan lagu.

o. Resistensi terhadap inkulturasi


Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri dengan otonom,

mampu melawan dengan baik pengaruh-pengaruh sosial, untuk berpikir atau

bertindak menurut cara-cara tertentu.

4. 3 Langkah-langkah untuk Aktualisasi Diri


Ada beberapa langkah dan cara seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya,

yaitu :

a. Mengenali potensi dan bakat unik yang ada dalam diri

Tidak menyembunyikan bakat yang dimiliki, karena bakat diciptakan untuk

digunakan, demikianlah nasehat dari Benjamin Franklin. Oleh karena itu

seseorang harus dan wajib mengenali dan mengetahui bakat serta potensi unik

yang ada dalam dirinya. Bakat merupakan anugerah Tuhan yang tidak
Universitas Sumatera Utara
40
ternilai.Tiap orang terlahir dengan bakat dan potensi yang luar biasa. Yang harus

di lakukan adalah memahami, mendeteksi dan mengenali bakat dan potensi apa

sajakah yang di miliki agar berguna bagi dirinya sendiri.

0. Mengasah kemampuan unik setiap hari


Seseorang yang sukses ialah seseorang yang senantiasa mengasah

kemampuan unik yang ada dalam dirinya, yang membedakan dirinya dengan

jutaan orang lain di dunia. Di latih di pertajam setiap harinya.Agar makin

berkembang, agar semakin \matang.Semua berawal dari hal kecil tersebut.

Semakin lama akan semakin berkembang dan besar serta bermanfaat.

a. Berbeda yang baik & menjadi bermanfaat bagi orang lain


Tiap orang di ciptakan berbeda satu sama lain oleh tuhan, mempunyai

keunikan masing masing. Dengan menjadi seseorang yang berbeda, namun tak

sekedar berbeda, tapi juga unik. Menghargai diri sendiri, percaya bahwa diri

adalah alah satu maha karya terbaik ciptaan tuhan. Yang memliki manfaat bagi

orang lain. Dengan menghargai orang lain dan berbuat baik kepada orang lain.

Universitas Sumatera Utara


BAB III
KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-

sifat dan potensi psikologis yang unik. Maslow membicarakan sifat khusus yang

menggambarkan pengatualisasi diri yaitu: mengamati realitas secara efisien;

penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri; spontanitas,

kesederhanaan, kewajaran; fokus pada masalah-masalah di luar diri mereka;

kebutuhan akan privasi dan independensi; berfungsi secara otonom; apresiasi

yang senantiasa segar; pengalaman-pengalaman mistik atau “puncak”; minat

sosial; hubungan antarpribadi; struktur watak demokratis; perbedaan antara

sarana, tujuan, antara baik dan buruk; perasaan humor yang tidak menimbulkan

permusuhan (Schultz, 2001).

Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

kegiatan pelayanan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi

kesehatan. Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan

terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit (UU No. 36 Tahun 2009).

47Universitas Sumatera Utara


1

Berdasarkan tujuan penelitian serta tinjauan kepustakaan maka, kerangka

konsep dapat di gambarkan sebagai berikut :

Upaya pelayanan
Kesehatan Promotif di
Puskesmas
Aktualisasi Tinggi
perawat Sedang
Upaya pelayanan Rendah
Kesehatan Preventif
di Puskesmas

Skema 3.1 Kerangka konseptual Aktualisasi perawat dalam Upaya Pelayanan

Kesehatan Promotif dan Preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar

2. Definisi Operasional
No Variabel Defenisi
Operasional Alat Ukur Hasil
Ukur
1.
Aktualisasi perawat

- Dalam Upaya Suatu kondisi perawat Kuesioner Tinggi =


Pelayanan sadar, mengerti dan dalam 46-60
Kesehatan Promotif paham akan siapa bentuk 15 Sedang =
dirinya, apa peryataan 3 1-45
kemampuannya, dengan Rendah =
apa potensinya dalam skala Likert 15-30
kegiatan dan/atau Selalu (SL)
serangkaian kegiatan diberi nilai
pelasanan kesehatan 4, Sering
y a n g l e b i h (S) diberi
mengutamakan nilai 3,
kegiatan promosi Kadang-
kesehatan di kadang
Puskesmas Kota (KK) di
Pematang Siantar beri nilai 2
dan Tidak
Pernah
(TP) diberi

Universitas Sumatera Utara


2
nilai 1.
- Dalam Upaya Suatu kondisi perawat Tinggi =
Kuesioner
Pelayanan sadar, mengerti dan dalam 46-60
Kesehatan Preventif paham akan siapa Sedang =
dirinya, apa bentuk 15 3 1-45
kemampuannya, peryataan Rendah =
apa potensinya dalam dengan 15-30
kegiatan pencegahan skala Likert
terhadap satu masalah Selalu (SL)
kesehatan/penyakit di diberi nilai
PuskesmasKota 4, Sering
Pematang Siantar (S) diberi
nilai 3,
Kadang-
kadang
(KK) di
beri nilai 2
dan Tidak
Pernah
(TP) diberi
nilai 1.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
METOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini ialah kuantitatif dengan desain penelitian yaitu deskriptif

yang bertujuan untuk mengidentifikasi aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan

kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas Kota Pematang Siantar.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

2. 1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Elfindri. dkk, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah dari jumlah perawat

yang bertugas di Puskesmas Singosari, Puskesmas Kartini, Puskesmas

Pardamean, Puskesmas Kesatria Kota Pematang Siantar yang berjumlah 32 orang

(Depkes Kota Pematang Siantar, 2016).

2.2 Sampel Penelitian


Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Berdasarkan

Arikunto, (2012) yaitu jika populasi kurang dari 100, maka lebih baik semua

populasi dijadikan sampel, tetapi jika jumlah populasi lebih dari 100, maka dapat

diambil 10% - 15% atau 20-25% atau lebih. Jadi yang akan dijadikan sampel

dalam penelitian ini adalah 32 orang perawat di Puskesmas Kota Pematang

Siantar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

total sampling.

50Universitas Sumatera Utara


1

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kota Pematang Siantar. Lokasi ini

dipilih karena mempertimbangan efisiensi biaya penelitian dan waktu dimana,

lokasi penelitian ini dilakukan dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga

memungkinkan untuk melakukan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan September 2016 sampai Juli 2017 dan pengumpulan data dilakukan pada

pada bulan April 2017.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini mempertimbangkan tiga aspek penting terkait dengan etik yaitu

Informed Consent, Anonimity dan Confidentiality. Secara administrasi diawali dari

izin atau persetujuan dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan USU,

dilanjutkan dengan mengajukan surat permohonan penelitian kepada Kepala

Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar. Setelah mendapat persetujuan dari Dinas

kesehatan Kabupaten Kota Pematang Siantar, diteruskan kepada Kepala

Puskesmas yang ada di Kota Pematang Siantar. Penelitian selanjutnya merekrut

responden yang memenuhi kriteria penelitian. Responden yang telah terpilih

diberi penjelasan tentang maksud, tujuan, pro sedur penelitian yang dilakukan

kepada responden yang telah dipilih. Kemudian peneliti menanyakan kepada

responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Responden yang bersedia

untuk berpartisipasi dalam penelitian ini kemudian peneliti memberikan surat

persetujuan (Informed Consent) untuk ditanda tangani. Dalam menjaga

kerahasiaan identitas responden, maka peneliti tidak mencantumkan nama

(Anonimity), tetapi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

Universitas Sumatera Utara


2

Peneliti menjamin kerahasiaan (Confidentiality) responden dan data-data

responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan hanya data-data

tertentu saja yang disajikan sebagai hasil penelitian.

5. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, alat pengumpulan data menggunakan kuesioner Data

Demografi (KDD) yang meliputi : jenis kelamin, usia, pendidikan, pengalaman

kerja dan kegiatan mengikuti pelatihan perawat kesehatan masyarakat dam

kuesioner bagian kedua adalah Kuesioner Aktualisasi Perawat dalam Upaya

Pelayanan Kesehatan Promotif dan Preventif (KAP)

Kouesioner terdiri dari 30 pertanyaan dengan menggunakan skala likert.

Kuesioner ini terbagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama tentang aktualisasi

perawat dalam upaya pelayanan kesehatan promotif yang terdir dari 15 pernyataan

dan 15 penyataan tentang aktualisasi perawat dalam uapaya pelayanan kesehatan

preventif. Skor untuk pertayaan positif nilai 4 untuk “selalu”, nilai 3 untuk

“sering”, nilai 2 untuk “kadang-kadang”, nilai 1 untuk “tidak pernah”. Kemudian

skor untuk pertayaan negatif nilai 4 untuk “tidak pernah”, nilai 3 untuk “kadang-

kadang”, nilai 2 untuk “sering”, nilai 1 untuk “selalu”.

Untuk skor dalam aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan

promotif yaitu:

Rentang = Xmax - Xmin


Maka: R = 60 - 15
R = 45

Universitas Sumatera Utara


3

Untuk panjang interval kelas digunakan rumus sebagai berikut:

P =

P = = 15

Maka:

15- 30 = Rendah

31 - 45 = Sedang

46 - 60 = Tinggi

Untuk skor dalam aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan

preventif yaitu:

Rentang = Xmax - Xmin


Maka: R = 60 - 15

R = 45

Untuk panjang
interval kelas
digunakan rumus
sebagai berikut:

P = =1

P =

Maka:

15- 30 = Rendah

31- 45 = Sedang

46- 60 = Tinggi

6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

Universitas Sumatera Utara


4

kevalidtan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai