Anda di halaman 1dari 2

Bronkitis adalah penyakit yang terjadi karena ada infeksi pada bronkus, yaitu saluran pernapasan

utama dari paru-paru. Akibatnya, terjadi peradangan atau inflamasi yang kemudian memicu
gejala gangguan pernapasan. Bronkitis dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 

 Bronkitis akut. Ini merupakan jenis bronkitis yang bisa menyebabkan pengidapnya


mengalami gejala hingga dua atau tiga minggu. Bronkitis jenis ini adalah gangguan
infeksi sistem pernapasan yang cukup umum terjadi. Korban yang paling sering terserang
penyakit ini adalah anak-anak dengan usia di bawah 5 tahun.
 Bronkitis kronis. Ini merupakan jenis bronkitis yang disebabkan oleh infeksi bronkus
dan bertahan setidaknya tiga bulan dalam satu tahun dan bisa berulang pada tahun
berikutnya. Berbeda dengan bronkitis akut, bronkitis kronis lebih sering tdijumpai
menyerang orang dewasa di atas usia 40 tahun.

Faktor Risiko Bronkitis

Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami bronkitis, antara
lain:

 Kebiasaan merokok atau mengisap asap rokok.


 Tidak mendapat vaksin influenza atau pneumonia.
 Terpapar zat-zat berbahaya, seperti debu, amonia, atau klorin ketika bekerja atau
melakukan aktivitas harian.
 Anak dengan usia di bawah 5 tahun atau orang dewasa yang lebih dari 40 tahun.
 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
 Riwayat penyakit lain, misalnya penyakit refluks asam lambung (GERD).

Baca juga: Harus Tahu, 5 Fakta Penting Mengenai Bronkitis

Penyebab Bronkitis

Bronkitis akut disebabkan oleh infeksi paru-paru yang pada banyak kasus penyebabnya adalah
virus. Iritasi dan peradangan menyebabkan bronkus menghasilkan lendir lebih banyak.
Sementara itu, penyebab bronkitis kronis yang paling umum adalah merokok, baik pasif maupun
aktif. Dalam setiap isapan rokok, terdapat zat yang bisa berpotensi merusak bulu-bulu kecil di
dalam paru-paru yang disebut rambut silia.

Padahal, silia berfungsi untuk menghalau dan menyapu keluar debu, iritasi, dan lendir yang
berlebihan. Paparan asap rokok dalam waktu lama bisa menyebabkan kerusakan permanen pada
silia dan lapisan dinding bronkus. Saat hal ini terjadi, kotoran tidak bisa dikeluarkan dan dibuang
dengan normal sehingga lendir serta kotoran menumpuk di dalam paru-paru. Semakin lama,
kondisi ini bisa membuat sistem pernapasan menjadi rentan mengalami infeksi.
Gejala Bronkitis

 Batuk disertai lendir berwarna kuning keabu-abuan atau hijau.


 Sakit tenggorokan.
 Sesak napas.
 Hidung beringus atau tersumbat.
 Sakit atau rasa tidak nyaman pada dada.
 Kelelahan.
 Demam ringan.

Diagnosis Bronkitis

Untuk memastikan apakah seseorang alami bronkitis, maka diperlukan beberapa langkah
pemeriksaan untuk memastikannya. Caranya dimulai dengan pemeriksaan terhadap gejala yang
muncul, riwayat kesehatan yang dialami pengidapnya serta faktor risiko yang ada. Saat
menjalani pemeriksaan awal, dokter akan mengamati kondisi paru menggunakan stetoskop
ketika bernapas.

Beberapa tes lain juga dibutuhkan untuk mendiagnosis bronkitis. Tes tersebut, antara lain:

 Rontgen dada untuk mendeteksi kondisi sistem pernapasan secara keseluruhan dan hal-
hal lain penyebab timbulnya batuk.
 Pemeriksaan kadar oksigen dalam darah. Saat tes ini dilakukan, alat berupa sensor khusus
akan digunakan, kemudian ditempelkan pada jari untuk mengetahui kadar oksigen dalam
darah.
 Tes darah.
 Tes fungsi paru. Alat berupa tabung atau selang yang disebut spirometer akan digunakan
selama proses pemeriksaan ini. Pengidapnya akan diminta untuk menghirup dan
mengembuskan napas melalui spirometer. Alat ini pun akan menunjukkan fungsi paru
pasien.

Anda mungkin juga menyukai