Gejala biasanya muncul perlahan selama beberapa minggu, namun dapat pula muncul
mendadak. Gejala yang dapat timbul yaitu:
Abses otak terbentuk karena berbagai penyebab infeksi seperti jamur, virus, dan bakteri
mencapai otak melalui perlukaan yang ada di kepala atau infeksi di bagian tubuh lain
yang menembus sawar otak. Infeksi dari jantung dan paru-paru merupakan penyebab
paling sering dari abses otak. Abses otak juga dapat terbentuk dari infeksi telinga,
sinus, atau abses pada gigi.
Hampir seluruh orang dapat terkena abses otak, namun ada beberapa orang yang
memiliki risiko yang lebih besar daripada orang lain.
Diagnosis abses otak ditegakkan dengan menggali lebih dalam dari gejala yang
dirasakan pengidap. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan neurologi lengkap.
Pemeriksaan tersebut menggambarkan ada tidaknya penekanan otak akibat abses.
Beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan
diagnosis abses otak, yaitu:
Abses otak adalah kondisi yang serius. Abses otak dapat dicegah dengan menjaga
kebersihan diri dan lingkungan agar tidak terkena abses. Beberapa cara untuk
mengurangi risiko abses otak antara lain:
Prosedur tindakan medis seperti pencabutan gigi atau tindakan kedokteran gigi
yang lainnya perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi infeksi yang
memicu abses otak.
Perawatan pasca prosedur atau tindakan kedokteran, perawatan setelah
tindakan yang dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan aspek
sterilitas.
Pemeriksaan rutin terhadap penyakit kronis seperti penyakit jantung atau
diabetes.
Antibiotik dapat digunakan untuk mengobati abses otak. Terutama pada abses kurang
dari 2,5 cm dari kepala. Pembedahan dilakukan apabila terapi menggunakan antibiotik
gagal. Hal ini dapat pula dilakukan apabila terdapat risiko pecahnya kantung abses di
otak.