Anda di halaman 1dari 1

Pendekatan yang dilakukan oleh guru BK di SMPN 26 Bandung dalam menangani masalah pada peserta

didik yaitu tergantung pada masalah apa yang sedang dialaminya. Ada masalah peserta didik yang
memang harus dilakukan dengan pendekatan behavioristik, ada masalah peserta didik yang memang
bisa dilakukan dengan pendekatan humanistik. Guru BK sendiri sering melakukan layanan konseling dari
hati ke hati. Bisa jadi guru BK lebih berpusat kepada peserta didik. Peserta didik dengan bebas
menceritakan masalahnya kepada guru BK. Guru BK lalu menganalisis penyebab apa yang bisa membuat
peserta didik memiliki masalah tersebut. Guru BK di SMPN 26 Bandung sering menemukan masalah
pada peserta didik seperti overacting, sombong karena merasa berada, dan lain-lain.

Layanan bimbingan dan konseling yang bersifat preventif untuk mencegah masalah pada peserta didik
yang disebabkan oleh keluarga di SMPN 26 Bandung yaitu adanya sosialiasi terhadap orang tua pada
masa MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Sosialisasi tersebut juga memperkenalkan
bagaimana program bimbingan dan konseling di SMPN 26 Bandung bekerja, seperti layanan dasar,
layanan responsif, dan lain-lain. Guru BK juga melakukan layanan bimbingan dan konseling
menggunakan teknologi yaitu menggunakan grup chat yang terdiri dari orang tua peserta didik untuk
bekerja sama dalam perkembangan peserta didik juga mengenai pendidikan keluarga. Guru BK sendiri
ketika melakukan konseling kepada peserta didik yang melibatkan orang tua, justru orang tua yang lebih
banyak mendapatkan layanan karena guru BK paham bahwa peran orang tua sangatlah penting dalam
perkembangan anak. Banyak masalah yang dialami peserta didik disebabkan oleh sistem keluarganya.
Peran keluarga sendiri menurut guru BK sangatlah penting. Jika keluarga dari peserta didik mendidik
anak dengan baik dan komunikatif cenderung menghasilkan peserta didik yang aktif, sedangkan jika
keluarga kurang dalam mendidik anak maka cenderung akan menghasilkan peserta didik yang
bermasalah. Banyak sekali peserta didik yang kurang mendapatkan perhatian dari keluarganya,
keluarganya seolah-olah menyerahkan seluruhnya kepada pihak sekolah, padahal anak lebih sering
berada di rumah sehingga seharusnya keluarganya lah yang lebih mengetahui anak.

Guru BK akan melakukan home visit untuk mengetahui apa kendala dari masalah peserta didik, apakah
memang masalah peserta didik itu berasal dari keluarga atau tidak. Guru BK akan melakukan home visit
apabila masalah peserta didik tersebut dilakukan berulang kali.

Anda mungkin juga menyukai