Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Ilmu Sosial
Budaya Dasar (ISBD)
Dosen pengampu:
Disusun Oleh:
NIM. : C1M020090
Prodi/kelas: Agroekoteknologi/Agroekoteknologi B
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
i
DAFTAR ISI
1
BAB 1.
Defenisi Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar Secara umum ISBD (Ilmu Sosial dan Ilmu
Budaya Dasar) termasuk kelompok pengetahuan, yakni mempelajari mengenai
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep hubungan antar
manusia (sosial) dan budaya yg dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
kemanusiaan, sosial, dan budaya.
Ilmu sosial budaya dasar merupakan sebagai integarasidari ISD dan IBD yang
memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada
mahasiswa sehinggan mampu mengkaji masalah social, kemanusian, dan budaya.
Pendekatan Ilmu sosial budaya dasar juga merupakan akan memperluas pandangan
bahwa masalah social, kemanusian, dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut
pandang. Dengan wawasan sehinggan mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakat
yang lebih kompleks,demikian pula dengan solusi pemecahannya.
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan
integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi (sosio:
sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial.
Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang
menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial,
sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam pengetahuan budaya,
mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.
Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial budaya dasar merupakan pengetahuan
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia
dan kebudayaan. Istilah ilmu sosial budaya dasar dikembangkan pertama kali di
2
Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa
Inggris “the Humanities”.
Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humanus yang
artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan
seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan
mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi,
lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities
berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya.
Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities
disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal mula ilmu sosial dan budaya dasar,
perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar
mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok
besar yaitu;
Pengetahuan budaya (the humanities) bertujuan untuk memahami dan mencari arti
kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan
metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik,
kemudian diberi arti.
3
Latar belakang diberikannya mata kuliah ilmu sosial budaya dasar adalah selain
melihat konteks budaya Indonesia, juga sesuai dengan program pendidikan di Perguruan
Tinggi, dalam rangka menyempurnakan pembentukan sarjana. Latar belakang ilmu
sosial budaya dasar dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan
dengan permasalahan sebagai berikut:
1. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala
keanekaraman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang
biasanya tak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai
yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar supaya
manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities
disamping tidak meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu
sendiri.
Ruang lingkup kajian dalam Ilmu Sosial Budaya Dasar yaitu sebagai berikut:
4
2.Ilmu Sosial
Ruang lingkup lainnya dalam Ilmu Sosial Budaya Dasar ialah tentang
beragam tujuan ilmu sosial dan manfaat ilmu sosial yang mempengaruhinya,
diantaranya yaitu ilmu psikologi, sosiologi, ilmu sejarah, yang semuanya itu dianggap
mampu untuk memberikan peran nyata dalam mengkaji kebudayaan yang ada.
3.Humaniora
Dasar tanggung jawab adalah hakekat keberadaan manusia sebagai mahluk yang
mau menjadi baik dan memeperoleh kebahagiaan.
Pengabdian diartikan sebagai perihal perilaku berbakti atau meperhamba diri kepada
tugas yang (dianggap) mulia.
Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi kehidupan.
5
D.Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-
konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam
salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities)
akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan
kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan
kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam
sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri. Untuk bisa menjangkau tujuan
tersebut ISBD diharapkan dapat:
Mempelajari Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, akan membuka wawasan mahasiswa
terhadap keragaman budaya, baik dirinya sebagai makhluk individu maupun makhluk
sosial. Dengan demikian diharapkan mahasiswa berkembang menjadi manusia yang
terpelajar yang mampu bersikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman,
kesetaraan, dan kemartabatan manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai moral, etika,
6
dan estetika dalam kehidupan bermasyarakat.Ilmu budaya dasar tidak hanya
mempelajari tentang budaya tetapi lebih dari itu kita bisa mengkaji masalah-masalah
budaya dengan manusia sehingga kita dapat mengetahui hubungan manusia dengan
budaya. Ada beberapa manfaat yang saya dapatkan dalam mempelajari ilmu sosial
budaya dasar antara lain:
1. Mengenal perilaku lebih dalam dirinya sendiri maupun orang lain yang
sebelumnya lebih dikenal luarnya saja. Dengan memahami karakter seseorang
lebih dalam akan membuat seseorang menjadi tahu sifat yang ada di dalamnya
itu, dan bukan luarnya saja. Karena memahami karakter seseorang itu jangan
hanya dari luar saja, akan tetapi dari dalam juga. Sehingga dalam bergaulpun
akan luwes.
2. Sebagai bekal penting untuk pergaulan hidup. Manusia merupakan makhluk
individu, yang berarti manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan
bantuan orang lain.
3. Perlu bersikap luwes dalam pergaulan setelah mendalami jiwa dan perasaan
manusia serta mau tahu perilaku manusia. Dalam bergaul haruslah menjaga
sikap dan sifat kita agar terjalinnya hubungan yang harmonis.
4. Tanggap terhadap hasil budaya manusia secara lebih mendalam sehingga lebih
budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek moyang leluhur kita yang luhur
nilainya. Indonesia, sebagai bangsa yang akan kaya budaya kita sebagai
masyarakatnya patut bangga akan budaya yang kita miliki. Kita dapat
memperkenalkan budaya kita pada masyarakat luar, sehingga mereka
mengetahui akan budaya kita, dan hubungan kita dengan masyarakat luar
semkain erat.
6. Sebagai calon pemimpin bangsa serta ahli dalam disiplin ilmu tidak jatuh
kedalam sifat-sifat kedaerahan dan kekotaan sebagai disiplin ilmu yang kaku.
Sebagai pempimpin bangsa, harusnya tercipta sifat jujur, disiplin, dan
bertanggung jawab. Dia harus bertanggung jawab atas janji-janjinya sebagai
7
pemimpin. Dan selalu melihat keadaan rakyatnya, baik kalangan atas maupun
bawah.
7. Dapat menciptakan sifat kebudayaan yang universal dan dinamis. Sifat
Manusia merupakan mkhluk sosial dimana mereka tidak dapat hidup sendiri dan
pasti akan membutuhkan bantuan orang lain. Didalam hidup
bermasyarakat/berkelompok harus adanya saling mengenal memahami satu
sama lain, bekerjasama, bergeotong royong, sehingga menciptakan hubungan
yang harmonis.
9. Dapat mengenal lebih dalam tentang budaya yang terdapat di Negara yang kita
8
berkembangnya era globalisasi, masuknya budaya asing d Indonesia membuat
masyarakat melupakan kebudayaannya sendiri. Mereka terpanah akan budaya
asing yang modern, yang membuat mereka akan menirunya, seperti model
pakaian mini, teknologi, makanan, dan sebagainya. Seharusnya, dengan
berkembangnya globalisasi, kita sebagai masyarakat Indonesia harus
mempertahankan budaya kita. Dengan cara, kita dapat mengenalkan budaya kita
ke dunia luar. Memperkenalkan akan budaya kita yang bermacam-macam dan
unik, seperti mengenalkan budaya batik, makanan-makanan khas Indonesia,
tarian-tarian, dan sebagainya. Dengan itu, budaya kita akan dikenal banyak
orang baik di dalam negeri mapupun di luar.
10. Dapat mengenal lebih jauh tentang unsure-unsur budaya, seperti kepercayaan,
9
BAB II
Perubahan sosial budaya merupakan sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan
pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum
yang terjadi sepanjang masal dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai
dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab
dari perubahan.
Setiap individu atau masyarakat pasti mengalami perubahan, baik perubahan sosial
dan perubahan budaya. Perubahan sosial adalah perubahan dalam masyarakat yang
memengaruhi sistem sosial, nilai, ras, sikap, dan pola perilaku individu di antara
kelompoknya. Perubahan budaya adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang
dimiliki bersama pada berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Sementara perubahan
sosial budaya merupakan perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.Berikut
ini merupakan pengertian tentang peubahan sosial menurut para ahli,antara lain:
1. Max Weber
Menurut buku Sociological Writings, perubahan sosial budaya menurut Max Weber
adalah perubahan situasi dalam masyarakat sebagai akibat dari adanya ketidaksesuaian
unsur-unsur di dalamnya.
2. Selo Soemardjan
10
3. William Kornblum
Perubahan sosial budaya adalah perubahan suatu budaya secara bertahap dalam
jangka waktu yang lama.
Perubahan sosial merupakan variasi dari cara-cara atau mode hidup yang telah
diterima, bisa karena perubahan kondisi geografis, komposisi penduduk atau ideologi,
dalam kebudayaan materil, maupun disebabkan oleh difusi atau penemuan-penemuan
baru dalam kelompok.
5. Kingsley Davis
11
disebabkan karena tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila yang menjadikan dasar
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
e. Penemuan Baru: Adanya penemuan baru dalam kehidupan masyarakat baik itu
berupa ilmu pengetahuan maupun teknologi mempengaruhi dan membawa perubahan
dalam masyarakat. Penemuan mobil misalnya, penemuan tersebut akan membawa
perubahan kebudayaan dan sosial masyarakat. Dalam masyarakat akan terbentuk status
social berdasarkan harta (mobil) yang dimiliki, orang yang tidak memiliki mobil bisa
dianggap status sosialnya lebih rendah dibandingkan dengan orang yang memiliki
mobil. Selanjutnya, orang yang memiliki sebuah mobil bisa dianggap lebih rendah
statusnya dibandingkan orang yang memiliki lebih dari satu mobil.
Perubahan sosial budaya juga dapat terjadi karena unsur dari luar masyarakat seperti
faktor geografis, kebudayaan, dan politik. Pengaruh luar masyarakat merupakan hal
yang wajar dalam perubahan sosial budaya masyarakat. Pengaruh dari luar masyarakat
tersebut adalah sebagai berikut:
12
Kebudayaan di tanah suburpun tidak lepas dari kehidupan sosial sebagai petani
sehingga kebudayaan tetap akan berhubungan dengan bidang pertanian.
13
d. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi. Perubahan sosial budaya dapat bersumber
dari luar masyarakat itu sendiri diantaranya sebab yang berasal dari lingkungan alam
fisik di sekitar manusia, seperti bencana alam dan peperangan.
e. Sistem terbuka lapisan masyarakat: Masyarakat dengan sistem lapisan yang terbuka
cenderung lebih mudah mengalami perubahan dari pada dengan sistem lapisan tertutup.
Masyarakat akan selalu cenderung memberikan kesempatan berkarya bagi manusia
manusia yang potensial.
f. Sifat menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju. Sikap masyarakat
yang mau menghargai hasil karya orang lain akan membuat orang terdorong untuk
melakukan penelitian. Dengan demikian itu semua akan menghasilkan sebuah karya
yang berguna bagi masyarakat.
g. Sistem pendidikan formal yang maju: Kualitas pendidikan yang tinggi maupun
mengubah pola pikir. Masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih rasional
dalam bertindak. dan berfikir.
h. Orientasi ke masa depan: Keinginan untuk memperoleh masa depan yang lebih baik
akan mendorong perubahan sosial budaya masyarakat.
j. Asimilasi: Definisi Asimilasi adalah perpaduan dua kebudayaan yang berbeda secara
berangsur angsur berkembang sehingga memunculkan budaya baru.
14
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat
h. Prasangka terhadap hal-hal baru dan menilai bahwa hidup ini buruk, susah, dan tidak
diperbaiki.Ketidak mampuan dalam menyesuaikan diri sendiri dengan perubahan
disebut maladjusment. Maladjusment akan menimbulkan disintegrasi.
15
BAB III
A.Teori-Teori Kebudayaan
1.Teori Evolusi
Teori Evolusi dapat dikatakan sebagai induk sebagai induk dari semua teori dalam
antropologi. Secara tidak disadari baik emplisit maupun eksplisit pemikiran
evolusionisme mempengarihi cara berfikir banyak ahli. Ada dua situasi penting yang
melatarbelakangi tulisan – tulisan para evolusionis pada abad ke-19 yaitu pergulatan
kamum evolusionis untuk menegakkan suatu telaah naturalistik mengenai fenomena
kultural, yang oleh Tylor disenut sebagai ilmu budaya. Cara utama yang diharapkan
evolusionis yaitu untuk menegakkan suatu ilmu yang menunjukkan dengan sejelas –
jelasnya bahwa budaya telah berkembang setapak demi setapak dalam langkah-langkah
alami.
Dalam bidang ilmu sosial paham evolusionisme diawali oelh pemikiran E.B Taylor
(1832-1917), yang menjelaskan persamaan yang terjadi pada berbagai bangsa yang
berbeda, Tylor berpendapat bahwa manusia memiliki kesatuan jiwa yang sama diantara
semua umat manusia sehingga menemukan pemecahan yang sama terhadap persoalan
yang sama sehingga mengalami pekembangan sejarah evolusi yang sama. Menurut
Morgan perkembangan evolusi dibagi menjadi dua – Evolusi Unilinier : Evolusi yang
terjadi melalui satu garis yang dominan.Masyarakat akan berkembang mengikuti tahap
– tahap yang sama. – Evolusi Multilinier : pemikiran untuk menelaah perbedaan dan
16
kemiripan budaya melalui perbandingan antara runtutan perkembangan yang parallel,
khususnya pada wilayah – wilayah yang secara geografis jauh terpisah. Menurut Leslie
A. White : Evolusi budaya terjadi karena adanya pirani manusia yang berkembang
untuk berakomodadi terhadap alam dan budaya mengalami kemajuan.
2.Teori Difusi
Pada awalnya teori difusi ditujukan untuk memahami difusi dari teknik -teknik
pertanian, tetapi pada perkembangan selanjutnya teori difusi digunakan pada bidang-
bidang lainnya secara lebih universal. Teori difusi inovasi dari Everret M. Rogers
kemudian diformulasikan dalam sebuah buku pada tahun 1962 berjudl “Diffusion of
Innovations”, dimana dalam perkembangan selanjutnya menjadi landasan pemahaman
tentang inovasi, karakteristik inovasi, mengapa orang-orang mengadopsi inovasi, faktor-
faktor sosial apa yang mendukung adopsi inovasi, dan bagaimana inovasi tersebut
berproses diantara masyarakat. Difusi menekankan pada adanya persebaran (material
dan non material) dari satu kebudayaan ke kebudayaan yang lain, dari satu orang ke
orang yang lain, serta dari satu tempat ke tempat yang lain, sehingga kebudayaan itu
sumbernya dari satu tempat yang kemudian berkembang dan menyebar ke tempat yang
lain.
3.Teori Fungsionalisme
17
ala Radcliffe Brown atau bilogis individual ala Malinowski) yang semuanya harus
dipenuhi agar sistem itu dapat bertahan hidup. Apabila kebutuhan ssitem fungsionalis
itu tidak dipenuhi maka sistem itu akan mengalami disintegrasi dan “mati” atau akan
berubah mejadi sisitem lain yang berbeda jenis. Fungsionalisme didasarkan pada
pandangan yang melebihkan aspek sosial dan melihat bahwa perilaku manusia
merupakan hasil dari sosialisasi yang menentukan seperti apa tindakan sosialnya.
Teori Interaksi Sosial Menurut Ahli Sosiologi Pembahasan terkait dengan interaksi
sosial sudah dijelaskan oleh beberapa ahli sosiologi pada era abad ke-19 dan awal 20.
Di antaranya ialah George Herbert Mead dan Erving Goffman. Keduanya menjelaskan
interaksi sosial sebagai suatu bentuk aktivitas individu yang dapat menjadi faktor
pembentuk kepribadian dari setiap orang. Kedua sosiolog itu juga merumuskan teori
tentang interaksi sosial, yakni Interaksionisme Simbolik dan Dramaturgi
18
interaksi sosial antar individu. Contoh interaksionisme simbolik dalam aktivitas sehari-
hari yaitu ketika kita sedang melakukan aktivitas berbelanja di mana terdapat pelayan
yang menawarkan berbagai produk. Oleh karena itu dalam hal ini kita akan
menempatkan diri sebagai seorang konsumen. Interaksionisme simbolik pada contoh ini
memberikan makna atas suatu peran dan juga aktivitas pada setiap individu.
2. Teori Dramaturgi
Jenis-Jenis Interaksi Sosial Ada beragam jenis interaksi sosial yang dipelajari dalam
sosiologi. Secara umum, mengutip isi dari penjelasan di publikasi Kemdikbud, jenis
interaksi sosial bisa terbagi menjadi tiga, yakni hubungan orang per-orang, relasi
individu dan kelompok, serta hubungan antar-kelompok. Pembagian jadi 3 jenis ini
didasari atas subyek yang terlibat dalam interaksi. Sementara mengutip situs Lumen
Learning, terdapat setidaknya 5 jenis interaksi sosial antara lain:
1. Komunikasi Non-Verba
Proses komunikasi ini dilakukan tanpa adanya aktivitas verbal antar individu. Jenis
interaksi sosial seperti ini banyak ditemukan dewasa ini seperti dalam aktivitas media
sosial. Selain itu, jenis komunikasi ini dapat disampaikan pula melalui pakaian dan gaya
kita. Sehingga dalam hal ini berkaitan dengan teori interaksionisme simbolik
2. .Pertukaran Sosial
19
Jenis interaksi sosial ini melakukan aktivitas pertukaran yang mengarah pada
hubungan antar individu. Munculnya pertukaran didasarkan pada kepentingan satu sama
lain dengan membentuk suatu hubungan.
3. Kerja sama
Proses ini merupakan suatu kegiatan kerja atau melakukan sesuatu secara
bersamaan antara dua orang individu atau lebih. Kerja sama bisa terbagi ke dalam tiga
jenis, yaitu dipaksakan, sukarela, dan tidak disengaja.
4. Konflik
Dalam sosiologi, konflik dianggap sebagai hal yang normal yang ada dalam suatu
interaksi sosial. Hal tersebut dapat terjadi akibat adanya kepentingan pribadi atau
perebutan suatu kendali atas sumber daya yang langka.
5.Kompetisi
Kompetisi juga wajar dalam aktivitas interaksi sosial. Kompetisi memicu terjadinya
interaksi sosial satu sama lain dalam suatu kelompok, yakni antarindividu, ataupun
antarkelompok.
20
BAB IV
Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula ketika Maslow melakukan observasi
terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya, didapatkan kesimpulan bahwa
beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.
Contohnya jika individu merasa haus, maka individu akan cenderung untuk mencoba
memuaskan dahaga. Individu dapat hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu.
Tetapi tanpa air, individu hanya dapat hidup selama beberapa hari saja karena
kebutuhan akan air lebih kuat daripada kebutuhan akan makan.
21
motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan
berkembang. Kapasitas tersebut merupakan pembawaan dari setiap manusia.
Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni
kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu
seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur dan oksigen
(sandang, pangan, papan). Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar
dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya. Manusia yang lapar akan selalu
termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari teman atau dihargai. Manusia akan
mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya
itu terpuaskan. Di masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan untuk memuaskan rasa
lapar adalah sebuah gaya hidup. Mereka biasanya sudah memiliki cukup makanan,
tetapi ketika mereka berkata lapar maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah
citarasa makanan yang hendak dipilih, bukan rasa lapar yang dirasakannya. Seseorang
yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan rasa, bau, temperatur
ataupun tekstur makanan.
22
2.Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety/Security Needs)
Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti
anak-anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam
keadaan terancam besar. Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan
keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-
hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka
muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhan-
kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang lain agar ia dianggap
sebagai warga komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan kebutuhan ini seperti
bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada
keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima
cinta. Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak
tidak akan merasa panik saat menolak cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa
dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting bagi dirinya. Ketika ada orang
lain menolak dirinya, ia tidak akan merasa hancur. Bagi Maslow, cinta menyangkut
suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap saling
percaya. Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika
kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya. Maslow juga mengatakan bahwa
23
kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima. Kita harus
memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya.
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutnya manusia akan bebas
untuk mengejar kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan memiliki
prestise. Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai
kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan
yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status,
ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan
dominasi. Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan,
keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan. Sekali
manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk
memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow.
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri, yaitu
kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain. Pada tahap
ini, seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang dimilikinya.
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan,
tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow
melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh
kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Awalnya Maslow
berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan
untuk dihargai terpenuhi. Akan tetapi selama tahun 1960-an, ia menyadari bahwa
banyak anak muda memiliki pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan
lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga bisa mencapai
aktualisasi diri.
24
BAB V
Solidaritas sosial adalah perasaan emosional dan moral yang terbentuk pada
hubungan antar individu atau kelompok berdasarkan rasa saling percaya, kesamaan
tujuan dan cita-cita, adanya kesetiakawanan dan rasa sepenanggungan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata sosial adalah berkenaan dengan
masyarakat, perlu adanya komunikasi dalam usaha menunjang pembangunan, suka
memperhatikan kepentingan umum
25
orang lain daripada bertahan pada kesadaran kolektif. Oleh karena itu meskipun
masyarakat organik memiliki kesadaran kolektif, namun dia adalah bentuk lemah yang
tidak memungkinkan terjadinya perubahan individual.
26
individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok di masyarakat
berdasarkan pada kuatnya ikatan perasaan dan kepercayaan yang dianut bersama yang
diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas menunjuk pada kekompakan
untuk berbagi dan saling meringankan beban pekerjaan satu sama lain. Peneliti juga
menyimpulkan bahwa bentuk solidaritas sosial terbagi menjadi dua, yaitu solidaritas
mekanik dan organik. Solidaritas mekanik mempunyai ciri pokok yaitu: Sifat
individualitas yang rendah, belum ada pembagian kerja yang jelas, dan hanya ada di
dalam masyarakat pedesaan. Sementara solidaritas organik mempunyai ciri pokok yaitu:
Kesadaran kolektif lemah, sudah ada pembagian kerja yang jelas, dan dapat terlihat di
dalam masyarakat modern atau komplek. Peneliti menggunakan konsep ini untuk
meneliti tentang bentuk solidaritas sosial yang ada di desa wisata Melikan, dan untuk
melihat kecenderungan bentuk solidaritas seperti apakah yang ada di desa wisata
Melikan.
sehingga antar profesi memiliki garis batas yang nyata dan hubungan yang terjalin
antar profesi lebih profesional. Dengan adanya sistem pembagian kerja yang tegas,
maka kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan lebih banyak pada masyarakat kota
dibandingkan warga pedesaan. Dalam pola pikir secara rasional dan profesional pada
masyarakat yang tinggal di perkotaan, ada kemungkinan terjadi sebuah interaksi yang
didasarkan pada kepentingan bersama. kota, perubahan sosial lebih cepat terjadi
dibandingkan di desa karena masyarakat kota yang datang dari berbagai latar belakang
cenderung lebih terbuka dengan perubahan. Karena dinamisnya kehidupan di kota,
maka banyak warga desa yang tergiur untuk menetap di kota, yang mana proses ini
dinamakan urbanisasi. Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa
27
ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terbentuknya
masyarakat perkotaan.
C. Gmeinschaft-Gesselschaft, Paguyuban-Patembayan
1.Gemeinschaft
2.Gesellschaft
28
Gesselschaft ditentukan oleh Kurwille (kehendak rasional) dan dilambangkan oleh
msayarakat kosmopolitan modern dengan birokrasi pemerintah dan organisasi industri
besar Dalam patembayan, hubungan manusia lebih bersifat impersonal dan tidak
langsung, dibangun secara rasional untuk kepentingan efisiensi atau pertimbangan
ekonomi dan politik lainnya.Gesellschaft adalah karakteristik tipe ideal kehidupan
perkotaan modern. Gesellschaft ditandai oleh individualisme, mobilitas, impersonalitas,
pengejaran kepentingan diri sendiri dan penekanan pada kemajuan daripada tradisi.
Nilai-nilai bersama dan keterlibatan pribadi secara total menjadi prioritas sekunder.
29
DAFTAR FUSTAKA
https://indomaritim.id/perubahan-sosial-budaya-pengertian-menurut-ahli-dan-
contohnya/ diakses Jumat, 4 Juni 2021.
https://tirto.id/jenis-jenis-interaksi-sosial-teorinya-menurut-para-ahli-sosiologi-f8SZ
diakses Minggu,6 Juni 2021.
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/18/190000069/teori-solidaritas-dari-
mekanik-hingga-organik?page=all#page2 diakses Minggu,6 Juni 2021
https://www.ilmubudaya.com/2018/07/ilmu-sosial-budaya-dasar.html diakses
Minggu,5 Juni 2021.
30