Anda di halaman 1dari 31

KUMPULAN ARTIKEL

1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR


2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-
FAKTOR PENYEBABNYA
3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI
SOSIAL
4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA
5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)

Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Ilmu Sosial
Budaya Dasar (ISBD)

Dosen pengampu:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama : Muhammad Teguh Zatmika

NIM. : C1M020090

Prodi/kelas: Agroekoteknologi/Agroekoteknologi B

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 1

BABI. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA


DASAR .................................................................................................................. 1
A.Pengertian Ilmu Sosial Budaya Dasar ............................................................ 2
B. Ruang Lingkup Ilmu Sosial Budaya Dasar .................................................... 4
C. Konsep Dasar Ilmu Sosial Budaya Dasar ...................................................... 5
D.Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar ............................................................. ...6
E.Manfaat ILmu Sosial Budaya Dasar ............................................................... 6
BAB II. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA
FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA ............................................................. 10
A.Pengertian Perubahan Sosial dan Budaya ..................................................... 10
B. Penyebab dan Faktor Terjadinya Perubahan Sosial Budaya ......................... 11
BAB III. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG
INTERAKSI SOSIAL ......................................................................................... 16
A.Teori-Teori Kebudayaan .............................................................................. 16
B.Teori-Teori Interaksi Sosial ......................................................................... 18
C.Jenis-Jenis Interaksi Sosial........................................................................... 19
BAB IV. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA ............................................................................... 21
A.Pengertian Hirarki Maslow .......................................................................... 21
B.Tingkat Kebutuhan Hirarki Maslow ............................................................. 22
BAB V.SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-
ORGANIS,GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT,PAGUYUBAN
PATEMBAYAN) ................................................................................................ 25
A.Pengertian Solidaritas Sosial........................................................................ 25
B.Perbedaan Solidaritas Sosial Kota dan Desa ................................................. 27
C. Gmeinschaft-Gesselschaft, Paguyuban-Patembayan.................................... 28
DAFTAR FUSTAKA .......................................................................................... 30

1
BAB 1.

PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

A.Pengertian Ilmu Sosial Budaya Dasar

Defenisi Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar Secara umum ISBD (Ilmu Sosial dan Ilmu
Budaya Dasar) termasuk kelompok pengetahuan, yakni mempelajari mengenai
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep hubungan antar
manusia (sosial) dan budaya yg dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
kemanusiaan, sosial, dan budaya.

Ilmu sosial budaya dasar merupakan sebagai integarasidari ISD dan IBD yang
memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada
mahasiswa sehinggan mampu mengkaji masalah social, kemanusian, dan budaya.
Pendekatan Ilmu sosial budaya dasar juga merupakan akan memperluas pandangan
bahwa masalah social, kemanusian, dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut
pandang. Dengan wawasan sehinggan mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakat
yang lebih kompleks,demikian pula dengan solusi pemecahannya.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan
integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi (sosio:
sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial.
Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang
menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial,
sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam pengetahuan budaya,
mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.

Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial budaya dasar merupakan pengetahuan
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia
dan kebudayaan. Istilah ilmu sosial budaya dasar dikembangkan pertama kali di

2
Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa
Inggris “the Humanities”.

Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humanus yang
artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan
seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan
mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi,
lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities
berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya.
Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities
disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal mula ilmu sosial dan budaya dasar,
perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar
mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok
besar yaitu;

Ilmu-ilmu Alamiah (natural scince). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui


keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini
digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku
mengenai keteraturanketeraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu
kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat
prediksi.

Ilmu-ilmu sosial (social scince). Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji


keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji
hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil
pengkajian ini lebih bersifat kualitatif, sebab hal ini menyangkut pola perilaku dan
tingkah laku manusia di masyarakat yang cenderung berubah-ubah.

Pengetahuan budaya (the humanities) bertujuan untuk memahami dan mencari arti
kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan
metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik,
kemudian diberi arti.

3
Latar belakang diberikannya mata kuliah ilmu sosial budaya dasar adalah selain
melihat konteks budaya Indonesia, juga sesuai dengan program pendidikan di Perguruan
Tinggi, dalam rangka menyempurnakan pembentukan sarjana. Latar belakang ilmu
sosial budaya dasar dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan
dengan permasalahan sebagai berikut:

1. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala
keanekaraman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang
biasanya tak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan.

2. Proses pembangunan yang sedang berlangsung terus menerus menimbulkan dampak


positif dan dampak negative berupa terjadinya pergeseran nilai budaya sehingga dengan
sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari
pembenturan nilai budaya ini ialah timbulnya konflik dalam kehidupan.

3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi


kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga
manusia bingung terhadap kemajuan yang telah diciptakannya itu. Hal ini merupakan
sikap ambivalen teknologi, yang disamping memberikan segi positf, juga memiliki segi
negatif.

Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai
yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar supaya
manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities
disamping tidak meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu
sendiri.

B.Ruang Lingkup Ilmu Sosial Budaya Dasar

Ruang lingkup kajian dalam Ilmu Sosial Budaya Dasar yaitu sebagai berikut:

1.Kegiatan Dasar Manusia

Kegiatan dasar setiap manusia dikaji secara menyeluruh untuk mendapatkan


perhatian bahwa pada hakakatnya manusia tidak bisa hidup sendiri, sehingga
dibutuhkan kontribusi orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.

4
2.Ilmu Sosial

Ruang lingkup lainnya dalam Ilmu Sosial Budaya Dasar ialah tentang
beragam tujuan ilmu sosial dan manfaat ilmu sosial yang mempengaruhinya,
diantaranya yaitu ilmu psikologi, sosiologi, ilmu sejarah, yang semuanya itu dianggap
mampu untuk memberikan peran nyata dalam mengkaji kebudayaan yang ada.

3.Humaniora

Humaniora merupakan ilmu pengetahuan yang dianggap mampu untuk mengajarkan


bagaimana manusia menjadi manusia atau dengan kata lain memanusiakan manusia
sesuai dengan posinya masing-masing. Dengan kenyataan tersebut tentu saja tujuan
Ilmu Sosial Budaya Dasar dianggap bisa memberikan kontrbusi pengetahuan yang luas
pada perkembangan kembudayaan yang ada.

C.Konsep Dasar Ilmu Sosial Budaya Dasar

1. Manusia dan Tangung Jawab

Dasar tanggung jawab adalah hakekat keberadaan manusia sebagai mahluk yang
mau menjadi baik dan memeperoleh kebahagiaan.

2. Manusia dan Pengabdian

Pengabdian diartikan sebagai perihal perilaku berbakti atau meperhamba diri kepada
tugas yang (dianggap) mulia.

3. Manusia dan Pandangan Hidup

Pandangan hidup berkenan dengan eksistensi manusia di dunia dalam hubungannya


dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan alam tempat kita berdiam.

4. Manusia dan Keindahan.

Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi kehidupan.

5. Manusia dan Kegelisahan.

Kegelisahan adalah merupakan gambaran keadaan seseorang yang tidak tentram


(hati maupun perbuatannya), rasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah laku.

5
D.Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar

Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-
konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam
salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities)
akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan
kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan
kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam
sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri. Untuk bisa menjangkau tujuan
tersebut ISBD diharapkan dapat:

 Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga


mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama
untuk kepentingan profesi mereka.
 Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka
tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis
mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
 Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara
serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat
kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat
 Menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu
berdialog satu sama lain.Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi
diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi

E.Manfaat Ilmu Sosial Budaya Dasar

Mempelajari Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, akan membuka wawasan mahasiswa
terhadap keragaman budaya, baik dirinya sebagai makhluk individu maupun makhluk
sosial. Dengan demikian diharapkan mahasiswa berkembang menjadi manusia yang
terpelajar yang mampu bersikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman,
kesetaraan, dan kemartabatan manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai moral, etika,

6
dan estetika dalam kehidupan bermasyarakat.Ilmu budaya dasar tidak hanya
mempelajari tentang budaya tetapi lebih dari itu kita bisa mengkaji masalah-masalah
budaya dengan manusia sehingga kita dapat mengetahui hubungan manusia dengan
budaya. Ada beberapa manfaat yang saya dapatkan dalam mempelajari ilmu sosial
budaya dasar antara lain:

1. Mengenal perilaku lebih dalam dirinya sendiri maupun orang lain yang
sebelumnya lebih dikenal luarnya saja. Dengan memahami karakter seseorang
lebih dalam akan membuat seseorang menjadi tahu sifat yang ada di dalamnya
itu, dan bukan luarnya saja. Karena memahami karakter seseorang itu jangan
hanya dari luar saja, akan tetapi dari dalam juga. Sehingga dalam bergaulpun
akan luwes.
2. Sebagai bekal penting untuk pergaulan hidup. Manusia merupakan makhluk

individu, yang berarti manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan
bantuan orang lain.
3. Perlu bersikap luwes dalam pergaulan setelah mendalami jiwa dan perasaan

manusia serta mau tahu perilaku manusia. Dalam bergaul haruslah menjaga
sikap dan sifat kita agar terjalinnya hubungan yang harmonis.
4. Tanggap terhadap hasil budaya manusia secara lebih mendalam sehingga lebih

peka terhadap masalah-masalah pemikiran perasaan serta perilaku manusia dan


ketentuan yang diciptakannya.
5. Mampu menghargai budaya yang ada di sekitarnya dan ikut mengembangkan

budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek moyang leluhur kita yang luhur
nilainya. Indonesia, sebagai bangsa yang akan kaya budaya kita sebagai
masyarakatnya patut bangga akan budaya yang kita miliki. Kita dapat
memperkenalkan budaya kita pada masyarakat luar, sehingga mereka
mengetahui akan budaya kita, dan hubungan kita dengan masyarakat luar
semkain erat.
6. Sebagai calon pemimpin bangsa serta ahli dalam disiplin ilmu tidak jatuh

kedalam sifat-sifat kedaerahan dan kekotaan sebagai disiplin ilmu yang kaku.
Sebagai pempimpin bangsa, harusnya tercipta sifat jujur, disiplin, dan
bertanggung jawab. Dia harus bertanggung jawab atas janji-janjinya sebagai

7
pemimpin. Dan selalu melihat keadaan rakyatnya, baik kalangan atas maupun
bawah.
7. Dapat menciptakan sifat kebudayaan yang universal dan dinamis. Sifat

kebudayaan yang universal diantaranya ilmu pengetahuan, nilai, pandangan


hidup, persepsi, kepercayaan, etos. Ilmu pengetahuan merupakan disini manusia
berpikir betapa pentingnya pengetahuan bagi mereka. Sehingga mereka belajar
dari lingkungan sekitar, yaitu melalui proses sosialisasi yaitu proses belajar.
Yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, bodoh menjadi pintar. Kemudian, nilai
merupakan sesuatu yang dianggap penting, beharga, berguna. Dari sistem
pengetahuan di atas, jadilah sebuah nilai, dimana pengetahuan sangatlah penting
bagi manusia agar ia dapat melangsungkan hidupnya. Kemudian, pandangan
hidup merupakan nilai-nilai yang dianut seorang manusia yang diyakini
kebenarannya, dan menimbulkan tekad pada seseorang untuk mewujudkannya.
Dari nilai diatas, lahirlah pandangan hidup. Kemudian, dari pandangan hidup
diatas lahirlah persepsi, setiap manusia pasti memiliki persepsi yang berbeda.
Persepsi disini merupakan tanggan seseorang atas yang telah ia amati.
Kemudian, dari persepsi munculah kepercayaan. Kepercayaan merupakan
sesuatu yang menjadi pedoman hidup manusia. Manusia percaya akan hal-hal
gaib yang ada di sekitarnya. Namun, kepercayan disini berarti bahwa manusia
percaya akan ia dapat melangsukan hidupnya dan menjadi individu yang behasil.
Kemudian, dari 5 isi utama budaya itu mngehasilkan etos, etos merupakan sikap,
kepribadian, dan watak seseorang.
8. Mampu menciptakan hubungan yang harmonis antar manusia dan kelompok.

Manusia merupakan mkhluk sosial dimana mereka tidak dapat hidup sendiri dan
pasti akan membutuhkan bantuan orang lain. Didalam hidup
bermasyarakat/berkelompok harus adanya saling mengenal memahami satu
sama lain, bekerjasama, bergeotong royong, sehingga menciptakan hubungan
yang harmonis.
9. Dapat mengenal lebih dalam tentang budaya yang terdapat di Negara yang kita

cintai dengan melihat dari kesenian, bermacam-macam suku, adat istiadat,


bahasa, budaya daerah dan budaya nasional. Semakin berkembangnya zaman,
era globalisasi semakin berkembang, terutama di Negara kita Indonesia. Dengan

8
berkembangnya era globalisasi, masuknya budaya asing d Indonesia membuat
masyarakat melupakan kebudayaannya sendiri. Mereka terpanah akan budaya
asing yang modern, yang membuat mereka akan menirunya, seperti model
pakaian mini, teknologi, makanan, dan sebagainya. Seharusnya, dengan
berkembangnya globalisasi, kita sebagai masyarakat Indonesia harus
mempertahankan budaya kita. Dengan cara, kita dapat mengenalkan budaya kita
ke dunia luar. Memperkenalkan akan budaya kita yang bermacam-macam dan
unik, seperti mengenalkan budaya batik, makanan-makanan khas Indonesia,
tarian-tarian, dan sebagainya. Dengan itu, budaya kita akan dikenal banyak
orang baik di dalam negeri mapupun di luar.
10. Dapat mengenal lebih jauh tentang unsure-unsur budaya, seperti kepercayaan,

kekerabatan, mata pencaharian, ilmu pengetahuan, bahasa, seni dan teknologi.


Unsur-unsur kebudayaan, diantaranya kepercayaan merupakan percaya akan
sesuatu yang gaib. Mereka percaya akan adanya Tuhan. Dan mereka percaya
bahwa mereka di dunia ini tidak sementara, aka ada kehidupan lagi setelah
mereka mati. Zaman dulu msyarakat percaya pada nenek moyang mereka dan
benda-benda seperti batu untuk di jadikan kepercayaan bagi mereka.

9
BAB II

PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-


FAKTOR PENYEBABNYA

A.Pengertian Perubahan Sosial dan Budaya

Perubahan sosial budaya merupakan sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan
pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum
yang terjadi sepanjang masal dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai
dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab
dari perubahan.

Setiap individu atau masyarakat pasti mengalami perubahan, baik perubahan sosial
dan perubahan budaya. Perubahan sosial adalah perubahan dalam masyarakat yang
memengaruhi sistem sosial, nilai, ras, sikap, dan pola perilaku individu di antara
kelompoknya. Perubahan budaya adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang
dimiliki bersama pada berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Sementara perubahan
sosial budaya merupakan perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.Berikut
ini merupakan pengertian tentang peubahan sosial menurut para ahli,antara lain:

1. Max Weber

Menurut buku Sociological Writings, perubahan sosial budaya menurut Max Weber
adalah perubahan situasi dalam masyarakat sebagai akibat dari adanya ketidaksesuaian
unsur-unsur di dalamnya.

2. Selo Soemardjan

Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam


suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem sosial termasuk di dalamnya nilai-nilai,
sikap, dan pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat.

10
3. William Kornblum

Perubahan sosial budaya adalah perubahan suatu budaya secara bertahap dalam
jangka waktu yang lama.

4.D. J.L Gillin dan J.P Gillin

Perubahan sosial merupakan variasi dari cara-cara atau mode hidup yang telah
diterima, bisa karena perubahan kondisi geografis, komposisi penduduk atau ideologi,
dalam kebudayaan materil, maupun disebabkan oleh difusi atau penemuan-penemuan
baru dalam kelompok.

5. Kingsley Davis

Pendapat Davis mengenai perubahan Budaya adalah perubahan yang mencakup


segenap cara berpikir dan bertingkah laku, yang timbul karena adanya interaksi yang
bersifat komunikatif.

B.Penyebab dan Faktor Terjadinya Perubahan Sosial Budaya

1. Perubahan dari dalam Masyarakat

Perubahan dari dalam masyarakat terbagi sebagai berikut:

a. Perubahan Penduduk: Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang dikarenakan


bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk akan
menyebabkan perubahan pada tempat tinggal. Dimana tempat tinggal yang semulanya
terpusat pada lingkungan kerabat akan berubah atau terpancar karena faktor pekerjaan.
Berkurangnya penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya. Contohnya
pada perubahn penduduk dalam program transmigrasi dan urbanisasi.

b. Pemberontakan atau Revolusi: Pemberontakan akan menyebabkan perubahan sosial


budaya, contohnya pemberontakan G 30 S/PKI. Pemberontakan G 30 S/PKI pada tahun
1965 membawa perubahan terutama dalam sistem politik Indonesia sehingga
dilarangnya ajaran komunis di Indonesia. Pelarangan ajaran komunis di Indonesia ini

11
disebabkan karena tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila yang menjadikan dasar
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

c. Peranan Nilai Perubahan juga dapat disebabkan berubahnya perana masyarakat.


Misalnya, nilai di sosialisasi program keluarga berencana mampu untuk menghambat
pertambahan penduduk. Contohnya sebelum ada program keluarga berencana dari
pemerintah, masyarakat yang sudah berkeluarga akan terlihat cenderung meningkatkan
mempunyai anak banyak, namun setelah ada sosialisasi program keluarga berencana
masyarakat tumbuh kesadaran untuk membatasi kelahiran anak demi masa depan dan
kesejateraan anak itu sendiri.

d. Peranan Tokoh Kharismatik: Tokoh kharismatik adalah tokoh yang disegani,


dihormati dan diteladani oleh masyarakat. Peranan tokoh kharismatik membawa
pengaruh dalam perubahan kehidupan masyarakat. Misalnya, Soekarno…

e. Penemuan Baru: Adanya penemuan baru dalam kehidupan masyarakat baik itu
berupa ilmu pengetahuan maupun teknologi mempengaruhi dan membawa perubahan
dalam masyarakat. Penemuan mobil misalnya, penemuan tersebut akan membawa
perubahan kebudayaan dan sosial masyarakat. Dalam masyarakat akan terbentuk status
social berdasarkan harta (mobil) yang dimiliki, orang yang tidak memiliki mobil bisa
dianggap status sosialnya lebih rendah dibandingkan dengan orang yang memiliki
mobil. Selanjutnya, orang yang memiliki sebuah mobil bisa dianggap lebih rendah
statusnya dibandingkan orang yang memiliki lebih dari satu mobil.

2. Perubahan dari Luar Masyarakat

Perubahan sosial budaya juga dapat terjadi karena unsur dari luar masyarakat seperti
faktor geografis, kebudayaan, dan politik. Pengaruh luar masyarakat merupakan hal
yang wajar dalam perubahan sosial budaya masyarakat. Pengaruh dari luar masyarakat
tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh Lingkungan Alam: Pengaruh lingkungan alam sangat berpengaruh dalam


terjadinya perubahan sosial budaya. Misalnya, tanah yang subur dapat berguna untuk
lahan pertanian sehingga masyarakat di daerah tersebut memiliki usaha sebagai petani.

12
Kebudayaan di tanah suburpun tidak lepas dari kehidupan sosial sebagai petani
sehingga kebudayaan tetap akan berhubungan dengan bidang pertanian.

b. Kebudayaan Masyarakatan lain: Kontak kebudayaan antar masyarakat mempunyai


dampak yang positif dan negatif. Contohnya, kontak kebudayaan bangsa Indonesia
dengan bangsa Barat (Eropa). Pengaruh positif berupa transfer ilmu pengetahuan dan
teknologi, sedangkan pengaruh negatif berupa pola hidup kebarat baratan (westernis)
sekelompok anak muda.

c. Peperangan: Peperangan akan menyebabkan pengaruh negatif terhadap sebuah aspek


kehidupan masyrakat. Misalnya, perang Irak yang membawa derita dan trauma
berkepanjangan bagi rakyat Irak. Selaian disebabkan oleh beberapa hal di atas, suatu
perubahan sosial budaya terjadi karena adanya faktor yang menyebabkannya. Faktor
yang menyebabkan perubahan sosial budaya terdiri atas faktor pendorong dan
penghambat.

3. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya

a. Timbunan kebudayaan dan penemuan baru. Kebudayaan dalam masyarakat selalu


mengalami penimbunan dan penumpukan, yaitu budaya masyarakat semakin beragam
dan bertambah

b. Perubahan jumlah penduduk. Bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk suatu


daerah mengakibatkan perubahan struktur masyarakat terutama lembaga
kemasyarakatannya.

c. Pertentangan atau Konflik. Pertentangan yang terjadi dalam masyarakat karena


kemajemukan menyebabkan perubahan sosial. Dalam masyarakat yang heterogen, sifat
individualistis masih lekat sehingga satu sama lainnya tidak memiliki hubungan yang
dekat. Padahal sumber kebutuhan semakin terbatas. Persaingan yang terjadi untuk
memperebutkan segala sumber kebutuhan dalam mendorong masyarakt untuk berkreasi
menciptakan alternatif pemenuhan kebutuhan. Sumber.

13
d. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi. Perubahan sosial budaya dapat bersumber
dari luar masyarakat itu sendiri diantaranya sebab yang berasal dari lingkungan alam
fisik di sekitar manusia, seperti bencana alam dan peperangan.

e. Sistem terbuka lapisan masyarakat: Masyarakat dengan sistem lapisan yang terbuka
cenderung lebih mudah mengalami perubahan dari pada dengan sistem lapisan tertutup.
Masyarakat akan selalu cenderung memberikan kesempatan berkarya bagi manusia
manusia yang potensial.

f. Sifat menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju. Sikap masyarakat
yang mau menghargai hasil karya orang lain akan membuat orang terdorong untuk
melakukan penelitian. Dengan demikian itu semua akan menghasilkan sebuah karya
yang berguna bagi masyarakat.

g. Sistem pendidikan formal yang maju: Kualitas pendidikan yang tinggi maupun
mengubah pola pikir. Masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih rasional
dalam bertindak. dan berfikir.

h. Orientasi ke masa depan: Keinginan untuk memperoleh masa depan yang lebih baik
akan mendorong perubahan sosial budaya masyarakat.

i. Akulturasi: Akulturasi merupakan pertemuan dua kebudayaan dari bangsa yang


berbeda dan saling mempengaruhi. Peroses akulturasi berlangsung lama dan terus
menerus. Proses ini berkaitan pada perpaduan kebudayaan sehingga pola budaya semua
akan berubah.

j. Asimilasi: Definisi Asimilasi adalah perpaduan dua kebudayaan yang berbeda secara
berangsur angsur berkembang sehingga memunculkan budaya baru.

4. Faktor Penghambat perubahan sosial budaya

a. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat

b. Sikap masyarakat yang sangat tradisional

c. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain

14
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat

e. Rasa takut dengan adanya kegoyahan pada integrasi kebudayaan

f. Hubungan yang bersifat idiologis

g. Adat atau kebiasaan

h. Prasangka terhadap hal-hal baru dan menilai bahwa hidup ini buruk, susah, dan tidak
diperbaiki.Ketidak mampuan dalam menyesuaikan diri sendiri dengan perubahan
disebut maladjusment. Maladjusment akan menimbulkan disintegrasi.

15
BAB III

TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI


SOSIAL

A.Teori-Teori Kebudayaan

Teori kebudayaan adalah usaha konseptual untuk memahami bagaimana manusia


menggunakan kebudayaan untuk melangsungkan kehidupannya dalam kelompok,
mempertahankan kehidupannya melalui penggarapan lingkungan alam dan memelihara
keseimbangannya dengan dunia supranatural.Berikut ini beberapa teori mengenai
kebudayaan antara lain:

1.Teori Evolusi

Teori Evolusi dapat dikatakan sebagai induk sebagai induk dari semua teori dalam
antropologi. Secara tidak disadari baik emplisit maupun eksplisit pemikiran
evolusionisme mempengarihi cara berfikir banyak ahli. Ada dua situasi penting yang
melatarbelakangi tulisan – tulisan para evolusionis pada abad ke-19 yaitu pergulatan
kamum evolusionis untuk menegakkan suatu telaah naturalistik mengenai fenomena
kultural, yang oleh Tylor disenut sebagai ilmu budaya. Cara utama yang diharapkan
evolusionis yaitu untuk menegakkan suatu ilmu yang menunjukkan dengan sejelas –
jelasnya bahwa budaya telah berkembang setapak demi setapak dalam langkah-langkah
alami.

Dalam bidang ilmu sosial paham evolusionisme diawali oelh pemikiran E.B Taylor
(1832-1917), yang menjelaskan persamaan yang terjadi pada berbagai bangsa yang
berbeda, Tylor berpendapat bahwa manusia memiliki kesatuan jiwa yang sama diantara
semua umat manusia sehingga menemukan pemecahan yang sama terhadap persoalan
yang sama sehingga mengalami pekembangan sejarah evolusi yang sama. Menurut
Morgan perkembangan evolusi dibagi menjadi dua – Evolusi Unilinier : Evolusi yang
terjadi melalui satu garis yang dominan.Masyarakat akan berkembang mengikuti tahap
– tahap yang sama. – Evolusi Multilinier : pemikiran untuk menelaah perbedaan dan

16
kemiripan budaya melalui perbandingan antara runtutan perkembangan yang parallel,
khususnya pada wilayah – wilayah yang secara geografis jauh terpisah. Menurut Leslie
A. White : Evolusi budaya terjadi karena adanya pirani manusia yang berkembang
untuk berakomodadi terhadap alam dan budaya mengalami kemajuan.

2.Teori Difusi

Pada awalnya teori difusi ditujukan untuk memahami difusi dari teknik -teknik
pertanian, tetapi pada perkembangan selanjutnya teori difusi digunakan pada bidang-
bidang lainnya secara lebih universal. Teori difusi inovasi dari Everret M. Rogers
kemudian diformulasikan dalam sebuah buku pada tahun 1962 berjudl “Diffusion of
Innovations”, dimana dalam perkembangan selanjutnya menjadi landasan pemahaman
tentang inovasi, karakteristik inovasi, mengapa orang-orang mengadopsi inovasi, faktor-
faktor sosial apa yang mendukung adopsi inovasi, dan bagaimana inovasi tersebut
berproses diantara masyarakat. Difusi menekankan pada adanya persebaran (material
dan non material) dari satu kebudayaan ke kebudayaan yang lain, dari satu orang ke
orang yang lain, serta dari satu tempat ke tempat yang lain, sehingga kebudayaan itu
sumbernya dari satu tempat yang kemudian berkembang dan menyebar ke tempat yang
lain.

3.Teori Fungsionalisme

Fungsionalisme adalah penekanan dominan pada antropologi khususnya penelitian


etnografis. Dalam fungsionalisme , kita harus mengeksplorasi ciri sistematik budaya
yang artinya kita harus mengetahui bagaimana perkaitan antara institusi- institusi atau
struktur -struktur suatu masyarakat sehingga membentuk suatu sistem yang bukat.Para
fungsionalisme menyatakan bahwa fungsionalisme merupakan teori tetang proses
kultural. Fungsionalisme sebagai perspektif teoritik dalam antropologi yang bertumpu
pada analogi dengan organisme , artinya ia membawa kita memikirkan sistem sosial -
budaya sebagai semacam organisme, yang bagian-bagiannya tidak saling berhubungan
melainkan juga memberikan andil bagi pemeliharaan, stabilitas, dan kelestarian
hidup”organisme”. Dengan demikian dasar penjelasan fungsionalisme ialah asumsi
bahwa semua sistem budaya memiliki syarat – syarat fungsional tertentu untuk
memungkinkan eksitensinya atau sistem buday memiliki kebutuhan (kebutuhan sosial

17
ala Radcliffe Brown atau bilogis individual ala Malinowski) yang semuanya harus
dipenuhi agar sistem itu dapat bertahan hidup. Apabila kebutuhan ssitem fungsionalis
itu tidak dipenuhi maka sistem itu akan mengalami disintegrasi dan “mati” atau akan
berubah mejadi sisitem lain yang berbeda jenis. Fungsionalisme didasarkan pada
pandangan yang melebihkan aspek sosial dan melihat bahwa perilaku manusia
merupakan hasil dari sosialisasi yang menentukan seperti apa tindakan sosialnya.

4.Teori Struktural Fungsional

Pernyataan parson mengenai teori fungsionalisme structural yang cenderung


berkonsentrasi pada struktur – struktur masyaarkat dan dan hubungan mereka satu sama
lain. Struktur – struktur itu dilihat saling mendukung dan cenderung ke arah
keseimbangan dinamis. Penekanannya terletak pada cara pemeliharaan tatna antara
berbagai unsur masyarakat. Parson tidak hanya memerhatikan sistem sosial dalam
dirinya tetapi juga hubungan -hubungannya dengan sistem-sistem tindakan lainnya,
khususnya sistem budaya dan kepribadian. Akan tetapi pandangan dasarnya mengenai
hubunganhubungan intersistemik yang sama dengan pandangan mengenai relasi-relasi
intrasistemik, yakni mereka didefinisikan oleh kohesi, consensus, dan ketertiban.
Dengan kata lain, struktur-struktur sosial yang beraneka ragam melaksanakan berbagai
fungsi positif untuk satu sama lain.

B.Teori-Teori Interaksi Sosial

Teori Interaksi Sosial Menurut Ahli Sosiologi Pembahasan terkait dengan interaksi
sosial sudah dijelaskan oleh beberapa ahli sosiologi pada era abad ke-19 dan awal 20.
Di antaranya ialah George Herbert Mead dan Erving Goffman. Keduanya menjelaskan
interaksi sosial sebagai suatu bentuk aktivitas individu yang dapat menjadi faktor
pembentuk kepribadian dari setiap orang. Kedua sosiolog itu juga merumuskan teori
tentang interaksi sosial, yakni Interaksionisme Simbolik dan Dramaturgi

1.Teori Interaksionisme Simbolik

Teori Interaksionisme Simbolik dikemukakan oleh George Herbert Mead. Menurut


pendapat Mead, interaksi sosial terjadi karena penggunaan simbol-simbol yang
memiliki makna. Simbol tersebut menciptakan makna yang dapat memicu adanya

18
interaksi sosial antar individu. Contoh interaksionisme simbolik dalam aktivitas sehari-
hari yaitu ketika kita sedang melakukan aktivitas berbelanja di mana terdapat pelayan
yang menawarkan berbagai produk. Oleh karena itu dalam hal ini kita akan
menempatkan diri sebagai seorang konsumen. Interaksionisme simbolik pada contoh ini
memberikan makna atas suatu peran dan juga aktivitas pada setiap individu.

2. Teori Dramaturgi

Teori Dramaturgi dikonsepsikan oleh Erving Goffman. Menurut Goffman, interaksi


sosial seperti suatu pertunjukan seni. Sebab, dalam interaksi sosial ada dua jenis
kehidupan, yaitu backstage (belakang panggung) dan juga frontstage (depan panggung).
Teori Goffman menggambarkan kehidupan manusia yang memiliki perbedaan pola
interaksi yang tergantung pada situasi dan kondisi. Dalam kehidupan sehari-hari,
dramaturgi dalam interaksi sosial terlihat seperti dalam kehidupan seorang Ayah. Saat
bekerja, seorang ayah mungkin akan menjadi seorang bos yang akan bersikap tegas
kepada bawahannya di perusahaan. Sebaliknya, saat di rumah dan menjadi figur ayah,
sosok itu mungkin akan lebih ramah dan bersahabat kepada anak-anaknya.

C.Jenis-jenis interaksi Sosial

Jenis-Jenis Interaksi Sosial Ada beragam jenis interaksi sosial yang dipelajari dalam
sosiologi. Secara umum, mengutip isi dari penjelasan di publikasi Kemdikbud, jenis
interaksi sosial bisa terbagi menjadi tiga, yakni hubungan orang per-orang, relasi
individu dan kelompok, serta hubungan antar-kelompok. Pembagian jadi 3 jenis ini
didasari atas subyek yang terlibat dalam interaksi. Sementara mengutip situs Lumen
Learning, terdapat setidaknya 5 jenis interaksi sosial antara lain:

1. Komunikasi Non-Verba
Proses komunikasi ini dilakukan tanpa adanya aktivitas verbal antar individu. Jenis
interaksi sosial seperti ini banyak ditemukan dewasa ini seperti dalam aktivitas media
sosial. Selain itu, jenis komunikasi ini dapat disampaikan pula melalui pakaian dan gaya
kita. Sehingga dalam hal ini berkaitan dengan teori interaksionisme simbolik
2. .Pertukaran Sosial

19
Jenis interaksi sosial ini melakukan aktivitas pertukaran yang mengarah pada
hubungan antar individu. Munculnya pertukaran didasarkan pada kepentingan satu sama
lain dengan membentuk suatu hubungan.
3. Kerja sama
Proses ini merupakan suatu kegiatan kerja atau melakukan sesuatu secara
bersamaan antara dua orang individu atau lebih. Kerja sama bisa terbagi ke dalam tiga
jenis, yaitu dipaksakan, sukarela, dan tidak disengaja.
4. Konflik
Dalam sosiologi, konflik dianggap sebagai hal yang normal yang ada dalam suatu
interaksi sosial. Hal tersebut dapat terjadi akibat adanya kepentingan pribadi atau
perebutan suatu kendali atas sumber daya yang langka.
5.Kompetisi
Kompetisi juga wajar dalam aktivitas interaksi sosial. Kompetisi memicu terjadinya
interaksi sosial satu sama lain dalam suatu kelompok, yakni antarindividu, ataupun
antarkelompok.

20
BAB IV

HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN


KEMUNCULAN BUDAYA

A.Pengertian Hirarki Kebutuhan Maslow

Hierarki kebutuhan Maslow adalah teori psikologi yang diperkenalkan oleh


Abraham Maslow dalam makalahnya, "A Theory of Human Motivation", di
Psychological Review pada tahun 1943. Ia beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di
tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu
sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.

Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula ketika Maslow melakukan observasi
terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya, didapatkan kesimpulan bahwa
beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.
Contohnya jika individu merasa haus, maka individu akan cenderung untuk mencoba
memuaskan dahaga. Individu dapat hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu.
Tetapi tanpa air, individu hanya dapat hidup selama beberapa hari saja karena
kebutuhan akan air lebih kuat daripada kebutuhan akan makan.

Kebutuhan-kebutuhan ini sering disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan


dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan
tingkat kebutuhan. Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu: kebutuhan fisiologis,
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan
akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Maslow memberi hipotesis
bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan
memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya. Jika pada tingkat tertinggi tetapi
kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat kebutuhan
yang sebelumnya. Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong
oleh dua kekuatan yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi
perkembangan (growth motivation). Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi
masalah ketegangan manusia karena berbagai kekurangan yang ada. Sedangkan

21
motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan
berkembang. Kapasitas tersebut merupakan pembawaan dari setiap manusia.

B.Tingkat Kebutuhan Maslow

1.Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)

Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni
kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu
seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur dan oksigen
(sandang, pangan, papan). Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar
dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya. Manusia yang lapar akan selalu
termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari teman atau dihargai. Manusia akan
mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya
itu terpuaskan. Di masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan untuk memuaskan rasa
lapar adalah sebuah gaya hidup. Mereka biasanya sudah memiliki cukup makanan,
tetapi ketika mereka berkata lapar maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah
citarasa makanan yang hendak dipilih, bukan rasa lapar yang dirasakannya. Seseorang
yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan rasa, bau, temperatur
ataupun tekstur makanan.

Kebutuhan fisiologis berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal.


Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa terpuaskan
sepenuhnya atau minimal bisa diatasi. Manusia dapat merasakan cukup dalam aktivitas
makan sehingga pada titik ini, daya penggerak untuk makan akan hilang. Bagi
seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah santapan besar, dan kemudian
membayangkan sebuah makanan lagi sudah cukup untuk membuatnya mual. Kedua,
yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat pengulangannya. Setelah manusia
makan, mereka akhirnya akan menjadi lapar lagi dan akan terus menerus mencari
makanan dan air lagi. Sementara kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi tidak terus
menerus muncul. Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi sebagian
kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan tetap merasa yakin bahwa mereka
dapat mempertahankan pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut tanpa harus mencari-
carinya lagi.

22
2.Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety/Security Needs)

Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang


disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan
akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan,
perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti kriminalitas, perang,
terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Serta
kebutuhan secara psikis yang mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak
direndahkan, tidak stres, dan lain sebagainya. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari
kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total. Manusia
tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran,
banjir atau perilaku berbahaya orang lain.

Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti
anak-anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam
keadaan terancam besar. Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan
keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-
hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.

3.Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang (Social Needs)

Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka
muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhan-
kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang lain agar ia dianggap
sebagai warga komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan kebutuhan ini seperti
bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada
keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima
cinta. Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak
tidak akan merasa panik saat menolak cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa
dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting bagi dirinya. Ketika ada orang
lain menolak dirinya, ia tidak akan merasa hancur. Bagi Maslow, cinta menyangkut
suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap saling
percaya. Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika
kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya. Maslow juga mengatakan bahwa

23
kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima. Kita harus
memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya.

4.Kebutuhan Akan Penghargaan (Esteem Needs)

Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutnya manusia akan bebas
untuk mengejar kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan memiliki
prestise. Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai
kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan
yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status,
ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan
dominasi. Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan,
keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan. Sekali
manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk
memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow.

5.Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Self-actualization Needs)

Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri, yaitu
kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain. Pada tahap
ini, seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang dimilikinya.
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan,
tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow
melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh
kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Awalnya Maslow
berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan
untuk dihargai terpenuhi. Akan tetapi selama tahun 1960-an, ia menyadari bahwa
banyak anak muda memiliki pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan
lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga bisa mencapai
aktualisasi diri.

24
BAB V

SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,


GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)

A.Pengertian Solidaritas Sosial

Solidaritas sosial adalah perasaan emosional dan moral yang terbentuk pada
hubungan antar individu atau kelompok berdasarkan rasa saling percaya, kesamaan
tujuan dan cita-cita, adanya kesetiakawanan dan rasa sepenanggungan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata sosial adalah berkenaan dengan
masyarakat, perlu adanya komunikasi dalam usaha menunjang pembangunan, suka
memperhatikan kepentingan umum

Pembagian kerja memiliki implikasi yang sangat besar terhadap struktur


masyarakat. Durkheim sangat tertarik dengan perubahan cara di mana solidaritas sosial
terbentuk, dengan kata lain perubahan cara-cara masyarakat bertahan dan bagaimana
anggotanya melihat diri mereka sebagai bagian yang utuh. Untuk menyimpulkan
perbedaan ini, Durkheim membagi dua tipe solidaritas mekanis dan organis. Masyarakat
yang ditandai oleh solidaritas mekanis menjadi satu dan padu karena seluruh orang
adalah generalis. Ikatan dalam masyarakat ini terjadi karena mereka terlibat aktivitas
dan juga tipe pekerjaan yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama.
Sebaliknya, masyarakat yang ditandai oleh solidaritas organis bertahan bersama justru
karena adanya perbedaan yang ada didalamnya, dengan fakta bahwa semua orang
memilki pekerjaan dan tanggung jawab yang berbeda-beda.

Durkheim berpendapat bahwa masyarakat primitif memiliki kesadaran kolektif


yang lebih kuat yaitu pemahaman norma dan kepercayaan bersama. Peningkatan
pembagian kerja menyebabkan menyusutnya kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif
lebih terlihat dalam masyarakat yang ditopang oleh solidaritas mekanik daripada
masyarakat yang ditopang oleh solidaritas organik. Masyarakat modern lebih mungkin
bertahan dengan pembagian kerja dan membutuhkan fungsi-fungsi yang yang dimiliki

25
orang lain daripada bertahan pada kesadaran kolektif. Oleh karena itu meskipun
masyarakat organik memiliki kesadaran kolektif, namun dia adalah bentuk lemah yang
tidak memungkinkan terjadinya perubahan individual.

Masyarakat yang dibentuk oleh solidaritas mekanik, kesadaran kolektif melingkupi


seluruh masyarakat dan seluruh anggotanya, dia sangat diyakini, sangat mendarah
daging, dan isinya sangat bersifat religious. Sementara dalam masyarakat yang memiliki
solidaritas organik, kesadaran kolektif dibatasi pada sebagian kelompok, tidak dirasakan
terlalu mengikat, kurang mendarah daging, dan isinya hanya kepentingan individu yang
lebih tinggi dari pedoman moral.

Masyarakat yang menganut solidaritas mekanik, yang diutamakan adalah perilaku


dan sikap. Perbedaan tidak dibenarkan. Menurut Durkheim, seluruh anggota masyarakat
diikat oleh kesadaran kolektif, hati nurani kolektif yaitu suatu kesadaran bersama yang
mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan kelompok, dan bersifat ekstrim serta
memaksa.

Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat


kompleks, yaitu masyarakat yang mengenal pembagian kerja yang rinci dan
dipersatukan oleh saling ketergantungan antar bagian. Setiap anggota menjalankan
peran yang berbeda, dan saling ketergantungan seperti pada hubungan antara organisme
biologis. Bisa dikatakan bahwa pada solidaritas organik ini menyebabkan masyarakat
yang ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya, karena adanya saling
ketergantungan ini maka ketidakhadiran pemegang peran tertentu akan mengakibatkan
gangguan pada sistem kerja dan kelangsungan hidup masyarakat. Keadaan masyarakat
dengan solidaritas organik ini, ikatan utama yang mempersatukan masyarakat bukan
lagi kesadaran kolektif melainkan kesepakatan yang terjalin diantara berbagai kelompok
profesi

Uraian diatas menggambarkan tentang konsep solidaritas dari sosiolog Emile


Durkheim. Secara garis besar peneliti akan menggunakan konsep yang telah
dirumuskan oleh Durkheim ini sebagai dasar pemikiran dalam melakukan penelitian
tentang bentuk solidaritas di Desa Melikan. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa
solidaritas sosial menunjuk pada satu keadaan hubungan antara individu dengan

26
individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok di masyarakat
berdasarkan pada kuatnya ikatan perasaan dan kepercayaan yang dianut bersama yang
diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas menunjuk pada kekompakan
untuk berbagi dan saling meringankan beban pekerjaan satu sama lain. Peneliti juga
menyimpulkan bahwa bentuk solidaritas sosial terbagi menjadi dua, yaitu solidaritas
mekanik dan organik. Solidaritas mekanik mempunyai ciri pokok yaitu: Sifat
individualitas yang rendah, belum ada pembagian kerja yang jelas, dan hanya ada di
dalam masyarakat pedesaan. Sementara solidaritas organik mempunyai ciri pokok yaitu:
Kesadaran kolektif lemah, sudah ada pembagian kerja yang jelas, dan dapat terlihat di
dalam masyarakat modern atau komplek. Peneliti menggunakan konsep ini untuk
meneliti tentang bentuk solidaritas sosial yang ada di desa wisata Melikan, dan untuk
melihat kecenderungan bentuk solidaritas seperti apakah yang ada di desa wisata
Melikan.

B.Perbedaan Solidaritas Sosial Kota dan Desa

Kecenderungan bagi masyarakat desa mengarah pada kehidupan agamis dan


religius,sedangkan orang-orang kota lebih mengarah pada kehidupan duniawi. Pada
masyarakat kota, individu biasanya tidak terlalu bergantung pada orang lain sedangkan
di desa, antar warga biasanya memiliki hubungan yang erat karena satu sama lain sering
bergantung dalam berbagai hal dan kegiatan. Pada masyarakat desa, membangun
fasilitas desa pun dilakukan bersama, yang mana menjadikan satu sama lain saling
bergantung dalam berbagai hal di kota, pembagian kerja lebih tegas dan jelas

sehingga antar profesi memiliki garis batas yang nyata dan hubungan yang terjalin
antar profesi lebih profesional. Dengan adanya sistem pembagian kerja yang tegas,
maka kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan lebih banyak pada masyarakat kota
dibandingkan warga pedesaan. Dalam pola pikir secara rasional dan profesional pada
masyarakat yang tinggal di perkotaan, ada kemungkinan terjadi sebuah interaksi yang
didasarkan pada kepentingan bersama. kota, perubahan sosial lebih cepat terjadi
dibandingkan di desa karena masyarakat kota yang datang dari berbagai latar belakang
cenderung lebih terbuka dengan perubahan. Karena dinamisnya kehidupan di kota,
maka banyak warga desa yang tergiur untuk menetap di kota, yang mana proses ini
dinamakan urbanisasi. Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa

27
ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terbentuknya
masyarakat perkotaan.

C. Gmeinschaft-Gesselschaft, Paguyuban-Patembayan

1.Gemeinschaft

Gemeinschaft dalam bahasa Inggris disebut communal society atau masyarakat


komunal. Dalam bahasa Indonesia disebut paguyuban.

Gemeinschaft adalah asosiasi sosial di mana individu-individu cenderung ke arah


komunitas sosial daripada keinginan dan kebutuhan individu mereka.Paguyuban adalah
bentuk kehidupan bersama, anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat
alami dan kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan rasa persatuan yang telah
dikodratkan. Biasanya paguyuban lahir dari dalam diri individu ditandai dengan rasa
solidaritas dan identitas yang sama. Keinginan untuk berhubungan didasarkan atas
kesamaan dalam keinginan dan tindakan. Di pedesaan, masyarakat tani yang
melambangkan Gemeinschaft, hubungan pribadi didefinisikan dan diatur berdasarkan
aturan sosial tradisional. Orang-orang memiliki hubungan tatap muka yang sederhana
dan langsung satu sama lain yang ditentukan oleh Wesenwille (kehendak alami),
sebagai emosi alami dan spontan serta ekspresi sentimen. Kontrol sosial dalam
Gemeinschaft dipertahankan melalui cara-cara informal seperti persuasi moral, gosip
dan bahkan gerak tubuh (gestur).

2.Gesellschaft

Gesellschaft dalam bahasa Inggris disebut associational society atau masyarakat


asosiasi dan dalam bahasa Indonesia disebut patembayan.Gesellschaft adalah
masyarakat sipil di mana kebutuhan individu mendapatkan prioritas penting daripada
asosiasi sosial. Patembayan merupakan konsep yang merujuk pada hubungan anggota
masyarakat yang memiliki ikatan yang lemah. Patembayan merupakan bentuk
kehidupan bersama di mana anggotanya mempunyai hubungan yang sifatnya sementara
dan disatukan oleh pemikiran yang sama.

28
Gesselschaft ditentukan oleh Kurwille (kehendak rasional) dan dilambangkan oleh
msayarakat kosmopolitan modern dengan birokrasi pemerintah dan organisasi industri
besar Dalam patembayan, hubungan manusia lebih bersifat impersonal dan tidak
langsung, dibangun secara rasional untuk kepentingan efisiensi atau pertimbangan
ekonomi dan politik lainnya.Gesellschaft adalah karakteristik tipe ideal kehidupan
perkotaan modern. Gesellschaft ditandai oleh individualisme, mobilitas, impersonalitas,
pengejaran kepentingan diri sendiri dan penekanan pada kemajuan daripada tradisi.
Nilai-nilai bersama dan keterlibatan pribadi secara total menjadi prioritas sekunder.

29
DAFTAR FUSTAKA

Umanailo,M.Chairul Basrun.2016.Buku Ajar Ilmu Sosial Budaya Dasar.Universitas


Iqra Buru.Maluku.

Baharuddin.Jurnal Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Dan Kebudayaan.(hal 180-188).

https://indomaritim.id/perubahan-sosial-budaya-pengertian-menurut-ahli-dan-
contohnya/ diakses Jumat, 4 Juni 2021.

https://www.kajianpustaka.com/ diakses Minggu,6 Juni 2021.

http://repository.iainambon.ac.id/, diakses Minggu,6 Juni 2021.

http://Id.m.wikipedia.org/Hirarki_Kebutuhan_Maslow diakses Minggu,6 Juni 2021

https://tirto.id/jenis-jenis-interaksi-sosial-teorinya-menurut-para-ahli-sosiologi-f8SZ
diakses Minggu,6 Juni 2021.

https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/18/190000069/teori-solidaritas-dari-
mekanik-hingga-organik?page=all#page2 diakses Minggu,6 Juni 2021

https://dosensosiologi.com/ilmu-sosial-budaya-dasar/ diakses Sabtu,5 Juni 2021.

https://www.ilmubudaya.com/2018/07/ilmu-sosial-budaya-dasar.html diakses
Minggu,5 Juni 2021.

30

Anda mungkin juga menyukai

  • 11-12 Asam Nukleat
    11-12 Asam Nukleat
    Dokumen48 halaman
    11-12 Asam Nukleat
    MUHAMMAD TEGUH ZATMIKA
    Belum ada peringkat
  • Windbreak
    Windbreak
    Dokumen1 halaman
    Windbreak
    MUHAMMAD TEGUH ZATMIKA
    Belum ada peringkat
  • Uts Pie Agroteknologi Jumat, 15 Oktober 2021
    Uts Pie Agroteknologi Jumat, 15 Oktober 2021
    Dokumen4 halaman
    Uts Pie Agroteknologi Jumat, 15 Oktober 2021
    MUHAMMAD TEGUH ZATMIKA
    Belum ada peringkat
  • Uts Agroklimatologi
    Uts Agroklimatologi
    Dokumen4 halaman
    Uts Agroklimatologi
    MUHAMMAD TEGUH ZATMIKA
    Belum ada peringkat
  • Uts Kewirausahaan
    Uts Kewirausahaan
    Dokumen3 halaman
    Uts Kewirausahaan
    MUHAMMAD TEGUH ZATMIKA
    Belum ada peringkat
  • PTP 5
    PTP 5
    Dokumen5 halaman
    PTP 5
    MUHAMMAD TEGUH ZATMIKA
    Belum ada peringkat
  • PTP 6
    PTP 6
    Dokumen15 halaman
    PTP 6
    MUHAMMAD TEGUH ZATMIKA
    Belum ada peringkat
  • PTP 3
    PTP 3
    Dokumen3 halaman
    PTP 3
    MUHAMMAD TEGUH ZATMIKA
    Belum ada peringkat
  • PTP 4
    PTP 4
    Dokumen11 halaman
    PTP 4
    MUHAMMAD TEGUH ZATMIKA
    Belum ada peringkat
  • PTP 2
    PTP 2
    Dokumen4 halaman
    PTP 2
    MUHAMMAD TEGUH ZATMIKA
    Belum ada peringkat