Kelas 4 (Semester 1)
1.
2.
Ha
dit
1.s
te
1
nt
Ay
at TEMA 1
an
gZAKAT FITRAH
Al-
Za
Qu
ka
r’a
nt
Fit
te
ra
nt
h
an
g
Za
ﱥ ﱦ ﱧ ﱨ ka ﱱﱲ ﱳ ﱭ ﱮ ﱯ ﱰ ﱫﱬ ﱩ ﱪ
t
ﱴ ﱵﱶ ﱷ ﱸ Fit
ﱹ
ra
h
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman,
mengerjakan amal shaleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat,
mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Q.S. Al-Baqarah: 277)
Terjemah Perkata Q.S. Al-Baqarah: 277
'وسلم
zakat fitrah zakaatal-fithri
َز َكا َة اَلْ ِفطْ ِر
sebagai pembersih thuhrotan
طُ ْهَر ًة
لصائِ ِمَّ ِل
bagi orang yang berpuasa lish-shooimi
ًَوطُ ْع َمة
dan pemberian wa thu’matan
ﱍ ﱎﱏ ﱐ ﱌ ﱋ ﱅ ﱆ ﱇ ﱈﱉ ﱊ
Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu(9) Dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (10).” (Q.S. Asy-Syam: 9-10)
Zakat fitrah atau nama lainnya “zakat an-nafs” yaitu zakat badan maksudnya
zakat untuk mensucikan jiwa dengan mengeluarkan makanan dari pada jenis yang
mengenyangkan dengan kadar satu gantang baghdad bersamaan 2,5 kg/3,1 liter atau
senilai dengannya diberi kepada golongan tertentu dengan syarat-syarat tertentu.
Zakat fitrah adalah sedekah wajib yang harus di keluarkan oleh setiap orang
islam sesudah melaksanakan puasa Ramadhan sebulan penuh. Hukum zakat yaitu wajib
sedangkan hukum infak atau sedekah adalah sunnah. Al-Qur’an menyebut kata zakat
sebanyak 32 kali dan 26 diantaranya bersamaan dengan kata shalat.
Zakat fitrah terdiri dari 2 kata yaitu zakat dan fitrah. Menurut kamus bahasa
Indonesia zakat berarti jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang islam
dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya menurut yang telah
ditetapkan oleh syara.
Sedangkan fitrah berarti zakat yang wajib diberikan oleh setiap orang Islam
setahun sekali berupa makanan pokok sehari-hari.
ﱿ ﱾ ﱸ ﱹﱺ ﱻ ﱼ ﱽ
ﲀ ﲁ ﲂ ﲃ ﲄ ﲅ ﲆ ﲇﲈ
ﲉ ﲊ ﲋﲌ ﲍ ﲎ ﲏ ﲐ
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. At-Taubah: 60)
Terjemah perkata Q.S. At-Taubah: 60
ﱯ ﱰ ﱱ ﱲ ﱳ ﱴ ﱵ ﱶ ﱷﱸ
ﱹ ﱺ ﱻ ﱼﱽ ﱾ ﱿ ﲀ ﲁ
Artinya: “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan[1] dan mensucikan[2] mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. At-Taubah: 103)
[1] Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-
lebihan kepada harta benda.
[2] Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan
memperkembangkan harta benda mereka.
Dari Abu Hurairah: “Bahwa seseorang Arab desa menghadap kepada Nabi SAW dengan
berkata: Tunjukkan aku perbuatan yang jika aku kerjakan bisa memasukan aku kedalam
surga. Nabi SAW menjawab: kamu menyembah kepada Allah SWT, dan tidak
menyekutukan-Nya akan sesuatu, mendirikan shalat fardhu, mengeluarkan zakat yang
diwajibkan dan berpuasa ramadhan. Nabi menyatakan: Demi diriku yang ditangan
Tuhan, aku tidak akan menambah lebih dari itu. Dan ketika orang itu telah pergi maka
Nabi SAW bersabda: Barang siapa yang suka untuk melihat orang yang akan menjadi
penduduk surga maka lihatlah pada orang itu.” (H.R. Bukhari)
TEMA II
AL-‘AARIYAH (PINJAM MEMINJAM)
SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 10
2.1.
23.
HaTa
dit
ta
sca
tera
ntSh
anal 2.1
gat
Al-
Su
‘Ann
ari
ah
ﱦ ﱧ ﱨ yaQi ﱬ ﱭ ﱮ ﱯﱰ ﱱ ﱲﱳ ﱴ ﱵ ﱩﱪ ﱫ
ﱶ ﱷ ﱸ hya
m
ull
Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa- Nya.” (Q.S. Al-Maidah: 2)
ِ اَ ْل َع
ار َي ُة
ari
Barang pinjaman Al-‘aariyatu
ya
barang yangh wajib
dikembalikan
Muadaatun
ٌم َُؤ َدة
Abu Hurairah mengatakan: Aku melihat kalian meninggalkannya. Demi Allah, barang itu
akan dilemparkan ke pundak-pundak kalian”. (H.R. Malik)
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Samurah, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
Pemegang berkewajiban
menjaga
‘Alal-yaddi
َع َلي ْال َي ِد
apa Maa
َما
yang ia telah terima Akhodzat
تْ أَ َخ َذ
sampai dengan ia
mengembalikannya
Hataa yu addiihi
َح َّتى ي َُؤ ِّد ْي ِه
Al-‘Aariyah dinyatakan berlangsung dengan ucapan dan perbuatan apa saja yang
menunjukkan hal itu. Adapun syarat-syaratnya ada 3 hal, yaitu:
Kewajiban peminjam
1. Mengembalikan barang itu kepada pemiliknya jika telah selesai.
Rasulullah SAW bersabda:
“Pinjaman itu wajib dikembalikan dan yang meminjam sesuatu harus membayar.”
(H.R. Abu Dawud)
2. Mengganti apabila barang itu hilang atau rusak.
TEMA III
ATH’IMAH
“An ‘Umar ibni abii salaamah qala Rasulullah SAW : Yaa ghulaamu samillaha
wakul biyamiinika wakul mimma yaliika”
Dari Umar bin Abi Salamah : Rasulullah SAW bersabda : Hai anak ucapkanlah
bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang didekatmu
(HR.Bukhari)
ﲠ ﲡ ﲢ ﲣ ﲤ ﲥﲦ ﲞ ﲟ
Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi.” (QS Al Baqarah: 168)
Hukum Makanan
Hukum asal dari makanan (termasuk minuman) adalah halal. Banyak sekali
dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah yang menunjukkan akan hal ini. Diantaranya
adalah firman Allah ta’ala :
ﲟ ﲠ ﲡ ﲢ ﲣ ﲤﲥ
Artinya :“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.”
(QS Al Baqarah: 29)
Allah menciptakan apa-apa yang ada di bumi untuk kemaslahatan manusia.
Seluruh makanan dan minuman halal bagi manusia kecuali yang telah dijelaskan
keharamannya.
Segala sesuatu yang Allah dan RasulNya tidak jelaskan keharamannya baik
berupa makanan, minuman, pakaian atau yang lainnya maka hukum asalnya
adalah halal.
Setiap makanan yang suci (thohir) dan tidak bermudharat maka halal.
Sebaliknya makanan yang najis atau bermudharat maka haram seperti bangkai,
darah, air kencing, tinja, khamr, dan lainnya. Makanan yang bermudharat maka
haram dikonsumsi seperti racun, khamr, termasuk juga rokok. Allah melarang
kita menjatuhkan diri dalam kebinasaan.
Allah berfirman :
ﱸ ﱹ ﱵ ﱶ ﱷ
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.” (QS Al
Baqarah: 195)
Jenis Makanan
Selain yang disebut diatas maka hukumnya halal seperti kuda, hewan ternak
(sapi, kambing, onta, dll), keledai liar, kelinci dan lainnya. Dikecualikan dalam hal
ini jalalah, yaitu hewan (sapi, kambing, ayam, atau yang lain) yang makanannya
– atau mayoritas makanannya – adalah najis. Hewan jalalah haram dimakan
kecuali setelah dikaratina dan diberi makan dari yang suci.
Penyembelihan yang Syar’i
Salah satu syarat halalnya hewan adalah disembelih dengan cara yang sesuai
syar’i. Allah berfirman :
Yang dimaksud bangkai adalah hewan yang mati bukan dengan cara
penyembelihan yang syar’i (tenggelam, tercekik dan semisalnya). Sedang yang
yang dimaksud darah yang diharamkan adalah darah yang mengalir. Adapun
darah yang tersisa pada daging setelah penyembelihan maka halal dan tidak
najis. Seluruh bangkai hukumnya haram dimakan kecuali belalang dan ikan (dan
seluruh hewan yang hanya hidup di air). Disebutkan dalam hadits Ibnu
Umar radhiyallahu ‘anhuma secara marfu’, “Dihalalkan untuk kita dua bangkai
dan dua darah. Adapun dua bangkai yaitu ikan dan belalang. Sedangkan dua
darah yaitu hati dan limpa” [HR Ahmad 5723 dan Ibnu Majah 3218]
Tentang Berburu
Berburu binatang (shaid) diperbolehkan jika memang itu kebutuhan.
Adapun jika sekedar hobi atau kesenangan bukan karena kebutuhan maka
makruh. Jika sampai mengandung unsur kedzoliman seperti menyebabkan
rusaknya tanaman atau harta benda orang lain maka haram. Dalil tentang
bolehnya berburu adalah firman Allah ta’ala :
“Katakanlah: “Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap)
oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk
berburu.” (QS Ma’idah: 4)
Berburu dapat menggunakan alat untuk berburu seperti panah atau hewan
yang dilatih untuk berburu (seperti anjing atau elang). Disyaratkan menyebut
nama Allah (“bismillah”) saat melepas alat atau hewan untuk berburu. Jika hasil
buruan masih hidup saat tertangkap maka harus disembelih dengan cara yang
syar’i (sebagaimana dijelaskan sebelumnya).
Hendaknya kita menjauhi makanan yang haram karena hal tersebut akan
berpengaruh terhadap jasmani dan rohani kita. Makanan yang haram adalah
salah satu penyebab tidak terkabulkannya do’a. Namun perlu diperhatikan
bahwa dalam keadaan darurat sesuatu yang haram boleh dikonsumsi.
Allah ta’ala berfirman:
ﱬ ﱭ ﱮ ﱯ ﱰ ﱱ ﱲ ﱳ ﱴﱵ ﱶ ﱷ ﱸ ﱹ
“Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-
Baqarah: 173)
3.4 Hubungan Ath’imah dengan Iman
ﱵ ﱶ ﱷ ﱸ ﱹ ﱮ ﱯ ﱰ ﱱ ﱲﱳ ﱴ ﱭ ﱧ ﱨ ﱩ ﱪ ﱫ ﱬ
ﱺﱻ ﱼ ﱽ
Artinya :”Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan)
bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama
selain Allah; tetapi barang siapa yang terpaksa memakannya dengan tidak
menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An-Nahl : 115)
Sebelum makan cucilah tangan terlebih dahulu, hal ini sangat berguna
untuk menjaga kesehatan kita. Barangkali sebelum makan tadi tangan kita
memegang sesuatu yang mengandung bakteri atau kuman yang
membahayakan kesehatan. Bagaimana kalau dalam makan menggunakan
sendok atau garpu? Sebaiknya tangan tetap dicuci, karena siapa tahu
ditengah-tengah kegiatan makan tersebut kita tergoda untuk memegang
makanan.
Artinya :
Diriwayatkan dari Anas r.a. : Sesungguhnya Nabi SAW melarang seorang laki-
laki minum sambil berdiri”.(HR.Muslim)
Artinya:
“Ya Allah keberkahan kepada kami dalam rizqi yang telah Engkau berikan
kepada kami dan jauhkan kami dari api neraka”.
Apabila lupa berdo’a dan membaca basmallah di awal, maka bacalah
Basmallah di tengah-tengahnya karena Rasulullah pernah bersabda yang
maksudnya adalah apabila salah seorang dari kamu bersantap. Sebutlah dulu
asma Allah, maka jika lupa tidak membaca pada awalnya, hendaklah
membaca Basmallah sewaktu ingat ditengah-tengah makan, demikian :
Bismillahi awwalu wa akhirahu
Ketika makan, tidak selalu apa yang kita makan sesuai dengan selera.
Bagaimana sikap kita? Ajaran Islammelarang mencela makan. Apalagi
mencela makanan di depan orang yang memasaknya, hal ini bisa
membuat orang tersebut tersinggung. Terlebih lagi jika yang memasak
makanan itu adalah ibu kita, maka jangan sekali-kali mencelanya. Bila
Artinya :
“diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya : Rasulullah saw tidak pernah
mencela makanan satu kali pun. Apabila baginda menyukai sesuatu
makanan baginda memakannya dan kalau tidak menyukainya baginda
meninggalkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya : Diriwayatkan dari Umar bin Abu Salamah r.a katanya : Aku
pernah berada dibawah dekat Rasulullah s.a.w. waktu makan, tanganku
terulur hendak menjangkau talam, lalu Rasulullah s.a.w bersabda
kepadaku : Wahai anak muda! Bacalah Basmallah, makanlah dengan
tangan kanan dan dahulukan dengan makanan yang terdekat denganmu.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Setelah makan dan minum jangan lupa berdo’a. dalam do’a tersebut
mengandung maksud kita bersyukur memuji Allah SWT karena telah
menyelesaikan makan dan minum. Do’a tersebut juga dapat menjadikan
keberkahan terhadap apa yang telah kita makan.
Artinya : “segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita makan dan
minum dan telah menjadikan kita orang muslim.”
Agama Islam adalah agama yang paling sempurna dari agama yang
lainnya karena ajaran yang diterima oleh Allah adalah agama Islam
sebagai penyempurna agama yang lain yang dibawa oleh nabi Muhammad
SAW sebagai penutup para nabi.
Rasulullah SAW bersabda :
“Suatu ketika Abu Hurairah r.a bertemu dengan syetan penggoda orang mukmin
dan syetan penggoda orang kafir. Setan penggoda orang kafir terlihat gemuk,
segar, rapih dan memakai baju bagus. Sedangkan syetan penggoda orang
mukmin kurus kering, kusut dan telanjang.”
Begitulah betapa agung faedah membaca Basmallah. Syetan tidak bisa ikut
makan makanan orang yang membaca “Bismillahirrahmairrahiim” bahkan
dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda bahwa rumah yang dibacakan
basmallah maka syetan tidak akan bercokol dan bermalam di dalamnya.