Anda di halaman 1dari 34

Modul Pendidikan Agama Islam Tahun IV

Kelas 4 (Semester 1)
1.
2.
Ha
dit
1.s
te
1
nt
Ay
at TEMA 1
an
gZAKAT FITRAH
Al-
Za
Qu
ka
r’a
nt
Fit
te
ra
nt
h
an
g
Za
‫ﱥ ﱦ ﱧ ﱨ‬ ka ‫ﱱﱲ ﱳ‬ ‫ﱭ ﱮ ﱯ ﱰ‬ ‫ﱫﱬ‬ ‫ﱩ ﱪ‬
t
‫ﱴ ﱵﱶ ﱷ ﱸ‬ Fit
‫ﱹ‬
ra
h
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman,
mengerjakan amal shaleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat,
mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Q.S. Al-Baqarah: 277)
Terjemah Perkata Q.S. Al-Baqarah: 277

Terjemah Latin Arab

Sesungguhnya orang-orang Innalladziina aamanuu ‫ﱥﱦﱧ‬


yang beriman
dan mengerjakan amal wa ‘amilush-shaalihaati ‫ﱨﱩ‬
shaleh
dan mendirikan shalat wa aqoomush-shalaata ‫ﱪﱫ‬
dan menunaikan zakat wa aatawuzzakaata ‫ﱬﱭ‬
mereka mendapat pahala lahum ajruhum ‫ﱮﱯ‬
di sisi Tuhannya ‘inda robbihim ‫ﱰﱱ‬
untuk mengingat-Ku wa laa khoufun ‫ﱳﱴ‬
terhadap mereka ‘alaihim ‫ﱵ‬
dan tidak (pula) mereka wa laa hum yahzanuun ‫ﱶﱷﱸ‬
bersedih hati

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 1


َّ ِ‫ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم َز َكا َة اَلْ ِفطْ ِر; طُ ْهَر ًة ل‬
ً‫لصائِ ِم َوطُ ْع َمة‬ ُ ‫ض َر ُس‬
َ ‫َفَر‬
ِ ِ‫لِْلمساك‬
‫ني‬ ََ
Artinya: “Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang
yang berpuasa dan pemberian bagi orang-orang miskin.” (H.R. Abu Daud dan Ibnu
Majah)

Terjemah perkata hadits tentang zakat fitrah

Terjemah Latin Arab

Telah mewajibkan Farodho


‫ض‬َ ‫َفَر‬
Rasulullah rosuulullaahi
‫ول اللَّ ِه‬
ُ ‫َر ُس‬

‫صلى اهلل عليه‬


semoga shalawat dan shollallaahu ‘alaihi wa
keselamatan baginya sallama

'‫وسلم‬
zakat fitrah zakaatal-fithri
‫َز َكا َة اَلْ ِفطْ ِر‬
sebagai pembersih thuhrotan
‫طُ ْهَر ًة‬
‫لصائِ ِم‬َّ ِ‫ل‬
bagi orang yang berpuasa lish-shooimi

ً‫َوطُ ْع َمة‬
dan pemberian wa thu’matan

bagi orang yang miskin lil masaakiin


ِ ِ‫لِْلمساك‬
‫ني‬ ََ

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 2


1.
3.
Ta
ta
Ca
ra
Za
ka
t
Fit
ra
Zakat h fitrah di fardhukan pada tahun ke 2 Hijriyah yaitu tahun di
fardhukan puasa. Di fardhukan ke setiap individu muslim lelaki atau
perempuan yang berkemampuan dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Allah SWT berfirman:

‫ﱍ ﱎﱏ ﱐ‬ ‫ﱌ‬ ‫ﱋ‬ ‫ﱅ ﱆ ﱇ ﱈﱉ ﱊ‬
Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu(9) Dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (10).” (Q.S. Asy-Syam: 9-10)
Zakat fitrah atau nama lainnya “zakat an-nafs” yaitu zakat badan maksudnya
zakat untuk mensucikan jiwa dengan mengeluarkan makanan dari pada jenis yang
mengenyangkan dengan kadar satu gantang baghdad bersamaan 2,5 kg/3,1 liter atau
senilai dengannya diberi kepada golongan tertentu dengan syarat-syarat tertentu.
Zakat fitrah adalah sedekah wajib yang harus di keluarkan oleh setiap orang
islam sesudah melaksanakan puasa Ramadhan sebulan penuh. Hukum zakat yaitu wajib
sedangkan hukum infak atau sedekah adalah sunnah. Al-Qur’an menyebut kata zakat
sebanyak 32 kali dan 26 diantaranya bersamaan dengan kata shalat.
Zakat fitrah terdiri dari 2 kata yaitu zakat dan fitrah. Menurut kamus bahasa
Indonesia zakat berarti jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang islam
dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya menurut yang telah
ditetapkan oleh syara.
Sedangkan fitrah berarti zakat yang wajib diberikan oleh setiap orang Islam
setahun sekali berupa makanan pokok sehari-hari.

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 3


Orang Yang Berhak Menerima Zakat Fitrah
Allah SWT berfirman:

‫ﱿ‬ ‫ﱾ‬ ‫ﱸ ﱹﱺ ﱻ ﱼ ﱽ‬
‫ﲀ ﲁ ﲂ ﲃ ﲄ ﲅ ﲆ ﲇﲈ‬
‫ﲉ ﲊ ﲋﲌ ﲍ ﲎ ﲏ ﲐ‬
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. At-Taubah: 60)
Terjemah perkata Q.S. At-Taubah: 60

Terjemah Latin Arab

Sesungguhnya sedekah Innamash-shodaqootu ‫ﱸﱹ‬


(zakat)
untuk orang-orang fakir lilfuqoroo i ‫ﱺ‬
dan orang-orang miskin wal-masaakiini ‫ﱻ‬
dan pengurus zakat wal-‘aamiliina ‘alaiha ‫ﱼﱽ‬
dan para muallaf (yang wal-muallafati quluubuhum ‫ﱾﱿ‬
dibujuk) hati mereka
dan untuk memerdekakan wa firriqoobi ‫ﲀﲁ‬
budak
dan orang-orang yang wal-ghoorimiina ‫ﲂ‬
berhutang
dan untuk jalan Allah wa fii sabiilillaahi ‫ﲃﲄﲅ‬
dan orang-orang yang wabnissabiili ‫ﲆﲇ‬
dalam perjalanan
ketetapan dari Allah fariidhotamminallaahi ‫ﲉﲊﲋﲌ‬
dan Allah wallaahu ‫ﲍ‬
Maha Mengetahui ‘aliimun ‫ﲎ‬
Mahabijaksana hakiimun ‫ﲏ‬

Ada 8 asnaf yang berhak menerima zakat berdasarkan ayat diatas:

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 4


1. Orang fakir ialah orang yang tidak ada harta benda untuk keperluan hidupnya sehari-
hari, tidak sanggup bekerja, tak mampu berusaha dan malu untuk meminta-minta.
2. Orang miskin ialah orang yang boeh bekerja dan berusaha tetapi tidak mencukupi
keperluan hidupnya sehari-hari.
3. ‘Amilin (pemungut zakat) ialah orang yang dilantik atau diberi kuasa oleh majlis
agama islam negeri untuk memungut zakat.
4. Muallaf ialah orang yang baru memeluk agama islam.
5. Hamba sahaya ialah budak yang dijanjikan tuannya untuk dimerdekakan.
6. Gharim ialah orang yang banyak hutang.
7. Fisabilillah ialah orang yang berjuang di jalan Allah.
8. Ibnu sabil ialah orang yang dalam perjalanan jauh untuk menyempurnakan tuntutan
agama islam kemudian kehabisan belanja atau biayanya.
Manfaat zakat fitrah
1) Mendidik rasa kemanusiaan sesama umat
2) Mengungkapkan rasa syukur terhadap nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada
umat-Nya
3) Membersihkan diri dari sakit jiwa, seperti dengki, iri, tamak, dan lain-lain.
4) Meningkatkan taqwa kepada Allah SWT.
Syarat wajib zakat fitrah
1) Mempunyai kelebihan makanan atau hartanya untuk diri dan keluarga pada malam
dan siang hari raya.
2) Hidup pada akhir ramadhan dan awal syawal.
3) Anak yang lahir sebelum matahari terbenam pada akhir bulan ramadhan dan hidup
hingga selepasnya.
4) Memeluk Islam sebelum terbenam matahari pada akhir bulan ramadhan.
5) Seseorang yang meninggal selepas terbenam matahari akhir ramadhan.
Waktu mengeluarkan zakat fitrah sesudah shalat shubuh sebelum shalat sunnah hari
raya.

Rukun zakat fitrah

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 5


1) Zakat fitrah berupa makanan pokok yang berlaku pada suatu negara. Misalnya beras,
jagung, sagu, gandum dan sebagainya.
2) Zakat fitrah dapat digantikan dengan uang kertas, namun besarnya zakat sesuai
dengan satu sho’ makanan pokok sekitar 3,5 liter=2,5 kg jadi jika dalam satu keluarga
terdiri 4 jiwa (orang) maka zakat yang harus dikeluarkan sebanyak 4x2,5 kg=10 kg.
3) Bila zakat berupa uang kertas, maka zakat yang harus dikeluarkan seharga makanan
pokok 2,5 kg misalnya Rp. 12.000,00 maka zakat yang harus dikeluarkan oleh 4
orang sebanyak=4xRp. 12.000,00=Rp. 48.000,00
Orang yang mengeluarkan zakat disebut muzakki dan adapun orang yang menerima
zakat disebut mustahiq.
1.4. Hubungan Zakat Fitrah dengan Iman
Allah SWT berfirman:

‫ﱯ ﱰ ﱱ ﱲ ﱳ ﱴ ﱵ ﱶ ﱷﱸ‬
‫ﱹ ﱺ ﱻ ﱼﱽ ﱾ ﱿ ﲀ ﲁ‬
Artinya: “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan[1] dan mensucikan[2] mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. At-Taubah: 103)
[1] Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-
lebihan kepada harta benda.
[2] Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan
memperkembangkan harta benda mereka.
Dari Abu Hurairah: “Bahwa seseorang Arab desa menghadap kepada Nabi SAW dengan
berkata: Tunjukkan aku perbuatan yang jika aku kerjakan bisa memasukan aku kedalam
surga. Nabi SAW menjawab: kamu menyembah kepada Allah SWT, dan tidak
menyekutukan-Nya akan sesuatu, mendirikan shalat fardhu, mengeluarkan zakat yang
diwajibkan dan berpuasa ramadhan. Nabi menyatakan: Demi diriku yang ditangan
Tuhan, aku tidak akan menambah lebih dari itu. Dan ketika orang itu telah pergi maka
Nabi SAW bersabda: Barang siapa yang suka untuk melihat orang yang akan menjadi
penduduk surga maka lihatlah pada orang itu.” (H.R. Bukhari)

1.5. Implementasi Zakat Fitrah dalam Kehidupan Sehari-hari


a. Merasakan penderitaan orang yang kurang mampu
SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 6
Dengan zakat fitrah, kita bisa merasakan penderitaan orang lain yang tidak
seberuntung kita, karena hasil zakat fitrah akan di salurkan kepada saudara kita yang
kekurangan, seperti orang fakir, orang miskin, hamba sahaya, dan lain sebagainya.
b. Mendidik kita untuk mensyukuri nikmat Allah
Tanda orang yang bersyukur terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah swt
salah satunya adalah mengeluarkan zakat fitrah. Kalau di pikir-pikir kita tidak bisa
menghitung nikmat yang diberikan Allah karena terlalu banyak. Dan Allah swt pun
berjanji akan menambah rezeki bagi orang yang pandai bersyukur dan mengadzab
orang yang tidak pandai bersyukur.
c. Menyucikan diri dari dosa
Dengan mengeluarkan zakat fitrah dosa kita akan berkurang, dengan kata lain
ketika kita mengeluarkan zakat fitrah secara tidak langsung Allah swt menerima taubat
kita sehingga dosa yang pernah kita lakukan akan terhapus dengan zakat tersebut.
1.6. Tarikh (Sejarah) Zakat Fitrah
Zakat merupakan wujud kepedulian terhadap sesama umat Islam dan membantu
saudara seiman yang kurang mampu.
Pada zaman Rasulullah SAW ada seorang laki-laki bernama Tsa’labah bin Hatib.
Pekerjaannya ialah mengembala kambing. Kehidupannya cukup sederhana dan beliau
seorang yang taat menunaikan ibadah dan selalu shalat berjamaah bersama Rasulullah.
Namun demikian, Rasulullah amat heran melihat kelakuan Tsa’labah, setiap kali selesai
shalat dia segera bangkit dan pulang ke rumahnya. Padahal jemaah lain masih duduk
berdzikir dan berdo’a bersama Rasulullah. Pada suatu hari, Rasulullah bertanya kepada
Tsa’labah. “Hai Tsa’labah, mengapa engkau sangat cepat bangkit dari dudukmu apabila
selesai menunaikan shalat bersama kami?”.
Tsa’labah menjelaskan kepada Rasulullah, bahwa beliau hanya mempunyai
sehelai kain saja untuk shalat. Oleh karena itu, beliau perlu cepat kembali kerumahnya
supaya kain yang dipakainya itu pula dipakai pula oleh istrinya untuk shalat. Walau
bagaimanapun, di balik ketaatannya itu, Tsa’labah ada menyimpan sedikit perasaan
ingin menjadi kaya. Perasaan ingin kaya ini telah lama dipendam oleh Tsa’labah didalam
hatinya. Maka pada suatu hari, Tsa’labah berjumpa Rasulullah dan beliau
mengharapkan agar Rasulullah mendoakan kepada Allah supaya beliau memperoleh
kekayaan atau rezeki yang banyak.

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 7


Mendengar permintaan Tsa’labah itu, Rasulullah memandangnya dengan penuh
keheranan, lalu baginda bertanya, “untuk apa rezeki yang banyak itu wahai Tsa’labah?
Menurut pendapatku, lebih baik rezeki sederhana yang diberikan Allah daripada rezeki
yang banyak tetapi menyusahkan kita kelak”, hujah Rasulullah. Tsa’labah terdiam, dia
tidak menjawab pertanyaan Rasulullah itu, Dalam diamnya itu nafsu ingin kaya yang
sudah lama tertanam dihatinya bukan semakin berkurang, tetapi semakin menjadi-jadi.
Tidak lama selepas itu, Tsa’labah menyampaikan permohonannya lagi kepada
Rasulullah. Permintaannya kali ini disertai dengan alasan yang lebih kuat, antara lain
Tsa’labah berkata: “Kalau aku kaya kelak, kaum miskin dan melarat akan kuberi
bantuan secukupnya, akan ku dirikan rumah sakit, membangunkan rumah-rumah
ibadah. Pendek kata, segala harta yang dikaruniakan akan digunakan sebaik-baiknya
demi keridhaan Allah,” Mendengar ucapan Tsa’labah yang bersungguh-sungguh itu
maka Rasulullah mendo’akan kepada Allah agar Tsa’labah dikaruniakan-Nya dengan
harta yang banyak.
Allah mengabulkan permintaan hamba dan Rasul-Nya. Rezeki Tsa’labah makin
bertambah. Kambing Tsa’labah makin membiak dengan banyaknya. Semenjak
kekayaannya bertambah, ibadahnya pun semakin berkurang. Shalat berjamaah tidak
lagi dihadirinya. Ini disebabkan ia terlalu sibuk menguruskan kambing-kambingnya
yang sudah ribuan banyaknya. Dulu sebelum memperoleh harta kekayaan Tsa’labah
pernah berjanji kepada Rasulullah bahwa dia ingin menggunakan segala kekayaannya
itu untuk berjuang ke jalan Allah tetapi dia tidak menepati janji.
Pada suatu hari turunlah ayat mewajibkan zakat kepada Nabi Muhammad SAW .
Maka perintah zakat itu segera disampaikan oleh Rasulullah kepada segenap umat
Islam yang mampu tidak terkecuali Tsa’labah. Ketika utusan Rasulullah sampai ke
rumah Tsa’labah, beliau tidak mempercayai utusan itu bahkan mencurigai Rasulullah
sendiri. Padanya itu hanya pelaturan Rasulullah karena cemburu disebabkan
kambingnya yang banyak yang mesti di zakatkan dan bukan perintah Allah.
Tsa’labah tidak memperdulikan kata-kata utusan Rasulullah. Dia masih juga
tidak mau membayar zakatnya karena disangkanya perintah menunaikan zakat itu
adalah ciptaan Rasulullah sendiri. Maka utusan Rasulullah itu keluar dari rumah
Tsa’labah dengan perasaan hampa. Sedangkan apabila meminta pada orang kaya yang
lain, mereka memberikan zakat ternakan mereka dengan senang hati. Begitulah sifat
Tsa’labah setiap kali utusan Rasulullah datang, ada saja alasan yang dikemukakannya

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 8


untuk mengelakkan dari membayar zakat. Pada masa itu, turunlah firman Allah dan
akhirnya dimaktubkan di dalam surat Al-Baqarah ayat 75-78 yang bermaksud:
“Diantara mereka, ada yang berjanji kepada Allah. Sekiranya aku diberi rezeki
yang banyak, aku akan banyak memberi sedekah, aku akan menjadi orang yang soleh.
Tetapi, setelah mereka memperoleh rezeki yang berlimpah lalu mereka menjadi orang
yang bakhil dan berpaling dari janjinya. Akhirnya mereka ditimpa penyakit munafik pada
hari di mana mereka itu kembali kepada Allah disebabkan mereka mengingkari janjinya
sendiri dan disebabkan kebohongan mereka. Apakah mereka tidak tahu, bahwa Allah itu
Maha Mengetahui segala rahasia dan apa yang tersirat dalam hati mereka dan bahwa
Allah itu mengetahui segala perkara ghaib.”
Salah seorang daripada sahabat Tsa’labah yang mengetahui turunnya ayat itu segera
memberitahunya. Kata sahabat Tsa’labah tersebut: “Berhati-hatilah engkau, apakah kambing-
kambingmu yang banyak itu akan engkau bawa mati? Dahulu engkau telah berjanji kepada
Allah dan bukan hanya kepada Nabi Muhammad! Tsalabah sahabatku, zakat yang diminta
oleh utusan Rasulullah itu bukanlah untuk baginda dan bukan pula baginda yang mengadakan
hukum zakat itu”. Mendengar penjelasan sahabatnya itu, membuat Tsa’labah menjadi sadar
akan kesalahan dan keangkuhannya selama ini. Tsa’labah bukan saja insaf, malah dia merasa
takut yang amat sangat.
Tanpa berpikir panjang lagi, Tsa’labah pergi kepada Rasulullah dengan membawa
berpuluh-puluh ekor kambing untuk dizakatkannya. Tetapi Rasulullah hanya menggelengkan
kepala sambil mengatakan bahwa baginda tidak menerima zakat itu, bahkan pintu zakat
Sudah tertutup bagi Tsa’labah. Mendengar jawaban tersebut Tsa’labah menangis sekuat-kuat
hatinya. Dia memukul-mukul kepalanya sepertinya perbuatan orang gila.
Dengan perasaan yang amat kecewa, takut dan malu yang amat sangat. Tsa’labah
kembali ke rumahnya dengan membawa kambing-kambingnya itu. Dalam hatinya penuh
dengan penyesalan. Usaha Tsa’labah hendak menyerahkan zakat ternaknya tetap gagal.
Hinggalah ke zaman pemerintahan khalifah Umar bin Khattab yaitu selepas kewafatan
Rasulullah dan Abu Bakar, beliau tetap dalam keadaan takut, kecewa dan menyesal karena
zakatnya tidak diterima lagi sedangkan ancaman Allah sudah turun yang ditujukan kepada
orang-orang yang enggan membayar zakat.
Pristiwa keingkaran Tsa’labah ini menjadi sebab turunnya salah satu ayat Al-Qur’an
untuk mengingatkan manusia dan sebagai pengajaran kepada umat di akhir zaman, supaya
jangan menjadi orang kaya kikir seperti Tsa’labah. Ingatlah segala kekayaan yang

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 9


dipinjamkan kepada kita di dunia adalah Allah. Jadi apalah salahnya kita menyalurkan pula
kepada mereka yang amat memerlukannya.
Dari Haritsah bin Wahab berkata: Aku mendengar Nabi SAW bersabda:
“Bersedekahlah kamu maka sesungguhnya akan datang padamu satu zaman yang berjalan
seseorang dengan membawa sedekahnya yang tidak mendapati orang-orang yang akan
menerimanya. Berkata seseorang: Jika kamu datang kemarin niscaya kamu akan
menerimanya tetapi sekarang aku akan tidak mengharapkan sedekah tersebut.” (H.R.
Bukhari)
Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang
diberi harta oleh Allah dengan tidak mengeluarkan zakatnya maka akan diserukan harta itu
pada hari kiamat sebagai ular ganas yang menggertakan dengan kedua taringnya serta
membelit leher orang itu kemudian menggigit dengan kedua taring mulutnya lalu berkata:
Aku adalah hartamu, aku simpananmu...! (H.R. Bukhari dalam shahihnya)

TEMA II
AL-‘AARIYAH (PINJAM MEMINJAM)
SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 10
2.1.
23.
HaTa
dit
ta
sca
tera
ntSh
anal 2.1
gat
Al-
Su
‘Ann
ari
ah
‫ﱦ ﱧ ﱨ‬ yaQi ‫ﱬ ﱭ ﱮ ﱯﱰ ﱱ ﱲﱳ ﱴ ﱵ‬ ‫ﱩﱪ ﱫ‬
‫ﱶ ﱷ ﱸ‬ hya
m
ull
Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa- Nya.” (Q.S. Al-Maidah: 2)

Terjemah Perkata Q.S. Al-Maidah: 2

Terjemah Latin Arab

Dan tolong menolonglah Wa ta’aawanuu ‫ﱦ‬


kamu
dalam (mengerjakan) ‘alal-birri ‫ﱧﱨ‬
kebajikan
dan takwa wattaqwaa ‫ﱩ‬
dan janganlah tolong wa laa ta’aawanuu ‫ﱫ ﱬ‬
menolong
dalam berbuat dosa ‘alal-itsmi ‫ﱭﱮ‬
dan pelanggaran wal-‘udwaani ‫ﱯ‬
dan bertakwalah kamu wattaqullaaha ‫ﱱﱲ‬
kepada Allah
sesungguhnya Allah innallaaha ‫ﱴ ﱵ‬
amat berat siksa-Nya syadiidul-‘iqoob ‫ﱶ ﱷ‬

ٌ‫ار َي ُة م َُؤ َدة‬


ِ َ‫ا‬ 
‫ع‬
َ ْ
‫ل‬
Artinya: “Al-‘Aariyah (barang pinjaman) adalah barang yang wajib dikembalikan." (H.R.
Abu Daud dan At-Tirmidzi))

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 11


2.
3
Ta
ta
Terjemah Ca perkata hadits tentang al-‘aariyah
ra
Al-
Terjemah Latin Arab
‘A

ِ ‫اَ ْل َع‬
‫ار َي ُة‬
ari
Barang pinjaman Al-‘aariyatu
ya
barang yangh wajib
dikembalikan
Muadaatun
ٌ‫م َُؤ َدة‬
Abu Hurairah mengatakan: Aku melihat kalian meninggalkannya. Demi Allah, barang itu
akan dilemparkan ke pundak-pundak kalian”. (H.R. Malik)
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Samurah, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

ْ ‫َع َلي ْال َي ِد َما أَ َخ َذ‬


‫ت َح َّتى ي َُؤ ِّد ْي ِه‬
Artinya: “Pemegang berkewajiban menjaga apa yang ia telah terima sampai dengan ia
mengembalikannya.” (H.R. Ad-Daruquthni)
Terjemah perkata hadits tentang al-‘aariyah

Terjemah Latin Arab

Pemegang berkewajiban
menjaga
‘Alal-yaddi
‫َع َلي ْال َي ِد‬
apa Maa
‫َما‬
yang ia telah terima Akhodzat
‫ت‬ْ ‫أَ َخ َذ‬
sampai dengan ia
mengembalikannya
Hataa yu addiihi
‫َح َّتى ي َُؤ ِّد ْي ِه‬

Al-‘Aariyah menurut bahasa artinya sama dengan pinjaman, sedangkan menurut


istilah syara’ ialah aqad berupa pemberian manfaat suatu benda halal dari seseorang
kepada orang lain tanpa ada imbalan dengan tidak mengurangi atau merusak benda itu
dan dikembalikannya setelah diambil manfaatnya. Al-‘Aariyah adalah sesuatu yang

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 12


diberikan kepada orang lain dalam jangka waktu tertentu lalu dikembalikan kepada
pemilik.

Al-‘Aariyah dinyatakan berlangsung dengan ucapan dan perbuatan apa saja yang
menunjukkan hal itu. Adapun syarat-syaratnya ada 3 hal, yaitu:

1. Bahwa orang yang meminjamkan adalah pemilik yang berhak untuk


menyerahkannya.
2. Bahwa materi yang dipinjamkan dapat dimanfaatkan.
3. Bahwa pemanfaatan itu diperbolehkan.

Al-‘Aariyah adalah suatu pekerjaan yang tergolong disunahkan.


Hukum-hukumnya:
1) Harus sesuatu yang boleh dipinjamkan. “...Dan janganlah tolong menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran...” (Q.S. Al-Maidah: 2)
2) Jika yang meminjamkan mensyaratkan kepada peminjam untuk mengganti barang
yang dipinjamkan jika mengalami kerusakan, maka pihak peminjam wajib
mengganti. Jika yang meminjamkan tidak mensyaratkan, tetapi barang rusak bukan
karena keteledoran peminjam, maka disunnahkan untuk mengganti, tidak
diwajibkan. Tetapi jika rusak karena keteledoran peminjam, maka wajib diganti
walaupun pemilik tidak mensyaratkan. Rasulullah SAW bersabda: “Tangan
berkewajiban atas apa yang diambilnya hingga ia menunaikannya.” (H.R. Abu Daud
dan At-Tirmidzi, Al-Hakim menshahihkannya)
3) Peminjam harus menanggung biaya pengangkutan pada saat pengembalian.
4) Peminjam tidak boleh menyewakan barang yang dipinjamnya. Boleh meminjamkan
lagi ke orang lain dengan izin kepada pemilik.
5) Jika seseorang meminjamkan kebun untuk ditembok, peminjam tidak boleh
mengambil lagi hingga temboknya roboh. Jika meminjamkan sawah untuk di tanami,
peminjam tidak boleh mengambilnya hingga panen usai.
6) Jika meminjamkan dalam jangka waktu tertentu, peminjam disunnahkan untuk tidak
mengambil barangnya sebelum masa waktunya habis.
Hukum asal pinjam meminjam adalah sunnah sebagaimana tolong menolong yang
lain. Hukum tersebut dapat berubah menjadi wajib apabila orang yang meminjam itu

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 13


sangat memerlukannya. Hukum pinjam meminjam juga bisa menjadi haram bila untuk
mengerjakan kemaksiatan.
Rukun pinjam meminjam
1. Orang yang meminjamkan, syaratnya:
a. Berhak berbuat kebaikan tanpa ada yang menghalangi. Orang yang dipaksa atau
anak kecil tidak sah meminjamkan.
b. Barang yang dipinjamkan itu milik sendiri atau menjadi tanggung jawab orang
yang meminjamkan.
2. Orang yang meminjam, syaratnya:
a. Berhak menerima kebaikan. Oleh sebab itu, orang gila atau anak kecil tidak sah
meminjam karena keduanya tidak berhak menerima kebaikan.
b. Hanya mengambil manfaat dari barang yang dipinjam.
3. Barang yang dipinjam, syaratnya:
a. Ada manfaatnya.
b. Barang itu kekal (tidak habis setelah diambil manfaatnya). Oleh sebab itu,
makanan yang setelah diambil manfaatnya menjadi habis atau berkurang zatnya
tidak sah dipinjamkan.
4. Aqad, yaitu ijab qabul.
Pinjam meminjam berakhir apabila barang yang dipinjam telah diambil manfaatnya
dan harus segera dikembalikan kepada yang memilikinya. Pinjam meminjam juga
berakhir apabila salah satu dari kedua pihak meninggal dunia atau gila. Barang yang
dipinjam dapat diminta kembali sewaktu-waktu, karena pinjam-meminjam bukan
merupakan perjanjian yang tetap. Jika terjadi perselisihan pendapat antara yang
meminjamkan dan yang meminjam barang tentang barang itu sudah dikembalikan atau
belum, maka yang dibenarkan adalah yang meminjam dikuatkan dengan sumpah. Hal
ini didasarkan pada hukum asalnya, yaitu belum dikembalikan.

Kewajiban peminjam
1. Mengembalikan barang itu kepada pemiliknya jika telah selesai.
Rasulullah SAW bersabda:
“Pinjaman itu wajib dikembalikan dan yang meminjam sesuatu harus membayar.”
(H.R. Abu Dawud)
2. Mengganti apabila barang itu hilang atau rusak.

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 14


Dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Shafwan bin Umayyah, bahwa nabi SAW
pada waktu perang Hunain meminjam beberapa buah baju perang kepada Shafwan.
Ia bertanya kepada Rasulullah: “Apakah ini pengembalian paksa wahai Rasulullah?”
Rasulullah SAW menjawab: “Bukan, tetapi ini adalah pinjaman yang dijamin (akan
diganti apabila rusak atau hilang).” (H.R. Abu Dawud)
3. Merawat barang pinjaman dengan baik.
Rasulullah SAW bersabda:
“Kewajiban meminjam merawat yang dipinjamnya, sehingga ia kembalikan barang
itu”. (H.R. Ahmad)
Ingat!!! Jangan Lalai Jika Punya Pinjaman Kepada Orang lain!
Seorang sahabat pernah membuat seseorang bingung harus bagaimana?
Pasalnya uang yang dipinjamnya tidak dikembalikan tepat pada waktunya sesuai
perjanjian. Padahal saya sangat memerlukan uang tersebut untuk keperluan keluarga.
Dampaknya sungguh luar biasa, karena pinjam meminjam itu akhirnya berlarut-larut
yang nyaris meretakkan persahabatan. Bukan hanya uang pinjaman itu yang menjadi
pangkal persoalan berikutnya tetapi puluhan janjinya tak pernah ditepati seolah-olah
dia mempermainkannya.
Dalam hidup dan kehidupan, kegiatan pinjam meminjam antara sahabat,
tetangga atau saudara seringkali terjadi. Bukan hanya uang, pinjam meminjam barang
juga sering kita lakukan karena memang kita memerlukannya. Namun jangan heran jika
masalah pinjam meminjam ini ada yang berbuntut ketidakharmonisan dalam hubungan
persahabatan atau persaudaraan karena salah satu pihak tidak melaksanakan
kewajibannya.
Hukum pinjam meminjam ada 3 macam:
 Sunnah, dengan maksud saling tolong menolong.
 Wajib, misalnya meminjamkan mukena atau sajadah untuk shalat.
 Haram, meminjamkan uang atau barang yang digunakan untuk melakukan kejahatan
atau kemaksiatan.
Bagi si peminjam ada kewajiban untuk membayar atau mengembalikan uang atau
barang yang dipinjam kepada peminjamnya sesuai perjanjian yang telah dibuat. Jika
karena sesuatu hal kita gagal mengembalikan pinjaman tepat pada waktunya maka si
peminjam juga wajib memberitahukan kepada orang yang memberikan pinjaman.

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 15


Nabi Muhammad SAW bersabda: Pinjaman wajib dikembalikan, dan
2.
orang yang pinjam sesuatu 4 wajib membayarnya.” (H.R. Abu Dawud dan
At-Tirmidzi) Hu
bu
ng
an
Al-
‘A
Pinjam meminjam dalam ari Islam adalah suuatu hal yang disyariatkan
ya
oleh Allah SWT dan Rasul-Nya, h karena merupakan bentuk ibadah hablu
minannas (hubungan manusia (P dengan manusia).
inj
Salah satu contoh a meneladani prilaku tolong menolong kaum
Anshor dan prilaku terpuji m kaum Muhajirin.
M
Rasulullah dan para e sahabatnya yang setia untuk hijrah dari
Mekkah ke Madinah yang mi dinamakan kaum Muhajirin yaitu orang yang
nj
pertama beriman kepada a Rasulullah. Mereka hijrah tidak membawa
harta benda yang mereka m) miliki. Setelah Rasulullah SAW dan para
de
sahabatnya sampai di Madinah, ng penduduk Madinah menyambutnya dengan
suka cita, serta memberikan an perlindungan dan pertolongan kepada kaum
Im
Muhajirin. Orang-orang yang an menyambut dan memberikan bantuan
kepada kaum Muhajirin disebut kaum Anshor, dimana mereka telah
menunjukkan teladan yang baik tentang Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama
muslim) dan cinta karena untuk menegakkan agama Allah SWT yaitu agama Islam.
Sudahkah kamu memberikan pertolongan kepada temanmu? Adakah perasaan
peduli kepada orang lain yang membutuhkan? Apabila ada sebagian temanmu yang
kurang mampu meminjam sesuatu barang atau uang kepadamu apa kamu mau
memberikan pinjaman kepadanya? Apa yang kamu lakukan apabila ada temanmu yang
sakit? Maukah kamu memberikan kebahagiaan kepadanya dengan berdoa dan
menolongnya sesuai dengan kemampuanmu? Anak yang suka memberikan kebaikan
kepada orang lain baik itu memberikan pinjaman, memberikan shodaqoh, menengok
orang yang sakit dan perbuatan yang lainnya maka perbuatan tersebut dan bernilai
sehingga termasuk anak yang dicintai oleh temannya, orang tua, Rasulullah SAW dan
Allah SWT.
Allah SWT berfirman:

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 16


‫ﲍ ﲎ ﲏ ﲐ ﲑ ﲒ ﲓ ﲔﲕ ﲖ ﲗ ﲘ ﲙ ﲚ ﲛ ﲜﲝ ﲞ ﲟ ﲠ ﲡ ﲢﲣ ﲤ ﲥ‬
‫ﲦﲧﲨ ﲩ‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. An-Nisa: 58)
Rasul bersabda: “Sampaikanlah amanat kepada orang yang memberikan amanat
kepadamu dan janganlah kau khianati orang yang mengkhianatimu (sekalipun).” (H.R.
Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Agama merupakan suatu pedoman hidup yang menuntun umatnya untuk
mencapai kebahagiaan yang hakiki, baik di dunia maupun di kehidupan yang akan
datang nanti. Dan Allah yang menciptakan manusia dengan berbagai macam suku,
budaya, dan adat istiadat itu supaya saling tolong menolong. Dalam hal ini, tolong
menolong tidak hanya dilakukan sesama umat Islam, akan tetapi dapat dilakukan oleh
semua makhluk yang ada di dunia ini. Salah satu bentuk tolong menolong yaitu
dilakukan dengan cara pinjam meminjam, sewa menyewa, dan berbagai cara yang lain.
Tolong menolong sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap
makhluk yang ada di dunia ini tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang
lain.
Dari Aiman r.a. berkata: “Saya masuk ke rumah Aisyah, di situ ada baju perempuan yang
terbuat dari benang seharga lima dirham. Kata Aisyah: “Lihatlah sahaya perempuanku,
perhatikanlah dia, dia merasa megah karena memakai pakaian itu dalam rumah. Saya
pernah memakai baju itu pada masa Rasulullah SAW. Setiap wanita yang ingin
berdandan di Madinah, selalu mengirimkan utusannya kepadaku buat meminjamnya.”
(H.R. Bukhari)
Diriwayatkan dari ‘Urwa: “Bahwa Nabi memberinya satu dinar untuk membeli
domba untuk beliau. ‘Urwa membeli dua ekor domba untuk beliau dengan uang
tersebut. Kemudian dia menjual satu ekor domba seharga satu dinar, dan membawa
satu dinar tersebut bersama satu ekor dombanya kepada Nabi. Atas dasar ini nabi
berdoa kepada Allah untuk memberkahi transaksi ‘Urwa. Sehingga ‘Urwa selalu
memperoleh keuntungan dari setiap perdagangannya, bahkan seandainya dia membeli

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 17


debu.” (Di riwayat lain) ‘Urwa berkata: :Saya mendengar Rasulullah SAW
2.
berkata, “Selalu ada kebaikan pada kuda sampai hari kiamat”. Periwayat
5
lainnya lagi menambahkan: “Saya melihat 70 ekor kuda di rumah ‘Urwa”.
Im
Sufyan berkata: “Nabi menyuruh ‘Urwa untuk membeli domba untuk beliau
pl
sebagai hewan kurban.” (H.R. Bukhari)
e
m
en
ta
a. Tolong menolong
si
Dengan membiasakan al-‘aariyah berarti kita sudah membiasakan
Al-
menolong orang lain. Allah swt sangat menyukai orang yang suka menolong
‘A
orang lain dan berjanji bahwa Allah akan menolong orang yang suka
ari
menolong kelak di ahirat. Contohnya ketika di sekolah kita bisa
ya
menolong teman kita yang tidak membawa pensil, pulpen, penghapus, dan
h
lain sebagainya.
da
b.Tanggung jawab
la
Peminjam wajib menjaga barang yang di pinjam, dalam hal ini
m
peminjam harus mempunyai sikap tanggung jawab yang besar. Kalau
Ke
peminjam tidak memiliki sikap tanggung jawab, sudah pasti barang yang
dipinjamnya akan rusak atau hilang. Jadi, kalau kita di sekolah meminjam barang teman,
seperti pensil, buku, penghapus, pulpen,dan lain sebagainya kita harus menjaganya
sebaik mungkin.
c. Amanah
Amanah atau dapat dipercaya. Secara tidak langsung ketika kita diberi pinjaman
barang oleh teman kita berarti teman kita sudah percaya kepada kita. Dan kita pun
harus membalas amanah tersebut dengan menjaga barang yang dipinjam dengan baik.

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 18


2.
6
Se
jar
ah
Pi
nj
a
Dari Anas r.a. pada suatu
m hari terjadilah suara gemuruh yang mengejutkan
M
penduduk Madinah lalu Rasulullah SAW meminjam kuda dari Abu Thalhah yang
e
langsung beliau menaiki kudami tersebut dan pergi menuju sumber suara itu, kuda itu
bernama Mandud dan setelah itu nj beliau kembali, seraya berkata:
a
“Kami tidak melihat sesuatu punm (yang membahayakan) dan jika memang ada, tentu
suara itu berasal dari gemuruhdisuara laut.”
M
Para ahli fikih mendefinisikan
as al-‘aariyah sebagai pembolehan oleh pemilik akan
miliknya untuk dimanfaatkan oleha orang lain dengan tanpa ganti (imbalan).
Ra
Dari Jabir bin Abdullah,su
aku mendatangi nabi SAW di masjid waktu dhuha dan
beliau bersabda: “Bershalatlah dua rakaat dan aku memberikan pinjaman pada Nabi
SAW yang beliau membayarnya serta menambahnya.”
Keterangan ini menunjukkan bolehnya memberikan tambahan ketika membayar
hutang yang bentuknya seperti hadiah tetapi hal itu tidak berlebihan dan tidak pula
bersifat ganda, serta tidak mengikat bahkan tidak dijanjikan, dan juga tidak dimintai
(dalam kitab Al-Bani).

TEMA III
ATH’IMAH

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 19


Ath’imah bentuk jama dari Tha’am yaitu makanan pokok dan lainnya yang biasa
dikonsumsi oleh manusia.
3.1 Ayat Al-Qur’an tentang Ath’imah

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 3 :

ُ‫ة‬f َ‫ ِر ٱهَّلل ِ بِ ِهۦ َو ۡٱل ُم ۡن َخنِق‬ff‫ َّل لِ َغ ۡي‬ff‫ٓا أُ ِه‬ff‫ير َو َم‬ ۡ ۡ


ِ ff‫ةُ َوٱل َّد ُم َولَ ۡح ُم ٱل ِخ‬ffَ‫ ِّر َم ۡت َعلَ ۡي ُك ُم ٱل َم ۡيت‬ffُ‫ح‬
ِ ‫نز‬
‫ا ُذبِ َح َعلَى‬ff‫ا َذ َّك ۡيتُمۡ َو َم‬ff‫بُ ُع إِاَّل َم‬f ‫ٱلس‬ َّ ‫ل‬f َ f‫ٓا أَ َك‬ff‫ ةُ َو َم‬f‫يح‬ َ ‫ةُ َوٱلنَّ ِط‬f َ‫و َذةُ َو ۡٱل ُمتَ َر ِّدي‬ffُ‫َو ۡٱل َم ۡوق‬
ٌ ۗ ‫وا بِٱأۡل َ ۡز ٰلَ ۚ ِم ٰ َذلِ ُكمۡ فِ ۡس‬
‫ق‬ ْ ‫ب َوأَن تَ ۡستَ ۡق ِس ُم‬
ِ ‫ص‬ُ ُّ‫ٱلن‬
(Ĥurrimat `alaikumul maitatu waddamu walaĥmul khinzri wam uhilla lighairil lāhi
bihi walmunkhaniqatu walmauqūdzatu walmutaraddiyatu wannath ĥatu wam 
akalas sabu`u illā mā dzakkaitum wamā dzubiĥa `alan nushubi wa-an tastaqsimū bil-
azlām dzālikum fisq ….. )
Artinya :
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan….’’
Penggalan QS. Al-Jum’at : 9 dan arti perkata!
Terjemah Bahasa Huruf Latin Huruf Arab
Indonesia
diharamkan Ĥurrimat ‫ﰞ‬
atas kalian `alaikumu ‫ﰟ‬
bangkai almaitatu ‫ﰠ‬
dan darah Waddamu ‫ﰡ‬
dan daging babi walaĥmul khinzri ‫ﰢ ﰣ‬
dan apa yang wam ‫ﰤ‬
disembelih Uhilla ‫ﰥ‬
untuk selain Allah lighairil lāhi ‫ﰦ ﰧ‬
dengannya bihi ‫ﰨ‬
dan yang tercekik walmunkhaniqatu ‫ﰩ‬
dan yang dipukul Walmauqūdzatu ‫ﰪ‬
dan yang jatuh walmutaraddiyatu ‫ﰫ‬
dan binatang yang wannathĥatu ‫ﰬ‬
ditanduk
dan apa yang wam ‫ﰭ‬
SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 20
telah memakan binatang akalas sabu`u ‫ﰮﰯ‬
buas
kecuali Illā ‫ﰰ‬
apa yang kalian sembelih mā dzakkaitum ‫ﰱ ﰲﰳ‬
dan apa yang wamā ‫ﰴ‬
disembelih Dzubiĥa ‫ﰵ‬
atas/untuk berhala `alan nushubi ‫ﰶ ﰷ‬
dan kalian mengundi wa-an tastaqsimū ‫ﰸ ﰹ‬
nasib
dengan anak panah bil-azlām ‫ﰺ‬
demikian itu fasik dzālikum fisq ‫ﰼ ﰽ‬

3.2 Hadits tentang Ath’imah

“An ‘Umar ibni abii salaamah qala Rasulullah SAW : Yaa ghulaamu samillaha
wakul biyamiinika wakul mimma yaliika”
Dari Umar bin Abi Salamah : Rasulullah SAW bersabda : Hai anak ucapkanlah
bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang didekatmu
(HR.Bukhari)

Dari Ibnu Umar Radliyalaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa


Sallam bersabda : “Apabila seseorang diantara kalian makan hendaknya ia
makan dengan tangan kanan dan minum hendaknya ia minum dengan tangan
kanan, karena sesungguhnya setan itu makan dengan tangan kirinya dan minum
dengan tangan kirinya’(HR.Muslim)

3.3 Fiqih Ath’imah

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 21


Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Makanan memiliki
pengaruh yang sangat besar baik pada jasmani maupun rohani kita. Allah
memerintahkan untuk memakan makanan yang halal dan thoyib (baik).
Allah berfirman :

‫ﲠ ﲡ ﲢ ﲣ ﲤ ﲥﲦ‬ ‫ﲞ ﲟ‬
Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi.” (QS Al Baqarah: 168)

Hukum Makanan
Hukum asal dari makanan (termasuk minuman) adalah halal. Banyak sekali
dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah yang menunjukkan akan hal ini. Diantaranya
adalah firman Allah ta’ala :

‫ﲟ ﲠ ﲡ ﲢ ﲣ ﲤﲥ‬

Artinya :“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.”
(QS Al Baqarah: 29)
Allah menciptakan apa-apa yang ada di bumi untuk kemaslahatan manusia.
Seluruh makanan dan minuman halal bagi manusia kecuali yang telah dijelaskan
keharamannya.
Segala sesuatu yang Allah dan RasulNya tidak jelaskan keharamannya baik
berupa makanan, minuman, pakaian atau yang lainnya maka hukum asalnya
adalah halal.
Setiap makanan yang suci (thohir) dan tidak bermudharat maka halal.
Sebaliknya makanan yang najis atau bermudharat maka haram seperti bangkai,
darah, air kencing, tinja, khamr, dan lainnya. Makanan yang bermudharat maka
haram dikonsumsi seperti racun, khamr, termasuk juga rokok. Allah melarang
kita menjatuhkan diri dalam kebinasaan.

Allah berfirman :

‫ﱸ ﱹ‬ ‫ﱵ ﱶ ﱷ‬
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.” (QS Al
Baqarah: 195)

Jenis Makanan

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 22


Makanan ada dua jenis: tumbuh-tumbuhan dan hewan. Adapun tumbuh-
tumbuhan seperti biji-bijian, buah-buahan, sayuran dan lainya maka seluruhnya
halal kecuali yang bermudharat.  Adapun untuk hewan ada dua jenis: hewan
yang hidup di darat (bariyyah) dan hewan yang hidup di laut/air (bahriyyah).
Hewan Darat
Hewan darat hukumnya halal kecuali yang diharamkan syariat. Secara ringkas
hewan yang diharamkan ada enam macam:
1. Hewan yang dengan jelas disebutkan keharamnya dalam nash (dalil syar’i)
seperti babi [QS Al Ma’idah: 3] dan keledai piaraan [HR Bukhari 4219 dan
Muslim 1941].
2. Yang ditetapkan kaidah tentang keharamannya seperti “Setiap hewan buas
yang bertaring dan burung yang bercakar”. Disebutkan dalam hadits Ibnu
Abbas ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang dari setiap hewan
buas yang bertaring dan burung yang bercakar” [HR Muslim 1934, Abu Dawud
3803]. Termasuk dalam hal ini adalah anjing, singa, dan elang.
3. Yang memakan bangkai seperti burung nasar (burung pemakan bangkai)
4. Hewan yang khabits (menjijikkan) seperti ular, tikus, serangga.
5. Hasil perkawinan hewan yang halal dimakan dengan hewan yang haram
dimakan seperti bighal (peranakan keledai piaraan dengan kuda)
6. Apa-apa diperintahkan untuk membunuhnya atau dilarang untuk
membunuhnya. Diantara hewan yang diperintahkan membunuhnya adalah
lima binatang fasiq (membahayakan) yaitu tikus, kalajengking, burung
rajawali, burung gagak dan anjing gila [Lihat HR Bukhari 3314 dan Muslim
1198]. Contoh yang dilarang membunuhnya adalah burung hud hud, burung
shurad dan lainnya.

Selain yang disebut diatas maka hukumnya halal seperti kuda, hewan ternak
(sapi, kambing, onta, dll), keledai liar, kelinci dan lainnya. Dikecualikan dalam hal
ini jalalah, yaitu hewan (sapi, kambing, ayam, atau yang lain) yang makanannya
– atau mayoritas makanannya – adalah najis. Hewan jalalah haram dimakan
kecuali setelah dikaratina dan diberi makan dari yang suci.  
 
Penyembelihan yang Syar’i
Salah satu syarat halalnya hewan adalah disembelih dengan cara yang sesuai
syar’i. Allah berfirman :

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 23


ُ‫ة‬fَ‫ ِر ٱهَّلل ِ بِ ِهۦ َو ۡٱل ُم ۡن َخنِق‬f‫ َّل لِ َغ ۡي‬f‫ٓا أُ ِه‬ff‫ير َو َم‬
ِ ‫نز‬
ۡ ۡ
ِ f‫ةُ َوٱل َّد ُم َولَ ۡح ُم ٱل ِخ‬fَ‫حُرِّ َم ۡت َعلَ ۡي ُك ُم ٱل َم ۡيت‬
‫ا ُذبِ َح َعلَى‬ff‫ا َذ َّك ۡيتُمۡ َو َم‬ff‫بُ ُع إِاَّل َم‬f‫ٱلس‬ َّ ‫ل‬f َ ‫ةُ َوٱلنَّ ِط‬fَ‫َو ۡٱل َم ۡوقُو َذةُ َو ۡٱل ُمتَ َر ِّدي‬
َ f‫ٓا أَ َك‬ff‫ ةُ َو َم‬f‫يح‬
‫ب‬
ِ ‫ص‬ ُ ُّ‫ٱلن‬
Artinya :
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah , daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh,
yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.”  (QS
Al Ma’idah: 3)

Yang dimaksud bangkai adalah hewan yang mati bukan dengan cara
penyembelihan yang syar’i (tenggelam, tercekik dan semisalnya). Sedang yang
yang dimaksud darah yang diharamkan adalah darah yang mengalir. Adapun
darah yang tersisa pada daging setelah penyembelihan maka halal dan tidak
najis. Seluruh bangkai hukumnya haram dimakan kecuali belalang dan ikan (dan
seluruh hewan yang hanya hidup di air). Disebutkan dalam hadits Ibnu
Umar radhiyallahu ‘anhuma secara marfu’, “Dihalalkan untuk kita dua bangkai
dan dua darah. Adapun dua bangkai yaitu ikan dan belalang. Sedangkan dua
darah yaitu hati dan limpa” [HR Ahmad 5723 dan Ibnu Majah 3218]

Syarat penyembelihan ada 4:


1. Ahliyatu al mudzakiy: orang yang menyembelih harus berakal, beragama
islam atau ahlil kitab (yahudi dan nashrani). Maka tidak sah sembelihan
orang yang gila, anak kecil yang belum mumayyis atau orang musyrik (selain
ahlil kitab)
2. Dengan alat yang tajam seperti pisau dari besi. Setiap benda yang tajam
boleh digunakan untuk menyembelih selain gigi dan tulang [Lihat HR
Bukhari 2488 dan Muslim 1968].
3. Memutus al hulqum (jalur nafas), al mar’i (jalur makan dan minum) dan
salah satu al wadjain (dua urat pembulu darah). Untuk onta disunnahkan
disembelih dengan cara nahr, yaitu ditusuk pada bagian pangkal lehernya.
Adapun untuk selain onta (seperti kambing dan sapi) maka disunnahkan
disembelih di halq (ujung lehernya, yang dekat kepala). Tetapi jika tidak
mampu menyembelih pada tempat tersebut misal hewannya liar sehingga
tidak dapat dipegang atau lari maka boleh disembelih dengan melukai
SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 24
bagian tubuhnya yang memungkinkan (misal dipanah) [Lihat HR Bukhari
3075 dan Muslim 1968].
4. Saat menyembelih menyebut nama Allah (bismillah).

Dimakruhkan menyembelih dengan alat menyembelih yang tumpul (tidak


tajam) karena hal tersebut menyakiti hewan. Demikian juga dimakruhkan
menyembelih tidak menghadap kiblat, memutus leher serta menguliti sebelum
hewannya benar-benar mati.

Tentang Berburu
Berburu binatang (shaid) diperbolehkan jika memang itu kebutuhan.
Adapun jika sekedar hobi atau kesenangan bukan karena kebutuhan maka
makruh. Jika sampai mengandung unsur kedzoliman seperti menyebabkan
rusaknya tanaman atau harta benda orang lain maka haram. Dalil tentang
bolehnya berburu adalah firman Allah ta’ala :
“Katakanlah: “Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap)
oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk
berburu.” (QS Ma’idah: 4)
Berburu dapat menggunakan alat untuk berburu seperti panah atau hewan
yang dilatih untuk berburu (seperti anjing atau elang). Disyaratkan menyebut
nama Allah (“bismillah”) saat melepas alat atau hewan untuk berburu. Jika hasil
buruan masih hidup saat tertangkap maka harus disembelih dengan cara yang
syar’i (sebagaimana dijelaskan sebelumnya).

Hendaknya kita menjauhi makanan yang haram karena hal tersebut akan
berpengaruh terhadap jasmani dan rohani kita. Makanan yang haram adalah
salah satu penyebab tidak terkabulkannya do’a. Namun perlu diperhatikan
bahwa dalam keadaan darurat sesuatu yang haram boleh dikonsumsi.
Allah ta’ala berfirman:

‫ﱬ ﱭ ﱮ ﱯ ﱰ ﱱ ﱲ ﱳ ﱴﱵ ﱶ ﱷ ﱸ ﱹ‬
“Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-
Baqarah: 173)

 
3.4 Hubungan Ath’imah dengan Iman

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 25


Allah SWT mempunyai sifat Ar Razaq yang berarti Allah Maha Pemberi Rizki
Allah SWT berfirman :
‫ﱥ‬ ‫ﱤ‬ ‫ﱚ ﱛ ﱜ ﱣ‬ ‫ﱙ‬ ‫ﱖ ﱗﱘ‬ ‫ﱒ ﱓ ﱔ ﱕ‬
Artinya :”Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeqi yang telah diberikan
Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah.”(QS.An-Nahl :114)

‫ﱵ ﱶ ﱷ ﱸ ﱹ‬ ‫ﱮ ﱯ ﱰ ﱱ ﱲﱳ ﱴ‬ ‫ﱭ‬ ‫ﱧ ﱨ ﱩ ﱪ ﱫ ﱬ‬
‫ﱺﱻ ﱼ ﱽ‬
Artinya :”Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan)
bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama
selain Allah; tetapi barang siapa yang terpaksa memakannya dengan tidak
menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An-Nahl : 115)

3.5 Implementasi Ath’imah dalam kehidupan sehari-hari

Makan dan minum merupakan kebutuhan sehari-hari manusia. Karena


merupakan sebuah kegiatan rutin, kadang-kadang masalah makan dan minum tidak
mendapatkan perhatian yang khusus. Padahal makan dan minum merupakan factor
yang sangat penting dalam hidup kita. Apa yang dimakan dan diminum seseorang
serta bagaimana tata cara dia makan sangat berpengaruh terhadap kehidupannya.
Dalam hal makan dan minum, manusia dan binatang sama-sama melakukan dan
membutuhkannya. Namun yang membedakan adalah manusia mempunyai tata cara
(adab), sedangkan binatang menjadikan makan dan minum hanya sekedar untuk
memuaskan nafsunya. Adab makan dan minum tersebut menjadikan kegiatan
makan dan minum bagi manusia tidak hanya sekedar untuk memuaskan nafsu saja,
namun juga terkandung nilai ibadah.
Untuk lebih jelasnya, pelajarilah pembahasan mengenai adab makan dan minum
dalam ajaran Islam berikut ini.

A. Tata Krama Sebelum Makan dan Minum

1. Mencuci tangan sebelum makan

Sebelum makan cucilah tangan terlebih dahulu, hal ini sangat berguna
untuk menjaga kesehatan kita. Barangkali sebelum makan tadi tangan kita
memegang sesuatu yang mengandung bakteri atau kuman yang
membahayakan kesehatan. Bagaimana kalau dalam makan menggunakan
sendok atau garpu? Sebaiknya tangan tetap dicuci, karena siapa tahu
ditengah-tengah kegiatan makan tersebut kita tergoda untuk memegang
makanan.

2. Duduk dengan baik

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 26


Rasulullah memberi contoh makan dengan duduk dan mencela makan
dan minum sambil berdiri atau berjalan karena dapat menghilangkan
keberkahan makanan.
Hadits Rasulullah :

Artinya :
Diriwayatkan dari Anas r.a. : Sesungguhnya Nabi SAW melarang seorang laki-
laki minum sambil berdiri”.(HR.Muslim)

3. Berdo’a sebelum makan dan minum

Sebelum makan kita diperintahkan untuk berdo’a, hal ini mengandung


maksud agar kegiatan makan dan minumnantinya diberi keselamatan.
Makanan dan minuman yang akan kita masukan ke dalam tubuh tidak
sekedar menghilangkan lapar dan dahaga, namun dapat menjadikan berkah.
Energi yang dihasilkan dari makanan tersebut dapat bermanfaat untuk
menunjang kegiatan kita, baik belajar, bekerja, ibadah dan sebagainya.

Adapun do’a sebelum makan dan minum adalah sebagai berikut :

Artinya:
“Ya Allah keberkahan kepada kami dalam rizqi yang telah Engkau berikan
kepada kami dan jauhkan kami dari api neraka”.
Apabila lupa berdo’a dan membaca basmallah di awal, maka bacalah
Basmallah di tengah-tengahnya karena Rasulullah pernah bersabda yang
maksudnya adalah apabila salah seorang dari kamu bersantap. Sebutlah dulu
asma Allah, maka jika lupa tidak membaca pada awalnya, hendaklah
membaca Basmallah sewaktu ingat ditengah-tengah makan, demikian :
Bismillahi awwalu wa akhirahu

4. Tata Krama Pada Saat Makan

1. Jangan sekali-kali mencela makanan

Ketika makan, tidak selalu apa yang kita makan sesuai dengan selera.
Bagaimana sikap kita? Ajaran Islammelarang mencela makan. Apalagi
mencela makanan di depan orang yang memasaknya, hal ini bisa
membuat orang tersebut tersinggung. Terlebih lagi jika yang memasak
makanan itu adalah ibu kita, maka jangan sekali-kali mencelanya. Bila

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 27


kebetulankurang berminat terhadap makanan tertentu, jangan mencela.
Kalau tidak berminat sebaiknya diam dan tidak dimakan.
Hadits Rasulullah :

Artinya :
“diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya : Rasulullah saw tidak pernah
mencela makanan satu kali pun. Apabila baginda menyukai sesuatu
makanan baginda memakannya dan kalau tidak menyukainya baginda
meninggalkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Jangan makan dengan terburu-buru

Makan dan minum tidak boleh dilakukan dengan terburu-buru


karena dikhawatirkan menjadikan kerja organ-organ pencernaan di
dalam tubuh bekerja dengan tidak sempurna.

Makanlah dengan tidak tergesa-gesa

Artinya : Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a katanya : Rasulullah saw


bersabda : apabila dihidangkan makanan di hadapanmu, sedangkan
waktu shalat sudah datang, maka hendaklah kamu makan terlebih
dahulu. Janganlah kamu terburu-buru, lakukanlah shalat setelah kamu
selesai makan” (HR.Bukhari dan Muslim)

3. Makan dan minum dengan menggunakan tangan kanan

Dengan menggunakan tangan kanan untuk makan dan minum


mengandung nilai bahwa kita menghargai atau memuliakan makanan
tersebut. Kegiatan makan dan minum adalah kegiatan mulia, makanan
dan minuman yang kita minum juga mahluk Allah SWT yang mulia.
Dengan demikian diharapkan makanan dan minuman yang kita
masukkan kedalam tubuh kita tersebut juga menghasilkan energy dan
amal yang mulia. Cara makan dengan menggunakan tangan kanan juga
untuk membedakan cara makan manusia dengan syaitan. Syaitan makan
dan minum dengan tangan kiri. Kita tahu bahwa syaitanmerupakan
mahluk yang tercela, sehingga sangat senang melakukan hal-hal yang
tercela termasuk ketika dia makan dengan menggunakan tangan kirinya.

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 28


Hadits Rasulullah SAW :

Artinya : Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a : Rasulullah SAW bersabda


ketika kamu makan lakukan dengan tangan kanan, ketika minum juga
dengan tangan kanan. Karena sesungguhnya syaitan makan dan minum
dengan tangan kirinya (HR. Muslim)

4. Menyantap makanan yang paling dekat

Ketika kita makan bersama orang banyak dengan bermacam-macam


makanan yang dihidangkan, maka ambillah yang kamu sukai dan yang
terdekat. Bila menjangkau yang jauh, maka tampak tidak sopan. Apabila
kita memang sangat menyukai makanan yang letaknyajauh dari
jangkauan kita, maka mintalah tolong orang yang terdekat untuk
menggeser atau mengambilkannya.

Diceritakan dalam sebuah hadits :

Artinya : Diriwayatkan dari Umar bin Abu Salamah r.a katanya : Aku
pernah berada dibawah dekat Rasulullah s.a.w. waktu makan, tanganku
terulur hendak menjangkau talam, lalu Rasulullah s.a.w bersabda
kepadaku : Wahai anak muda! Bacalah Basmallah, makanlah dengan
tangan kanan dan dahulukan dengan makanan yang terdekat denganmu.
(HR. Bukhari dan Muslim)

5. Menghabiskan makanan, jangan ada yang tersisa, karenakita tidak


mengerti bagian mana yang mengandung berkah

6. Tidak langsung menghabiskan makanan dalam jumlah tertentu Nabi


memberi contoh : bahwa apabila minum satu gelas, hendaklah dua atau
tiga kali, mulailah dengan bacaan basmallah dan akhiri dengan
hamdallah

7. Tidak meniup makanan dan minuman karena panas, bila seseorang


meminum minuman yang panas,janganlah ditiup dan tunggulah hingga
dingin, karena tiupan itu membawa racun.

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 29


5. Tata Krama Sesudah Makan

1. Membersihkan tangan dan mulut setelah makan

Artinya : Diriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a : Rasulullah s.a.w


bersabda : Apabila seseorang di antara kamu memakan makanan, maka
bersihkanlah sisa makanan yang ada di tangan dengan mulut lalu cucilah
atau menyuruh orang untuk membersihkannya.” (HR Bukhari dan
Muslim)

2. Berdo’a setelah makan atau minum

Setelah makan dan minum jangan lupa berdo’a. dalam do’a tersebut
mengandung maksud kita bersyukur memuji Allah SWT karena telah
menyelesaikan makan dan minum. Do’a tersebut juga dapat menjadikan
keberkahan terhadap apa yang telah kita makan.

Artinya : “segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita makan dan
minum dan telah menjadikan kita orang muslim.”
Agama Islam adalah agama yang paling sempurna dari agama yang
lainnya karena ajaran yang diterima oleh Allah adalah agama Islam
sebagai penyempurna agama yang lain yang dibawa oleh nabi Muhammad
SAW sebagai penutup para nabi.
Rasulullah SAW bersabda :

Dari Amar Ibnu Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya,Radiyallaahu ‘anhu


bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Makanlah, minumlah,berpakaianlah
dan bersedekahlah tanpa berlebihan dan janganlah bersifat sombing.”
Riwayat Ahmad dan Abu Dawud. Hadits mu’allaq menurut Bukhari
Firman-Nya : “Makan dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan.
Katakanlah, siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang
SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 30
telah di keluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pula kah
yang mengharamkan) rizki yang baik.”(QS. Al-A’raaf :31-32)

3.6 Tarikh tentang Ath’imah

Syaikh Muhammad As-Sarwani Grang Syaikh Al Azhar

Mesir ke-13 dalam kitabnya yang bernama “Hasyiyah Al Mukhtasar Ibnu


Jamrah” yang berisi penjelasan kitab mukhtasar Shahih Bukhari menulis
beberapa kisah nyata tentang keajaiban basmallah, diantaranya beliau
menuturkan :

“Suatu ketika Abu Hurairah r.a bertemu dengan syetan penggoda orang mukmin
dan syetan penggoda orang kafir. Setan penggoda orang kafir terlihat gemuk,
segar, rapih dan memakai baju bagus. Sedangkan syetan penggoda orang
mukmin kurus kering, kusut dan telanjang.”

Syetan gemuk bertanya kepada syetan kurus,”Mengapa kamu menyedihkan,


kau kurus kering, kusut dan telanjang?” syetan kurus menjawab,”aku bertugas
menggoda orang mukmin yang selalu berdzikir dan membaca basmallah
menyebut nama Allah. Ketika hendak makan dan minum, ia membaca basmallah ,
menyebut nama Allah, maka aku tetap lapar dan haus. Ketika memakai minyak ia
menyebut nama Allah, maka aku tetap kusut. Dan ketika memakai baju, ia juga
menyebut nama Allah sehingga aku tetap telanjang.”

Syetan gemuk menjawab,”kalau begitu aku beruntung. Aku bersama orang


kafir yang tidak pernah menyebut nama Allah. Pada waktu makan ia tidak
menyebut nama Allah sehingga aku bisa makan bersamanya sampai puas. Ketika
minum ia juga tidak menyebut nama Allah sehingga aku bisa ikut minum. Ketika
memakai minyak ia tidak menyebut nama Allah sehingga aku bisa ikut minyakan
dan ketika ia memakai pakaian ia pun tak menyebut nama Allah sehingga aku
pun ikut memakai pakaiannya.”

Begitulah betapa agung faedah membaca Basmallah. Syetan tidak bisa ikut
makan makanan orang yang membaca “Bismillahirrahmairrahiim” bahkan
dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda bahwa rumah yang dibacakan
basmallah maka syetan tidak akan bercokol dan bermalam di dalamnya.

Keistimewaan Basmallah diantaranya :

1. Sebagai tameng untuk menghadapi Zabaniyah (malaikat yang bertugas


menyiksa orang-orang yang masuk neraka yang berjumlah 19) kok bisa?

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 31


Karena kalimat Basmallah pun tersusun oleh 19 huruf juga. (HR.Waqi dari
Ibnu Mas’ud)

2. Merupakan kalimat yang diajarkan Jibril kepada Rasulullah SAW

3. Termasuk ayat dalam QS Al Fatihah dan sering diulang-ulang disetiap


awal surat dalam Al-Qur’an kecuali At Taubah

“Demi Dzat yang jiwaku berada digenggaman-Nya, tidaklah dalam Taurat,


Zabur, Injil atau Furqan yang sebanding dengan Al Fatihah
Sesungguhnya ia merupakan 7 ayat yang dibaca berulang-ulang dalam Al
Qur’an yang agung yang dianugrahkan kepadaku.” (HR.Tirmidzi dari Ubai
bin Ka’ab)
4. Didalamnya terdapat Asma Allah yang mulia, yaitu Ar Rahman dan Ar
Rahim

5. Mendapat barokah dari Allah SWT

SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 32


SD Ar Rafi’ Bandung | Modul PAI Tahun IV 33

Anda mungkin juga menyukai