o 1. (ta) - Taubat
o 2.(qaf) - Qinaah atau khusyu'
o 3. (wauw) - Wara dalam pengawasan sifat Tuhan. Ketika itu orang itu fana dan
o 4. (alif) - Ikhlas beribadah mencari keridhaan lenyap dalam keadaan "masiwallah" apa yang bersifat bukan
AlLah AlLah. Dia tidak melihat wujud alam ini melainkan AlLah. Al-
Ghazali menerangkan: "bahawa hatilah yang dapat mencapai
iii) Tingkat Ketiga : Hakekat Syariat merupakan peraturan, hakekat sebagaimana yang tertulis pada Lauhin Mahfud, iaitu hati
Tarekat merupakan pelaksanaan maka hakekat adalah tujuan yang sudah bersih dan murni. Alhasil, tempat untuk melihat dan
pokok yakni pengenalan Tuhan yang sebenar - benarnya. Menurut Ma'rifat AlLah adalah "HATI".
Tarekat, hati wajib menghadap kepada AlLah berdasarkan ayat 3. Tujuan Tajalli ialah:
Quran: "Fa'buduny - sembahlah Aku". Menurut kita menyembah Mencari Kenyataan AlLah. Firman AlLah dalam Al-Quran (S.An-
Tuhan seolah - olah Tuhan terlihat, berdasarkan Hadis: Nur: 25)
"Sembahlah Tuhanmu, seakan - akan engkau melihatnya, jika "AlLah itu cahaya langit dan bumi"
engkau tidak melihatnya maka sesungguhnya Tuhan melihat Berlandaskan ayat ini Ahli Sufi yakin beroleh pancaran Nur AlLah
kamu". Tajallinya AlLah. Demikian AlLah Tajalli dengan af-al, asma' dan
Menurut Makrifat, ialah mengenal AlLah untuk siapa zatNya yang tidak tersembunyi, "mutajalli min zatihi la yakhhfa".
dipersembahkan segala amal ibadat itu. Yang dengan khusyu' Dalam menempuh jalan (tarekat) untuk memperoleh kenyataan
seseorang hamba merasa berhadapan dengan AlLah, ketika ini Tuhan (Tajalli), Ahli Sufi berusaha melalui ridha dengan latihan -
perasaan bermusyahadah berintai - intaian dan bercakap - cakap latihan dan mujahadah (perjuangan) dengan menempuh jalan,
dengan Tuhan seolah - olah AlLah berkata: "Innany Ana AlLah - antara lain melalui dasar pendidikan 3 tingkat iaitu: Takhalli,
Aku inilah Tuhan yakni AlLah" maka kehadiran "hati" berkata: Tahalli dan Tajalli. Ada pula yang menempuh jalan suluk dengan
"Anta AlLah - Engkaulah AlLah". Lalu AlLah berkata lagi: "Iqimis- sistem "Muratabatu - thariqah" yang terdiri dari 4 tingkat: (seperti
shalata lizikry - bershalatlah untuk mengingat akan Aku". sistem yang dipakai oleh Tarekat Naqsabandiah) :
Demikian "hakekat", ialah membuka kesempatan bagaimana salik
mencapai maksudnya, iaitu mengenal Tuhan, Ma'rifatulLah dan 1. Taubat
Musyahadah Nur yang Tajalli. 2. Istiqamah : Taat lahir dan bathin
Al-Ghazali menerangkan : "Bahawa Tajalli itu ialah terbuka Nur 3. Tahzib : terdiri dari beberapa riadhah / latihan seperti
cahaya yang ghaib bagi hati seseorang dan sangat mungkin puasa, mengurangi tidur dan menyendiri.
yang dimaksudkan dengan Tajalli ialah Mutajalli yang tidak 4. Taqarrub : mendekatkan diri kepada AlLah dengan
lain daripada itulah AlLah". berkhalwat, zikir terus - menerus.
iv) Tingkat Keempat : Ma'rifat. Ma'rifat adalah tujuan pokok, Seterusnya maka sampailah salik pada Maqam Nihayah: Fana-
yakni: mengenal AlLah yang sebenar - benarnya. Taftazany dalam uhu 'ala baqa-ihi wa ghaya-tuhu 'ala hudu-rihi yaitu fana dalam
kitabnya "Syarhul Maqsid" menerangkan: "Apabila seseorang kebaqaan AlLah dan lenyap dalam kehadiran AlLah. Hal demikian
mencapai tujuan terakhir dalam pekerjaan suluknya - ilalladan bisa berhasil kerana Tuhan Maha cahaya terhadap hambaNya
fillah, pasti dia tenggelam dalam lautan tauhid dan irfan sehingga dan Tuhan adalah sumber cahaya dan Ilmu. Apabila Tuhan telah
zatnya selalu dalam pengawasan zat Tuhan dan sifatnya selalu
menembusi hati hambaNya dengan 'nur' dan cahayaNya, maka
berlimpah ruahlah Rahmat