Anda di halaman 1dari 8

MEMBUKA HIJAB YANG MEMBATASI

DIRI DENGAN ALLAH SWT


A. Membina Pribadi
1. Perbaikan Ahlak
2. Sabar
a) Sabar disiplin / Taat
b) Sabar berkewajiban
c) Sabar menurut hukum
d)
3. Sukur
4. Ridho bil-qodho
B. Tasawuf
1. Takhalli
2. Tahalli
3. Tajalli
C.
MEMBUKA HIJAB YANG MEMBATASI Orang - orang yang khusyu' itu ialah orang yang menyukai bahwa
mereka itu akan bertemu dengan AlLah dan bahwa mereka akan
DIRI DENGAN ALLAH SWT kembali kepadaNya"
Menurut Al-Ghazali, 'Sabar' ialah meninggalkan segala macam
pekerjaan yang digerakkan oleh hawa nafsu, tetap pada pendirian
agama yang bertentangan dengan kehendak hawa nafsu, semata
- mata kerana menghendaki kebahagiaan dunia dan akhirat"
A. Membina Peribadi
Pembahagian Sabar:
1. Perbaikan Akhlak Firman AlLah swt. dalam Al-Quran (S. Al-
 a) Sabar Disiplin / Taat
Kahfi: 110)
‫صلِ ًحا َوال يُش ِرك بِ ِعبا َد ِة َربِّ ِه أَ َحدًا‬
ٰ ‫فَ َمن كانَ يَرجوا لِقا َء َربِّ ِه فَليَع َمل َع َماًل‬ o i) Sabar sebelum taat, ialah niat yang ikhlas, tujuan
yang benar, merasa berkewajipan atas keyakinan
 "Maka barang siapa mengharap perjumpaan dengan agama dalam menerima peraturan berupa perintah
Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh atau larangan.
(memperbaiki akhlak) dan janganlah ia o ii) Sabar melaksanakan taat, ialah melaksanakan
mempersekutukan apapun dalam beribadat kepada kewajipan sampai selesai, berkala atau terus
Tuhan (bersih dari segala kotoran hawa nafsu)" menerus dengan penuh tanggungjawab dan
kesungguhan.
Al-Ghazali di dalam kitabnya Kimyaus-Saadah menyatakan o iii) Sabar setelah taat, ialah tidak merasa bangga
dengan selesainya pekerjaannya, tidak iri hati atau
 "tujuan perbaikan akhlak ialah membersihkan qalbu kekurangan atau kelebihan orang lain, tidak ria'
dari kotoran hawa nafsu dan amarah hingga hati untuk dikagumi hasil usahanya.
menjadi suci bersih bagaikan cermin yang dapat  b) Sabar Berkewajipan. Mengetahui sesuatu kewajipan
menerima Nur cahaya Tuhan". tidak cukup untuk dapat dikerjakan tanpa adanya
kesabaran dan sebaliknya mengetahui sesuatu larangan
2. Sabar Firman AlLah swt. dalam Al-Quran (S. Al-Baqarah: 45 - belum tentu dapat meninggalkannya tanpa adanya
46) kesabaran.
ٰ ‫َبيرةٌ إِاّل َعلَى‬
َ‫الخ ِشعين‬ َ ‫َّلو ِة ۚ َوإِنَّها لَك‬
ٰ ‫َّبر َوالص‬
ِ ‫َواستَعينوا بِالص‬  c) Sabar menurut hukum terbahagi:
"Jadikanlah sabar dan Salat sebagai penolongmu, dan o Sabar untuk menjauhkan diri dari segala yang
sesungguhnya yang demikian itu adalah tugas berat kecuali haram,hukumnya 'wajib'.
bagi orang yang khusyu". o Sabar untuk menjauhkan diri dari segala pekerjaan
makruh, hukumnya 'sunat'.
o Sabar dalam menjalankan hukuman kerana
pelanggaran maka hukumnya 'harus'.
o Sabar membela kehormatan atau hak milik  Takhalli - mensuci bersih diri dari segala dosa lahir dan
hukumnya 'haram'. Sifat sabar dalam keadaan ini dosa bathin.
dinamakan 'sabar Saja'ah' (sabar berani). Firman  Tahalli - mengisi diri dengan segala sifat yang terpuji.
AlLah dalam Al-Quran (S. Al-Anfaal: 46)   Tajalli - memperoleh hakekat kenyataan Tuhan kerana
suci bersihnya hati mereka mencintai AlLah. B Latihan
ّ ٰ ‫َواصبِروا ۚ إِ َّن هَّللا َ َم َع ال‬
َ‫صبِرين‬ Rohani dan Tingkat - Tingkat Yang Harus Dilalui
"Bersabarlah kamu sekalian, sesungguhnya AlLah beserta
mereka yang sabar". 1. Tujuan Takhalli ialah:
a]. Membersihkan diri dari kotoran hati / sifat - sifat tercela.Firman
3) Syukur. Berterima kasih kepada AlLah atas segala nikmat
AlLah dalam Al-Quran (S. As-Sams: 9 - 10) 
pemberianNya. Erti Syukur, keadaan seseorang mempergunakan
‫خاب َمن َد ّس ٰىها‬
َ ‫ َوقَد‬ *‫َح َمن َز ّك ٰىها‬
َ ‫قَد أَفل‬  
nikmat yang diberikan oleh AlLah itu hanya untuk membuat
kebajikan. "Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensucikan
4) Ridha bil Qadha. Ridha artinya rela menerima dengan apa jiwanya dan sungguh merugilah orang yang mengotori
yang ditentukan dan ditaqdirkan AlLah kepadanya. Rela berjuang jiwanya".
atas jalan AlLah mencari semata - mata keridhaan AlLah (Ibtighaa
MadhatilLah).  Sifat - sifat yang mengotori jiwa / hati
Kesimpulan Sabar, Syukur dan Ridha adalah tiga sifat terpuji yang  Hasad - irihati
sangat bernilai tinggi, dapat membawa kepada ketinggian budi  Haqad - dengki / benci
pekerti dan akhlak dan merupakan kekuatan yang dapat  Suuz-zan - sangka buruk
menolong untuk berkemahuan keras, berjiwa besar dan  Kibir - sombong
bertanggungjawab.  Ujub - merasa sempurna diri dari orang lain
 Riya - mempamerkan kelebihan diri
 Suma' - cari nama atau kemasyuran
B. Tasawuf
 Bukhul - bakhil / kikir
 Hubbul Mal - cinta kebendaan
Pendidikan Tasauf pertama - tama dengan pembaikan akhlak,
mencapai tingkat demi tingkat yang lebih tinggi, dari Muslim biasa  Tafahur - membanggakan diri
kepada Mukminin kepada Muhsinin kepada Muttaqin kepada  Ghadab - pemarah
Mukarrabin kepada Arifin - mengenal dan merasai Tuhan yang  Ghibah - pengumpat
sungguh - sungguh. Dengan sifat - sifat yang tersebut, mereka  Namimah - bicara belakang orang
memasuki latihan - latihan jiwa dan mujahadah dengan Sistem  Kizib - dusta
berikut :  Khianat - munafik Maksiat Lahir - segala perbuatan yang
dikerjakan oleh anggota badan manusia yang merosak
orang atau diri sendiri sehingga membawa pengorbanan
benda - benda, fikiran dan perasaan. Maksiat Bathin - lebih Untuk mensucikannya zikir dengan membaca 5000 kali -
berbahaya kerana tidak kelihatan dan kurang disedari dan AlLah, AlLah. Pada tingkat ini hati diisi dengan Iman, Islam,
sukar dihilangkan. Ihsan, Tauhid dan Makrifat.
 Latifatu Roh - berhubungan Rabu jasmani. Letaknya dua
b]. Cara membersihkan jiwa / hati Tersingkapnya tabir / hijab yang jari di bawah susu kanan. Di sinilah letaknya sifat
membatasi diri dengan Tuhan ialah suci bersihnya diri / jiwa dari Bahimiyah (binatang jinak) iaitu sifat menurut nafsu. Untuk
kotoran - kotoran maksiat lahir dan maksiat bathin. Menurut Ahli mensucikannya zikir dengan dipalu sekeras - kerasnya
Tarekat ada 4 dinding / hijab yang membatasi diri dengan Tuhan 1000 kali - AlLah, AlLah.
dan ada 4 juga jalan yang dapat membuka dinding / hijab itu.  Latifatus-Sirri. Letaknya dua jari di atas susu kiri. Di sinilah
1) Tingkat Pertama : Suci dari Najis dan Hadas - Bersih dari najis letaknya sifat 'Syabiyah' (binatang buas) iaitu sifat zalim /
maka wajib bersuci dengan air atau berinstinja dengan tanah. - aniaya, pemarah dan pendendam. Untuk mensucikannya
Suci dari hadas besar (keluar mani) maka wajib mandi. - Suci diri zikir dengan membaca 1000 kali - AlLah, AlLah. Pada
dari hadas kecil maka wajib berwudhu. * Seorang yang hendak tingkat ini hati diisi dengan sifat kasih sayang dan ramah -
menghubungkan diri dengan Tuhan maka wajib bersih badannya, tamah.
bersih pakaiannya, bersih tempatnya, bersih lahir dan bathinnya.  Latifatul Khafi - dikenderai Limpah jasmani. Letaknya dua
2) Tingkat Kedua : Suci Dari Dosa Lahir Ada 7 anggota badan jari di atas susu kanan. Di sinilah letaknya sifat
yang membuat dosa lahir yang disebut maksiat, iaitu : 'Syaitanuyah' iaitu hasad / dengki, munafik dan khianat.
Untuk mensucikannya berzikir 1000 kali membaca AlLah,
 Mulut - dusta / ghibah AlLah dengan dipalukan sekeras - kerasnya. Pada tingkat
 Mata - melihat yang haram ini hati diisi sifat Syukur dan Sabar.
 Telinga - mendengar cerita kosong  Latifatul Akhfa - berhubungan empedu jasmani. Letaknya di
 Hidung - menimbulkan rasa benci tengah - tengah dada. Di sinilah letaknya sifat ria, takbur /
 Tangan - merosak sombong, ujub / membanggakan diri dan Sum'a / cari nama
 Kaki - berjalan membuat maksiat atau kemasyuran. Untuk mensucikannya zikir 1000 kali
 Kemaluan - bersyahwat / berzina (termasuk makan yang membaca AlLah, AlLah. Pada tingkat ini hati diisi sifat
haram). Ikhlas, Khusyu', Tadarru Tafakkur.
 Latifatun-nafsun-Natiqa. Letaknya di antara dua kening. Di
3) Tingkat Ketiga : Suci dari Dosa Bathin Ada 7 alat pembuat sinilah letaknya 'nafsu ammarah' penghalang besar untuk
dosa bathin yang dinamakan 7 Lataif (Petikan : Pengantar Ilmu menciptakan perbaikan masyarakat. Untuk mensucikannya
Tarekat oleh Abubakar Aceh) zikir 1000 kali membaca AlLah, AlLah. Pada tingkat ini hati
diisi dengan sifat Tenteram dan Pikiran Tenang.
 Latifatul Qalby - berhubungan jantung jasmani. Letaknya  Latifah kullu Jasad - kenderai seluruh tubuh jasmani. Dalam
dua jari di bawah susu kiri. Di sinilah letaknya sifat - sifat Latifah inilah terletak sifat jahil dan ghaflah (kejahilan dan
kemusyrikan, kekafiran dan ketahyulan dan sifat - sifat iblis. alpa). Untuk mensucikannya hendaklah dizikirkan 1000 kali
- AlLah, AlLah sehingga mengalir zikir disekujur badan beribadat kepada AlLah, ikhlas dalam pengabdian melayani
jasmani sehingga tiada tempat untuk sifat kebendaan / masyarakat dan damai / berpartisipasi dalam kehidupan. Firman
kejahilan dan kelalaian / Ghaflah. Pada tingkat ini hati diisi AlLah dalam Al-Quran (S. An-Nahl: 90)
pula sifat Ilmu dan Amal. "Bahwa sesungguhnya AlLah memerintahkan untuk berlaku
adil, berbuat kebajikan, hidup berkeluarga. Dan melarang
iv) Tingkat Keempat : Suci Hati Rabbaniyah Yang dimaksudkan kekejian, kemungkaran dan bermusuhan. Bahwa Tuhan
Latifatul Qalby di sini bukan jantung jasmani tetapi "Latifatur mengajarkan kepada kamu sekalian (pokok - pokok akhlak
Rabbaniyah" adalah Roh yang suci yang paling halus dan itu) agar kamu sekalian menjadi perhatian"
memerintah serta mengatur badan dan anggota badan jasmani. Ajaran itu menurut istilah sufi dinamakan: Takhalli, Tahalli dan
Dialah hakekat diri yang sebenar diri. Induk kepada latifah - latifah Tajalli. Sistem ajaran ini memerlukan latihan - latihan dan
lain. Sabda RasululLah s.a.w. perjuangan dengan tanjakan - tanjakan dari satu tingkat ke tingkat
lebih tinggi yakni dari mensuci bersihkan hati ke tingkat menyinari
 "Di dalam tubuh anak Adam ada segumpal daging hati sampai dekat diri kepada AlLah dalam keadaan Tajalli.
apabila ia baik, maka baiklah seluruh jasad dan apabila b) Sifat yang Mnyinari Hati / Jiwa. Sifat yang menyinari hati / jiwa
ia rosak maka rosaklah seluruh jasad. Ketahuilah, dia menurut Kaum Sufi dinamakan sifat - sifat terpuji. Menurut Al-
itu ialah 'hati'. Ghazali di dalam kitabnya "Arbain fi Usulid-Din" antara sifat - sifat
terpuji itu ialah:
Pada Latifah Rabbaniyahlah tempat jatuhnya penilikan AlLah
kepada manusia. Menurut Kaum Sufi, bahawa kehidupan dan  Taubat - menyesali diri dari perbuatan yang tercela
alam penuh dengan rahsia - rahsia tersembunyi. Rahsia tertutup  Khauf / Taqwa - perasaan takut kepada AlLah
oleh dinding/hijab tetapi bisa terbuka dan dapat tersingkap, dapat  Ikhlas - niat dan amal yang tulus atau suci
melihat atau merasai atau berhubungan dengan terang ter-rahsia  Syukur - rasa berterima kasih
asal kita menempuh jalannya. Jalan itulah dinamakan 'Tarekat'.  Zuhud - hidup sederhana, apa adanya
Ahli Tarekat menempuh jalan didikan 3 tingkat iaitu  Sabar - tahan diri dari segala kesukaran
 Ridha - bersenang diri menerima keputusan AlLah
 Takhalli,  Tawakkul - menggantungkan diri, nasib kepada AlLah
 Tahalli dan  Mahabbah - cinta kepada AlLah semata - mata
 Tajalli.  Zikrulmaut - selalu ingat mati Maka apabila manusia
telah menaungi dan mengisi hatinya dengan sifat - sifat
2. Tujuan Tahalli ialah: terpuji itu maka hati menjadi cerah dan terang dapat
Mengisi diri dengan sifat - sifat terpuji / menyinari hati. pula menerima cahaya dari sifat - sifat tadi.
a) Dasar Perbaikan Akhlak. Kaum Sufi mengatur suatu ajaran
untuk memperbaiki tata kehidupan dan penghidupan manusia c) Mendekatkan Diri kepada AlLah. Untuk mendekatkan diri
agar manusia itu menjadi 'manusia wara' yang ikhlas dalam kepada AlLah perlu melalui apa yang lazim dikerjakan oleh Kaum
Sufi iaitu Kesempurnaan Agama Islam yang dapat dicapai dalam 4 1. Sebuah Hadis Qudsi menyatakan : "Adalah Aku suatu
tingkat. perbendaharaan yang tersembunyi, maka inginlah Aku supaya
i) Tingkat Pertama : Syariat Ertinya mengerjakan amal badaniyah diketahui siapa Aku, maka kujadikanlah makhluk: Maka dengan
daripada segala hukum - hukum: shalat, puasa, zakat dan haji. AlLah mereka mengenal Aku". Dasar "Wihdhatul Wujud" yang
Syariat adalah peraturan - peraturan yang bersumber dari Al- menjadi faham Ahli Tarekat. Bahawa AlLah itu permulaan
Quran dan As-Sunnah. Tujuan utama syariat ialah membangun kejadian, yang awalnya tiada permulaan. AlLah telah ada dan
kehidupan manusia atas dasar amar ma'ruf dan nahi mungkar. tiada yang lain besertaNya. Dan kerana supaya zatnya dilihat
Syariat membahagi ma'ruf kepada 3 kategori: pada sesuatu yang bukan zatnya, sebab itulah dijadikan segenap
kejadian (Al-Khaliq).
o 1. Fardhu atau wajib
o 2. Sunnat atau mustahab
o 3. Mubah atau harus
2. Firman AlLah dalam Al-Quran (S.Al-Jin: 16)
ِ
Selanjutnya syariat membahagi munkarat atas 2 bahagi iaitu : ‫ماء غَ َدقًا‬ َ ‫َوأَلَّ ِو‬
ً ‫است ٰقموا َعلَى الطَّري َقة أَل َس َق ٰين ُهم‬
"Dan bahawa jika mereka tetap (istiqamah) menempuh jalan
o 1. Haram itu "TAREKAT" sesungguhnya akan Kami beri rezeki / rahmat
o 2. Makruh yang berlimpah - limpah".
"Tarekat" adalah suatu sistem (tariqah) untuk menempuh jalan
Peraturan - peraturan yang diatur oleh syariat itu adalah atas yang pada akhirnya mengenal dan merasakan adanya Tuhan,
dasar Quran dan Sunnah yang merupakan sumber hukum dalam dalam keadaan seseorang dapat melihat Tuhan dengan mata
Islam untuk keselamatan manusia. Menurut Ahli Sufi, bahawa hatinya (ainul basirah). Ini didasarkan atas pertanyaan Saidina Ali
syariat itu baru merupakan tingkat pertama menuju jalan kepada bin Abi Thalib kepada RasululLah: "Manakah Tarekat yang
Tuhan. Tarekatlah yang merupakan perbuatan untuk sedekat - dekatnya mencapai Tuhan? Yang dijawab RasululLah
melaksanakan syariat itu. Apabila 'Syariat' dan 'Tarekat' dikuasai s.a.w. : "tidak lain daripada zikir kepada AlLah". "Syariat"
maka lahirlah 'Hakekat' yang tidak lain daripada perbaikan mewajibkan seseorang mengadap Kiblat dalam Shalat, maka
keadaan dan ehwal, sedang tujuan terakhir adalah 'Makrifat' iaitu "Tarekat" tidak sampai di situ saja. Tarekat berpegang kepada
mengenal Tuhan yang sebenar - benarnya, serta mencintainya Firman AlLah: "Sembahlah Aku". Yang bermaksud semua ibadah
sebaik - baiknya. Syariat ialah pengenalan perintah dan Hakekat dilakukan kerana tujuan untuk ber-Taqwa (takut) kepada AlLah.
ialah pengenalan pemberi perintah. Tetapi bukan setakat pengertian "syariat" iaitu mengerjakan apa
ii) Tingkat Kedua : Tarekat Dasar - dasar pokok mengenai yang diperintah dan menjauhkan apa yang dilarang. Tetapi
Tarekat antara lain: menurut Ahli Tarekat Taqwa adalah perpaduan dari 4 sifat:

o 1. (ta) - Taubat
o 2.(qaf) - Qinaah atau khusyu'
o 3. (wauw) - Wara dalam pengawasan sifat Tuhan. Ketika itu orang itu fana dan
o 4. (alif) - Ikhlas beribadah mencari keridhaan lenyap dalam keadaan "masiwallah" apa yang bersifat bukan
AlLah AlLah. Dia tidak melihat wujud alam ini melainkan AlLah. Al-
Ghazali menerangkan: "bahawa hatilah yang dapat mencapai
iii) Tingkat Ketiga : Hakekat Syariat merupakan peraturan, hakekat sebagaimana yang tertulis pada Lauhin Mahfud, iaitu hati
Tarekat merupakan pelaksanaan maka hakekat adalah tujuan yang sudah bersih dan murni. Alhasil, tempat untuk melihat dan
pokok yakni pengenalan Tuhan yang sebenar - benarnya. Menurut Ma'rifat AlLah adalah "HATI".
Tarekat, hati wajib menghadap kepada AlLah berdasarkan ayat 3. Tujuan Tajalli ialah:
Quran: "Fa'buduny - sembahlah Aku". Menurut kita menyembah Mencari Kenyataan AlLah. Firman AlLah dalam Al-Quran (S.An-
Tuhan seolah - olah Tuhan terlihat, berdasarkan Hadis: Nur: 25)
"Sembahlah Tuhanmu, seakan - akan engkau melihatnya, jika "AlLah itu cahaya langit dan bumi"
engkau tidak melihatnya maka sesungguhnya Tuhan melihat Berlandaskan ayat ini Ahli Sufi yakin beroleh pancaran Nur AlLah
kamu". Tajallinya AlLah. Demikian AlLah Tajalli dengan af-al, asma' dan
Menurut Makrifat, ialah mengenal AlLah untuk siapa zatNya yang tidak tersembunyi, "mutajalli min zatihi la yakhhfa".
dipersembahkan segala amal ibadat itu. Yang dengan khusyu' Dalam menempuh jalan (tarekat) untuk memperoleh kenyataan
seseorang hamba merasa berhadapan dengan AlLah, ketika ini Tuhan (Tajalli), Ahli Sufi berusaha melalui ridha dengan latihan -
perasaan bermusyahadah berintai - intaian dan bercakap - cakap latihan dan mujahadah (perjuangan) dengan menempuh jalan,
dengan Tuhan seolah - olah AlLah berkata: "Innany Ana AlLah - antara lain melalui dasar pendidikan 3 tingkat iaitu: Takhalli,
Aku inilah Tuhan yakni AlLah" maka kehadiran "hati" berkata: Tahalli dan Tajalli. Ada pula yang menempuh jalan suluk dengan
"Anta AlLah - Engkaulah AlLah". Lalu AlLah berkata lagi: "Iqimis- sistem "Muratabatu - thariqah" yang terdiri dari 4 tingkat: (seperti
shalata lizikry - bershalatlah untuk mengingat akan Aku". sistem yang dipakai oleh Tarekat Naqsabandiah) :
Demikian "hakekat", ialah membuka kesempatan bagaimana salik
mencapai maksudnya, iaitu mengenal Tuhan, Ma'rifatulLah dan  1. Taubat
Musyahadah Nur yang Tajalli.  2. Istiqamah : Taat lahir dan bathin
Al-Ghazali menerangkan : "Bahawa Tajalli itu ialah terbuka Nur  3. Tahzib : terdiri dari beberapa riadhah / latihan seperti
cahaya yang ghaib bagi hati seseorang dan sangat mungkin puasa, mengurangi tidur dan menyendiri.
yang dimaksudkan dengan Tajalli ialah Mutajalli yang tidak  4. Taqarrub : mendekatkan diri kepada AlLah dengan
lain daripada itulah AlLah". berkhalwat, zikir terus - menerus.
iv) Tingkat Keempat : Ma'rifat. Ma'rifat adalah tujuan pokok, Seterusnya maka sampailah salik pada Maqam Nihayah: Fana-
yakni: mengenal AlLah yang sebenar - benarnya. Taftazany dalam uhu 'ala baqa-ihi wa ghaya-tuhu 'ala hudu-rihi yaitu fana dalam
kitabnya "Syarhul Maqsid" menerangkan: "Apabila seseorang kebaqaan AlLah dan lenyap dalam kehadiran AlLah. Hal demikian
mencapai tujuan terakhir dalam pekerjaan suluknya - ilalladan bisa berhasil kerana Tuhan Maha cahaya terhadap hambaNya
fillah, pasti dia tenggelam dalam lautan tauhid dan irfan sehingga dan Tuhan adalah sumber cahaya dan Ilmu. Apabila Tuhan telah
zatnya selalu dalam pengawasan zat Tuhan dan sifatnya selalu
menembusi hati hambaNya dengan 'nur' dan cahayaNya, maka
berlimpah ruahlah Rahmat

Anda mungkin juga menyukai