Karena itu, alangkah pentingnya kita mengetahui Demikian seperti yang telah dikemukakan dalam
hakikat amal yang kita kerjakan. Tujuannya agar kita untaian hikmah Syekh Ibnu ‘Athaillah berikut ini:
tidak sia-sia dalam mengerjakan suatu amal, tetapi
jauh dari rida Allah. Hal ini tentu sangat merugikan. ِمْن َع اَل َماِت اِالْع ِتَماِد َع َلى اْلَع َم ِل ُنْق َص اِن الَّر َج اِء ِع ْن َد ُو ُج ْو ِد الَّز َلِل
Ketika terjerumus dalam kesalahan, ia akan Kembali lagi kepada untaian hikmah Syekh Ibnu
berkurang harapannya. Ketika melakukan ketaatan, ia ‘Atha’illah, mengapa kita begitu penting bersandar
akan berkurang ketakutannya. Itu adalah bukti bahwa kepada Allah? Sebab bukan mustahil, orang yang
dirinya belum tajrid, belum terlepas dari sebab, dan awalnya bangga kepada amal kataatannya akan
belum makrifat pada Allah. Siapa pun yang melihat terjebak pada sikap takabur dan sombong. Merasa
pertanda ini dalam dirinya, maka janganlah dirinya dirinya sudah bagus. Dampaknya, mudah
mengaku sudah memiliki kedudukan khusus di sisi menyalahkan orang lain dan menyalahkan amaliah
Allah. Sebaliknya, ia baru termasuk orang baik dari orang lain. Dan sebagainya.
kalangan awam.
ُقْل َيا ِع َباِدَي اَّلِذيَن َأْس َر ُفوا َع َلى َأْنُفِس ِه ْم اَل َتْقَن ُط وا ِمْن َر ْح َم ِة ِهَّللا ِإَّن َهَّللا َي ْغ ِف ُر
الُّذ ُنوَب َج ِميًع ا ِإَّن ُه ُهَو اْلَغ ُفوُر الَّر ِحيُم