Anda di halaman 1dari 3

Khutbah I sepatutnya kita juga mengetahui hakikat ibadah zakat yang kita lakukan.

Hal ini agar kita


tahu dan sadar bahwa hakikat beribadah adalah bukan hanya sekadar menggugurkan
kewajiban, namun semua itu merupakan sebuah kebutuhan yang akan membawa dampak
‫ َو ِبِه َنْس َتِع ُنْي َعىَل ُأُم ْو ِر اُّدل ْنَيا َو اِّدل ْيِن‬، ‫اْلَح ْم ُد هلل َر ِّب اْلَع اَلِم َنْي‬ positif bagi kehidupan.

‫ َنِب ِّيَنا ُم َح َّم ٍد صىل هللا عليه وس((مل َو َعىَل‬، ‫َو الَّص َالُة َو الَّس َالُم َعىَل َأَرْش ِف ْا َألْنِب َياِء َو اْلُمْر َس ِلَنْي‬ Hadirin Jamaah Jumat yang Berbahagia

‫آِهِل َو َأَحْص اِبِه َو الَّتاِبِع َنْي َو َمْن َتِب َع ُهْم ْح َس اٍن َىل َيْو ِم اِّدل ْيِن‬ Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 56 sebagai berikut:
‫ِإ‬ ‫ِإِب‬ ‫ٱ‬ ‫ٱ‬ ‫ٱ‬
‫َو َأِق ُميوْا لَّص َلٰو َة َو َء اُتوْا لَّز َكٰو َة َو َأِط يُع وْا لَّر ُس وَل َلَع َّلۡمُك ُتۡر ُمَح وَن‬
‫ َو َاْش َهُد َاَن َس ِّيَد اَن ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه‬. ‫َاْش َهُد َاْن َالِاَهل ِاَّال هللا َو ْح َد ه َالِرَش ْيَك ُهَل اَملُكِل ْاَحلُّق ْا ُملِب نْي‬
Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu
‫َو َر ُس ْو ُهُل الَّص اِد ُق اْلَو ْعِد ْا َألِم نْي‬ diberi rahmat.

Dalam ayat ini, jelas disebutkan bahwa ibadah zakat merupakan sebuah perintah. Sebagai

‫ َفَق اَل ُهللا‬. ‫ ِاَّتُق وا َهللا َح َّق ُتَقاِت ِه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِااَّل َو َأْنْمُت ُم ْس ِلُمْو َن‬. ‫َاَّم ا َبْع ُد َفَياَأَهُّيا اْلَح اُرِض ْو َن‬ makhluk dan hamba, perintah yang diberikan Allah menunjukkan sebuah kewajiban yang
wajib dipatuhi dan dikerjakan. Jika menjalankan shalat adalah kewajiban yang memiliki
. ‫ َص َد َق هللا الَع ِظ مْي‬. ‫َتَع اىَل َو َأِق ُميو۟ا ٱلَّص َلٰو َة َو َء اُتو۟ا ٱلَّز َكٰو َة َو ٱْر َكُع و۟ا َم َع ٱلَّٰر ِكِع َني‬ dimensi vertikal yakni sebuah kepatuhan untuk memenuhi hak Allah SWT dengan
menyembah-Nya, maka kewajiban zakat memiliki dua dimensi ibadah. Selain dimensi
vertikal sebagai kewajiban kepada Allah, zakat juga memiliki dimensi horizontal dalam
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah bentuk memberikan harta yang dimiliki karena di dalamnya terdapat hak-hak orang lain.
Alhamdulillahirabbilalamin, menjadi kalimat yang sudah sepatutnya diucapkan pada
keseharian hidup kita, khususnya ungkapkan pada kesempatan kali ini, sebagai wujud syukur Dalam menunaikannya, zakat juga bukan sekadar memberikan bagian harta dan setelah itu
atas karunia nikmat Allah SWT yang tiada tara. Kita harus menjadi hamba yang tahu diri dan selesai kewajiban kita. Namun di situ terdapat aturan dalam pengeluarannya dan sudah
tidak melupakan hakikat dari diciptakannya kita ke dunia ini. Semua ini tiada lain hanya ditentukan besaran harta yang harus dikeluarkan. Ini lah kemudian yang menjadikan zakat
untuk beribadah kepada Allah SWT. Dan syukur menjadi bagian dari ibadah itu sendiri. disebut masuk dalam kategori ibadah maliyah atau ibadah kehartaan.

Pada Jumat kali ini mari kita juga terus mengencangkan dan menguatkan iman dan takwa Hadirin Jamaah Jumat yang Mulia
kita kepada Allah SWT dengan meyakini bahwa Allah lah yang paling berkuasa atas hidup Dalam kitab Ihya ‘Ulumiddin, Imam al-Ghazali menjelaskan 3 hakikat makna dan tujuan dari
dan kehidupan kita di dunia. Mari berjuang sekuat tenaga untuk menjalankan apa yang kewajiban berzakat. Pertama, mengeluarkan zakat mampu menjadi wujud totalitas
diperintahkan Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Mudah-mudahan kita termasuk kecintaan kita kepada Allah SWT. Totalitas dalam mencintai akan memunculkan komitmen
golongan orang yang bersyukur, beriman dan bertakwa sehingga akan menjadi orang yang kuat untuk tidak akan menduakan yang dicintai. Keterkaitan dengan ke-Esa-an Allah, maka
mulia di sisi Allah SWT. zakat akan semakin menyempurnakan keimanan untuk tidak akan menduakan Allah dan
menguatkan bahwa Dia lah satu-satunya yak berhak untuk disembah. Dan perhatikan ayat
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah berikut ini:
Pada kesempatan Jumat kali ini, khatib mengajak kita semua untuk merenungi makna dan
hakikat dari ibadah zakat yang pada bulan Ramadhan, khususnya di akhir bulan suci ini,
senantiasa menjadi bahan diskusi, kajian, dan materi perbincangan hangat umat Islam.
‫ُقْل ُه َو اُهّٰلل َاَح ٌۚد َاُهّٰلل الَّص َم ُد َلْم َيْدِل َو َلْم ُيْو ْۙدَل َو َلْم َيُكْن ٗهَّل ُكُفًو ا َاَح ٌد‬
Selain mempelajari definisi dan pernak pernik pengamalan rukun Islam yang ketiga ini,
Artinya: Katakanlah (Muhammad): Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta
segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu Lebih dari itu, Imam al-Ghazali pun menyebut bahwa zakat juga bukan sebatas bentuk
yang setara dengan Dia. (QS Al-Ikhlas: 1-4) syukur. Tetapi juga wujud kepedulian dan kasih sayang terhadap orang lain khususnya yang
membutuhkan uluran tangan kita. Dengan kepedulian ini, kita kemudian akan bisa menjadi
Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa semakin tinggi derajat manusia di sisi Allah maka akan jiwa-jiwa yang bisa memberi manfaat pada orang lain. Rasulullah bersabda:
semakin besar rasa cinta kepada Allah. Ketika cinta sudah kuat, maka ia akan rela untuk
memberikan apa yang dicintainya untuk jalan menuju Allah SWT, termasuk harta yang
merupakan materi paling digandrungi dan dicintai oleh manusia ketika hidup di dunia.
‫َخ ُرْي الناِس َأنَفُع ُهم ِللَّناِس‬
Sehingga esensi dari zakat adalah melepaskan hal yang dicintai untuk mengukuhkan
ketauhidan kepada Allah SWT. Artinya: Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. (HR Imam
Thabrani)
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Hakikat zakat kedua menurut Imam al-Ghazali adalah sebagai ikhtiar untuk membersihkan
diri dari berbagai sifat negatif khususnya sifat kikir atau pelit. Sifat buruk ini bisa diobati 3 hakikat zakat menurut Imam al-Ghazali ini, cukup kiranya mampu mendewasakan cara kita
dengan membiasakan diri membantu orang lain dengan harta yang kita miliki, khususnya dalam berzakat. Mari niati berzakat bukan sebatas menggugurkan kewajiban namun lebih
melalui zakat. Imam al-Ghazali pun menarasikannya dengan kalimat: “Kecintaan terhadap dari itu, zakat yang kita tunaikan harus mampu mewujudkan nilai-nilai luhur yang perlu
sesuatu, hanya bisa diobati dengan cara memaksa untuk berpisah darinya, sampai menjadi ditanamkan dalam dalam diri kita.
sebuah kebiasaan.”
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Kita juga sebenarnya tak perlu khawatir jika ketika memberikan harta kepada orang lain Dari 3 hakikat berzakat ini kita berharap bisa lebih meresapi ibadah zakat yang kita tunaikan
kemudian harta kita akan berkurang. Pada hakikatnya, orang yang memberikan hartanya sehingga manisnya ibadah yang dilakukan akan lebih terasa. Ketika nikmat ibadah bisa
untuk hal-hal yang diperintahkan oleh Allah akan dilipat gandakan lebih dari yang diberikan. dirasakan, maka otomatis akan semakin menambah rasa kerinduan untuk terus
melakukannya. Ibadah dan aktivititas apapun yang dilakukan bukan atas dasar
Terkait hal ini, Allah SWT telah menegaskan sebagai berikut: keterpaksaan, pasti akan maksimal hasilnya. Sebaliknya, ibadah atau pekerjaan yang
dilakukan atas dasar keterpaksaan dan sebatas menggugurkan kewajiban saja, maka akan
‫َاْم َو اَلُهْم ْيِف َس ِب ْيِل اِهّٰلل َمَكَثِل َح َّبٍة َاْۢنَبَتْت َس ْب َع َس َناِبَل ْيِف ِّلُك ُس ْۢنُبٍةَل ِّم اَئ ُة‬ ‫َم َثُل اِذَّل ْيَن ُيْنِفُقْو َن‬ jauh dari hasil yang diharapkan. Semoga kita bisa menjadi insan yang ikhlas dalam
menjalankan perintah-perintah Allah dan masuk ke dalam golongan orang-orang yang
‫ِلَم ْن َّيَش ۤا ُء ۗ َو اُهّٰلل َو اِس ٌع َعِلٌمْي‬ ‫َح َّبٍة ۗ َو اُهّٰلل ُيٰض ِع ُف‬ dicintai-Nya, amin ya rabbal alamin
.

‫ابَر َك ُهللا ْيِل َو َلْمُك يِف اْلُق ْر ٰا ِن اْلَع ِظ ِمْي َو َنَفَع يِن َو ِا اَّي ْمُك ِبَم ا ِف ْي ِه ِم َن اٰاْل اَي ِت َو اِّذل ْكِر اْلَح ِكِمْي‬
Artinya: Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji
yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah
melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.
‫ َو َأْس َتْغِفُر َهللا اْلَع ِظ َمْي ْيِل َو َلْمُك َو ِلَس اِئِر‬. ‫َو َتَقَّب َل ِم ْيِّن َو ِم ْنْمُك ِتاَل َو َت ُه ِاَّن ُه ُه َو الَّس ِم ْي ُع اْلَع ِلُمْي‬
Ketiga, zakat yang kita keluarkan pada hakikatnya adalah sebagai wujud syukur atas nikmat
dari Allah SWT. Perlu kita sadari bahwa Allah telah memberikan kita nikmat anggota badan
‫اْلُمْس ِلِم َنْي َو اْلُمْس ِلَم اِت َفَيا َفْو َز اْلُمْس َتْغِفِر ْيَن َو اَي َجَناَة الَّتاِئِب َنْي‬
yang harus kita syukuri dengan wujud ibadah badaniyah, seperti shalat dan ibadah
sejenisnya. Selain itu juga Allah telah memberikan nikmat memiliki harta benda yang cara
mensyukuri adalah dengan ibadah maliyah yakni dengan mengeluarkan zakat, infak, atau
sedekah.
‫َيِع ُظ ْمُك َلَع َّلْمُك َتَذ َّكُر ْو َن ‪َ .‬فاْذ ُكُر وا َهللا اْلَع ِظ َمْي َيْذ ُكْر ْمُك‪َ .‬و اْش ُكُر ْو ُه َعىٰل ِنَع ِم ِه َيِز ْد ْمُك‪َ .‬و ِذَل ْكُر ِهللا‬
‫‪Khutbah II‬‬ ‫َاْكُرَب‬
‫َاْلَح ْم ُد ِهلل اِذَّل ْي َأْنَع َم َنا ِبِنْع َم ِة اِاْلْيَم اِن َو اِاْلْس اَل ِم‬

‫َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َعىٰل َس ِّي ِد اَن ُم َح َّم ٍد َخ ِرْي اَأْلاَن ِم ‪َ .‬و َعىٰل ٰا ِهِل َو َأَحْص اِبِه اْلِكَر اِم‬

‫َأْش َهُد َاْن اَل ِاَهٰل ِااَّل ُهللا اْلَم ُكِل اْلُق ُّد ْو ُس الَّس اَل ُم َو َأْش َهُد َاَّن َس ِّيَد اَن َو َح ِب ْي َبَن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه‬
‫َو َر ُس ْو ُهُل َص اِح ُب الَرَّش ِف َو اِإْل ْح َرِت اِم‬

‫َأَّم ا َبْع ُد ‪َ .‬فَياَأَهُّيا الَّناُس ُأْو ِص ْي ْمُك َو َنْفْيِس ِبَتْقَو ى ِهللا َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُقْو َن ‪َ .‬فَقاَل ُهللا َتَع اىَل ِاَّن َهللا‬
‫َو َم اَل ِئَكَتُه ُيَص ُّلْو َن َعىَل الَّنِّيِب ٰيَأَهُّيا اِذَّل ْيَن ٰأَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َعَلْي ِه َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‬

‫َالّٰلُهَّم َص ِّل َو َس ْمِّل َعىٰل َس ِّي ِد اَن ُم َح َّم ٍد َو َعىٰل ٰأِل َس ِّي ِد اَن ُم َح َّم ٍد اَمَك َص َّلْي َت َعىٰل َس ِّي ِد اَن ِاْبَر اِه َمْي‬
‫َو اَب ِر ْك َعىٰل َس ِّي ِد اَن ُم َح َّم ٍد َو َعىٰل ٰا ِل َس ِّي ِد اَن ُم َح َّم ٍد اَمَك اَب َر ْكَت َعىٰل َس ِّي ِد اَن ِاْبَر اِه َمْي َو َعىٰل ٰا ِل‬
‫َس ِّي ِد اَن ِاْبَر اِه َمْي يْف اْلَع اَلِم َنْي ِاَّن َك ِمَح ْي ٌد َم ِج ْي ٌد َالّٰلُهَّم َو اْر َض َع ِن اْلُخ َلَف اِء الَّر اِش ِد ْيَن ‪َ .‬و َع ْن‬
‫َاَحْص اِب َنِب ِّي َك َاَمْجِع َنْي ‪َ .‬و الَّتاِبِع َنْب َو اَت ِبِع الَّتاِبِع َنْي َو اَت ِبِع ِهْم ِاىٰل َيْو ِم اِّدل ْيِن‬
‫ّٰل‬ ‫ّٰل‬
‫َال ُهَّم اْغِف ْر ِلْلُمْس ِلِم َنْي َو اْلُمْس ِلَم اِت َو اْلُم ْؤ ِمِنَنْي َو اْلُم ْؤ ِم َن اِت ‪َ .‬ال ُهَّم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَغاَل َء َو اْلَو اَب َء‬
‫َو الَّط اُع ْو َن َو اَاْلْم َر اَض َو اْلِفَنَت َم ا اَل َيْد َفُع ُه َغُرْي َك َع ْن َبِدَل اَن ٰه َذ ا ِاْنُد ْو ِنْيِس َّيا َخ اَّص ًة َو َع ْن‬
‫َس اِئِر ِباَل ِد اْلُمْس ِلِم َنْي َعاَّم ًة اَي َر َّب اْلَع اَلِم َنْي ‪َ .‬ر َّبَن ا ٰا ِتَن ا يِف اُّدل ْنَيا َح َس َنًة َو يِف اٰاْلِخ َر ِة َح َس َنًة‬
‫َو ِق َنا َعَذ اَب الَّناِر ِع َباَد ِهللا ِاَّن َهللا َيْأُم ُر اِب ْلَع ْد ِل َو اِاْلْح َس اِن َو َيَهْنى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر ‪.‬‬

Anda mungkin juga menyukai