Anda di halaman 1dari 5

ATH’IMAH

Siswa mampu melaksanakan Ath’imah berdasarkan ketentuan Al-Qur’an dan


Al-Hadits dengan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan
Akhlakulkariimah yang berdampak Rahmatan lil’aalamiin.

QS. Al-Maidah Ayat 3

3. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[394], daging babi, (daging hewan)


yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya[395], dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan
(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah[396], (mengundi nasib dengan
anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini[397] orang-orang kafir Telah putus asa
untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan
takutlah kepada-Ku. pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] Karena kelaparan tanpa sengaja berbuat
dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

[394] ialah: darah yang keluar dari tubuh, sebagaimana tersebut dalam surat Al An-aam
ayat 145.
[395] maksudnya ialah: binatang yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang
ditanduk dan yang diterkam binatang buas adalah halal kalau sempat disembelih
sebelum mati.
[396] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah
menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan apakah mereka
akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya ialah: mereka ambil tiga buah
anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing yaitu dengan:
lakukanlah, Jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam
sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu
Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu.
Terserahlah nanti apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu,
sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah
yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.
[397] yang dimaksud dengan hari ialah: masa, yaitu: masa haji wada', haji terakhir yang
dilakukan oleh nabi Muhammad s.a.w.
[398] Maksudnya: dibolehkan memakan makanan yang diharamkan oleh ayat Ini jika
terpaksa.

Yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari secara Berkelompok


Hadits tentang ath’imah
“ An ‘Umar ibni abii salaamah qaala rasulullah SAW : Yaa ghulaamu samillaha wakul
biyamiinika wakul mimmaa yaliika “
Dari Umar bin Abi salaa,ah : Rasulullah SAW bersabda : Hai anak ucapkanlah bismillah,
makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang didekatmu
(HR.Bukhari)
1. Sebelum makan maka kita disunahkan membaca …..
2. ketika makan maka disunahkan dengan tangan ......
3. ketika kita makan bersama – sama maka kita disunahkan mengambil makanan
yang
paling ........dengan kita
4. Orang yang lupa membacakan basmalah maka boleh membaca ketika ingat
yaitu ....
5. sebutkan 3 macam adab yang baik ketika makan dan minum menurut kalian !

Hubungan Ath’imah dengan iman


Allah SWT mempunyai sifat Ar Razaq

Allah SWT berfirman dalan surat An-Nahl 114-115


114. Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang Telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu Hanya kepada-Nya saja menyembah.
115. Sesungguhnya Allah Hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah,
daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi
barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula
melampaui batas, Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Oleh : Nani Reza,  Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-fatah Cileungsi
Bogor
Islam sangat mengatur aspek kehidupuan manusia, termasuk makan dan minum, dalam Islam
ada adab makan seperti: mencuci tangan sebelum makan, makan dengan tangan kanan, tidak
makan sampai kekenyangan dan tidak makan sambil berdiri.
Larangan makan dan minum sambil berdiri tersebut bukan tanpa alasan. Ada hikmah yang
terkandung dalam larangan tersebut serta penjelasan ilmiah yang menguatkannya.
”Adab makan dalam Islam ternyata memiliki  hikmah tersendiri,”kata Spesialis Saraf RS PKU
Muhammadiyah Bantul dr Ana Budi Rahayu, SpS.
Bila seseorang makan sambil berdiri, akan terjadi reflux asam lambung, asam lambung akan
naik ke esofagus dan membuat sel-sel kerongkongan teriritasi. Hal ini dikarenakan pH asam
lambung yang sangat asam (pHnya 1-2,5), Hal ini ditandai dengan gejala panas terbakar yang
menyesak di dada heartburn.
”Bila kita tetap membiasakan makan minum sambil berdiri dalam jangka waktu panjang iritasi
sel-sel kerongkongan ini akan berakumulasi menyebabkan kanker saluran esofagus,” tuturnya.
Dalam hadis, “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang seseorang
minum sambil berdiri.” Qotadah berkata, “Bagaimana dengan makan?” Beliau menjawab: “Itu
lebih buruk lagi.” (HR. Muslim dan Tirmidzi)
Hadis lainnya menyebutkan yang artinya, “Jangan kalian minum sambil berdiri,  Apabila kalian
lupa, maka hendaknya ia muntahkan.” (HR. Muslim).
Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani mengatakan, “Minum dan makan sambil duduk itu lebih sehat, lebih
selamat dan lebih sopan. Ini karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan
berjalan pada dinding usus secara perlahan dan lembut. Adapun minum sambil berdiri, akan
menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus dan menabraknya dengan keras.
Jika hal ini terjadi berulang kali dalam waktu lama, dapat menyebabkan melar dan jatuhnya usus
sehingga mengakibatkan disfungsi pencernaan. Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam berdiri,
itu dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya
manusia pada tempat-tempat suci, tapi bukan merupakan kebiasaan.
Begitu pula makan sambil berjalan, sama sekali tidak sehat, tidak sopan, tidak etis dan tidak
pernah dikenal dalam Islam dan kaum muslimin.
Dr. Ibrahim Al-Rawi mengatakan bahwa saat berdiri, manusia dalam keadaan tegang, karena
organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras supaya mampu mempertahankan
semua otot pada tubuhnya agar bisa berdiri stabil dan sempurna. Hal tersebut melibatkan semua
susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai
syarat terpenting saat makan dan minum, yaitu ketenangan.
Ketenangan hana bisa dihasilkan saat duduk, saat syaraf dalam keadaan tenang dan tidak
tegang sehingga sistem pencernaan siap menerima makanan dan minum dengan cara cepat.
Dr. Al-Rawi menekankan bahwa makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa
berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh)
yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi
secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan disfungsi syaraf yang parah dan menimbulkan
detak mematikan bagi jantung sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak.
Selain itu, makan dan minum sambil berdiri terus–menerus bisa membahayakan dinding usus
dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Menurut para dokter, luka pada lambung 95%
terjadi pada tempat-tempat yang biasa bebenturan dengan makanan atau minuman yang
masuk.
Air yang masuk saat kita duduk akan disaring oleh sfringer, suatu struktur berotot yang bisa
membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan
disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di ginjal.
Namun, jika kita minum sambil berdiri, air yang kita minum tidak disaring lagi, tapi, langsung
menuju kandung kemih. Hal ini bisa menimbulkan terjadinya pengendapan di saluran ureter
akibat banyaknya limbah yang tersisa di ureter. Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal
ginjal, salah satu penyakit ginjal berbahaya, yang disebabkan susah buang air kecil.
Pada saat berdiri, kondisi keseimbangan disertai pengerutan otot pada tenggorokan yang
menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah dan terkadang menyebabkan rasa sakit
yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa
nyaman saat makan dan minum.
Karena itu, mulailah membiasakan diri untuk makan dan minum sambil duduk, demi kesehatan
dan menjaga adab sopan santun yang Islami sebagai bagian dari dakwah kita dalam bentuk
perilaku.
Karena itu cara mencegah reflux asam lambung ini dengan makan sambil duduk, kata Ana. Ada
dua hal lain yang juga dapat menyebabkan reflux asam lambung dan heartburn yaitu: makan
minum kekenyangan dan tidur atau berbaring segera setelah makan.
Beliau menjelaskan lambung memang dapat mengembang enam kali lipat saat diisi sampai
benar-benar penuh. Makin banyak makanan yang tertampung di lambung, lambung harus kerja
ekstra keras mengeluarkan asam lambung lebih banyak.
Selanjutnya, bila lambung terlalu penuh, kelebihan asam lambung akan mengalir naik ke
esofagus. ”Demikian juga bila kita tidur atau berbaring segera setelah makan,” jelasnya.
Kebiasaan berbaring atau tidur segera setelah makan ini sama bahayanya dengan makan
minum sambil berdiri yakni iritasi sel kerongkongan yang mengundang kanker esofahus dalam
jangka panjang.
Ilmu kedokteran modern mengungkapkan bahwa minum dalam keadaan berdiri menyebabkan
air yang mengalir berjatuhan dengan keras pada dasar lambung dan menumbuknya, menjadikan
lambung kendor dan menjadikan pencernaan sulit. Sebagaimana terus-menerus makan dan
minum sambil berdiri dapat menimbulkan luka pada dinding lambung. Penemuan ini
menjelaskan kepada manusia bahaya yang telah diperingatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam dalam hadits berikut ini.
‫ فاألَ ْك ُل ؟‬: ‫س‬
ٍ ‫ َفقُ ْل َنا ألَ َن‬: ‫ َقا َل قتادة‬. ً ‫ أنه َنهى أن َي ْشرَ بَ الرَّ ُج ُل َقائِما‬: – ‫ عن النبيِّ – صلى هللا عليه وسلم‬، – ‫عن أنس – رضي هللا عنه‬
‫ َقا َل‬:
ْ ‫َذلِكَ أَ َشرُّ – أَ ْو‬
ُ ‫أخب‬
‫َث – رواه مسلم‬
Dari Anas radhiyallahu anhu dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
“Sesungguhnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melarang seseorang untuk
minum berdiri.” Qatadah (seorang tabi’in) berkata, “Kami bertanya kepada Anas, ‘Bagaimana
dengan makan sambil berdiri?’ Anas menjawab, ‘Yang demikian itu lebih jelek dan lebih
buruk.’” (HR. Muslim).
Sekecil dan seremeh apapun sesuatu menurut anggapan kita tidak akan terlepas dari sorotan
Islam sehingga agama Islam memberikan petunjuk dan jalan kebaikan di dalamnya. Seperti
halnya minum, Islam mengajarkan bagaimana tata cara minum.
Para ulama menegaskan bahwa minum sambil duduk lebih utama dari pada minum sambil
berdiri. Ini berdasarkan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Janganlah di antara kalian
minum sambil berdiri, bila terjadi maka muntahkanlah airnya.” (HR. Muslim).
Di samping itu, menurut Ibnul Qoyyim ada beberapa afat (akibat buruk) bila minum sambil
berdiri. maka di samping tidak dapat memberikan kesegaran pada tubuh secara optimal juga air
yang masuk kedalam tubuh akan cepat turun ke organ tubuh bagian bawah. Hal ini dikarenakan
air yang dikonsumsi tidak tertampung di dalam maiddah (lambung) yang nantinya akan dipompa
oleh jantung untukdisalurkan keseluruh organ-organ tubuh.
Dengan demikian air tidak akan menyebar ke organ-organ tubuh yang lain. Padahal menurut
ilmu kedokteran tujuh puluh persen dari tubuh manusia terdiri dari zat cair.
Tulang-tulangpun mengandung air sebanyak tiga puluh sampai empat puluh persen. Sebagian
besar darah terdiri dari air dimana terdapat larutan bahan-bahan selain sel-sel darah.
Akibatnya bilamana pembuangan air dari dalam tubuh lebih besar daripada pemasukannya,
terjadilah dehidrasi yaitu kekurangan zat cair dalam tubuh. Begitu juga kadar air dalam jaringan
tubuh diatur dengan tepat. Jika terdapat selisih sepuluh persen saja maka gejala-gejala serius
akan timbul. Kalau selisih ini mencapai dua puluh persen maka orangnya akan mati.
Oleh sebab itu, dianjurkan memuntahkan air apabila terlanjur minum sambil berdiri seperti yang
disebut dalam hadits di atas. Para ahli hikmah juga memberi jalan keluar bila terpaksa minum
sambil berdiri yaitu menggerak-gerakan dua ibu jari kaki insya Allah akan dapat menolak efek-
efek negatif seperti yang disebut di atas. (nrz/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Anda mungkin juga menyukai