Prodi : PAI 2
Matkul : Ulumul Qur’an
I’JAZUL QUR’AN
A. Pengertian
I’jaz yaitu diambil dari kata a’jaza-yu’jizu yang menurut bahasa berarti lemah,
tidak mampu, tidak berdaya. Sedang kalimat i'jazul Qur’an sendiri yaitu merupakan
bentuk dari idhafah, menurut Imam Zarqani “ i’jazul Qur’an secara bahasa yang
berarti yaitu ditetapkannya Al-Qur’an itu melemahkan bagi yang akan
menandinginya.”
Sedangkan yang dimaksud dengan al-i’jaz disini yaitu menampakkan kebenaran
Nabi SAW dalam menyatakan risalah dengan memperlihatkan ketidakberdayaan
bangsa Arab untuk menentang mukjizat beliau yaitu Al-Qur’an.
Mukjizat adalah perkara luar biasa disertai tantangan yang terhindar dari
penentangan.
Adapun pengertian mukjizat menurut theology (mutakallimin) adalah munculnya
sesuatu hal yang berbeda dengan kebiasaan yang terjadi di dunia untuk menunjukkan
kebenaran kenabian para ulama.1
1
http://myrealblo.blogspot.com/2015/11/ulumul-quran-ijazul-quran.html?m=1#:~:text=I%27jazul
%20Qur%27an%20adalah,merupakan%20anugerah%20dari%20Allah%20SWT. Diakses pada tanggal
24 Mei 2021
kemukjizatan yang disandarkan kepada Al-Qur’an akan tetap ada di setiap
masa, bukan tentang kemukjizatan Allah.
Paham sharfah adalah paham rusak yang ditolak Al-Qur’an, Allah berfirman :
“Katakanlah , sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat
yang serupa (dengan) Al-Qur’an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang
serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.”
(Al-Isra’:88). Ayat ini menunjukkan ketidakberdayaan mereka meski mereka
memiliki kemampuan.
2. Sekelompok lain berpendapat bahwa kemukjizatan Al-Qur’an terletak pada
balagah-nya yang mencapai tingkatan yang belum pernah dikenal
sebelumnya.
Pandangan ini dimiliki para pakar bahasa Arab yang menggandrungi bentuk-
bentuk ma’ani dalam rangkaian bahasa nan sempurna dan kefasihan nan
indah.
3. Sebagian lainnya berpendapat bahwa sisi kemukjizatan Al-Qur’an terletak
pada kandungan keindahan luar biasa yang belum dikenal dalam bahasa Arab,
seperti adanya jeda-jeda dan potongan-potongan Kalam
4. Sekelompok lain berpendapat bahwa sisi kemukjizatan Al-Qur’an terletak
pada pemberitaan masa depan yang tidak diketahui melainkan melalui wahyu,
atau pemberitaan tentang perkara-perkara yang terdahulu, dari awal
penciptaan yang tidak mungkin. Seperti firman Allah : “ Golongan itu pasti
akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang.” ( Al-Qomar:45)
5. Sekelompok lainnya berpendapat bahwa kemukjizatan Al-Qur’an terletak
pada kandungan berbagai disiplin ilmu didalamnya, juga hikmah-hikmah nan
sempurna.
D. Aspek-aspek kemukjizatan
Aspek kemukjizatan Al-Qur’an yang kita bahas ada 3 sisi, yaitu:
1. Aspek kebahasaan
Bahasa Al-Qur’an sungguh mampu membuat orang terpesona secara singkat,
dibalik suara nan indah melalui nada huruf-hurufnya kala mendengar harakat,
sukun, bacaan panjang, ghunnah, potong-potongan ayat dan jeda, telinga kita
tidak merasa jemu, seakan-akan akan terus meminta dibaca lagi dan lagi.
Allah berfirman “Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu)
Al-Qur’an yang serupa ayat-ayatnya lagi berulang-ulang, gemetar karenanya
kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang
kulit dan hati mereka mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu
Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa
dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun dapat memberi petunjuk.”
(Az-Zumar:23).
Dan Allah juga berfirman : “Maka tidaklah mereka menghayati (mendalami)
Al-Qur’an? Sekiranya ( Al-Qur’an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka
menemukan banyak hal yang bertentangan didalamnya.” (An-Nisa’:82).
2. Aspek ilmiah
Al-Qur’an bukan merupakan buku ilmiah, namun Al-Qur’an mampu
memberikan pengetahuan ilmiah sebelum manusia menyadari kebenarannya.
Contohnya mengenai alat reproduksi manusia, Al-Qur’an sudah terlebih
dahulu memaparkannya sesuai dengan firman Allah :
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari
tanah, kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim) , kemudian segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-belulang, lalu
tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maha suci Allah, Pencipta yang paling Baik.”
(Al-Mu’minun:12-14).
3. Aspek syariat
Dalam diri manusia, Allah menyimpan berbagai naluri yang memengaruhi
orientasi hidup didalam jiwa. Secara fitrah manusia adalah makhluk sosial
yang membutuhkan satu sama lain . Dalam sejarah manusia mengenal
berbagai macam aliran, teori, tatanan, dan aturan yang bertujuan untuk
mencapai kebahagiaan individu ditengah masyarakat mulia. Dan Al-
Qur’anjuga lebih dulu mendidik individu, karena individual adalah batu
pertama masyarakat. Pendidikan yang Al-Qur’an papaprkan bertumpu pada
asas membebaskan emosi manusia dan memberikan beban tanggung jawab.
Allah berfirman :
“ Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.” (Al-
Muddatsir:38).
2
Syeikh Manna’Al-qathan, “Dasar-Dasar Ilmu Al-Qur’an. Jakarta:2016”. Hal 411-441. Ummul Quro