Anda di halaman 1dari 4

BAB VI

ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

PPOK COR PULMONALE ASMA KRONIK


GEJALA Penyakit paru kronik yang ditandai Batuk kronik yang produktif, sesak a. Batuk terutama pada malam
oleh hambatan aliran udara di nafas waktu beraktifitas, nafas yang atau dini hari.
KLINIS
saluran napas yang bersifat berbunyi, mudah fatig kelemahan. b. Sesak nafas.
progressif nonreversibel atau Pada fase awal berupa pembesaran c. Nafas berbunyi (mengi) yang
reversibel parsial. PPOK terdiri dari ventrikel kanan, tidak menimbulkan terdengar jika pasien
bronkitis kronik dan emfisema atau keluhan menghembuskan nafasnya.
gabungan keduanya. d. Rasa berat di dada.
e. Dahak sulit keluar.

PEMERIKSAA a. Inspeksi a. Inspeksi Penemuan tanda pada


- Pursed - lips breathing (mulut Ditemukan sianosis, jari tabuh, pemeriksaan fisik pasien asma
N FISIK
setengah terkatup mencucu) peningkatan tekanan vena jugularis, tergantung derajat obstruksi
- Barrel chest (diameter antero - heaving. Dispnea yang memburuk saluran napas antara lain terdapat
posterior dan transversal sebanding) dengan mendadak atau kelelahan, ekspirasi memanjang diserta ronki
- Penggunaan otot bantu napas sinkop pada waktu bekerja, atau kering, mengi, tekanan darah
- Hipertropi otot bantu napas rasa tidak enak angina pada biasanya meningkat, hiperinflasi
- Pelebaran sela iga substernal mengisyaratkan dada, pernafasan cepat sampai
- Bila telah terjadi gagal jantung keterlibatan jantung. sianosis, denyut nadi juga
kanan terlihat denyut vena jugularis meningkat, dll.
i leher dan edema tungkai b. Palpasi
- Penampilan pink puffer atau blue pulsasi menonjol di sternum bagian
bloater bawah atau epigastrium (parasternal
b. Palpasi lift), pembesaran hepar dan nyeri
Pada emfisema fremitus melemah, tekan, ascites, edema.
sela iga melebar c. Perkuasi
c. Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas Dispnea timbul sebagai gejala
jantung mengecil, letak diafragma emfisema dengan atau tanpa cor
rendah, hepar terdorong ke bawah pulmonale
d. Auskultasi d. Auskultasi
- suara napas vesikuler normal, atau ventrikel kanan atau irama
melemah derap,
- terdapat ronki dan atau mengi pada
waktu bernapas biasa atau pada
ekspirasi paksa
- ekspirasi memanjang
- bunyi jantung terdengar jauh

PEMERIKSAA Pemeriksaan rutin a. Rontgen Toraks a. Spirometri


1. Faal paru Terdapat kelainan disertai
N PENUNJANG
• Spirometri (VEP1, pembesaran ventrikel kanan, b. Uji Provokasi Bronkus
VEP1prediksi, KVP, dilatasi arteri pulmonal dan
VEP1/KVP atrium kanan yang menonjol. c. Foto Toraks
- Obstruksi ditentukan oleh Kardiomegali sering tertutup oleh
nilai VEP1 prediksi ( % ) hiper inflasi paru yang menekan d. Pemeriksaan IgE.
dan atau VEP1/KVP ( % ). diafragma sehingga jantung
Obstruksi : % tampaknya normal karena e. Petanda inflamasi
VEP1(VEP1/VEP1 pred) < vertikal. Pembesaran ventrikel
80% VEP1% (VEP1/KVP) kanan lebih jelas pada posisi
< 75 % oblik atau lateral. Selain itu
- VEP1 merupakan didapatkan juga diafragma yang
parameter yang paling rendah dan datar serta ruang
umum dipakai untuk menilai udara retrosternal yang lebih
beratnya PPOK dan besar, sehingga hipertrofi dan
memantau perjalanan dilatasi ventrikel kanan tidak
penyakit. membuat jantung menjadi lebih
- Apabila spirometri tidak besar dari normal.
tersedia atau tidak mungkin
dilakukan, APE meter b. Ekokardiografi
walaupun kurang tepat, Dimensi ruang ventrikel kanan
dapat dipakai sebagai membesar, tapi struktur dan
alternatif dengan memantau dimensi ventrikel kiri normal.
variabiliti harian pagi dan Pada gambaran ekokardiografi
sore, tidak lebih dari 20% katup pulmonal, gelombang “a”
• Uji bronkodilator hilang, menunjukkan hipertensi
- Dilakukan dengan pulmonal. Kadang-kadang
menggunakan spirometri, dengan pemeriksaan
bila tidak ada gunakan APE ekokardiografi susah terlihat
meter. katup pulmonal karena
- Setelah pemberian “accoustic window” sempit
bronkodilator inhalasi akibat penyakit paru.
sebanyak 8 hisapan, 15 - 20
menit kemudian dilihat c. Kateterisasi jantung
perubahan nilai VEP1 atau Ditemukan peningkatan tekanan
APE, perubahan VEP1 atau jantung kanan dan tahanan
APE < 20% nilai awal dan < pembuluh paru. Tekanan atrium
200 ml kiri dan tekanan kapiler paru
- Uji bronkodilator normal, menandakan bahwa
dilakukan pada PPOK stabil hipertensi pulmonal berasal dari
2. Darah rutin prekapiler dan bukan berasal dari
Hb, Ht, leukosit jantung kiri. Pada kasus yang
3. Radiologi ringan, kelainan ini belum nyata.
Foto toraks PA dan lateral Penyakit jantung paru tidak
berguna untuk jarang disertai penyakit jantung
menyingkirkan penyakit koroner terlebih pada penyakit
paru lain Pada emfisema paru obstruksi menahun karena
terlihat gambaran : perokok berat (stenosis koroner
- Hiperinflasi pada angiografi).
- Hiperlusen
- Ruang retrosternal melebar
- Diafragma mendatar
- Jantung menggantung
(jantung pendulum / tear
drop / eye drop appearance)

Pada bronkitis kronik :


• Normal
• Corakan bronkovaskuler
bertambah pada 21 % kasus

Anda mungkin juga menyukai