GEJALA Penyakit paru kronik yang ditandai Batuk kronik yang produktif, sesak a. Batuk terutama pada malam oleh hambatan aliran udara di nafas waktu beraktifitas, nafas yang atau dini hari. KLINIS saluran napas yang bersifat berbunyi, mudah fatig kelemahan. b. Sesak nafas. progressif nonreversibel atau Pada fase awal berupa pembesaran c. Nafas berbunyi (mengi) yang reversibel parsial. PPOK terdiri dari ventrikel kanan, tidak menimbulkan terdengar jika pasien bronkitis kronik dan emfisema atau keluhan menghembuskan nafasnya. gabungan keduanya. d. Rasa berat di dada. e. Dahak sulit keluar.
PEMERIKSAA a. Inspeksi a. Inspeksi Penemuan tanda pada
- Pursed - lips breathing (mulut Ditemukan sianosis, jari tabuh, pemeriksaan fisik pasien asma N FISIK setengah terkatup mencucu) peningkatan tekanan vena jugularis, tergantung derajat obstruksi - Barrel chest (diameter antero - heaving. Dispnea yang memburuk saluran napas antara lain terdapat posterior dan transversal sebanding) dengan mendadak atau kelelahan, ekspirasi memanjang diserta ronki - Penggunaan otot bantu napas sinkop pada waktu bekerja, atau kering, mengi, tekanan darah - Hipertropi otot bantu napas rasa tidak enak angina pada biasanya meningkat, hiperinflasi - Pelebaran sela iga substernal mengisyaratkan dada, pernafasan cepat sampai - Bila telah terjadi gagal jantung keterlibatan jantung. sianosis, denyut nadi juga kanan terlihat denyut vena jugularis meningkat, dll. i leher dan edema tungkai b. Palpasi - Penampilan pink puffer atau blue pulsasi menonjol di sternum bagian bloater bawah atau epigastrium (parasternal b. Palpasi lift), pembesaran hepar dan nyeri Pada emfisema fremitus melemah, tekan, ascites, edema. sela iga melebar c. Perkuasi c. Perkusi Pada emfisema hipersonor dan batas Dispnea timbul sebagai gejala jantung mengecil, letak diafragma emfisema dengan atau tanpa cor rendah, hepar terdorong ke bawah pulmonale d. Auskultasi d. Auskultasi - suara napas vesikuler normal, atau ventrikel kanan atau irama melemah derap, - terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa - ekspirasi memanjang - bunyi jantung terdengar jauh
PEMERIKSAA Pemeriksaan rutin a. Rontgen Toraks a. Spirometri
1. Faal paru Terdapat kelainan disertai N PENUNJANG • Spirometri (VEP1, pembesaran ventrikel kanan, b. Uji Provokasi Bronkus VEP1prediksi, KVP, dilatasi arteri pulmonal dan VEP1/KVP atrium kanan yang menonjol. c. Foto Toraks - Obstruksi ditentukan oleh Kardiomegali sering tertutup oleh nilai VEP1 prediksi ( % ) hiper inflasi paru yang menekan d. Pemeriksaan IgE. dan atau VEP1/KVP ( % ). diafragma sehingga jantung Obstruksi : % tampaknya normal karena e. Petanda inflamasi VEP1(VEP1/VEP1 pred) < vertikal. Pembesaran ventrikel 80% VEP1% (VEP1/KVP) kanan lebih jelas pada posisi < 75 % oblik atau lateral. Selain itu - VEP1 merupakan didapatkan juga diafragma yang parameter yang paling rendah dan datar serta ruang umum dipakai untuk menilai udara retrosternal yang lebih beratnya PPOK dan besar, sehingga hipertrofi dan memantau perjalanan dilatasi ventrikel kanan tidak penyakit. membuat jantung menjadi lebih - Apabila spirometri tidak besar dari normal. tersedia atau tidak mungkin dilakukan, APE meter b. Ekokardiografi walaupun kurang tepat, Dimensi ruang ventrikel kanan dapat dipakai sebagai membesar, tapi struktur dan alternatif dengan memantau dimensi ventrikel kiri normal. variabiliti harian pagi dan Pada gambaran ekokardiografi sore, tidak lebih dari 20% katup pulmonal, gelombang “a” • Uji bronkodilator hilang, menunjukkan hipertensi - Dilakukan dengan pulmonal. Kadang-kadang menggunakan spirometri, dengan pemeriksaan bila tidak ada gunakan APE ekokardiografi susah terlihat meter. katup pulmonal karena - Setelah pemberian “accoustic window” sempit bronkodilator inhalasi akibat penyakit paru. sebanyak 8 hisapan, 15 - 20 menit kemudian dilihat c. Kateterisasi jantung perubahan nilai VEP1 atau Ditemukan peningkatan tekanan APE, perubahan VEP1 atau jantung kanan dan tahanan APE < 20% nilai awal dan < pembuluh paru. Tekanan atrium 200 ml kiri dan tekanan kapiler paru - Uji bronkodilator normal, menandakan bahwa dilakukan pada PPOK stabil hipertensi pulmonal berasal dari 2. Darah rutin prekapiler dan bukan berasal dari Hb, Ht, leukosit jantung kiri. Pada kasus yang 3. Radiologi ringan, kelainan ini belum nyata. Foto toraks PA dan lateral Penyakit jantung paru tidak berguna untuk jarang disertai penyakit jantung menyingkirkan penyakit koroner terlebih pada penyakit paru lain Pada emfisema paru obstruksi menahun karena terlihat gambaran : perokok berat (stenosis koroner - Hiperinflasi pada angiografi). - Hiperlusen - Ruang retrosternal melebar - Diafragma mendatar - Jantung menggantung (jantung pendulum / tear drop / eye drop appearance)
Pada bronkitis kronik :
• Normal • Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21 % kasus