Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN DISKUSI

MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

Nama : FITA KARUNIA


Kelas/NPM : 2 H / 20510129

PERTEMUAN 1 TAHAP 2
KONSEP DASAR PENELITIAN

1. Hakikat penelitian menurut para pakar


Terdapat beberapa pengertian penelitian yang dikemukakan oleh
para ahli antara lain sebagai berikut:
a. Parson: Menurut parson bahwa pengertian penelitian adalah pencarian
atas sesuatu (inkuiri) secara sistematis dengan penekanan bahwa
pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat
dipecahkan.
b. John: Pengertian penelitian menurut John bahwa arti penelitian adalah
pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan
hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau hukum tertentu.
c. Woody: Pengertian penelitian menurut woody adalah suatu metode
untuk menemukan sebuah pemikiran kritis. Penelitian meliputi
pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan
hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan, dan
sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua
kesimpulan yang diambil untuk menentukan apakah kesimpulan
tersebut cocok dengan hipotesis.
d. Donald Ary: Menurut Donald Ary, pengertian penelitian adalah
penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah untuk
memperoleh informasi yang berguna dan dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Hill Way: Menurut Hill Way, pengertian penelitian adalah suatu metode
studi yang bersifat hati-hati dan mendalam dari segala bentuk fakta
yang dapat dipercaya atas masalah tertentu guna membuat pemecahan
masalah tersebut.
f. Winarno Surachmand: Pengertian penelitian menurut Winarno
Surachmand adalah kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru
yang bersumber dari primer-primer, dengan tekanan tujuan pada
penemuan prinsip-prinsip umu, serta mengadakan ramalan
generalisasi di luar sampel yang diselidiki.
g. Soetrisno Hadi: Menurut Soetrisno hadi bahwa pengertian penelitian
adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan
menggunakan metode ilmiah.
h. Cooper & Emory: Suatu proses penyelidikan secara sistematis yang
ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-
masalah.
i. Suparmoko: Usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau
mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin
tahu manusia.

Referensi:
Siyoto, Sandu dan M. Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: Literasi Media Publishing.

2. Ruang lingkup penelitian manajemen pendidikan menurut para pakar


Dalam membicarakan ruang lingkup manajemen pendidikan ini akan
dilihat dari 4 sudut pandang, yaitu dari sudut wilayah kerja, objek garapan,
fungsi atau urutan kegiatan dan pelaksana.
a. Ruang lingkup menurut wilayah kerja.
Berdasarkan tinjauan wilayah kerja, ruang lingkup manajemen
pendidikan dipisahkan menjadi:
1) Manajemen pendidikan seluruh Negara, yaitu manajemen
pendidikan untuk urusan nasional. Yang ditangani dalam lingkup ini
bukan hanya pelaksaan pendidikan di sekolah saja tetapi juga
pendidikan luar sekolah, pendidikan pemuda, penyelenggaraan
latihan, penelitian, pengembangan masalah-masalah pendidikan
serta meliputi pula kebudayaan dan kesenian.
2) Manajemen pendidikan satu provinsi, yaitu manajemen pendidikan
yang meliputi wilayah kerja satu propinsi yang pelaksanaannya
dibantu lebih lanjut oleh petugas manajemen pendidikan di
kabupaten dan kecamatan.
3) Manajemen pendidikan satu kabupaten/kota, yaitu manajemen
pendidikan yang meliputi wilayah kerja satu kabupaten/kota,
meliputi semua urusan pendidikan memuat jenjang dan jenis.
4) Manajemen pendidikan satu unit kerja. Pengertian dalam
manajemen unit ini lebih dititik beratkan pada satu unit kerja yang
langsung menangani pekerjaan mendidik misalnya; sekolah, pusat
latihan, pusat pendidikan, dan kursus-kursus.
5) Manajemen kelas, sebagai suatu kesatuan kegiatan terkecil dalam
usaha pendidikan yang justru merupakan “dapur inti” dari selurih
jenis manajemen pendidikan.
b. Ruang lingkup menurut objek garapan
Yang dimaksud dengan objek garapan manajemen pendidikan dalam
uraian ini adalah semua jenis kegiatan manajemen yang secara
langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan mendidik.
Sebagai titik pusat pandangan adalah kegiatan mendidik di sekolah.
Namun karena kegiatan disekolah tersebut tidak dapat dipisahkan dari
jalur-jalur lingkungan formal maupun non-formal, maka tentu juga
dibahas lingkup sistem pendidikan sampai ke tingkat pusat.
Ditinjau dari objek garapan manajemen pendidikan, dengan titik tolak
pada kegiatan “dapur inti” yaitu kegiatan belajar-mengajar di kelas,
maka sekurang-kurangnya ada 8 obyek garapan, yaitu:
1) Manjemen siswa
2) Manajemen personil sekolah
3) Manajemen kurikulum
4) Manajemen sarana atau material
5) Manajemen tatalaksana pendidikan
6) Manajemen pembiayaan
7) Manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi
pendidikan
8) Manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan
c. Ruang lingkup menurut fungsi atau urutan kegiatan
Adapun fungsi manajemen atau pengelolaan ini adalah:
1) Merencanakan
2) Mengorganisasikan
3) Mengarahkan
4) Mengkoordinasikan
5) Mengkomunikasikan
6) Mengawasi atau mengevaluasi
d. Ruang lingkup menurut pelaksana
Banyak orang mengira bahwa bertanggungjawab melaksanakan
manajemen pendidikan hanyalah kepala sekolah dan staf tata usaha.
Pandangan seperti itu keliru. Manajemen adalah suatu kegiatan yang
sifatnya melayani. Dalam kegiatan belajar mengajar, manajemen
berfungsi untuk melancarkan jalannya proses tersebut, atau membantu
terlaksananya kegiatan mencapai tujuan agar diperoleh hasil yang
efektif dan efisien.
Dalam lingkungan kelas, guru adalah administrator. Guru harus
melaksakan kegiatan manajemen. Di lingkungan sekolah, kepala
sekolah adalah administrator. Dengan pengertian bahwa manjemen
adalah pengelolaan, manjemen, maka kepala sekolah bertindak sebagai
manajer di sekolah yang dipimpinnya.
Selain para administrator di sekolah, masih ada lagi pelaksana
manjemen pendidikan yaitu orang-orang yang bekerja di kanto-kantor
pendidikan dan pusat-pusat latihan atau di kursus-kursus mempunyai
peranan dan tugas seperti pelaksana di sekolah.

Referensi:
Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan.
Yogyakarta: Aditya Media.

3. Jenis/pendekatan penelitian menurut para ahli


Arikunto (2010) merinci ragam atau jenis penelitian menurut berbagai
kategorinya itu sebagai berikut:
a. Penelitian Ditinjau dari Tujuan
Penelitian ditinjau dari tujuan meliputi penelitian eksplanatif,
penelitian pengembangan dan penelitian verifikasi.
b. Penelitian Ditinjau dari Pendekatan
Penelitian ditinjau dari pendekatan meliputi pendekatan longitudinal
(pendekatan bujur) dan pendekatan cross section (pendekatan silang).
Penelitian dengan pendekatan longitudinal (pendekatan bujur) adalah
penelitian yang meneliti perkembangan sesuatu aspek atau sesuatu hal
dalam seluruh periode waktu, atau tahapan perkembangan yang cukup
panjang. Penelitian dengan pendekatan cross section adalah penelitian
dalam satu tahapan atau satu periode waktu, hanya meneliti
perkembangan dalam tahapan-tahapan tertentu saja. Contoh penelitian
dengan pendekatan longitudinal adalah perkembangan kemampuan
berbicara sejak bayi sampai dengan usia delapan tahun, sedangkan
contoh penelitian dengan pendekatan cross section adalah
perkembangan kemampuan berbicara masa bayi.
c. Penelitian Ditinjau dari Bidang Ilmu
Penelitian ditinjau dari bidang ilmu disesuaikan dengan jenis
spesialisasi dan interest. Ragam penelitian ini antara lain penelitian di
bidang pendidikan, kedokteran, perbankan, keolahragaan, ruang
angkasa, pertanian, dan sebagainya.
d. Penelitian Ditinjau dari Tempatnya
Penelitian ditinjau dari tempatnya meliputi penelitian di laboraturium,
penelitian di perpustakaan dan penelitian di lapangan (kancah).
e. Penelitian Ditinjau dari Hadirnya Variabel
Penelitian ditinjau dari hadirnya variabel meliputi penelitian variabel
masa lalu, sekarang dan penelitian variabel masa yang akan datang.
Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/menggambarkan
variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian
deskriptif. Penelitian yang dilakukan terhadap variabel masa yang akan
datang adalah penelitian eksperimen.
f. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Penelitian kuantitatif menekankan pada fenomena-fenomena objektif
dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain
penelitian kuantitatif menurut Sukmadinata (2009) dilakukan dengan
menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan
percobaan terkontrol. Metode penelitian yang tergolong ke dalam
penelitian kuantitatif bersifat noneksperimental adalah deskriptif,
survai, expostfacto, komparatif, korelasional.

Referensi:
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.

4. Desain penelitian menurut para ahli


Desain penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi untuk
mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai
pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Alsa,
2003). Hal senada juga dinyatakan oleh Arikunto. Menurut Arikunto (2010)
desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun
serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan
tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, tanpa desain yang benar
seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena
yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.
Sukardi, membahas desain penelitian berdasarkan definisi secara
luas dan sempit. Secara luas, desain penelitian adalah semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam konteks
ini komponen desain dapat mencakup semua struktur penelitian yang
diawali sejak ditemukannya ide sampai diperoleh hasil penelitian (Buse,
dkk, 2005). Sedang dalam arti sempit, desain penelitian merupakan
penggambaran secara jelas tentang hubungan antara variabel,
pengumpulan data, dan analisis data, sehingga dengan desain yang baik
peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran
tentang bagaimana keterkaitan antar variabel, bagaimana mengukurnya
(Sukardi, 2009).

Tipe-tipe desain penelitian tersebut, ialah


a. Casual Comperative Research disebut juga dengan penelitian sebab
akibat merupakan salah satu ide berpikir ilmiah untuk menyusun suatu
riset metodologi.
b. Riset Experimental. Untuk menggambarkan riset eksperimental bisa
dilakukan pada dua kelompok dimana kelompok satu disebut kontrol
tanpa diberi perlakukan apapun sedangkan pada kelompok ke dua
diberikan perlakuan (treatment).
c. Ethnographic Research (Penelitian etnografi) adalah penelitian yang
memfokuskan diri pada budaya dari sekelompok orang. Umumnya
penelitian etnografi meneliti tentang budaya secara umum. Penelitian
ini lebih terfokus pada organisasi yang mendefenisikan grup of people.
d. Historical Research dilakukan dengan membaca buku-buku dan
literatur serta mengikuti pola dari literatur maupun buku yang kita
baca. Penelitian ini memerlukan history atau sejarah awal pertama
terbentuknya topik yang ingin kita cari. Pada umumnya history atau
sejarah tersebut tidak terekam sifatnya tidak autentik.
e. Action Research merupakan penelitian yang berfokus langsung pada
tindakan sosial.
f. Survey Research (Penelitian survey) termasuk ke dalam penelitian yang
bersifat kuantitatif untuk meneliti perilaku suatu individu atau
kelompok. Pada umumnya penelitian survei menggunakan kuesioner
sebagai alat pengambil data. Penelitian survei adalah penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
g. Correlation Research dialakukan untuk melihat hubungan diantara dua
variable. Korelasi tidak menjamin adanya kausaliti (hubungan sebab
akibat), tetapi kausaliti menjamin adanya korelasi.

Referensi:
Siyoto, Sandu dan M. Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: Literasi Media Publishing.

Anda mungkin juga menyukai