Anda di halaman 1dari 4

Nama : Syamsiah

Nim : B1032181026

Makul : Manajemen Keuangan Lanjutan

Tugas ke 10

Mencari 10 emiten saham ( beserta profilnya) yang rutin membayar dividen setiap tahun
kepada pemegang saham dan jumlah presentase nilai dividin per lembar saham dibandingkan
dengan harga sahamnya.

1. BMRI ( Bank Mandiri Tbk)

Bidang usaha PT Bank Mandiri (persero) Tbk. adalah perbankan dengan konglomerasi
keuangan mulai dari pembiayaan hingga asuransi. Bank yang sebagian besar sahamnya milik
pemerintah itu dikenal kuat untuk segmen korporasi. Dalam 5 tahun terakhir, Bank Mandiri
selalu rutin membagikan dividen.Perincian dividen Bank Mandiri dalam 5 tahun terakhir
adalah pada 2016 sebesar Rp 261,44, dividen sebesar Rp 266,26 (2017), Rp 199,02 (2018),
Rp 241 (2019), dan dividen 2020 sebesar Rp 353,34

2. BBRI ( Bank Rakyat Indonesia Tbk. )

Bidang usaha PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. adalah konglomerasi perbankan
dengan segmen utama nasabah mikro, kecil dan menengah. Bank milik pemerintah ini juga
menjadi perusahaan dengan aset terbesar di Tanah Air. Besaing ketat dengan Bank Mandiri.
Dalam 5 tahun terakhir, emiten dengan ticker saham BBRI ini rutin membagi dividen dengan
sejarah pembayaran dividen Rp 311,66 pada 2016, dividen Rp 428 (2017), Rp 106 (2018),
Rp 132 (2019), dan Rp 168 (2020).
3. PT Semen Indonesia Tbk

Bidang usaha PT Semen Indonesia (persero) Tbk. adalah holding perusahaan semen milik negara
sekaligus operator untuk Semen Gresik.

Sebagai perusahaan negara yang sehat, SMGR rutin membagikan dividen dalam 5 tahun terakhir
dengan perincian Rp 304,9 (dividen 2016), selanjutnya besaran dividen yang dibayarkan SMGR
sebesar Rp 304,9 (2017), Rp 135,83 (2018), Rp 207,64 (2019) dan dividen dari SMGR sebesar
Rp 40,33 pada 2020.

4. PT Bukit Asam Tbk

Bidang usaha PT Bukit Asam (persero) Tbk. adalah penambangan batu bara. Badan usaha milik
negara (BUMN) dalam holding Mind Id ini rutin membagi dividen dalam 5 tahun terakhir
dengan perincian dividen Rp 289,7 (2016), Rp 285,5 (2017), Rp 318,52 (2018), Rp 339,63
(2019) dan dividen Rp 326,46 (2020).

5. BBCA ( Bank Central Asia Tbk)

Bidang usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) adalah konglomerasi perbankan di bawah
kendali Grup Djarum. Dalam sejarah dividennya, BCA relatif memberi sangat mini
dibandingkan harga sahamnya. Dividen yield terakhir dari BBCA adalah 0,28 persen. Meski
begitu, perusahaan rutin membagi dividen 2 kali setahun. Dalam 5 tahun terakhir nilai dividen
perusahaan adalah Rp 105 & 70 (2016), dividen Rp 130 & Rp 80 (2017), dividen Rp 175 dan Rp
85 (2018), Rp 255 & 100 (2019) dan dividen Rp 455 & Rp 98 (2020).

6. SMCB ( Solusi Bangun Indonesia Tbk )

Bidang usaha PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) adalah pabrik semen. Emiten ini
merupakan anak usaha baru dari Semen Indonesia (SMGR) setelah membelinya dari Holcim
pada 2019. Emiten yang mulanya bernama PT Semen Tjibinong itu sempat dikendalikan oleh
keluarga Prabowo Subianto melalui adiknya Hashim Djojohadikusumo dengan Grup Tirta Mas.
SMCB juga emiten pertama yang mencatatkan sahamnya saat reaktivasi Bursa Efek Jakarta.
Dalam 5 tahun terakhir, di bawah kendali Holcim, emiten yang dulu dikenal merek produk
Semen Kujang itu sangat jarang memberi dividen. Tercatat hanya 1 kali terjadi pembayaran
dividen dengan nilai minim yakni pada 2016 sebesar Rp 15. Sedangkan setelah diambil SMGR,
SMCB membagi dividen sebesar Rp 3,6 (2020)

7. SDRA ( Bank Woori Saudara Indonesia Tbk )

Bidang usaha PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. (SDRA) adalah perbankan. Bank ini
mulanya dikendalikan oleh konglomerat Arifin Panigoro pemilik grup Medco. Meski begitu, saat
ini bank ini dikendalikan sepenuhnya oleh Bank asal Korea Selatan, Bank Woori (kepemilikan
saham 79,88 persen). Sedangkan saham Arifin sendiri susut menjadi 9,6 persen.

Dalam 5 tahun terakhir, SDRA rutin membagi dividen dengan perincian dividen Rp 8 pada 2016,
Rp10,5 (dividen 2017), Rp 15 (2018), Rp 15 (2019) dan Rp 13 (dividen 2020).

8. ANTM ( Aneka Tambang Tbk)

Bidang usaha PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) adalah penambangan emas, nikel dan bauksit.
Selain itu, perusahaan juga memproduksi aneka bahan tambang lain hingga tembaga. Meski
begitu, pendapatan terbesar ANTM berasal dari bisnis emas terintegrasi. Emas Antam menjadi
jaminan kemurnian logam kuning itu di Tanah Air.
Sebagai perusahaan negara, ANTM tak selalu rutin membagikan dividen dalam 5 tahun terakhir.
tercatat ANTM baru memberi dividen pada investornya sebesar Rp 1,99 pada 2018, Rp 12,74
(2019) dan Rp 2,82 pada 2020.

9. BBTN ( bank Tabungan Negara Tbk)

Bidang usaha PT Bank Tabungan Negara 9persero) Tbk. (BBTN) adalah perbankan dengan
fokus utama penyediaan KPR dan ragam pembiayaan properti. Bank yang sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh pemerintah RI itu memiliki riwayat selalu membagikan dividen tiap
tahun. secara berurutan besaran dividen BTN per lembar saham dalam 5 tahun terakhir adalah
Rp 34,95 pada 2016, Rp 49,45 (2017), Rp 57,17 (2018), Rp53,02 (2019) dan Rp 1,97 (2020).

10. BBYB ( Bank Neo Commerce Tbk)


Bidang usaha PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) adalah perbankan. Awalnya, bank ini
fokus pada bidang usaha pembiayaan untuk pensiunan dan kredit bagi kalangan ASN militer.
Meski begitu, grup Alibaba melalui anak usahanya Akulaku baru saja mengambil alih kendali
bank ini dan mendorong menjadikan bank digital. Meski begitu, konsep bank digital sendiri
masih belum final karena aturannya masih dikonsep oleh Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa
Keuangan.

Dalam sejarahnya atas dividen, saat dikendalikan Gazco Grup dan Asabri, kebijakan dividen
BBYB adalah selang seling yakni Rp 1,48 pada 2016, selanjutnya dividen Rp 1,1 di 2018.
Sedangkan pada 2020, dividen dari BBYB adalah Rp 0,24.

Anda mungkin juga menyukai