Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN 4

PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAA
N

Demokrasi di Indonesia

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

05
Ekonomi dan Bisnis Manajemen U001700007 Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc

Abstract Kompetensi
Pembahasan Demokrasi: Antara Teori Setelah perkuliahan ini mahasiswa
dan Pelaksanaanya di Indonesia diharapan dapat memahami dan
melingkupi: menganalisis Demokrasi: Antara Teori
dan Pelaksanaanya di Indonesia
1. Pengantar: Arti, Makna, dan
Manfaat Demokrasi
2. Nilai-nilai Demokrasi
3. Prinsip dan parameter Demokrasi
4. Jenis-jenis Demokrasi
5. Pelaksanaan Demokrasi di
Indonesia
6. Mengembangkan Sikap Demokrasi
Demokrasi di Indonesia

A. Pengantar: Arti, Makna dan Manfaat Demokrasi

Pada saat ini banyak dibahas tentang pemilihan langsung kepala daerah (Pilkada) dan
pemilihan presiden (Pilpres), dimana rakyat dapat menyampaikan aspirasi atau suaranya
secara langsung dalam memilih pimpinan daerah yaitu gubernur, bupati/walikota, dan
presiden. Pilihan terhadap pimpinan daerah dan negara tersebut dilangsungkan dengan
suasanan LUBER (langsung, umum, bebas, dan rahasia). Fenomena, di mana rakyat
memilih langsung pimpinan pemerintahan ini dikenal dengan istilah “demokrasi‟.

Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, kratos berati
pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang
rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan.

Di dalam The Advanced Learner’s Dictionary of Current English (Hornby, dkk: 261)
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan democracy adalah:

“(1) country with principles of government in which all adult citizens share through
their ellected representatives; (2) country with government which encourages and
allows rights of citizenship such as freedom of speech, religion, opinion, and
association, the assertion of rule of law, majority rule, accompained by respect for
the rights of minorities. (3) society in which there is treatment of each other by
citizens as equals”

Dari kutipan pengertian tersebut tampak bahwa kata demokrasi merujuk kepada konsep
kehidupan negara atau masyarakat, di mana warga negara dewasa turut berpartisipasi
dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih melaui pemilu. Pemerintah di negara
demokrasi juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat,
berserikat setiap warga negara, menegakkan rule of law, adanya pemerintahan mayoritas
yang menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat yang warga negaranya
saling memberi peluang yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

2021 Pendidikan Kewarganegaraan


2 Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Manfaat Demokrasi

Kehidupan masyarakat yang demokrastis, di amana kekuasaan negara berada di tangan


rakyat dan dilakukan dengan sistem perwakilan, dan adanya peran aktif masyarakat dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan bangsa, negara, dan masyarakat.

Manfaat demokrasi di antaranya adalah sebagai berikut:


1. Kesetaraan sebagai Warga Negara
2. Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan Umum
3. Pluralitas dan Kompromi
4. Menjamin Hak-hak Dasar
5. Pembauran Kehidupan Sosial

B. Nilai-Nilai Demokrasi

Kehidupan demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Demokrasi memerlukan usaha nyata
setiap warga negara dan perangkat pendukungnya dan dijadikannya demokrasi sebagai
pandangan hidup (way of life) dalam kehidupan benegara.

Sebuah pemerintahan yang baik dapat tumbuh dan stabil bila masyarakat pada umumnya
punya sikap positif dan proaktif terhadap norma-norma dasar demokrasi. Oleh sebab itu,
harus ada keyakinan yang luas di masyarakat bahwa demokrasi adalah sistem
pemerintahan yang terbaik dibanding dengan sistem lainnya. Untuk menumbuhkan
keyakinan akan baiknya sistem demokrasi, maka harus ada pola perilaku yang menjadi
tuntutan atau norma/ nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dari
demokrasi membutuhkan hal-hal berikut:

1. Kesadaran akan pluralitas. Masyarakat yang hidup demokratis harus menjaga


keberagaman yang ada di masyarakat. Demokrasi menjamin keseimbangan hak
dan kewajiban setiap warga negara.

2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat. Pengambilan keputusan didasarkan pada
prinsip musyawarah mufakat, dan memerhatikan kepentingan masyarakat pada
umumnya.

2021 Pendidikan Kewarganegaraan


3 Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Demokrasi membutuhkan kerja sama antarwarga masyarakat dan sikap serta itikad
baik. Masyarakat yang terkotak-kotak dan penuh curiga kepada masyarakat
lainnyamengakibatkan demokrasi tidak berjalan dengan baik.

4. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Semangat demokrasi menuntut


kesediaan masyarakat untuk memberikan kritik yang membangun, disampaikan
dengan cara yang sopan dan bertanggung jawab untuk kemungkinan menerima
bentuk-bentuk tertentu.

5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral. Demokrasi mewajibkan adanya


keyakinan bahwa cara mencapai kemenangan haruslah sejalan dengan tujuan dan
berdasarkan moral serta tidak menghalalkan segala cara.

C. Prinsip dan Parameter Demokrasi

Suatu negara atau pemerintahan dikatakan demokratis apabila dalam sistem


pemerintahannya mewujudkan prinsip-prinsip demokrasi. Menurut Robert A. Dahl terdapat 7
(tujuh) prinsip demokrasi yang harus ada dalam sistem pemerinahan, yaitu:

1. Adanya kontrol atau kendali atas keputusan pemerintahan.


Pemerintah dalam hal ini Presiden, Kabinet, dan Pemerintah Daerah bertugas
melaksanakan pemerintah berdasar mandat yang diperoleh dari pemilu. Namun
demikian, dalam melaksanakan pemerintahan, pemerintah dikontrol oleh lembaga
legislatif yaitu DPR dan DPRD.

2. Adanya pemilihan yang teliti dan jujur.


Demokrasi dapat berjalan dengan baik apabila adanya partisipasi aktif dari warga
negara dan partisipasi tersebut dilakukan dengan teliti dan jujur.

3. Adanya hak memilih dan dipilih.


Demokrasi berjalan apabila setiap warga negara mendapatkan hak pilih dan dipilih.
Hak memilih untuk memberikan hak pengawasan rakyat terhadap pemerintahan.
Hak dipilih memberikan kesempatan kepada setiap warga negara yang mempunyai
kemampuan dan kemauan serta memenuhi persyaratan untuk dipilih dalam
menjalankan amanat dari warga pemilihnya.

2021 Pendidikan Kewarganegaraan


4 Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman.
Demokrasi membutuhkan kebebasan dalam menyampaikan pendapat, berserikat
dengan rasa aman. Jika tidak, maka saluran aspirasi akan tersendat, dan
pembangunan tidak akan berjalan dengan baik.

5. Adanya kebebasan mengakses informasi.


Demokrasi membutuhkan informasi yang akurat. Untuk itu, setiap warga negara
harus mendapatkan akses informasi yang memadai. Keputusan pemerintah harus
disosialisasikan dan mendapat persetujuan DPR. Di isisi lain DPR dan rakyat dapat
juga mencari informasi, sehingga antara pemerintah dan DPR mempunyai informasi
yang akurat dan benar.

6. Adanya kebebasan berserikat yang terbuka.


Kebebasan untuk berserikat ini memberikan dorongan bagi warga negara yang
merasa lemah dan untuk memperkuatnya membutuhkan teman atau kelompok
dalam bentuk serikat. Adanya serikat pekerja, terbukanya sistem politik
memungkinkan rakyat memberikan aspirasi secara terbuka dan lebih baik.

D. Jenis-Jenis Demokrasi

Terdapat beberapa jenis Demokrasi yang disebabkan perkembangan dalam pelaksanannya


di berbagai kondisi dan tempat.

1. Demokrasi Berdasarkan Cara Menyampaikan Pendapat

a) Demokrasi langsung
Dalam demokrasi langsung rakyat diikutsertakan dalam proses pengambilan
keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintah.

b) Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan

2021 Pendidikan Kewarganegaraan


5 Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melaui
pemilu. Rakyat memilih wakilnya untuk membuat keputusan politik. Aspirasi rakyat
disalurkan melaui wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.

c) Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung.


Demokrasi ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dengan demokrasi
perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk di dalam lembaga perwakilan
rakyat, tetapi wakil rakyat dalam menjalankan tugasnya diawasi rakyat melalui
referendum dan inisiatif rakyat. Demokrasi seperti ini antara lain dijalankan di Swiss.

Referendum adalah pemungutan suara untuk mengetahui kehendak rakyat secara


langsung. Referendum diklasifikasikan menjadi tiga:

1) Referendum wajib
Referendum ini dilakukan ketika ada perubahan atau pembentukan norma
penting dan mendasar dalam UUD (konstitusi) atau UU yang sangat politis. Jadi
referendum ini dilaksanakan untuk meminta persetujuan rakyat terhadap hal
yang dianggap sangat penting atau mendasar.

2) Referendum tidak wajib


Referendum ini dilaksanakan jika dalam waktu tertentu setelah rancangan
undang-undang diumumkan, sejumlah rakyat mengusulkan diadakan
referendum. Jika dalam waktu tertentu tidak ada permintaan dari rakyat,
rancangan undang-undang itu dapat menjadi undang-undang yang bersifat tetap.

3) Referendum konsultatif
Referendum ini hanya sebatas meminta persetujuan, karena rakyat tidak
mengerti permasalahannya, pemerintah meminta pertimbangan pada ahli bidang
tertentu yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.

2. Demokrasi Berdasarkan Titik Perhatian atau Prioritas

a. Demokrasi formal
Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang
sama dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi. Individu diberi
kebebasan yang luas, sehingga demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal.

2021 Pendidikan Kewarganegaraan


6 Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Demokrasi material
Demokrasi material memandang manusia mempunyai kesamaan dalam bidang
sosial-ekonomi, sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas.
Demokrasi semacam ini dikembangkan di negara sosialis-komunis.

c. Demokrasi campuran
Demokrasi ini merupakan campuran dari kedua demokrasi tersebut di atas.
Demokrasi ini berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan
menempatkan persamaan derajat dan hak setiap orang.

3. Berdasarkan Prinsip Ideologi

a. Demokrasi liberal
Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur tangan
pemerintah diminimalkan bahkan ditolak. Tindakan sewenang-wenang pemerintah
terhadap warganya dihindari. Pemerintah bertindak atas dasar konstitusi (hukum
dasar).

b. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar


Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan rakyat. Negara yang dibentuk tidak
mengenal perbedaan kelas. Semua warga negara mempunyai persamaan dalam
hukum dan politik.

4. Berdasarkan Wewenang dan Hubungan antar Alat Kelengkapan Negara

a. Demokrasi sistem parlementer


Ciri-ciri pemerintahan parlementer antara lain:
1) DPR lebih kuat daripada pemerintah
2) Kepala pemerintahan/ kepala eksekutif disebut perdana menteri dan
memimpin kabinet dengan sejumlah menteri yang bertanggung jawab kepada
DPR.
3) Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota
parlemen.
4) Kedudukan kepala negara terpisah dari kepala pemerintahan, biasanya
hanya berfungsi sebagai simbol negara. Tugasnya sebagian besar bersifat
seremonial, seperti melantik kabinet dan duta besar sebagai Panglima
Tertinggi Angkatan Bersenjata (kehormatan).

2021 Pendidikan Kewarganegaraan


7 Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5) Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR (parlemen)
dapat meminta mosi tidak percaya kepada parlemen untuk membubarkan
pemerintahan. Jika mayoritas anggota parlemen menyetujui, maka
pemerintah bubar, sehingga kendali pemerintah dipegang oleh pemerintahan
sementara sampai terbentuk pemerintahan baru hasil pemilu.

b. Demokrasi sistem presidensial


Ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan sistem presidensial adalah sebagai
berikut:
1) Negara dikepalai presiden
2) Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih
dari dan oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan.
3) Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri.
4) Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR melainkan kepada presiden.
5) Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga
negara dan tidak dapat saling membubarkan.

E. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

Ada 4 (empat) macam demokrasi yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan
kita, yaitu :

1. Demokrasi Parlementer (Liberal)

Demokrasi parlementer di pemerintahan kita telah dipraktikkan pada masa berlakunya UUD
1945 periode pertama (1945-1949) kemudian dilanjutkan pada masa berlakunya Republik
Indonesia Serikat (RIS) 1949 dan UUDS 1950. pelaksanaan Demokrasi Parlementer
tersebut secara yuridis resmi berakhir pada tanggal 5 juli 1959 bersamaan dengan
pemberlakuan kembali UUD 1945.

Pada masa berlakunya Demokrasi Parlementer (1945-1959), kehidupan politik dan


pemerintahan tidak stabil, sehingga program dari suatu pemerintahan tidak dapat
dilaksanakan dengan baik dan berkesinambungan. Salah satu penyebab ketidakstabilan
tersebut adalah sering bergantinya pemerintahan yang bertugas sebagai pelaksana
pemerintahan. Mengapa dalam sistem pemerintahan parlementer, pemerintah sering

2021 Pendidikan Kewarganegaraan


8 Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
diganti? hal ini terjadi karena dalam negara demokrasi dengan sistem pemerintahan
parlementer, kedudukan negara berada dibawah DPR dan keberadaannya sangat
tergantung pada dukungan DPR, dan pemerintahan lain adalah timbulnya perbedaan
pendapat yang sangat mendasar di antara partai politik yang ada pada saat itu.

2. Demokrasi Terpimpin

Kegagalan konstituante dalam menetapkan UUD baru, yang diikuti suhu politik yang
memanas dan membahayakan keselamatan bangsa dan negara, maka pada tanggal 5 juli
1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden. Dekrit Presiden dipandang sebagai
usaha untuk mencari jalan keluar dari kemacetan politik melalui pembentukan
kepemimpinan yang kuat. Untuk mencapai hal tersebut, di negara kita saat itu digunakan
Demokrasi Terpimpin.

Mengapa lahir Demokrasi Terpimpin? Demokrasi Terpimpin lahir dari keinsyafan,


kesadaran, dan keyakinan terhadap keburukan yang diakibatkan oleh praktik Demokrasi
Parlementer yang melahirkan terpecahnya masyarakat, baik dalam kehidupan politik
maupun dalam tatanan kehidupan ekonomi.

Secara konsepsional, demokrasi terpimpin memiliki kelebihan yang dapat mengatasi


permasalahan yang dihadapi masyarakat. Hal itu dapat dilihat dari ungkapan Presiden
Soekarno ketika memberikan amanat kepada konstituante tanggal 22 April 1959 tentang
pokok-pokok Demokrasi Terpimpin antara lain :
1) Demokrasi Terpimpin bukanlah diktator
2) Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dan
dasar hidup bangsa Indonesia.
3) Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi di segala soal kenegaraan dan
kemasyarakatan yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan sosial.
4) Inti daripada pimpinan dalam Demokrasi Terpimpin adalah permusyawaratan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
5) Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun
diharuskan dalam Demokrasi Terpimpin.

3. Demokrasi Pancasila pada Era Orde Baru

2021 Pendidikan Kewarganegaraan


9 Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Latar belakang munculnya Demokrasi Pancasila adalah adanya berbagai penyelewengan
dan permasalahan yang dialami bangsa Indonesia pada masa berlakunya Demokrasi
Parlementer dan Demokrasi Terpimpin. Kedua jenis demokrasi itu tidak cocok diterapkan di
Indonesia yang bernapaskan kekeluargaan dan gotong royong. Sejak lahirnya Orde baru,
diberlakukan Demokrasi Pancasila, sampai saat ini. Secara konseptual, Demokrasi
Pancasila masih dianggap dan dirasakan paling cocok diterapkan di Indonesia. Demokrasi
Pancasila bersumberkan pada pola pikir dan tata nilai sosial budaya bangsa Indonesia dan
menghargai hak individu yang tidak terlepas dari kepentingan sosial.

Demokrasi pancasila mengandung arti bahwa dalam menggunakan hak-hak demokrasi


haruslah disertai rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan
martabat dan harkat manusia, haruslah menjamin persatuan dan kesatuan bangsa, dan
harus dimanfaatkan untuk mewujudkan keadilan sosial. Jadi, Demokrasi Pancasila
berpangkal pada kekeluargaan dan gotong royong. Semangat kekeluargaan itu sendiri
sudah lama dianut dan berkembang dalam masyarakat Indonesia, khususnya di masyarakat
pedesaan. Namun dalam praktik demokrasi yang dijalankan pada masa orde baru masih
terdapat berbagai penyimpangan yang tidak sejalan dengan ciri dan prinsip Demokrasi
Pancasila.

Di antara penyimpangan yang dilakukan penguasa Orde Baru, khususnya yang berkaitan
dengan Demokrasi Pancasila, yaitu :
1) Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil
2) Pengekangan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
3) Kekuasaan kehakiman (yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah
anggota PNS Departemen Kehakiman.
4) Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat
5) Sistem kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelah
6) Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme
7) Menteri-menteri dan gubernur diangkat menjadi anggota MPR

4. Demokrasi Langsung pada Era Orde Reformasi

Orde Reformasi ini merupakan konsensus untuk mengadakan demokratisasi dalam segala
bidang kehidupan. Di antara bidang kehidupan yang menjadi sorotan utama untuk
direformasikan adalah bidang politik, ekonomi, dan hukum. Perubahan yang terjadi pada
Orde reformasi ini dilakukan secara bertahap, karena memang reformasi berbeda dengan

2021 Pendidikan Kewarganegaraan


10 Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
revolusi yang berkonotasi perubahan mendasar pada semua komponen dalam suatu sistem
politik yang cenderung menggunakan kekerasan.

Menurut Hutington (Chaedar, 1998), reformasi mengandung arti “perubahan yang mengarah
pada persamaan politik negara, dan ekonomi yang lebih merata, termasuk perluasan basis
partisipasi politik rakyat.” Pada reformasi di negara kita sekarang ini, upaya meningkatkan
partisipasi politik rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
merupakan salah satu sasaran agenda reformasi.

Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap Demokrasi Pancasila.
Perbedaanya terletak pada aturan pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan. Berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan praktik pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa
perubahan pelaksanaan demokrasi pada Orde Reformasi sekarang ini, yaitu :
1) Pemilihan Umum lebih demokratis
2) Partai politik lebih mandiri
3) Pengaturan Hak asasi manusia (HAM)
4) Lembaga demokrasi lebih berfungsi
5) Konsep Trias Politika (3 pilar kekuasaan negara) masing-masing bersifat otonom
penuh.

Tata cara pelaksanaan

Demokrasi Pancasila dilandaskan atas mekanisme konstitusional karena penyelenggaraan


pemerintah negara Republik Indonesia berdasarkan konstitusi. Kegagalan Demokrasi
Pancasila zaman Orde Baru, bukan berasal dari konsep dasar Demokrasi Pancasila,
melainkan lebih kepada praktik atau pelaksanaannya yang mengingkari keberadaan
Demokrasi Pancasila itu.

Kegagalan Demokrasi Pancasila pada zaman Orde Baru membuat banyak penafsiran
mengenai asas demokrasi. Belajar dari pengalaman itu, dalam era reformasi perlu penataan
ulang dan penegasan kembali arah dan tujuan Demokrasi Pancasila, menciptakan
prasarana dan sarana yang diperlukan bagi pelaksanaan Demokrasi Pancasila, membuat
dan menata kembali program-program pembangunan di tengah-tengah berbagai persoalan
yang dialami sekarang ini, dan bagaimana program-program itu dapat menggerakkan
partisipasi seluruh rakyat.

2021 Pendidikan Kewarganegaraan


11 Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan, sekaligus akan merupakan kontrol bagi
pelaksanaan yang lebih efektif, khususnya bagi pemerintah, baik di pusat maupun di daerah,
sehingga dapat mencegah hal-hal yang negatif dalam pembangunan, seperti korupsi dan
penyalahgunaan wewenang. Sebagaimana telah dijelaskan, meski Orde Baru jatuh,
Demokrasi Pancasila tidak ikut jatuh. Hal ini disebabkan karena pemerintah era reformasi
tetap menjalankan pemerintahannya dengan Demokrasi Pancasila.

F. Mengembangkan Sikap Demokrasi

Bangsa Indonesia saat ini pada era Reformasi, sedang belajar menjunjung tinggi nilai-nilai
demokrasi. Untuk mengembangkan sikap demokrasi, maka proses pembelajaran dan
pendidikan akan lebih efektif bila dimulai dari dalam keluarga dan dalam dunia pendidikan
formal. Mengembangkan sikap demokrasi akan lebih baik dimulai dari usia dini untuk
mengawali proses belajar berdemokrasi.

Untuk pembelajaran demokrasi di kampus, maka ada beberapa hal khusus yang perlu
diperhatikan oleh para dosen, yaitu:

1. Menjadikan siswa dan mahasiswa sebagai subjek atau teman dalam proses belajar
atau perkuliahan. Memberikan siswa dan mahasiswa kesempatan untuk
mengungkapkan pendapatnya sendiri dalam menjawab suatu pertanyaan.
2. Sebagai pendidik, sebaiknya belajar untuk berlapang dada dalam menerima kritik
mahasiswa. Usahakan kritik dianggap sesuatu yang wajar terjadi, dan sebagai
koreksi untuk memperbaiki kinerja dosen.
3. Dosen mengembangkan sikap adil, terbuka, konsisten, dan bijaksana dalam
memberikan hukuman kepada mahasiswa yang bersalah.
4. Dosen sebaiknya menghindari mencaci-maki atau memarahi mahasiswa di hadapan
teman-temannya, karena harga diri mereka kan terkoyak.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa adalah sebagai berikut:

1. Aktif mengungkapkan ide, gagasan, dan pikirannya kepada dosen.


2. Mahasiswa mempunyai motivasi agar lebih maju dan dewasa.
3. Mengembangkan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya.
4. Mengembangkan derajat kesehatan sehingga sehat secara jasmani dan rohani.

2021 Pendidikan Kewarganegaraan


12 Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Mengembangkan perasaan sehingga menjadi halus dan bisa memahami orang lain.
6. Mempunyai kemauan untuk belajar untuk mengetahui (to know), untuk melakukan
sesuatu (to do), menjadi diri sendiri (to be), dan untuk hidup bersama (to live
together).
7. Mempunyai kemauan untuk belajar berorganisasi melalui wadah yang ada di sekolah
dan perguruan tinggi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah dalam proses belajar
demokrasi antara lain:

1. Mendidik masyarakat untuk bersikap dewasa.


2. Mendorong sikap ksatria dengan mengakui kekalahan, atau bersikap siap menang
dan siap kalah.
3. Mengembangkan sikap menghargai perbedaan pendapat, perbedaan pendapat
adalah suatu rahmat, dan keputusan bersama adalah pilihan yang terbaik yang
dihasilkan dari suatu kompromi.
4. Menggunakan mekanisme demokrasi untuk mencari titik perbedaan pendapat.
5. Menghilangkan penggunaan tindakan kekerasan dalam menyelesaikan suatu
permasalahan.
6. Mengembangkan sikap yang sensitif dan empati terhadap kepentingan rakyat yang
lebih luas.
7. Mengembangkan kerja sama antaranggota masyarakat dengan pikiran yang logis
dan itikad yang baik.
8. Mengembangkan masyarakat untuk aktif dalam memberikan pengawasan.

Dengan perhatian bersama terhadap hal-hal tersebut di atas, diharapkan proses demokrasi
dapat berjalan dengan baik dan alamiah, sehingga tercipta masyarakat yang bertanggung
jawab.

Daftar Pustaka
2021 Pendidikan Kewarganegaraan
13 Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Srijanti, A. Rahman H.I, Puswanto S.K., 2009. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi : Mengembangkan Etika Berwarga Negara. Edisi 3. Jakarta: Penerbut Salemba
Empat :

1. Beethan, D dan Kevin Boyle. 2000. Demokrasi: 80 Tanya Jawab. Kanisius.

Yogyakarta.

2. Bodenhamer David, J. 2001. Federalism and Democracy. Working Paper. US

Department of State. Washington D.C.

3. Darmodiharjo, dkk. 1991. Santiaji Pancasila (Suatu Tinjauan Filisofis, Historis dan

Yuridis Konstitusional). Usaha Nasional. Surabaya.

4. Herlia Tati. 2004. Fenomena Kultur dan Politik Indonesia. Jurnal Dephan. Jakarta.

5. ICCE UIN. 2003. Pendidikan Kewargaan: Demokrasi, Hak Asasi Manusia,

Masyarakat Madani. UIN dan Prenada Media. Jakarta.

2021 Pendidikan Kewarganegaraan


14 Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai