PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAA
N
Demokrasi di Indonesia
05
Ekonomi dan Bisnis Manajemen U001700007 Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc
Abstract Kompetensi
Pembahasan Demokrasi: Antara Teori Setelah perkuliahan ini mahasiswa
dan Pelaksanaanya di Indonesia diharapan dapat memahami dan
melingkupi: menganalisis Demokrasi: Antara Teori
dan Pelaksanaanya di Indonesia
1. Pengantar: Arti, Makna, dan
Manfaat Demokrasi
2. Nilai-nilai Demokrasi
3. Prinsip dan parameter Demokrasi
4. Jenis-jenis Demokrasi
5. Pelaksanaan Demokrasi di
Indonesia
6. Mengembangkan Sikap Demokrasi
Demokrasi di Indonesia
Pada saat ini banyak dibahas tentang pemilihan langsung kepala daerah (Pilkada) dan
pemilihan presiden (Pilpres), dimana rakyat dapat menyampaikan aspirasi atau suaranya
secara langsung dalam memilih pimpinan daerah yaitu gubernur, bupati/walikota, dan
presiden. Pilihan terhadap pimpinan daerah dan negara tersebut dilangsungkan dengan
suasanan LUBER (langsung, umum, bebas, dan rahasia). Fenomena, di mana rakyat
memilih langsung pimpinan pemerintahan ini dikenal dengan istilah “demokrasi‟.
Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, kratos berati
pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang
rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan.
Di dalam The Advanced Learner’s Dictionary of Current English (Hornby, dkk: 261)
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan democracy adalah:
“(1) country with principles of government in which all adult citizens share through
their ellected representatives; (2) country with government which encourages and
allows rights of citizenship such as freedom of speech, religion, opinion, and
association, the assertion of rule of law, majority rule, accompained by respect for
the rights of minorities. (3) society in which there is treatment of each other by
citizens as equals”
Dari kutipan pengertian tersebut tampak bahwa kata demokrasi merujuk kepada konsep
kehidupan negara atau masyarakat, di mana warga negara dewasa turut berpartisipasi
dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih melaui pemilu. Pemerintah di negara
demokrasi juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat,
berserikat setiap warga negara, menegakkan rule of law, adanya pemerintahan mayoritas
yang menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat yang warga negaranya
saling memberi peluang yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
B. Nilai-Nilai Demokrasi
Kehidupan demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Demokrasi memerlukan usaha nyata
setiap warga negara dan perangkat pendukungnya dan dijadikannya demokrasi sebagai
pandangan hidup (way of life) dalam kehidupan benegara.
Sebuah pemerintahan yang baik dapat tumbuh dan stabil bila masyarakat pada umumnya
punya sikap positif dan proaktif terhadap norma-norma dasar demokrasi. Oleh sebab itu,
harus ada keyakinan yang luas di masyarakat bahwa demokrasi adalah sistem
pemerintahan yang terbaik dibanding dengan sistem lainnya. Untuk menumbuhkan
keyakinan akan baiknya sistem demokrasi, maka harus ada pola perilaku yang menjadi
tuntutan atau norma/ nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dari
demokrasi membutuhkan hal-hal berikut:
2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat. Pengambilan keputusan didasarkan pada
prinsip musyawarah mufakat, dan memerhatikan kepentingan masyarakat pada
umumnya.
D. Jenis-Jenis Demokrasi
a) Demokrasi langsung
Dalam demokrasi langsung rakyat diikutsertakan dalam proses pengambilan
keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintah.
1) Referendum wajib
Referendum ini dilakukan ketika ada perubahan atau pembentukan norma
penting dan mendasar dalam UUD (konstitusi) atau UU yang sangat politis. Jadi
referendum ini dilaksanakan untuk meminta persetujuan rakyat terhadap hal
yang dianggap sangat penting atau mendasar.
3) Referendum konsultatif
Referendum ini hanya sebatas meminta persetujuan, karena rakyat tidak
mengerti permasalahannya, pemerintah meminta pertimbangan pada ahli bidang
tertentu yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.
a. Demokrasi formal
Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang
sama dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi. Individu diberi
kebebasan yang luas, sehingga demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal.
c. Demokrasi campuran
Demokrasi ini merupakan campuran dari kedua demokrasi tersebut di atas.
Demokrasi ini berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan
menempatkan persamaan derajat dan hak setiap orang.
a. Demokrasi liberal
Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur tangan
pemerintah diminimalkan bahkan ditolak. Tindakan sewenang-wenang pemerintah
terhadap warganya dihindari. Pemerintah bertindak atas dasar konstitusi (hukum
dasar).
Ada 4 (empat) macam demokrasi yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan
kita, yaitu :
Demokrasi parlementer di pemerintahan kita telah dipraktikkan pada masa berlakunya UUD
1945 periode pertama (1945-1949) kemudian dilanjutkan pada masa berlakunya Republik
Indonesia Serikat (RIS) 1949 dan UUDS 1950. pelaksanaan Demokrasi Parlementer
tersebut secara yuridis resmi berakhir pada tanggal 5 juli 1959 bersamaan dengan
pemberlakuan kembali UUD 1945.
2. Demokrasi Terpimpin
Kegagalan konstituante dalam menetapkan UUD baru, yang diikuti suhu politik yang
memanas dan membahayakan keselamatan bangsa dan negara, maka pada tanggal 5 juli
1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden. Dekrit Presiden dipandang sebagai
usaha untuk mencari jalan keluar dari kemacetan politik melalui pembentukan
kepemimpinan yang kuat. Untuk mencapai hal tersebut, di negara kita saat itu digunakan
Demokrasi Terpimpin.
Di antara penyimpangan yang dilakukan penguasa Orde Baru, khususnya yang berkaitan
dengan Demokrasi Pancasila, yaitu :
1) Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil
2) Pengekangan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
3) Kekuasaan kehakiman (yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah
anggota PNS Departemen Kehakiman.
4) Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat
5) Sistem kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelah
6) Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme
7) Menteri-menteri dan gubernur diangkat menjadi anggota MPR
Orde Reformasi ini merupakan konsensus untuk mengadakan demokratisasi dalam segala
bidang kehidupan. Di antara bidang kehidupan yang menjadi sorotan utama untuk
direformasikan adalah bidang politik, ekonomi, dan hukum. Perubahan yang terjadi pada
Orde reformasi ini dilakukan secara bertahap, karena memang reformasi berbeda dengan
Menurut Hutington (Chaedar, 1998), reformasi mengandung arti “perubahan yang mengarah
pada persamaan politik negara, dan ekonomi yang lebih merata, termasuk perluasan basis
partisipasi politik rakyat.” Pada reformasi di negara kita sekarang ini, upaya meningkatkan
partisipasi politik rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
merupakan salah satu sasaran agenda reformasi.
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap Demokrasi Pancasila.
Perbedaanya terletak pada aturan pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan. Berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan praktik pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa
perubahan pelaksanaan demokrasi pada Orde Reformasi sekarang ini, yaitu :
1) Pemilihan Umum lebih demokratis
2) Partai politik lebih mandiri
3) Pengaturan Hak asasi manusia (HAM)
4) Lembaga demokrasi lebih berfungsi
5) Konsep Trias Politika (3 pilar kekuasaan negara) masing-masing bersifat otonom
penuh.
Kegagalan Demokrasi Pancasila pada zaman Orde Baru membuat banyak penafsiran
mengenai asas demokrasi. Belajar dari pengalaman itu, dalam era reformasi perlu penataan
ulang dan penegasan kembali arah dan tujuan Demokrasi Pancasila, menciptakan
prasarana dan sarana yang diperlukan bagi pelaksanaan Demokrasi Pancasila, membuat
dan menata kembali program-program pembangunan di tengah-tengah berbagai persoalan
yang dialami sekarang ini, dan bagaimana program-program itu dapat menggerakkan
partisipasi seluruh rakyat.
Bangsa Indonesia saat ini pada era Reformasi, sedang belajar menjunjung tinggi nilai-nilai
demokrasi. Untuk mengembangkan sikap demokrasi, maka proses pembelajaran dan
pendidikan akan lebih efektif bila dimulai dari dalam keluarga dan dalam dunia pendidikan
formal. Mengembangkan sikap demokrasi akan lebih baik dimulai dari usia dini untuk
mengawali proses belajar berdemokrasi.
Untuk pembelajaran demokrasi di kampus, maka ada beberapa hal khusus yang perlu
diperhatikan oleh para dosen, yaitu:
1. Menjadikan siswa dan mahasiswa sebagai subjek atau teman dalam proses belajar
atau perkuliahan. Memberikan siswa dan mahasiswa kesempatan untuk
mengungkapkan pendapatnya sendiri dalam menjawab suatu pertanyaan.
2. Sebagai pendidik, sebaiknya belajar untuk berlapang dada dalam menerima kritik
mahasiswa. Usahakan kritik dianggap sesuatu yang wajar terjadi, dan sebagai
koreksi untuk memperbaiki kinerja dosen.
3. Dosen mengembangkan sikap adil, terbuka, konsisten, dan bijaksana dalam
memberikan hukuman kepada mahasiswa yang bersalah.
4. Dosen sebaiknya menghindari mencaci-maki atau memarahi mahasiswa di hadapan
teman-temannya, karena harga diri mereka kan terkoyak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah dalam proses belajar
demokrasi antara lain:
Dengan perhatian bersama terhadap hal-hal tersebut di atas, diharapkan proses demokrasi
dapat berjalan dengan baik dan alamiah, sehingga tercipta masyarakat yang bertanggung
jawab.
Daftar Pustaka
2021 Pendidikan Kewarganegaraan
13 Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Srijanti, A. Rahman H.I, Puswanto S.K., 2009. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi : Mengembangkan Etika Berwarga Negara. Edisi 3. Jakarta: Penerbut Salemba
Empat :
Yogyakarta.
3. Darmodiharjo, dkk. 1991. Santiaji Pancasila (Suatu Tinjauan Filisofis, Historis dan
4. Herlia Tati. 2004. Fenomena Kultur dan Politik Indonesia. Jurnal Dephan. Jakarta.