Anda di halaman 1dari 4

PENGANTAR EKONOMI

NAMA : ANASTASIA DESI BOKKO

STAMBUK : 2010321056

DOSEN PENGAMPUH : DR. ANDI MATTINGARAU, SE, M.SI

EKONOMI BISNIS DAN ILMU-ILMU SOSIAL

S1 AKUNTANSI

2020/2021
Produk Domestik Bruto,Menghitung PDB,PDB nominal versus riil,batasan
konsep PDB

1.Produk Domestik Bruto

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah atas suatu produksi barang dan
jasa yang mampu dihasilkan negara dalam kurun waktu tertentu. Fungsi dari Produk
Domestik Bruto adalah untuk mengukur perkembangan ekonomi pada suatu negara.
Pada awalnya, PDB dibuat sebagai respon atas adanya depresi besar yang
menghantam perekonomian Amerika Serikat kala itu. Setelah dilakukan berbagai
penelitian oleh ahli ekonomi, akhirnya lembaga riset ekonomi Amerika Serikat
menciptakan cara baru untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara.Pada
saat itu, cara yang diusulkan oleh lembaga tersebut adalah Produk Nasional Bruto
(PNB) atau Gross National Product (GNP). Namun, setelah dilaksanakannya
konferensi Bretton Woods di tahun 1944, metode yang diusulkan untuk mengukur
perekonomian internasional justru PDB.Meskipun AS pada saat itu mengusulkan
alat ukur perekonomian internasional adalah PDB, namun AS sendiri justru lebih
memilih cara PNB, hingga akhirnya diganti menjadi PDB di tahun 1991.

KESIMPULANNYA: Produk Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah atas suatu


produksi barang dan jasa yang mampu dihasilkan negara dalam kurun waktu
tertentu. Fungsi dari Produk Domestik Bruto adalah untuk mengukur perkembangan
ekonomi pada suatu Negara

2.Menghitung PDB

Cara atau rumus untuk menghitung Produk Domestik Bruto (PDB) adalah
PDB=C+I+G+NX, artinya PDB = Produk Domestik Bruto, C = konsumsi rumah
tangga nasional, I = Investasi, G = konsumsi negara, dan NX = Ekspor –
impor.Konsumsi atau C yang terdapat dalam rumus tersebut adalah konsumsi
barang dan jasa yang ada dalam negara. Peningkatan nilai konsumsi bisa diartikan
bahwa adanya kemauan yang tinggi pada masyarakat untuk membelanjakan uang
mereka. Sebaliknya, rendahnya angka konsumsi bisa diindikasikan bahwa negara
tersebut sedang mengalami kondisi yang tidak pasti sehingga mampu menahan
masyarakat untuk membelanjakan uangnya.Investasi atau yang dilambangkan
dengan huruf “I” bisa berupa investasi domestik atau pengeluaran dana modal.
Dunia usaha pada negara yang bersangkutan akan mengeluarkan dananya untuk
mengembangkan bisnis. Sehingga, penyerapan tenaga kerja yang tinggi bisa
terjadi.Belanja negara atau G berarti adanya pengadaan peralatan penunjang
operasional pemerintah, pembangunan infrastruktur, sampai pembayaran gaji aparat
sipil negara. Belanja yang dilakukan oleh negara bersangkutan akan mempengaruhi
nilai PDB.

Nilai PDB juga dipengaruhi dengan perdagangan internasional. Skor NX pada rumus
didapat dari nilai total ekspor yang dikurangi dengan nilai impor. Untuk di Indonesia
sendiri, nilai PDB yang di dapat pada tahun 2018 adalah 1,042 triliun USD, dan pada
tahun 2017 menyentuh angka 1,015 triliun USD.

KESIMPULANNYA: Cara atau rumus untuk menghitung Produk Domestik Bruto


(PDB) adalah PDB=C+I+G+NX, artinya PDB = Produk Domestik Bruto, C =
konsumsi rumah tangga nasional, I = Investasi, G = konsumsi negara, dan NX =
Ekspor – impor.Konsumsi atau C yang terdapat dalam rumus tersebut adalah
konsumsi barang dan jasa yang ada dalam negara.

3.PDB Nominal Versus Riil

Produk Domestik Bruto (PDB) riil digambarkan sebagai nilai moneter dari total
penghasilan yang sudah disesuaikan dengan perubahan harga. Hal tersebut diukur
dengan menggunakan harga konstan. Sehingga, nilainya akan mengabaikan
dampak inflasi atau deflasi pada akhir nilai.Oleh sebab itu, adanya perubahan dari
masa ke masa ini menggambarkan adanya perubahan kuantitas hasil. Dengan
adanya alasan ini, maka persentase perubahan yang ada pada PDB riil, mampu
mengukur perkembangan ekonomi suatu negara.Berbeda dengan PDB nominal, di
dalamnya tidak dilakukan penyesuaian perubahan harga karena memanfaatkan
harga saat ini di dalam rumus perhitungannya, yang selalu meningkat karena inflasi
dan menurun karena deflasi. Untuk itu, nilainya pun tentu akan berubah karena
adanya perubahan kuantitas, harga, atau gabungan antara keduanya. Karena
alasan tersebut, negara tidak menjadikannya sebagai tolak ukur perkembangan
ekonomi.
KESIMPULANNYA; Produk Domestik Bruto (PDB) riil digambarkan sebagai nilai
moneter dari total penghasilan yang sudah disesuaikan dengan perubahan harga.
Hal tersebut diukur dengan menggunakan harga konstan. Sehingga, nilainya akan
mengabaikan dampak inflasi atau deflasi pada akhir nilai.

4.Batasan konsep PDB

PDB Nominal akan menggambarkan nilai ekonomi yang ada pada saat ini.
sehingga, bisa digunakan untuk bahan pertimbangan antar negara. Selain itu, PDB
nominal juga bisa digunakan untuk menghitung kontribusi hasil pada saat ini dari
seluruh sektor pembentukan PDB, seperti perbandingan nilai pada sektor
manufaktur dan pertambangan.Perlu digaris bawahi bahwa dalam membandingkan
nilai ekonomi antar negara, adanya perbedaan mata uang juga menciptakan
perbandingan yang tidak masuk akal. Untuk alasan tersebut, maka negara harus
menggunakan nilai PDB nominal setelah disesuaikan dengan nilai paritas daya beli..

KESIMPULANNYA: PDB Nominal akan menggambarkan nilai ekonomi yang ada


pada saat ini. sehingga, bisa digunakan untuk bahan pertimbangan antar negara.
Selain itu, PDB nominal juga bisa digunakan untuk menghitung kontribusi hasil pada
saat ini dari seluruh sektor pembentukan PDB, seperti perbandingan nilai pada
sektor manufaktur dan pertambangan.

Anda mungkin juga menyukai