Anda di halaman 1dari 5

D.

Peningkatan SDM
1. Latar Belakang
Eksistensi pendidikan vokasi di Indonesia pernah dipandang sebelah mata
oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia pernah menganggap bahwa
peserta didik yang menempuh jalur pendidikan vokasi adalah mereka yang
mengalami kegagalan secara akademis sehingga memilih jalur pendidikan vokasi
sebagai pilihan kedua atau cadangan saja. Akan tetapi pada satu dekade terakhir
ini perkembangan pendidikan vokasi sangat cepat, terbukti dengan adanya
peningkatan jumlah peserta didik baru di bidang vokasi sebesar 158%. Hal
tersebut disebabkan oleh fokus pemerintah terhadap pengembangan pendidikan
vokasi yang merupakan sebuah strategi untuk mengembangkan perekonomian
Indonesia. Pengembangan pendidikan vokasi ini tentunya perlu ditopang dengan
upaya peningkatan kualitas SDM yang dimiliki oleh perguruan tinggi vokasi.
Masyarakat berharap dengan memilih jalur pendidikan vokasi keperawatan, akan
lebih memudahkan peserta didik dalam memperoleh pekerjaan karena sudah
didesain untuk memiliki keterampilan atau skill khusus yang dibutuhkan oleh
Rumah Sakit dan Instansi Pelayanan Kesehatan lainnya. Begitu juga pada prodi
Keperawatan, Politeknik Negeri Subang harus mampu melakukan pengembangan
SDM baik secara kapasitas maupun secara kompetensi, sehingga pendidikan
vokasi keperawatan pada Prodi Keperawatan Politeknik Negeri Subang mampu
memenuhi kompetensi yang dibutuhkan oleh Rumah Sakit maupun Institusi
Pelayanan Kesehatan lainnya.
Oleh karena itu, Prodi Keperawatan Politeknik Negeri Subang perlu
membekali mahasiswa dan lulusan dengan sertifikat kompetensi yang dibutuhkan
oleh rumah sakit maupun penyedia layanan kesehatan lainnya. Tuntutan prasyarat
dunia kerja di bidang kesehatan sebenarnya bukan hal yang baru. Pengalaman
empiris menunjukkan bahwa setifikat kompetensi BTCLS merupakan syarat wajib
bagi lulusan prodi keperawatan untuk dapat bekerja di rumah sakit maupun
Institusi Pelayanan Kesehatan lainnya. Sebagai gambaran, khususnya kecelakaan
lalulintas dan bencana alam saat ini meningkat dari peristiwa gawat darurat
tersebut tidak semua korban meninggal di tempat, tetapi  justru yang terbanyak
meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit atau puskesmas. Hal ini terjadi
karena keterampilan BTCLS ini belum disiapkan secara baik. Untuk
meminimalkan terjadinya kematian akibat kecelakaan atau bencana alam, upaya
pencegahan pasien lebih efektif dilakukan melalui kegiatan kursus atau
pelatihan/program BTCLS yang membantu keterampilan dan pengetahuan tenaga
perawat kesehatan dalam menyikapi peristiwa gawat darurat. Pengetahuan dan
skill yang berhubungan dengan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS)
adalah salah satu prasyarat yang harus dimiliki oleh seorang perawat, baik yang
bekerja di pelayanan kesehatan dalam maupun luar negeri. Dengan
diberlakukannya  Masyarakat Ekonomi Asian (MEA) tahun 2015, BTCLS
menjadi syarat mutlak bagi setiap  pekerja kesehatan khususnya perawat di
berbagai rumah sakit, puskesmas dan perusahaan. 
Menyertakan sertifikat BTCLS sebagai bukti telah mengikuti pelatihan dan
memiliki pengetahuan dan skill dalam bidang tersebut sangat menentukan dalam
penerimaan tenaga kerja. Kondisi tersebut di atas, mendorong Prodi Keperawatan
Politeknik Negeri Subang berencana membuat kebijakan setiap mahasiswa tingkat
terakhir perlu mengikuti pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS).
Selama ini, peserta didik Prodi Keperawatan Politeknik Negeri Subang hanya
mengikuti pelatihan BTCLS yang diselenggarakan oleh pihak ketiga, hal ini
dikarenakan SDM yang dimiliki Prodi tidak memenuhi syarat untuk menjadi
pelatih atau instruktur BTCLS. Selain BTCLS.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka Prodi Keperawatan Politeknik
Negeri Subang perlu mengembangkan kualitas SDM untuk memeroleh sertifikasi
kompetensi pelatih/instruktur BTCLS melalui pelatihan TOT, sehingga peserta
didik dan lulusan dapat mengikuti pelatihan BTCLS dan mendapat sertifikasi di
pelatihan yang diselenggarakan oleh prodi dengan dosen dan tendik yang menjadi
pelatih atau instrukturnya. Selain itu, program pelatihan TOT BTCLS ini berguna
untuk melengkapi kompetensi SDM Prodi Keperawatan Politeknik Negeri Subang
dalam mempersiapkan pengajuan prodi baru yaitu D4 Keperawatan. Prodi
Keperawatan sangat berharap melalui program penguatan pendidikan tinggi
vokasi ini, dosen, PLP, maupun teknisi laboratorium dapat memeroleh sertifikat
kompetensi sebagai pelatih/instruktur BTCLS.
2. Tujuan
Tujuan dari peningkatan SDM Prodi Keperawatan ini adalah untuk
memeroleh sertifikat pelatih/instruktur BTCLS bagi dosen, PLP, maupun teknisi
laboratorium. Hal ini perlu dilakukan agar sertifikasi kompetensi BTCLS peserta
didik dapat tercapai dengan mudah, karena di era sekarang ini sertifikat BTCLS
menjadi prasyarat wajib bagi lulusan keperawatan dalam memasuki dunia kerja.
Sehingga lulusan Prodi Keperawatan dapat diberikan kepercayaan yang tinggi
oleh Rumah Sakit maupun Institusi Pelayanan Kesehatan lainnya. Dengan
tercapainya tujuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan tingkat serapan
lulusan atau outcome dari Prodi Keperawatan Politeknik Negeri Subang.
3. Mekanisme, Rancangan, dan Pelaksanaan Kegiatan

Pemilihan Badan
Pelaksanaan Program
Penyelenggara Pelatihan
Pelatihan TOT BTCLS Evaluasi Program
TOT BTCLS bagi Dosen,
Dosen, PLP, dan Teknisi Pelatihan TOT BTCLS
PLP, dan Teknisi
Laboratorium
Laboratorium

Laporan
Pembuatan Program
Pertanggungjawaban
Keberlanjutan
Program Kegiatan

Gambar. Alur mekanisme aktivitas peningkatan SDM

4. Peran Mitra / Sasaran Mitra


Peran mitra dalam peningkatan SDM Prodi Keperawatan Politeknik Negeri
Subang adalah berpartisipasi dalam mengembangkan kompetensi dosen, PLP,
maupun teknisi laboratorium mengenai BTCLS. Mitra penyelenggara pelatihan
berperan dalam memberikan pelatihan dan memberikan sertifikasi
pelatih/instruktur BTCLS yang diakui Kemenkes RI kepada dosen, PLP, maupun
teknisi laboratorium.
5. Sumber Daya yang Dibutuhkan
Tabel. Sumber Daya yang Dibutuhkan pada Aktivitas Peningkatan SDM
Sumber Pemanfaatan
Aktivitas/ Sub Komponen Perkiraan Dana Penempatan (Sebutkan
Aktivitas Biaya*) Biaya PPPT (lab/ruang) nama MK /
PT Praktek
V
Pelaksanaan Hotel 20.520.000 
pelatihan
TOT/
instruktur Uang Saku 5.850.000 
BTCLS untuk
dosen, PLP, Transport 4.950.000 
dan Teknisi
Labiratorium Biaya
54.000.000 
Pelatihan
Pelaksanaan
Hotel 25.200.000 
pelatihan
BTCLS untuk
dosen, PLP, Uang Saku 7.200.000 
dan Teknisi
Labiratorium Transport 5.400.000 

Biaya
26.874.000 
Pelatihan
Total Biaya 149.994.000
*) Komponen biaya dapat bersumber dari PPPTV atau PT.

6. Indikator Kinerja
Tabel. Indikator Kinerja pada Aktivitas Peningkatan SDM
No Indikator Kinerja Baseline 2020 2021 2022
1 Terlaksananya pelatihan 75% 90% 100%
kompetensi TOT BTCLS
untuk untuk dosen, PLP,
dan Teknisi Labiratorium

7. Indikator Kinerja
Tabel. Jadwal Pelaksanaan pada Aktivitas Peningkatan SDM
Tahun 2021
Juli Agust Sept Okt Nov Des
Pelaksanaan pelatihan BTCLS 
Pelaksanaan pelatihan TOT BTCLS 
8. Keberlajutan

2022
Pelatihan kompetensi
BTCLS untuk dosen,
2021 PLP, dan teknisi
Pelatihan kompetensi laboratorium sebesar
BTCLS untuk dosen, 100% sehingga dapat
PLP, dan teknisi menjadi instruktur
laboratorium sebesar BTCLS untuk
90% mahasiswa.
2020
Pelatihan kompetensi
BTCLS untuk dosen,
PLP, dan teknisi
laboratorium sebesar
75%

Gambar. Keberlanjutan aktivitas peningkatan SDM

Prodi Keperawatan Politeknik Negeri Subang pada tahun 2020 telah mengirimkan
75% dosen, PLP, dan teknisi laboratorium untuk mengikuti pelatihan kompetensi
BTCLS dan TOT BTCLS baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional.
harapannya dengan mendapatkan dana PPPTV dosen, PLP, dan teknisi
laboratorium dapat memeroleh sertifikat BTCLS dan sertifikat TOT BTCLS.
Keberlanjutan akivitas ini pada tahun 2022 yaitu dosen, PLP, dan teknisi
laboratorium 100% mempunyai sertifikat TOT BTCLS dan dapat menjadi
instrutur atau pelatih BTCLS untuk mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai