Teori Ekspektansi menyatakan bahwa orang-orang termotivasi bekerja karena ingin mendapatkan imbalan yang mereka inginkan dan bahwa mereka percaya mekera mempunyai peluang atau harapan (ekspentasi) yang masuk akal untuk meraihnya. e) Teori Keadilan (equity theory) Teori Keadilan adalah perbandingan sosial orang-orang mengevaluasi perlakuan organisasi terhadap mereka dibandingkan dengan perlakuan organisasi terhadap orang-orang lain.
D. Strategi untuk Meningkatkan Kepuasan dan Semangat Kerja
Ada 5 program utama yang dirancang untuk membuat pekerjaan menjadi lebih menarik dan dihargai, yaitu: 1) Teori Reinforcement/Modifikasi Perilaku Teori bahwa perilaku dapat didorong atau dikurangi dengan cara memberikan sarana berupa imbalan dan hukuman. 2) Manajemen Berdasarkan Tujuan (Management By Objectives atau MBO) MBO adalah serangkaian Prosedur yang mencakup manajer dan bawahannya dalam menetapkan sasaran dan mengevaluasi kemajuan. 3) Manajemen Partisitif dan Pemberdayaan Metode meningkatkan kepuasan kerja dengan cara memberi kesempatan kepada karyawan untuk memberi suara dalam manajemen pekerjaannya. 4) Manajemen Tim Metode meningkatkan kepuasan dengan memberikan tanggug jawab membuat keputusan untuk kegiatan-kegiatan kecil tertentu. 5) Pengayaan Pekerjaan dan Perencanaan Ulang Pekerjaan Pengayaan pekerjaan (job enrichment) dan perencanaan ulang pekerjaan (job redesign) dibagi menjadi 5 bagian, yaitu: a) Program-Program Pengayaan Pekerjaan (job enrichment) b) Program Perancangan Ulang Pekerjaan (job redesign) c) Penggabungan Tugas 7
d) Membentuk Tim Kerja Alamiah
e) Membentuk Hubungan dengan Klien
E. Jadwal Kerja yang Dimodifikasi
Jadwal kerja yang dimodifikasi dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: 1) Program-Program Berbagi Pekerjaan (work sharing) Metode peningkatan kepuasan kerja dengan cara memberi kesempatan dua orang atau lebih berbagi pekerjaan purna waktu tunggal. Berbagi pekerjaan umumnya memberikan manfaat bagi karyawan maupun bagi perusahaan tempatnya bekerja. Sebagai contoh, para ,karyawan cenderung lebih menghargai perhatian organisasi terhadap kebutuhan pribadi mereka. Pada saat yang bersamaan, perusahaan dapat menurunkan tingkat perputaran karyawan dan menghemat biaya tunjangan. Dari segi negatifnya, karyawan yang berbagi pekerjaan umumnya menerima tunjangan lebih sedikit dari pada rekan-rekan kerjanya yang bekerja penuh, dan mungkin menjadi golongan yang pertama-tama dipecat terjadi perampingan. 2) Program Waktu Fleksibel (flextime programs) Metode peningkatan kepuasan bekerja dengan mengizinkan para pekerja menyusuaikan jadwal kerja berdasarkan jadwal harian atau migguan. Dalam variasi lainnya, perusahaan juga dapat mengizinkan karyawannya memilih 4,5 atau 6 hari kerja setiap minggunya. Sebagai contoh, beberapa orang mungkin akan memilih hari senin sampai kamis, yang lainnya Selasa sampai Jumat, yang lainnya lagi bekerja hari Senin-Selasa dan Kamis-Jumat serta libur di hari rabu. Dengan bekerja sepuluh jam selama empat hari kerja, para karyawan masih dapat meyelesaikan 40 jam kerja dalam satu minggu. 3) Telecommuting Bentuk dari waktu fleksibel yang mengizinkan orang-orang untuk melakukan beberapa atau semua pekerjaan jauh dari kantor. Kunci Telecommuting adalah teknologi. Tersedianya komputer yang berhubungan lewat jaringan internet, mesin fax, telepon seluler, dan layanan jasa 8
pengantaran barang satu malam memungkinkan banyak professional bekerja
di rumah atau dalam perjalanan. 4) Keuntungan dan Kerugian Jadwal yang Dimodifikasi dan Tempat Kerja Alternatif Waktu fleksibel memberikan lebih banyak kebebasan dalam kehidupan pribadi dan professional para karyawan. Perusahaan juga mendapatkan manfaat melalui berbagai cara. Waktu fleksibel kadang-kadang mempersulit koordinasi karena orang-orang bekerja dengan jadwal yang berbeda. Untuk telecommuting dan kantor dunia maya, walaupun keduanya mungkin merupakan tren masa depan, keduanya bukanlah hal yang dapat diterima setiap orang. Hambatan lainnya dalam menerapkan program telecommuting adalah meyakinkan manajemen bahwa program tersebut akan menguntungkan semua pihak yang terlibat.
F. Gaya Manajerial dan Kepimpinan
Satu komponen penting dari fungsi manajer sebagai pengarah yaitu kepemimpinan, (leadership) adalah proses memotivasi orang lain untuk berusaha mencapai tujuan-tujuan tertentu. Teori-teori kontemporer tentang kepemimpinan berfokus kepada gaya manajerial adalah pola perilaku yang diperlihatkan manajer dalam menghadapi bawahan-bawahannya. Tiga tipe gaya utama ini melibatkan beragam tanggapan terhadap masalah- masalah hubungan manusia,yaitu: 1) Gaya Otokratis (autocratic style) Gaya manajerial dimana manajer biasanya memberikan perintah dan mengharapkan mereka dipatuhi tanpa ragu-ragu. 2) Gaya Demokratis (democratic style) Gaya manajerial dimana manajer biasanya meminta masukan dari bawahan- bawahannya sebelum membuat keputusan,tetapi tetap memegang kekuatan akhir dalam pembuatan keputusan.