Anda di halaman 1dari 26

JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

ANALISIS POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN WILAYAH


PESISIR DALAM MENUNJANG KESEJAHTERAAN NELAYAN
DI DISTRIK MIMIKA BARAT KABUPATEN MIMIKA

Erwin(1), Leonardus Tumuka(2)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jambatan Bulan Timika


Email: stie@stiejb.ac.id

ABSTRACT
This study aim to the determine the potential of fishery
resources in supporting the welfare of fishermen in the Western
district of Mimika, the research method used is descriptive research
method, the research method describes something such as the
state of the situation, events, and others.
Data collection method using observation, interview,
quesioneer and documentation. To know the potential of fishery
resources, the anatlytical instrument used in this research is
situation analysis using SWOT analysis.
The result of this study indicate that the position of fishery
resources in the districk of Western Mimika, lies the opportunity
(quadran) 1? which means this situation is very profitable. The
situation has opportunity and power to be strengthened by taking
advantage of opportunities, but on the other hand the situation of
fishery resources in West Mimika District also faces some internal
constraints/ weakness and external threats.

Keywords: fishery resources, strengths, weaknesses,


opportunities, threats.

PENDAHULUAN pembangunan kelautan dan


Indonesia merupakan perikanan kurang mendapat
negara yang memiliki kawasan perhatian dan diposisikan
pesisir sangat luas, karena sebagai pinggiran dalam
merupakan negara kepulauan pembangunan ekonomi
dengan garis pantai mencapai nasional. Kondisi ini sangat
sepanjang 104.000 km serta memperihatinkan, mengingat
memiliki potensi untuk 70% wilayah Indonesia
pengembangan dan merupakan lautan yang
pemanfaatannya. Menurut mempunyai potensi ekonomi
Apriliani (2014:60), dalam sangat besar, (Apriliani,
mencermati pembangunan 2014:60).
Indonesia selama ini,
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

1
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

Daerah pesisir kesehatan, keamanan, dan


merupakan wilayah yang sebagainya tersedia dan mudah
penting, pada dasarnya daerah dijangkau setiap penduduk
pesisir mempunyai potensi sehingga pada gilirannya
serta sumber daya yang penduduk yang miskin semakin
melimpah, oleh karena itu sedikit jumlahnya. Sebagai
seharusnya masyarakat pesisir sebuah sistem pengelolaan
lebih sejahtera potensi laut, Bidang perikanan
dibandingkandengan dan hasil lainnya dapat
masyarakat lainnya. Namun dijadikan sebagai indikator yang
pada kenyataan masih banyak baik bagi pengelolaan hasil laut.
masyarakat yang tertinggal. Dikarenakan di sektor tersebut
Kehidupan masyarakat pesisir terdapat sumberdaya ikan yang
dan keluarga nelayan belum sangat besar. Sehingga
bisa dikatakan sejahtera perikanan sebagai salah satu
bahkan mereka dilanda SDA yang mempunyai peranan
kemiskinan. Hal ini penting dan strategis dalam
mengakibatkan generasi dari pembangunan perekonomian
mereka yang tidak bisa nasional terutama dalam
mengenyam pendidikan lebih meningkatkan perluasan
tinggi, sehingga anak–anak kesempatan kerja, pemerataan
yang seharusnya belum pendapatan dan peningkatan
memasuki usia angkatan kerja taraf hidup bangsa pada
sudah harus melakukan umumnya, nelayan kecil,
pekerjaan yang membebani pembudidaya ikan kecil dan
mereka untuk menambah pihak-pihak pelaku usaha di
nafkah dalam kerluarga. bidang perikanan dengan tetap
Adanya permasalahan seperti memelihara lingkungan,
ini mengakibatkan kualitas kelestarian dan ketersediaan
sumber daya manusia tetap sumberdaya.
rendah dan juga kemiskinan Hasrat untuk mewujudkan
yang berkelanjutan di kalangan masyarakat yang sejahtera
nelayan atau masyarakat dalam arti sebenarnya adalah
pesisir. (Apriliani, 2014:60). tujuan mulia yang hendak
Menurut Danuri (Adhar dicapai oleh bangsa Indonesia
2012:1), dalam peningkatan termasuk Kabupaten Mimika
kesejahtraan penduduk dapat sebagai subsistem didalam
dilakukan apabila pendapatan Sistem Pemerintah Republik
penduduk mengalami Indonesia, (Adar, 2012:1).
peningkatan yang cukup hingga Potensi perikanan dan hasil-
mampu memenuhi kebutuhan hasil lainnya di wilayah pesisir
dasar kehidupannya. Hal ini di Kabupaten Mimika sangat
dapat diartikan bahwa besar namun hingga kini belum
kebutuhan–kebutuhan pangan, dapat diolah secara optimal
sandang, perumahan,
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

2
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

untuk meningkatkan (pantai, muara, sungai, waduk)


kesejahteraan warga setempat. mengalami peningkatan dari
Produksi perikanan 12,85 ton (1999) hingga 1.925
menurut sub sektor di ton (2014). Sebagaimana
Kabupaten Mimika terus ditunjukkan pada Tabel 1
meningkat terutama sektor berikut:
perikanan perairan umum
Tabel 1
Produksi Perikanan Menurut Sub Sektor di Kab. Mimika, 1999-
2014 (ton)

Sumber : BPS Kabupaten Mimika,2015

Salah satu distrik yang setengah jam lebih menyusuri


memiliki potensi pada sub sungai-sungai yang bercabang
sektor perikanan umum adalah dengan
Distirik Mimika Barat. menggunakan speedboat dari
Distrik Mimika Barat Mapurujaya, Timika. Seperti
terdiri dari tujuh kampung, yaitu: daerah-daerah lainnya
1. Kampung Atapo disepanjang pesisir, Kokonao
2. Kampung Kiyura bisa dicapai dengan transpotasi
3. Kampung Mimika air yang tergantung pada
4. Kampung Migiwia pasang surut air laut
5. Kampung Kokonao (perhitungan air). Jika kita akan
6. Kampung Apuri, dan menempuh melalui jalur udara,
7. Kampung Aparuka. ada pesawat perintis dari
Kokonao merupakan ibu Timika dan kita pun bisa
kota dari Distrik Mimika Barat, mencapai Kokonao dalam
Papua. Untuk mencapainya, waktu 25 menit. Namun,
kita membutuhkan waktu dua
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

3
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

penerbangan ke Kokonao tidak yang dianggap merupakan


setiap hari. suatu kesatuan perkembangan
Distrik Mimika Barat kehidupan baik fisik, sosial
merupakan wilayah pesisir yang maupun ekonomi. Pada
penduduknya sebagian besar umumnya digunakan tiga
bekerja sebagai nelayan. kriteria untuk menetapkan suatu
Sebagai nelayan, masyarakat kesatuan ruang yang disebut
tidak hanya memanfaatkan sebagai daerah, wilayah atau
spesies yang ada di pesisir region, Sukirno (Soetomo,
pantai tetapi juga spesies yang 2010:239). Pengetian pertama
mampu hidup di air payau/ menganggap suatu ruang
muara dan sungai. Untuk disebut sebagai wilayah,
memenuhi kebutuhan sehari- apabila ditempat tersebut
hari, masyarakat di Distrik terdapat kegiatan sosial
Mimika Barat biasanya ekonomi yang sifat-sifatnya
pendapatan yang diperoleh adalah sama. Batas antara
dalam satu hari, hanya wilayah satu dengan yang lain
digunakan satu hari itu saja dan ditentukan pada titik-titik
untuk besok akan mencari lagi. dimana kesamaan sifat-sifat
Pengetahuan akan tersebut sudah mengalami
kesadaran masyarakat di Distrik perubahan. Sifat-sifat yang
Mimika Barat dalam sama tersebut dapat dilihat dari
meningkatkan taraf hidup yang orientasi kegiatan ekonominya,
lebih baik sangat kurang, latar belakang budaya, atau
hingga ada yang menjual kriteria yang lain. Pengertian
bantuan yang diberikan oleh yang kedua beranggapan
pihak-pihak tertentu ke bahwa wilayah adalah suatu
pengusaha untuk membeli ruang yang dikuasai dari satu
kebutuhan sehari-hari atau atau beberapa pusat kegiatan
kebutuhan pokoknya dengan sosial ekonomi tertentu.
berbagai alasan. Pengertian ketiga melakukan
Berdasarkan latar pembagian wilayah dengan
belakang di atas maka penulis menggunakan asas
mengambil judul “Analisis administratif. Dalam pengrtian
Potensi Sumberdaya Perikanan ini wilayah atau daerah adalah
Wilayah Pesisir Dalam suatu ruang yang dibatasi oleh
Menunjang Kesejahteraan batas administrasi tertentu
Nelayan di Distrik Mimika Barat seperti kabupaten, propinsi,
Kabupaten Mimika”. (Soetomo, 2010:239).

Identifikasi Potensi Andalan


TINJAUAN PUSTAKA Daerah
Wilayah Pembangunan pada
Wilayah, pada umumnya dasarnya adalah proses yang
diartikan sebagai suatu ruang bertujuan untuk meningkatkan
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

4
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

taraf hidup atau kesejahteraan andalan daerah apabila


masyarakat. Pada umumnya hanya memberikan manfaat
orang beranggapan bahwa taraf dalam jangka pendek.
hidup dan kesejahteraan Secara ekonomis, potensi
masyarakat berkaitan erat andalan adalah sektor yang
dengan pemenuhan kebutuhan. mempunyai kelanjutan,
Semakin banyak unsur-unsur dengan tingkat pertumbuhan
kebutuhan yang dapat dipenuhi yang semakin meningkat
merupakan indikasi semakin dari waktu ke waktu,
meningkat taraf hidup atau Tjitoherijanto (Soetomo,
kesejahteraan. Atas dasar 2010:297).
pemikiran tersebut, 4. Potensi yang apabila
pembangunan pada dasarnya dikembangkan mempunyai
adalah upaya untuk mata rantai perkembangan
menciptakan semakin banyak yang cukup luas. Dengan
peluang bagi masyarakat guna demikian, pengembangan
memenuhi berbagai potensi andalan ini akan
kebutuhannya. dapat merangsang, memacu
Secara garis besar dapat sektor lain.
digunakan lima kriteria untuk 5. Lebih diprioritaskan pada
menentukan dan memilih potensi yang
potensi andalan tersebut pendayagunaannya tidak
(Soetomo, 2010:296), yaitu: membutuhkan persyaratan
1. Potensi tersebut secara riil yang diluar jangkauan
dan cukup signifikan ada di masyarakat pada umumnya
daerah yang bersangkutan. (Soetomo, 2010:298).
2. Agar betul-betul dapat
menjadi andalan daerah, Konsefsi dan Teori Ekonomi
potensi tersebut tidak saja Kelautan dan Pesisir
mempunyai peluang bagi Colgan dalam Apridar
peningkatan perkembangan dkk ( 2011:7) menyatakan
sosial ekonomi daerah tetapi bahwa perbedaan antara
sebaiknya juga mempunyai ekonomi kelautan dan ekonomi
peluang untuk melibatkan pesisir yaitu ekonomi kelautan
anggota masyarakat daerah didefenisikan sebagai aktivitas
yang bersangkutan dalam ekonomi secara langsung atau
jumlah yang cukup besar, tidak langsung memanfaatkan
terutama dalam berbagai laut (danau besar) sebagai
aktivitas guna meningkatkan infut.Sedangkan, ekonomi
taraf hidup. pesisir mendefenisikan sebagai
3. Potensi tersebut semua aktivitas berlangsung
memberikan daya manfaat diwilayah pesisir.Colgan
dalam jangka panjang. mengatakan bahwa ekonomi
Suatu potensi kurang pesisir merupakan suatu
memenuhi kriteria sebagai pendekatan perluasan ekonomi
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

5
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

geografis.Secara geografis ikan adalah dengan usaha


sebagian besar ekonomi pengelolaan yang efisien yang
kelautan berada diwilayah disadari oleh sistem
pesisir dan sebagian bukan di manajemen yang mantap.
wilayah pesisir umpamanya Dalam pengelolaan tersebut
pembangunan perahu dan haruslah diusahakan
perdagangan makanan laut. sedemikian rupa sehingga
Sedangkan ekonomi pesisir sumberdaya ikan tersebut tidak
terdiri dari semua aktivitas habis dan bahkan dapat
ekonomi di wilayah pesisir, ditingkatkan populasinya, untuk
dimana kesempatan kerja memenuhi kebutuhan
penuh, upah hingga setiap masyarakat akan sumberdaya
output secara geografis sebagai ikan yang semakin meningkat
ekonomi pesisir. Akibatnya, sejalan dengan meningkatnya
beberapa aktivitas ekonomi jumlah penduduk dan semakin
pesisir merupakan ekonomi tingginya pendapatan.
kelautan.Akan tetapi, ekonomi Adapun tujuan pembangunan
pesisir menyatukan secara luas perikanan menurut Pujiati
dari sekumpulan ekonomi (1999:81), yaitu:
kelautan. 1. Meningkatkan produksi dan
produktifitas
Pembangunan Perikanan 2. Meningkatkan kesejahteraan
Menurut Pujiati (1999:80) petani ikan (nelayan) melalui
sumberdaya ikan merupakan perbaikan pendapatan
sumberdaya alam yang sifatnya 3. Memperluas kesempatan
dapat diperbaharui. Tetapi kerja dan kesempatan
apabila tingkat pengambilannya berusaha
melebihi proses reproduksi 4. Menjaga kelestarian
maka sumberdaya ikan tersebut sumberdaya hayati
menjadi sumberdaya alam yang perikanan
tidak dapat diperbaharui.
Disamping itu sumberdaya ikan Sosio-Agroekosistem Pesisir
merupakan sumberdaya alam Menurut Dahuri dkk
milik bersama atau milik umum (Amanah & Farmayanti,
yang berperan dalam 2014:31) Secara sederhana,
kehidupan manusia untuk wilayah pesisir dapat diartikan
menentukan kebutuhan hidup sebagai wilayah peralihan
baik kebutuhan fisik maupun antara ekosistem laut dan
kebutuhan lainnya seperti daratan. Dikemukakan oleh
keindahan ikan sebagai Dahuri dkk (Amanah &
hiburan. Farmayanti, 2014:31), bahwa
Dengan sifat yang batas wilayah pesisir adalah:
demikian, salah satu usaha 1. Kawasan daratan yang
pokok dalam mempertahankan masih dipengaruhi oleh
dan mengembangkan populasi
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

6
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

proses-proses kelautan, Wilayah pesisir memiliki


seperti pasang surut. karakteristik yang khas, Dahuri
2. Batas terluar hulu dari (Amanah & Farmayanti,
kecamatan dan ke arah laut 2014:32) yang berbeda dengan
sejauh 12 mil dari garis wilayah daratan. Ekosistem
pantai untuk provinsi. pesisir memiliki tiga ciri yang
3. Bergantung pada lebih menantang dibandingkan
permasalahan yang menjadi dengan pengelolaan pada
fokus pengelolaan wilayah ekosistem di darat maupun di
pesisir (dari sisi laut lepas. Ketiga ciri tersebut
perencanaan). Misal: dalam adalah:
suatu kawasan darat a. Sistem lingkungan yang
terdapat dampak kompleks
pencemaran yang b. Pemanfaatan yang sangat
ditimbulkan memberikan beragam
dampak di kawasan pesisir; c. Kepemilikan
dalam pengelolaan hutan
mangrove, maka yang Karakteristik Masyarakat
disebut pesisir adalah batas Pesisir
terluar bagian hulu kawasan Menurut Sitorus dkk
mangrove. (Amanah & Farmayanti,
Wilayah pesisir 2014:34) masyarakat agraris
merupakan peralihan antara menjadi masyarakat nelayan (di
laut dan daratan, ke arah darat pantai), masyarakat petani
mencakup daerah yang masih sawah (di dataran rendah), dan
terkena pengaruh percikan air masyarakat petani peladang
laut atau pasang surut, dan ke atau petani lahan kering (di
arah laut meliputi daerah dataran tinggi). Di sisi lain,
paparan benua, Beatley, et al. Hanson (Amanah &
(Amanah & Farmayanti, Farmayanti, 2014:34)
2004:32). Pembangunan di menyatakan bahwa masyarakat
wilayah pesisir dan lautan pesisir seringkali memiliki
haruslah mempertimbangkan kesempatan yang lebih rendah
faktor ekosistem dan aspek dalam mengakses pemenuhan
manusia, yang dapat kebutuhan dasarnya seperti
dilaksanakan dengan baik, jika pendidikan, kesehatan, dan
informasi dan data tentang pemenuhan sarana produksi
aspek-aspek wilayah pesisir usahanya, sehingga terkadang
dan lautan, baik fisik (sumber kondisi sosial ekonominya
daya alam dan lingkungan) dan relatif masih rendah (table 2.1).
aspek nonfisik (sosial, ekonomi, Masyarakat pesisir
dan karakteristik budaya terkadang dapat bekerja baik
masyarakat) diketahui dengan sebagai petani maupun
baik. nelayan. Hal ini disebabkan
adanya musim-musim yang
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

7
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

berlangsung di laut. Ada angin yang terjadi. Sebagai suatu


barat maupun timur, kelompok masyarakat.
mempengaruhi pola atau Masyarakat pesisir memiliki ciri-
curahan waktu untuk ciri berikut yaitu manusia yang
menangkap ikan. Saat musim hidup bersama, berinteraksi
ikan sedikit, nelayan beralih dan bekerja sama untuk waktu
menjadi petani untuk yang lama, sadar sebagai suatu
mengelolah sawah, dan pada kesatuan, dan sadar sebagai
musim tertentu, nelayan suatu sistem hidup bersama,
kembali melaut. Hal ini Soekanto (Amanah dan
merupakan pola adaptasi Farmayanti, 2014:35)
nelayan terhadap kondisi iklim
Tabel 2.
Kondisi Spesifik Masyarakat di Pedesaan Pesisir
Tipikal Kondisi spesifik
- Zona alam yang luas dengan luasan area yang dikelola
relatif sempit.
- Asfek fisik lautan menyebabkan produktivitas yang tinggi
dalam kegiatan satu hari pelayaran.
Ekologis/
- Adanya keterbatasan dalam transpotasi laut, pelabuhan
Geografi
atau alternatif untuk memanfaatkan daratan.
- Berhadapan langsung dengan kondisi alam yang berbahaya
seperti angin, arus air, dan berbagai masalah: malaria,
kesulitan air bersih, banjir dan kekeringan, dan badai.
- Pendapatan pada umumnya di bawah standar nasional.
- Kesenjangan pendapatan yang diakibatkan oleh perbedaan
sumberdaya, tipe armada, alat tangkap, dan akses pasar.
- Ketersediaan pasar menyebabkan variasi pendapatan dan
Ekonomik ketidakpastian.
- Lokasi komunitas yang terisolasi membuat biaya tinggi
dalam membangun dan memelihara infrastruktur.
- Penanaman modal agak sulit dilakukan, dan modal berlebih
di beberapa lapisan masyarakat.
- Akses pelayanan sosial terbatas seperti layanan kesehatan
dan pendidikan dibandingkan dengan pedesaan di daratan,
kalaupun ada terkadang tidak sesuai dengan yang
diperlukan.
- Keeratan hubungan dalam masyarakat yang tinggi.
Sosial - Ketergantungan pada hukum positif, umumnya masyarakat
memiliki aturan lokal untuk memanfaatkan sumberdaya
setempat.
- Adanya tindakan kejahatan oleh orang-orang tertentu
berupa pembajakan, pemukulan dan tindakan lain dan
kurang diperhatikan oleh pemerintah.
Sumber: Adaptasi dari Hanson (Amanah & Farmayanti, 2014:36)

Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

8
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

Nelayan sebagai bagian mengorganisasikan sistem


dari masyarakat pesisir yang modern, relatif padat
diartikan sebagai orang yang modal, kontribusi
secara aktif melakukan pendapatan yang lebih tinggi
pekerjaan dalam operasi kepada pemilik dan awak,
penangkapan ikan/binatang air daripada yang didapat oleh
lainnya/ tanaman air. nelayan tradisional, dan
Sedangkan orang yang hanya memproduksi ikan kaleng
membuat jaring atau dan ikan beku yang
mengangkut peralatan ke berorientasi ekspor (Amanah
armada, bukanlah nelayan. & Farmayanti, 2014:39).
Sedangkan juru mesin dan
Anak Buah Kapal yang Kemiskinan dan Kredit
melakukan berbagai kegiatan di Nelayan
kapal penangkapan ikan Kemiskinan alamiah
disebut nelayan, Ditjen timbul sebagai akibat
Perikanan (Amanah & kelangkaan sumberdaya atau
Farmayanti, 2014:37). tingkat perkembangan teknologi
Nelayan dapat dibagi yang sangat rendah. Termasuk
menjadi empat kategori di dalamnya adalah kemiskinan
(Amanah & Farmayanti, akibat jumlah penduduk yang
2014:38), yaitu: meningkat pesat, sedangkan
a. nelayan tradisional yang sumber daya relatif tetap,
bersifat subsisten, (Najib, 2013:20).
b. nelayan yang telah Pandangan Kurtural
menggunakan teknologi melihat kemiskinan dari segi
penangkapan ikan yang budaya. Masyarakat dianggap
lebih maju seperti motor miskin karena budaya mereka
temple atau kapal motor, tidak mendukung keluar dari
beroperesi di wilayah pesisir, masalah kemiskinan. Oscar
dan mulai berorientasi pasar. Lewis (Najib, 2013:21)
ABK tidak bergantung pada melukiskan bahwa pengikut
tenaga kerja keluarga; kebudayaan kemiskinan
c. nelayan komersil, nelayan memiliki sikap malas dan tidak
yang telah berorientasi pada mampu merencanakan masa
profit, teknologi depan yang menyebabkan
penangkapan modern dan masyarakat itu menjadi miskin.
membutuhkan keahlian Masyhuri (Najib, 2013:22)
tersendiri untuk dalam artikel berjudul Ekonomi
mengoperasikannya; dan Nelayan dan Kemiskinan
d. nelayan industri dengan ciri- Nelayan Struktural
ciri menurut Pollnac dalam menyimpulkan bahwa
Amanah & Farmayanti, kemiskinan nelayan lebih
(2014:39) disebabkan oleh struktur
ekonomi nelayan dan bukan
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

9
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

pada sumber daya yang penagkapan ikan bagi nelayan


terbatas. Kemiskinan pada merupakan seni berburu yang
masyarakat nelayan terjadi penuh spekulasi. Artinya, usaha
karena dominasi pemanfaatan berburu menyebabkan
laut oleh sekelompok kecil pendapatan nelayan tidak
pemodal kuat, penguasaan menentu. Dengan demikian,
pasar oleh pedagang dan nelayan tidak pernah
terbatasnya kredit perbankan mempunyai gambaran pasti
bagi nelayan. Perbankan tentang pendapatan yang akan
cenderung ragu-ragu mereka peroleh. Semuanya
menyalurkan kredit pembiayaan serba meraba-raba, tidak pasti
pembiayaan kepada nelayan. dan tidak menentu (Acheson
Penghasilan nelayan yang tidak dalam Nadjib, 2013:53).
pasti, dan pola kerja yang Program pemberdayaan
cenderung beresiko tinggi yang dilakukan oleh pemerintah
merupakan alasan perbankan melalui Kementerian Kelautan
tidak berani memberikan kredit dan perikanan, yaitu
pembiayaan kepada nelayan, Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Pesisir (PEMP).
Program-program Pemerintah Program ini antara lain
Dalam Pemberdayaan bertujuan mengurangi tingkat
Nelayan dan kemiskinan dan kelaparan serta
Permasalahannya meningkatkan akses pendidikan
Secara umum, di pesisir dan peran wanita dalam
dan pantai Indonesia banyak kehidupan. Pengurangan
terdapat kantung-kantung tingkat kemiskinan tersebut
kemiskinan. Semakin panjang antara lain dicapai melalui
garis pantai, semakin banyak berbagai program yang
pula penduduk miskin dilaksanakan oleh departemen
Indonesia, Menurut Solihin teknis. Departemen ini
(Nadjib, 2013) menyatakan merupakan bagian dari
bahwa, secara sosiologis, Program Nasional
karakteristik masyarakat pesisir Pemberdayaan masyarakat
(nelayan) berbeda dengan (PNPM). PEMP diarahkan pada
kelompok masyarakat petani pengembangan sosial budaya
yang ada di daratan pedesaan. masyarakat pesisir, antara lain:
Demikian pula dengan 1. Pemberdayaan perempuan
karakteristik geografis dan pesisir,
sumber daya kedua daerah 2. Pemberdayaan masyarakat
yang juga tidak sama. pesisir melalui peran serta
Perbedaan karakteristik ini lembaga agama/ adat dan
dilatarbelakangi oleh perbedaan generasi nelayan,
perilaku ekonomi yang sangat 3. Membentuk Pusat
kontras antara masyarakat Pemberdayaan dan
nelayan dengan petani. Usaha Pelayanan Masyarakat
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

10
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

Pesisir (P3MP), (Nadjib, merusak lingkungan. Namun


2013:55) demikian, tidak semua daerah
Dalam jangka panjang, berhak menerimah program ini.
program PEMP tetap diarahkan Kriteria pemilihan lokasi
pada peningkatan kemandirian ditentukan oleh pemerintah.
masyrakat pesisir melalui Kriteria pemilihan penerima
pengembangan kemandirian program PEMP:
masyarakat pesisir melalui 1. Desa/kelurahan yang
kegiatan ekonomi, peningkatan memiliki pantai/laut,
kualitas sumberdaya manusia 2. Memiliki sumberdaya
(SDM) sehingga mampu perikanan dan kelautan,
mengelola dan memanfaatkan 3. Memiliki masyarakat pesisir
sumberdaya pesisir dan laut miskin yang relatif banyak,
secara optimal serta 4. Belum pernah menerima
berkelanjutan, dengan tetap program tersebut
menjaga kelestarian sebelumnya.
lingkungan. Selain itu, tetap Sebelum program ini
dilakukan penguatan modal dan dijalankan, dilakukan identifikasi
kelembagaan ekonomi dan seleksi awal terhadap calon
masyarakat pesisir dengan sasaran program, yang diawali
harapan terjalin hubungan oleh sosialisasi di masing-
kemitraan yang lebih baik masing desa dan kecamatan.
dengan pemerintah dan pihak Yang menjadi sasaran adalah
swasta. Adapun prioritas masyarakat pesisir, bakul ikan,
program ini ditujukan pada kelompok nelayan, pengusaha
mereka yang termasuk usia di bidang perikanan dan tokoh
muda dan tergolong miskin, masyarakat. Alur dan
yaitu perempuan pesisir dan mekanisme pelaksanaan dapat
pengolahan usaha yang tidak dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1. Bagan Organisasi Pengelolaan Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)

Sumber: Laporan Tahunan PEMP (Nadjib, 2013:57)


Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

11
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

Keterangan:
KM = Kelompok Masyarakat
DKP = Dinas Kelautan dan Perikanan
LEEP-M3 = Lembaga Ekonomi Perikanan Pesisir Mikro Mitra Mina
TDP = Tenaga Pendamping Desa

Institusi Pendukung Program mengembalikan pinjaman


Pemberdayaan Nelayan tersebut. Namun, di sisi lain
Program pemberdayaan masyarakat nelayan sanggup
tidak mungkin dijalankan sendiri mengembalikan pinjaman dari
oleh pemerintah tanpa kerja kelembagaan informal seperti
sama dengan institusi juragan darat, rentenir, atau
pendukung, terutama dalam hal pedagang pengepul ikan.
mekanisme pengucuran dana. Padahal, bunga pinjaman
Institusi yang turut berperan tersebut relatif lebih tinggi.
dalam pembiayaan tersebut Namun demikian, dana
adalah kelembagaan formal pembiayaan tersebut tetap saja
dan informal. Yang dimaksud lebih diminati karena bersifat
dengan kelembagaan formal lebih fleksibel (dapat diminta
antara lain bank (konvensional kapan saja), tidak
dan syariah), koperasi, dan menggunakan persyaratan
lembaga pembiayaan lain. khusus dan mudah diperoleh.
Sebaliknya, kelembagaan Selain itu, pinjaman juga tidak
informal antara lain para direpotkan dengan cara
juragan darat yang menguasai membayar angsuran. Pelepas
prasarana ikan, rentenir, uang akan datang sendiri untuk
pedagang ikan yang menguasai mengambil angsuran. Sistem
distribusi hasil tangkapan jemput bola ini tentu
nelayan, dan lain-lain. menguntungkan kedua belah
Setiap institusi pihak karena nelayan tidak
pendukung pembiayaan, baik merasa kehilangan waktu
yang bersifat formal maupun istirahat yang relatif singkat.
informal, member dampak yang Pelepas uang pun merasa
berbeda terhadap terjamin bahwa angsurannya
pengembalian pinjaman. akan dibayar, (Nadjib, 2013:60-
Misalnya, pembiayaan yang 62).
berasal dari program
pemberdayaan nelayan sering Presepsi Pemerintah
dianggap sebagai pemberian Terhadap Nelayan
dari pemerintah untuk Pemahamanpemerintah
membantu mereka karena terhadap masyarakat nelayan,
mayoritas nelayan menganggap menurut Dahuri dkk dalam
dirinya sebagai kelompok yang Nadjib (2013:67), adalah
tidak mampu. Oleh karena itu, komunitas masyarakat dengan
mereka tidak merasa
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

12
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

sifat, sitiuasi, dan kondisi mereka kurang bergaul,


sebagai berikut: kekeluargaan lemah, dan
1. Desa pantai umumnya kurang perhatian pada
terisolasi; lembaga-lembaga
2. Sarana pelayanan dasar, masyarakat di desa
termasuk prasarana fisik maupun dalam
masih terbatas; pembangunan desanya;
3. Kondisi lingkungan yang 14. Kegiatan ekonomi
kurang terpelihara; masyarakat umumnya
4. Air bersih dan sanitasi jauh masih tradisional, terbatas
dari cukup; pada satu produk saja,
5. Keadaan perumahan yaitu ikan.
umumnya jauh dari layak Berdasarkan berbagai
huni; karakteristik tersebut maka
6. Keterampilan yang dimiliki usaha pemerintah untuk
penduduk umumnya menginplementasikan kebijakan
terbatas pada masalah pemberdayaan nelayan harus
penangkapan ikan menggunakan konsep yang
sehingga kurang jelas, tidak berorientasi pada
mendukung difersifikasi proyek, harus memperhatikan
kegiatan; kebutuhan masyarakat nelayan
7. Pendapatan penduduk yang paling mendasar serta
rendah; berkesinambungan. Dengan
8. Peralatan melaut yang demikian, pemberdayaan
dimiliki terbatas; nelayan akan lebih cepat
9. Permasalahan modal; terealisasi dengan mengadopsi
10. Waktu dan tenaga yang model yang dirancang
tersita untuk kegiatan berdasarkan kondisi ideal yang
penangkapan ikan cukup diinginkan oleh masyarakat
besar sehingga kurang setempat (Nadjib, 2013;68).
mempunyai kesempatan
mencari usaha tambahan Indikator Peningkatan
maupun memperhatikan Kesejahteraan
keluarga; Untuk mengukur
11. Kurang pengetahuan keberhasilan pengelolaan
tentang pengelolaan sumberdaya kelautan guna
kehidupan ikan maupun meningkatkan kesejahteraan
siklus hidup biota laut; masyarakat dalam rangka
12. Pada umumnya keadaan pembangunan nasional, dapat
lingkungan alam sekitar dilihat dengan indikator
pantai kurang mendukung keberhasilan yang mendukung
usaha pengembangan tercapainya pengelolaan
kegiatan pertanian; sumberdaya kelautan yang
13. Karena kurangnya waktu diharapkan sebagai berikut:
senggang, umumnya
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

13
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

1. Tersedianya sarana dan mampu memberikan nilai


prasarana pendukung, tambah kepada nelayan.
ketersediaan sarana dan 6. Peningkatan taraf hidup
prasarana pendukung dalam nelayan, pengelolaan
pengelolaan kelautan sangat sumberdaya kelautan secara
mutlak diperlukan untuk profesional akan
mewujudkan kemandirian menciptakan nilai tambah
bangsa. pada kehidupan nasional.
2. Meningkatnya kemampuan Jika tingkat pendapatan
SDM pengelola kelautan, nelayan meningkat,
sebagian besar nelayan kesejahteraan meningkat
masih tertinggal dan standar hidup layak
dibandingkan komunitas telah dapat dinikmati oleh
masyarakat lain. Nelayan nelayan, artinya
sering disebut masyarakat pembangunan kelautan kita
termiskin. Salah satu telah berhasil.
sebabnya adalah tingkat 7. Manajemen sumber daya
pendidikan mereka yang perikanan, dalam
masih rendah. manajemen sumber daya
3. Pengembangan pasar, perikanan dikenal beberapa
Indonesia memang telah kebijakan pengaturan
dikenal sebagai salah satu pemanfaatan, di antaranya:
produsen perikanan dunia, larangan penggunaan alat
namun belum termasuk tangkap tidak ramah
dalam kelompok Negara lingkungan, larangan daerah
pengekspor produk penangkapan, larangan
perikanan yang utama. waktu penangkapan,
Artinya, sebagian besar larangan ukuran
produk perikanan tangkap penangkapan minimal
dan perikanan budi daya (misalnya melalui
nasional masih untuk pengaturan mata jaring).
konsumsi dalam negeri. 8. Pengaturan alat tangkap,
4. Prasarana yang pelarangan alat tangkap dan
berkembang, prasarana lain metode penangkapan yang
yang perlu dibangun adalah tidak ramah lingkungan,
pelabuhan-pelabuhan pengaturan mata jaring
pendaratan ikan yang telah minimal, membatasi alat
dilengkapi pengelolah di titik- tangkap dan mendorong
titik strategis pantai produktif pemakaian alat tangkap
di seluruh Indonesia. yang lebih rama lingkungan
5. Efektivitas pengolahan hasil (misalnya pancing ulur,
kelautan, pengelolaan hasil bubu, dsb), standarisasi alat
tangkapan laut harus dapat tangkap.
diolah sebaik mungkin dan 9. Pengembangan industri
kelautan dan perikanan,
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

14
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

perlu diperbanyak (peluang) dan Threat


perusahaan perikanan yang (ancaman). Keempat unsur
mampu menyerap hasil ikan tersebut sangat penting yang
dari pelaku usaha kecil, perlu dibahas untuk dapat
(Puryono, 2016:142). mengetahui kondisi dan
permasalahan yang dihadapi
Pengertian Analisis SWOT oleh suatu daerah atau institusi
Sjafrizal (2014:246) tertentu. Untuk mengatasi
mengemukakan bahwa analisis kesalahan pengertian, keempat
SWOT pada dasarnya unsur SWOT tersebut dapat
merupakan teknik identifikasi pula dikelompokkan atas dua,
berbagai faktor dan unsur yaitu faktor internal dan faktor
penentu pembangunan suatu eksternal. Unsur kekuatan dan
institusi secara sistematis. kelemahan pada dasarnya
Teknik analisis SWOTbertujuan adalah merupakan faktor
untuk melakukan evaluasi internal yang berasal dari dalam
kondisi lingkup kegiatan atau linkup tugas institusi
bersangkutan yang selanjutnya tertentu. Sedangakan unsur
dapat pula digunakan untuk peluang dan ancaman adalah
merumuskan strategi merupakan faktor eksternal
pembangunan institusi yan g yang berasal dari luar daerah
lebih tepat sesuai dengan atau ruang lingkup tugas
kondisi dan potensi institusi tertentu tetapi berpengaruh
bersangkutan. terhadap masa depan institusi
Istilah SWOT adalah tersebut. Unsur-unsur tersebut
merupakan singkatan dari dapat dipertimbangkan pada
empat kata, yaitu: Strenght diagram analisis SWOT seperti
(kekuatan), Weaknesses daiagram 2 berikut:
(kelemahan), Opportunities
Gambar 2. Diagram Analisis SWOT

BERBAGAI PELUANG

3. Strategi Turnaround 1. Strategi Agresif

KELEMAHAN KEKUATAN
INTERNAL INTERNAL

4. Strategi Defensif 2. Strategi Diversifikasi

BERBAGAI ANCAMAN

Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

15
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

RANCANGAN PENELITIAN melalui tanya jawab secara


Metode Penelitian langsung kepada pegawai
Metode penelitian yang Dinas Perikanan Kabupaten
digunakan adalah metode Mimika, nelayan lokal,
deskriptif. Penelitian Deskriptif distributor ikan di Distrik
adalah penelitian yang Mimika Barat sebagai
dilakukan untuk mengetahui sumber data.
nilai variabel mandiri, baik satu 3. Kuesioner adalah teknik
variabel ataupun lebih tanpa yang digunakan untuk
membuat perbandingan atau memperoleh informasi dari
menghubungkan dengan sumber data dengan
variabel lain. Variabel mandiri menggunakan daftar
adalah variabel yang berdiri pertanyaan.
sendiri, bukan independen, 4. Metode dokumentasi yaitu
karena kalau variabel teknik dengan menelaah
independen selalu dipasangkan dokumen-dokumen dan
dengan variabel dependen. laporan-laporan yaitu data
Sumberdaya perikanan di sekunder yang berhubungan
wilayah pesisir di Distirk Mimika dengan tujuan penelitian.
Barat, apakah sumberdaya
perikanan di wilayah pesisir Instrumen Penelitian
mempunyai potensi dalam Instrumenyang digunakan
menunjang kesejahteraan dalam penelitian ini yaitu
nelayan di Distik Mimika Barat. observasi, wawancara,
kuesioner dan dokumentasi.
Populasi dan Sampel Pengumpulan data faktor-faktor
Penelitian ini tidak internal dan faktor-faktor
memakai populasi dan sampel, eksternal, dalam penelitian ini
kesimpulan diambil dari berupa daftar pertanyaan
sebagian fenomena yang melalui kuesioner terbuka.
diselidiki dan tidak diterapkan Kuesioner terbuka adalah
untuk semua fenomena yang berupa pertanyaan-pertanyaan
belum diselidiki. yang memberikan kesempatan
kepada sumber data untuk
Teknik Pengumpulan Data menjawabnya.
Data yang dikumpulkan Untuk menentukan bobot
dalam penelitian ini dilakukan dan skor, penelitian ini
melalui teknik: menggunakan Kuesioner
1. Observasi yaitu teknik yang tertutup, kuesioner ini
digunakan untuk dengan digunakan untuk mengetahui
melihat dan mencermati tanggapan sumber data
secara langsung ke obyek terhadap pertanyaan yang
yang akan diteliti. diajukan. Dengan kuesioner
2. Wawancara adalah teknik seperti ini sumber data mudah
untuk memperoleh informasi memberikan jawaban karena
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

16
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

alternatif jawaban sudah Nilai 3 = 46% – 63% (cukup


tersedia dan membutuhkan penting)
waktu singkat untuk Nilai 4 = 64% – 81%
menjawabnya. (penting)
Nilai 5 = 82% – 100%
(sangat penting)
HASIL DAN PEMBAHASAN Rating (skor)ditentukan
Analisis Data berdasarkan kondisi
Setelah melakukan sumberdaya perikanan saat ini.
identifikasi faktor internal dan Penilaian rating untuk variabel
eksternal untuk menganalisis kekuatan dan peluang
potensi sumberdaya perikanan, menggunakan skala licker yang
langkah selanjutnya adalah bergerak 1 sampai 5, dimana
menentukan bobot, rating, dan semakin baik kondisi
skor masing-masing faktor sumberdaya perikanan saat ini,
internal dan eksternal untuk maka semakin tinggi ratingnya
mengetahui pengaruh tiap (1 = sangat buruk, 5 = sangat
indikator faktor terkait dengan baik). Sedangkan untuk
potensi sumberdaya perikanan. variabel kelemahan dan
Bobot ditentukan ancaman, penilaian rating
berdasarkan tingkat menggunakan skala licker -1
kepentingan atau urgensi sampai -5, dimana semakin
penanganan indikator faktor- baik kondisi sumberdaya
faktor internal dan eksternal. perikanan di Distrik Mimika
Penilaian dimulai dari 10,0 % Barat saat ini maka semakin
(tidak penting) sampai dengan rendah ratingnya (-5 = sangat
100,0 % (sangat penting). Skala buruk, -1 = sangat baik). Nilai
penilaian masing-masing faktor diperoleh berdasarkan hasil
berdasarkan tingkat nilai bobot dikali nilai rating.
kepentingannya, sebagai Berikut disajikan tabel
berikut: penentuan bobot, skor (rating)
Nilai 1 = 10% – 27%(sangat dan nilai dari setiap faktor
tidakpenting) internal dan eksternal potensi
Nilai 2 = 28% - 45% (tidak sumberdaya perikanan di
penting) Distrik Mimika Barat Kabupaten
Mimika.
Keterangan:
X₁ = Jumlah bobot masing-masing faktor
X₂ = Jumlah skor masing-masing faktor
Total = Jumlah bobot keseluruhan faktor-faktor kekuatan
12 = Jumlah sumber data (banyaknya sumber data)

Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

17
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

Tabel 3
IFAS (streanghs)
Jumlah Jumlah NILAI
Faktor-faktor Bobot Skor BOBOT SKOR (Bobot
No
Strategi Internal Kuesioner Kuesioner (X₁/total) (X₂/12) x
(X₁) (X₂) Skor)
Tingkat produksi
1 60 49 0.18 4.08 0.7344
nelayan cukup baik
Peranan SDM sangat
2 56 45 0.16 3.75 0.6
baik
Hubungan dengan
3 58 50 0.17 4.17 0.7089
pembeli sangat baik
Kondisi perairan
4 dengan habitat ikan 58 55 0.17 4.58 0.7786
sangat baik
Kondisi wilayah yang
5 55 53 0.16 4.42 0.7072
cukup baik
Manajemen
6 sumberdaya 53 49 0.16 4.08 0.6528
perikanan cukup baik
JUMLAH TOTAL 340 1 4.1819
Sumber : Data diolah
Dari tabel 3 menunjukkan bahwa nilai faktor-faktor internal
(kekuatan) berada pada titik 4.18 berdasarkan penilaian sumber
data terhadap kepentingan dan kondisi sumberdaya perikanan di
Distrik Mimika Barat pada saat ini.
Tabel 4
IFAS (weaknesses)
Jumlah Jumlah NILAI
Faktor-faktor Strategi Bobot Skor BOBOT SKOR (Bobot
No
Internal Kuesioner Kuesioner (X₁/total) (X₂/12) x
(X₁) (X₂) Skor)
Manajemen usaha -
1 53 -44 0.13 -3.66
nelayan sangat lemah 0.4758
Modal nelayan sangat
2 57 -48 0.14 -4 -0.56
lemah
Lingkungan usaha yang -
3 48 -35 0.12 -2.92
sangat terbatas 0.3504
Lemahnya kemampuan -
4 56 -38 0.13 -3.16
SDM 0.4108
Sarana dan prasarana
yang dimiliki masih ter- -
5 54 -32 0.13 -2.66
batas dan tergolong 0.3458
tradisional.
Berhadapan dengan
kondisi iklim atau -
6 51 -38 0.12 -3.16
perubahan 0.3804
cuaca yang berbahaya.
Kurangnya infrastruktur
7 52 -30 0.12 -2.5 -0.3
penunjang yang dimiliki
Produksi yang bersifat -
8 46 -32 0.11 -2.66
musiman 0.2937
JUMLAH -
417 1
TOTAL 3.1169
Sumber : Data diolah
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

18
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

Keterangan:
X₁ = Jumlah bobot masing-masing faktor
X₂ = Jumlah skor masing-masing faktor
Total = Jumlah bobot keseluruhan faktor-faktor kelemahan
12 = Jumlah sumber data (banyaknya sumber data)

Dari tabel 4 menunjukkan bahwa nilai faktor-faktor internal


(kelemahan) berada pada titik -3.11 berdasarkan penilaian sumber
data terhadap kepentingan dan kondisi sumberdaya perikanan di
Distrik Mimika Barat pada saat ini.
Tabel 5
EFAS (opportunities)
Jumlah Jumlah NILAI
Faktor-faktor Strategi Bobot Skor BOBOT KOR (Bobot
No Kuesioner Kuesioner (X₁/total) x
Eksternal (X₂/12)
(X₁) (X₂) Skor)
Tidak adanya pesaing
1 46 42 0.17 3.5 0.595
dari luar daerah
Adanya program-
program yang
2 53 50 0.19 4.17 0.7923
dilaksanakan
oleh pemerintah
Terdapat tempat
3 58 46 0.22 3.83 0.8426
pemasaran yang luas
Sumberdaya perikanan
dikuasai oleh
4 55 49 0.21 4.08 0.8568
masyarakat
lokal.
Tidak adanya illegal
5 56 56 0.21 4.67 0.9807
fishing.
JUMLAH TOTAL 268 1 4.0674
Sumber : Data diolah

Keterangan:
X₁ = Jumlah bobot masing-masing faktor
X₂ = Jumlah skor masing-masing faktor
Total = Jumlah bobot keseluruhan faktor-faktor peluang
12 = Jumlah sumber data (banyaknya sumber data)

Dari tabel 5 menunjukkan bahwa nilai faktor-faktor eksternal


(peluang) berada pada titik 4.06 berdasarkan penilaian sumber data
terhadap kepentingan dan kondisi sumberdaya perikanan di Distrik
Mimika Barat pada saat ini.

Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

19
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

Tabel 6
EFAS (treaths)
Jumlah Jumlah NILAI
Faktor-faktor Strategi Bobot Skor BOBOT SKOR (Bobot
No
Eksternal Kuesioner Kuesioner (X₁/total) (X₂/12) x
(X₁) (X₂) Skor)
Kurangnya bantuan
sarana dan -
1 54 -32 0.35 -2.67
prasarana dari 0.9345
pemerintah.
Tidak adanya
fasilitas dari -
2 pemerintah untuk 52 -41 0.34 -3.42
1.1628
mengakses modal.
Tidak adanya
-
3 bantuan dari 47 -46 0.31 -3.83
1.1873
lembaga swasta
-
JUMLAH TOTAL 256 1
3.2846
Sumber : Data diolah

Keterangan:
X₁ = Jumlah bobot masing-masing faktor
X₂ = Jumlah skor masing-masing faktor
Total = Jumlah bobot keseluruhan faktor-faktor ancaman
12 = Jumlah sumber data (banyaknya sumber data)
Dari tabel 6 menunjukkan bahwa nilai faktor-faktor eksternal
(ancaman) berada pada titik -3.28 berdasarkan penilaian sumber
data terhadap kepentingan dan kondisi sumberdaya perikanan di
Distrik Mimika Barat pada saat ini.
Berdasarkan hasil dari tabel matrik faktor strategi internal dan
eksternal maka disusun alternatif strategi ke dalam matrik SWOT
sebagai berikut:

Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

20
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

Tabel 7
Matrik SWOT (alternative Strategis)
IFAS STREANGHS (S) WEAKNESSES (W)
1. Tingkat produksi nelayan 1. Manajemen usaha nelayan
cukup baik sangat lemah
2. Peranan SDM sangat baik 2. Modal nelayan sangat
3. Hubungan atau relasi lemah
dengan pembeli 3. Lingkungan usaha yang
sangat baik sangat terbatas
4. Kondisi perairan dengan 4. Lemahnya kemampuan
habitat ikan SDM
sangat baik 5. Sarana dan prasarana
5. Kondisi wilayah yang yang dimiliki masih
cukup baik terbatas dan tergolong
6. Manajemen sumberdaya tradisional
perikanan 6. Berhadapan dengan
Cukup baik kondisi iklim atau
perubahan cuaca yang
berbahaya
7. Kurangnya infrastruktur
penunjang yang
Dimiliki

8. produksi yangbersifat
EFAS musiman
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
1. Tidak adanya pesaing dari luar daerah 1. Pemberdayaan SDM (S 1.Meningkatkan kualitas
2. Adanya program-program yang =1,2,3 untuk O = 2,3,4) SDM. (W = 1,4 untuk O =
dilaksanakan 2. Mengembangkan pasar 2,3,4)
oleh pemerintah yang ada(S =3 u/ O =3,4,5) 2.Meningkatkan kafasitas
3. Terdapat tempat pemasaran yang luas 3. Mengembangkan SDM ( W = 3,7,8 untuk O =
4. Sumberdaya perikanan dikuasai oleh kebijakan-kebijakan yang 1,2,4,5)
masyarakat ada. 3.Mendorong lembaga
lokal (S = 4,5,6 untuk O = keuangan dan perbankan
5.Tidak adanya illegal fishing 1,2,4,5) dengan orientasi kredit
4. Menambah sarana dan agribisnis perikanan.
prasaran pendukung (W= 2,5,6 untuk O =
(S = 1,2 untuk O = 1,2,3,4,5)
2,3,4)
TREATHS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
1. Kurangnya bantuan sarana dan 1. Menoptimalkan 1. Memaksimalkan sarana
prasarana dari pendapatan sebelum per- dan prasarana yang ada.
Pemerintah gantian musim (S=1,2,3 (W= 1,2,3,4,5 untuk T=
2. Tidak adanya fasilitas dari pemerintah untuk T= 1,2,3) 1,2,3)
untuk mengakses modal 2.Memberikan kebijakan 2. Memanfaatkan waktu
3. Tidak adanya bantuan dari lembaga perbankan dengan bunga sebaik mungkin (W= 6,7,8
swasta yang rendah (S=1,2,3 untuk T= 1,2,3)
untuk T= 2,3)
3. Meningkatkan kerja sama
antara pengusaha dengan
nelayan (S = 1,2,3,6 untuk
T = 4,5)
4. membangun infrastruktur
yang diperlukan (S = 4,5
untuk T = 1)
Sumber: Data diolah

Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

21
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

Penelitian menunjukkan bahwa potensi sumberdaya


perikanan di Distrik Mimika Barat dapat ditentukan oleh kombinasi
nilai faktor internal dan eksternal yang dipertimbangkan dalam
analisis SWOT sebagai berikut:
Gambar 3. Diagram SWOT Potensi Sumberdaya Perikanan
Distrik Mimika Barat

Sumber : Data diolah

Dari diagram diatas di Distrik Mimika Barat


menunjukkan hasil secara mempunyai kekuatan dan
keseluruhan antara faktor-faktor peluang untuk dikembangkan
internal dan eksternal yang dimasa mendatang.
mana faktor kekuatan berada
pada titik 4,18, kelemahan pada Pembahasan
titik -3,11 (internal) dan peluang Untuk mengetahui potensi
berada pada titik 4,06, sumberdaya perikanan di
ancaman pada titik -3,28 Distrik Mimika Barat, maka
(eksternal), dimana titik temu perlu dilakukan analisis
berada pada peluang SO terhadap faktor-faktor internal
(kuadran) I dengan nilai 0,38 dan eksternal di wilayah
(S) dan 0,53 (O), yang artinya tersebut. Dari hasil identifikasi
kondisi sumberdaya perikanan faktor internal dan factor
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

22
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

eksternal terhadap lima untuk mengakses modal,


kampung dan mewakili usaha tidak adanya bantuan dari
masyarakat nelayan di Distrik lembaga swasta.
Mimika Barat, diperoleh Setelah faktor-faktor
beberapa faktor-faktor internal internal dan eksternal berhasil
dan eksternal diantaranya: di identifikasi, selanjutnya
1. Faktor Internal, yang dilakukan analisis SWOT untuk
meliputi: tingkat produksi mengetahui kondisi
nelayancukup baik, sumberdaya perikanan di
peranan Sumber daya Distrik Mimika Barat dalam
Manusia (SDM) sangat diagram SWOT. Di ketahui
baik, hubungan atau relasi bahwa kondisi sumberdaya
dengan pembeli sangat perikanan di Distrik Mimika
baik, kondisi perairan Barat berada pada peluang I,
dengan habitat ikan sangat yang artinya kondisi
baik, kondisi wilayah cukup sumberdaya perikanan memiliki
baik, manajemen kekuatan dan peluang untuk
sumberdaya perikanan dikembangkan dimasa
cukup baik, manajemen mendatang. Fokus strategi
usaha nelayan sangat untuk menghadapi kondisi
lemah, modal nelayan seperti ini adalah peluang SO
sangat lemah, lingkungan atau strategi agresif, dimana
usaha, lemahnya kita dapat menggunakan semua
kemampuan Sumberdaya kekuatan dengan
Manusia (SDM), memanfaatkan peluang yang
berhadapan langsung ada.
dengan kondisi iklim atau Strategi-strategi yang
perubahan cuaca yang dapat di lakukan di Distrik
berbahaya, kurangnya Mimika Barat adalah:
infrastruktur penunjang 1. Pemberdayaan masyarakat
yang dimiliki, produksi yang nelayan.
bersifat musiman. 2. Mengembangkan pasar
2. Faktor Eksternal, yang yang sudah ada
meliputi: tidak adanya 3. Mengembangkan kebijakan-
persaingan dari luar kebijakan yang ada.
daerah, adanya program- 4. Menambah sarana dan
program yang dilaksanakan prasarana pendukung.
oleh pemerintah,
terdapatnya tempat
pemasaran yang luas, KESIMPULAN
sumberdaya perikanan 1. Faktor-faktor internal yang
dikuasai oleh masyarakat menjadi kekuatan
lokal, tidak adanya illegal sumberdaya perikanan di
fishing, tidak adanya Distrik Mimika Barat adalah
fasilitas dari pemerintah faktor tingkat produksi
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

23
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

nelayan yang cukup baik, Distrik Mimika Barat adalah


peranan SDM sangat baik, kurangnya bantuan sarana
hubungan dengan pembeli dan prasarana
sangat baik, kondisi perairan daripemerintah, tidak adanya
dengan habitat ikan sangat fasilitas dari pemerintah
baik, kondisi wilayah cukup untuk mengakses modal dan
baik, manajemen tidak adanya bantuan
sumberdaya perikanan lembaga swasta.
cukup baik. 5. Kondisi sumberdaya
2. Faktor-faktor internal yang perikanan yang ada di Distrik
menjadi kelemahan Mimika Barat berada pada
sumberdaya perikanan di peluang (kuadran) I, yang
Distrik Mimika Barat adalah artinya sumberdaya
faktor manajemen usaha perikanan di Distrik Mimika
nelayan sangat lemah, Barat sangat berpotensi
modal nelayan sangat dalam menunjang
lemah, lingkungan usaha kesejahteraan nelayan di
sangat terbatas, lemahnya masa mendatang, dimana
kemampuan SDM, saran kondisi seperti ini memiliki
dan prasarana yang dimiliki kekuatan dan peluang untuk
masih terbatas dan dikembangkan.
tergolong tradisional, 6. Strategi yang harus
berhadapan langsung dilakukan adalah
dengan kondisi iklim atau menggunakan peluang SO
perubahan cuaca yang dengan strategi agresif yaitu
berbahaya, kurangnya menggunakan semua
infrastruktur penunjang yang kekuatan dengan
dimiliki dan produksi yang memanfaatkan peluang yang
bersifat musiman. ada.
3. Faktor-faktor eksternal yang
menjadi peluang mayarakat
nelayan di Distrik Mimika SARAN
Barat adalah faktor tidak 1. Agar dapat mengembangkan
adanya pesaing dari luar sumberdaya perikanan di
daerah, adanya program- Distrik Mimika Barat maka
program yang dilaksanakan peluang SO dapat
oleh pemerintah, terdapat diterapkan dengan fokus
tempat pemasaran yang strategi yang harus
luas, sumber daya perikanan dilakukan adalah strategi
dikuasai oleh masyarakat agresif yaitu menggunakan
lokal, dan tidak adanya semua kekuatan dengan
illegal fishing. memanfaatkan peluang yang
4. Faktor-faktor eksternal yang ada.
menjadi ancaman 2. Strategi-strategi yang
masyarakat nelayan di harusdilakukan di Distrik
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

24
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

Mimika Barat yaitu REFERENSI


melakukan Adhar. “Analisis Faktor-Faktor
pemberdayaanSDM, Yang Mempengaruhi Tingkat
mengembangkan pasar Pendapatan Usaha Nelaya
yang ada, Mengembangkan di Kabupaten Bone,” Skripsi
kebijakan yang ada baik dari Sarjana, Program Studi Ilmu
masyarakat itu sendiri EkonomiUniversitas
maupun dari pemerintah, Hasanuddin, Makassar,
menambah sarana dan 2012.
prasarana pendukung yang
sesuai dengan kebutuhkan Amanah, Siti, dan Narni
masyarakat nelayan. Farmayanti. Pemberdayaan
3. Mendorong kerjasama sosial petani-nelayan,
antara pengusaha ikan keunikan agroekosistem,
dengan masyarakat nelayan dan daya saing, Jakarta,
agar kekuatan internal tetap Yayasan Pustaka Obor
stabil. Indonesia, 2014.
4. Pembangunan perikanan
jangka panjang dilakukan Apridar, Muhammad Karim, dan
melalui meningkatkan Suhana. Ekonomi Kelautan
kualitas SDM dengan cara dan Pesisir Edisi Pertama,
pengembangan pendidikan, Yogyakarta, Graha Ilmu,
pengetahuan, dan 2011.
keterampilan SDM dalam
mengelolah sumberdaya Apriliani, Karina F. “Analisis
perikanan, dengan tujuan Potensi Lokal di Wilayah
terciptanya perbaikan- Pesisir Kabupaten Kendal
perbaikan terhadap Dalam Upaya Mewujudkan
kelemahan internal. Blue Economy,”Economics
5. Tetap melakukan Development Analysis
pengawasan wilayah dari Journal, (April,2014), hal. 60.
kapal-kapal penangkap ikan
yang datang dari luar daerah Badan Pusat Statistik
dan kapal-kapal penangkap Kabupaten Mimika, 2016.
ikan yang berskala besar
untuk mempertahankan dan Badan Pusat Statistik
mengembangkan peluang Kabupaten Mimika, Mimika
yang ada. Dalam Angka 2015,
6. Mendorong pengembangan https://mimikakab.bps.go.id,
lembaga keuangan dan (akses 12 november 2016).
perbankan dengan orientasi
kredit agribisnis perikanan Badan Pusat Statistik
dengan tujuan mengatasi Kabupaten Mimika, 2016.
ancaman yang ada.

Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

25
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

Badan Pusat Statistik lingkungan, Semarang,


Kabupaten Mimika, Mimika Pusat Penerbitan STIE
Dalam Angka 2015, Stikubank Semarang, 1999.
https://mimikakab.bps.go.id,
(akses 12 november 2016). Rangkuti, F. Analisis SWOT
Teknik Membedah Kasus
Dinas Kelautan dan Perikanan Bisnis, Jakarta, PT.
Kabupaten Mimika, 2016. Gramedia Pustaka Utama,
2009.

Najib, Mochammad. Sjafrizal. Perencanaan


Optimalisasi Pemanfaatan Pembangunan Daerah
Sumberdaya Ekonomi Dalam Era Otonomi, Jakarta,
Kelautan: Sistem PT. RajaGrafindo Persada,
pembiayaan Nelayan, 2014.
Jakarta, LIPI Press, 2013.
Soetomo, Strategi-strategi
Puryono, Sri K.S., pembangunan masyarakat,
Mengelolalaut untuk Yogyakarta, Pustaka pelajar,
kesejahteraan rakyat, 2010.
Jakarta, PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2016. Sugiyono,Metode Penelitian
Bisnis, Bandung, Alfabeta,
Pujiati, A. Ekonomi 2013.
sumberdaya alam dan

Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

26

Anda mungkin juga menyukai