Anda di halaman 1dari 38

JUDUL SKRIPSI

“Pengaruh Media Pembelajaran Google Classroom pada Pembelajaran

Matematika Materi Bangun Datar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII

SMP Negeri 5 Kotabaru di Masa Pandemi COVID-19”

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya, sejarah manusia tidak dapat dilepaskan dari pendidikan.

Sejak penciptaan Adam sebagai manusia pertama, Allah swt. Telah

menginformasikan bahwa Adam diajarkan berbagai hal termasuk berbagai

nama-nama benda. Setelah diajarkan nama-nama benda, Allah SWT.

Kemudian menguji kemampuannya dengan meminta Adam menyebutkan

semua namanama benda tersebut. Pendidikan merupakan bagian yang inhern

dengan kehidupan. Pemahaman seperti ini, mungkin terkesan dipaksakan,

tetapi jika mencoba merunut alur dan proses kehidupan manusia, maka tidak

dapat dipungkiri bahwa pendidikan telah mawarnai jalan panjang kehidupan

manusia dari awal hingga akhir. Pendidikan menjadi pengawal sejati dan

menjadi kebutuhan asasi manusia.

Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa


dan negara. Dalam memahami pengertian pendidikan itu sendiri kita harus

memahami bahwa sejak manusia itu ada, sebenarnya sudah ada pendidikan,

tetapi dalam perwujudan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi.

Dengan terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

timbul bermacam-macam pandangan tentang pengertian pendidikan itu

sendiri. Suwarno (Joko Susilo, 2010:9) berpendapat pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dari,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

oleh dirinya, masyarakat,bangsa dan negara. Menurut pengertian tersebut,

pendidikan dimaknai sebagai upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan

melalui proses pelatihan dan cara mendidik.

Kurang lebih setahun Indonesia menghadapi pandemi COVID-19.

Kehidupan sosial pun berubah, sehingga seluruh masyarakat mau tidak mau

harus bisa beradaptasi. Jika menilik ke belakang, Coronavirus Disease 19 atau

COVID-19 yang menjadi cikal bakal pandemi ini pertama kali muncul di

Wuhan, Tiongkok, pada Desember 2019. Virus ini menyerang saluran

pernapasan dan menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan. Dalam

tempo yang tergolong singkat, virus ini menyebar ke berbagai daerah lainnya

di Tiongkok, kemudian ke negara-negara lain. Setelah hampir 2 bulan menjadi

wabah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Januari 2020 pun


menyatakan darurat global terhadap virus corona. Pada saat itu, COVID-19

sudah menyebar luas ke banyak negara tak terkecuali di Indonesia.

Di Indonesia, kasus pertama COVID-19 terkonfirmasi pada bulan Maret

2020. Hanya dalam tempo beberapa minggu, penyebarannya telah meluas di

34 provinsi di Indonesia. Sebagai upaya pengendalian terhadap penyebaran

COVID-19, pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial.Salah

satunya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diatur

dalam Peraturan Pemerintah No. 21/2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala

Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19.

Kegiatan PSBB menegaskan kembali tentang pembatasan-pembatasan

aktivitas sosial.Hal itu dikarenakan COVID-19 tergolong mudah menular,

khususnya melalui interaksi yang dekat antar orang ke orang. Selain di

Jakarta, pelaksanaan PSBB dilakukan hampir di kota-kota besar di Indonesia.

Pada masa PSBB, masyarakat diimbau untuk tidak bepergian, kecuali jika

sangat diperlukan. Hal ini terutama berlaku di tempat-tempat umum yang

berpotensi menimbulkan keramaian seperti pusat perbelanjaan, transportasi

publik, tempat peribadatan, fasilitas kesehatan, juga di sekolah dan perguruan

tinggi.

Pandemi COVID-19 telah memberikan sebuah tantangan pada dunia

pendidikan, dimasa pandemi ini dapat menjadi kesempatan bagi semua

tentang bagaimana penggunaan teknologi dapat membantu membawa

mahasiswa dan pelajar menjadi kompeten untuk abad ke-21. Pembelajaran


daring menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dengan situasi Indonesia

yang memiliki ribuan pulau. Bagaimana teknologi dapat digunakan,

bagaimana penyediaan akses internet pada daerah-daerah terpencil dimana

barang elektronik tanpa akses internet pun masih menjadi suatu kemewahan.

Ini merupakan tantangan bagi semua pihak, saat ini kita harus bekerja keras

bersama bagaimana membawa teknologi menjawab permasalahan nyata yang

terjadi pada mahasiswa dan pelajar yang kurang beruntung dalam hal ekonomi

maupun teknologi yang berada di daerah-daerah terpencil, untuk menjawab

tantangan pandemi COVID-19 di dunia pendidikan untuk itu dunia pendidikan

Indonesia memanfaatkan kemajuan teknologi untuk sarana dan prasarana

pembelajaran dengan cara melakukan pembelajran Daring (dalam jaringan)

atau tanpa tatap muka secara langsung, untuk mencegah dan memutus

penyebaran COVID-19 di Indonesia. Pembelajaran daring sendiri ada

berbagai jenis dan metode salah satunya menggunakan Google Classroom.

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 15

pendidikan jarak jauh merupakan pendidikan yang anak didiknya terpisah

dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar

melalui teknologi dan komunikasi dan media lain. Pendidikan jarak jauh juga

sering disebut dengan E-Learning atau pembelajaran daring (dalam jaringan).

Media teknologi pembelajaran jarak jauh yang dapat digunakan antara

lain, aplikasi zoom meeting, google classroom, google meet, TVRI, whatsapp

group, edmodo, dan lain sebagainya. Guru harus bisa menentukan media
teknologi apa yang mudah dipakai dan dipahami oleh peserta didik dan

memudahkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Google Classroom merupakan salah satu aplikasi yang sederhana dan

mudah dipahami dalam penggunaannya. Cukup dengan menggunakan akun

email google. Selain kapasitas ruang yang kecil yaitu 13 MB fitur dan menu

yang terdapat pada Google Classroom (GC) ini juga tidak begitu rumit

sehingga gampang untuk digunakan bagi guru maupun peserta didik.

Berdasarkan data dari AppBrain’s oleh Liputan6.com, jumlah unduhan

aplikasi GC ini melonjak begitu tajam selama pandemi Covid-19. Google

Classroom merupakan aplikasi belajar online yang paling banyak diunduh,

jumlah unduhannya mencapai lebih dari 50 juta kali, denngan rating 3,8 dan

mendapat 128 ribu ulasan dari penggunanya. Google Classroom masuk

kedalam daftar 5 aplikasi paling popular. Aplikasi ini juga diunduh oleh

banyak orang diseluruh dunia, antara lain Negara Amerika Serikat, Indonesia,

Meksiko, Kanada, Finlandia, Italia, dan Polandia.

Google Classroom (Ruang Kelas Google) sendiri adalah suatu serambi

aplikasi pembelajaran campuran secara online yang dapat digunakan secara

gratis. Pendidik bisa membuat kelas mereka sendiri dan membagikan kode

kelas tersebut atau mengundang para siswanya. Google Classroom ini

diperuntukkan untuk membantu semua ruang lingkup pendidikan yang

membantu siswa untuk menemukan atau mengatasi kesulitan pembelajaran,

membagikan pelajaran dan membuat tugas tanpa harus hadir ke kelas.


Tujuan utama Google Classroom adalah untuk merampingkan proses

berbagi file antara guru dan siswa Google Classroom menggabungkan Google

Drive untuk pembuatan dan distribusi penugasan, Google Docs, Sheets, Slides

untuk penulisan, Gmail untuk komunikasi, dan Google Calendar untuk

penjadwalan.Siswa dapat diundang untuk bergabung dengan kelas melalui

kode pribadi, atau secara otomatis diimpor dari domain sekolah.

Aplikasi Google Classroom ini juga banyak digunakan disekolah-

sekolah untuk menunjang pembelajaran daring. Salah satu pembelajaran yang

menggunakan aplikasi ini sebagai medianya adalah pelajaran matematika.

Matematika yang terkenal sebagai mata pelajaran yang sulit juga menjadi

tantangan bagi guru dalam menyampaikan isi materinya. Dalam pembelajaran

tatap muka saja masih ada peserta didik yang kurang memahami materinya

apalagi dengan pembelajaran yang hanya mengharapkan bantuan aplikasi

Google Classroom.

Dunia pendidikan di Kabupaten Kotabaru tidak jarang menggunakan

Google Classroom sebagai media pembelajaran untuk proses belajar

mengajar baik di jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama, maupun

sekolah menengah atas. Dengan menggunakan media pembelajaran Google

Classroom ada beberapa kemudahan yang bisa di didapatkan oleh guru,

seperti kemudahan untuk mengelola tugas-tugas yang akan diberikan ke

siswa, semua tugas dan materi akan tersimpan ke cloud storage milik Google

yaitu Google Drive, dan masih banyak lagi.


SMP Negeri 5 Kotabaru adalah salah satu sekolah menengah pertama

yang ada di Kabupaten Kotabaru. Sekolah ini juga adalah salah satu sekolah

yang terdampak pandemi Covid-19 yang harus melakukan pembelajaran

daring. Pembelajaran daring di sekolah ini dilakukan dengan bantuan beberapa

aplikasi untuk menunjang pembelajaran daring, salah satunya aplikasi Google

Classroom.

Kelas VII di SMP Negeri 5 Kotabaru dipilih oleh peneliti sebagai objek

penelitian nantinya karena kelas VII pada mata pelajaran matematika selama

ini menggunakan media sosial Whatsapp Group sebagai media bantu

pembelajaran pada saat pandemic. Jadi peneliti ingin mencoba melihat apakah

ada pengaruh jika pembelajaran matematika disana menggunakan Google

Classroom sebagai media pembelajarannya.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti ingin melakukan

penelitian dengan judul Pengaruh Media Pembelajaran Google Classroom

pada Pembelajaran Matematika Materi Bangun Datar Terhadap Hasil Belajar

Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 5 Kotabaru di Masa Pandemi COVID-

19.

B. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka perlu

dibatasi terlebih dahulu masalah yang akan diteliti, yaitu penelitian dilakukan

pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kotabaru dengan materi bangun datar di

masa pandemi.
C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan tersebut, maka dapat

dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu:

1. Apakah ada pengaruh penggunaan media Google Classroom terhadap

hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kotabaru dalam

menyelesaikan soal matematika pada materi bangun datar di masa

pandemi ?

2. Seberapa besar pengaruh penggunaan media Google Classroom terhadap

hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kotabaru dalam

menyelesaikan soal matematika pada materi bangun datar di masa

pandemi.?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah ada pengaruh dan seberapa besar pengaruh

penggunaan media pembelajaran Google Classroom terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kotabaru pada materi bangun

datar di masa pandemi.


E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam dunia

pendidikan adalah berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran yang

cukup signifikan sebagai pemasukan pengetahuan untuk peningkatan

kemampuan siswa dalam mempelajari matematika khususnya materi

bangun datar di masa pandemi COVID-19 ini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, sebagai bahan informasi dalam mengembangkan

program pengajaran di sekolah.

b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan informasi tentang yang

dapat digunakan dalam mengajar matematika tekhusus di masa

pandemi.

c. Bagi peserta didik, sebagaiinformasi pada bagian mana saja mereka

sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal cerita,

dan sebagai bahan mereka mengetahui langkah-langkah apa saja

yang dilakukan dalam menyelesaikan soal-soal cerita.

d. Bagi peneliti, sebagai pengetahuan bagaimana sebaiknya mengajar

agar kesalahan-kesalahan peserta didik dalam mengerjakan soal

cerita dapat diminimalisir.


F. Kajian Pustaka

1. Pengaruh

Pengaruh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1150) adalah

“kekuatan yang ada atau yang timbul dari sesuatu, seperti orang, benda

yang turut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang”.

Sedangkan menurut Hugiono dan Poerwantana (‘Aliyyah, 2018: 17),

“pengaruh merupakan dorongan atau bujukan dan bersifat membentuk atau

merupakan suatu efek”.

Jadi berdasarkan beberapa teori di atas, peneliti berpendapat, bahwa

pengaruh adalah adalah sesuatu yang dapat merubah sesuatu yang lain dan

juga dipengaruhinya. Dalam penelitian ini pengaruh yang dimaksud adalah

penggunaan dari media Google Classroom.

2. Media Pembelajaran

Munadi (Angraeni, 2015: 22) mendefinisikan, “media pembelajaran

adalah Segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan

dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang

kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara

efisien dan efektif. Menurut Achmad Chaerudin (2020: 15), “secara

bahasa media berarti perantara atau pengantar. Secara istilah media adalah

segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa

untuk belajar. Media adalah segala jenis komponen


dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar”. Dalam

penelitian ini Google Classroom adalah media pembelajaran yang

digunakan.

3. Google Classroom

Wikipedia (2021) Google Classroom adalah layanan web gratis,

yang dikembangkan oleh Google untuk sekolah, yang bertujuan untuk

menyederhanakan membuat, mendistribusikan, dan menilai tugas tanpa

harus bertatap muka. Tujuan utama Google Classroom adalah untuk

merampingkan proses berbagi file antara guru dan siswa. Herman

(Hammi, 2017:26) Google Classroom merupakan sebuah aplikasi yang

memungkinkan terciptanya ruang kelas di dunia maya. Selain itu, google

classroom bisa menjadi sarana distribusi tugas, submit tugas bahkan

menilai tugas-tugas yang dikumpulkan.

Salah satu media pembelajaran daring yang sering digunakan adalah

Google Classroom. Aplikasi ini juga sering digunakan di perkuliahan

STKIP Paris Barantai untuk beberapa mata kuliahnya.

4. Pembelajaran Matematika

Menurut National Research Council (Ghazali, 2016:184), dalam

rangka mengembangkan pemikiran matematika dan kemampuan untuk

memecahkan masalah, siswa perlu untuk “melakukan” matematika. Hal ini

berarti bahwa siswa perlu menggabungkan kegiatan seperti memecahkan


masalah yang menantang, memahami pola, merumuskan dugaan dan

memeriksanya, menarik kesimpulan melalui penalaran serta

mengkomunikasikan ide-ide, pola, dugaan dan kesimpulan tersebut.

Berdasarkan pendapat tersebut, matematika penting dan harus dikuasai

oleh siswa secara komprehensif dan holistik, artinya bahwa pembelajaran

matematika sebaiknya mengoptimalkan keberadaan dan peran siswa

sebagai pelajar.

Depdiknas (Siagian, 2017: 63-64) menyatakan tujuan pembelajaran

matematika diantaranya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan:

(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah,

(2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika,

(3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh,

(4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, serta


(5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

5. Hasil Belajar Matematika

Sri Watini (2019: 84) berpendapat bahwa, “hasil belajar merupakan

sebuah umpan balik setelah seseorang melakukan proses belajar. Oleh

sebab itu dengan belajar sungguh-sungguh maka akan memperoleh hasil

belajar yang optimal”. Teorinya didukung dengan pernyataan Sudjana (Sri

Watini, 2019: 84) yang menyatakan bahwa, “hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya”.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (Jopli, 2014: 9), “hasil belajar

merupakan puncak proses belajar. Hasil belajar terjadi terutama berkat

evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak

pengiring. Dengan demikian bahwa hasil belajar merupakan hasil yang

diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran”. Sabri (Joko

Susilo, 2010: 27) mengatakan, “hasil belajar yang dicapai siswa

dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari lingkungan. Faktor

yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor

kemampuan siswa besar sekali pengaruh terhadap hasil belajar yang

dicapai”.
Pengertian hasil belajar matematika menurut Howard Kingsley

(Sukamiyati, 2014: 12) adalah “pengetahuan yang didapat dari pola

rutinitas mempelajari matematika”. Menurut Ahira (Zuldesnita & Astimar,

2020: 2668) hasil belajar matematika merupakan hasil yang dapat diukur

dari suatu usaha untuk tahu sejauh apa kesuksesan belajar dalam

penguasaan kompetensi di bagian matematika.

6. Masa Pandemi COVID-19

World Health Organization (Handayani, dkk., 2020: 373)

memberikan pernyataan, bahwa “COVID-19 adalah pandemi global.

Namun, sikap dan kepatuhan masyarakat dalam menjaga protokol selama

pandemi sangat minim dan menimbulkan isu akan herd immunity”

Handayani, dkk. (2020:378) menyatakan, “pandemi COVID-19

terjadi karena ada penemuan dan mutasi baru dari virus SARS-CoV

menjadi sangat infeksius dan virulensi tinggi, ini menjadi tantangan

masyarakat karena pasien yang dalam masa inkubasi dan terdeteksi

negatif palsu dapat menyebarkan virus.

Pandemi COVID-19 merupakan musibah yang memilukan seluruh

penduduk bumi. Seluruh segmen kehidupan manusia di bumi terganggu,

tanpa kecuali pendidikan. Banyak negara memutuskan menutup sekolah,

perguruan tinggi maupun universitas, termasuk Indonesia (Aji, 2020:

396). Kebijakan yang dilakukan oleh beberapa negara tersebut peneliti

yakini adalah sebagai bentuk cara untuk mengurangi atau membatasi


interaksi masyarakat guna memutus rantai penyebaran COVID-19 di

negara-negara tersebut, tak terkecuali di Indonesia.

7. Penelitian Yang Relevan

Peneliti mencoba menelusuri google search engine untuk

menemukan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian

ini. Hal ini dilakukan untuh mencegah plagiasi skripsi, dan juga sebagai

acuan, serta dijadikan sebagai referensi dalam pembuatan proposal

penelitian ini.

Penelitian sebelumnya tentang Google Classroom dilakukan oleh

Achmad Chairudin seorang Mahasiswa IAIN Salatiga Program Studi

Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama

Islam Negeri Salatiga dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Online

Terhadap Prestasi Siswa Kelas 5 dan 6 Mi Ma’arif Gedangan, Kec

Tuntang, Kab Semarang Tahun Ajaran 2020/2021” penelitian tersebut

dilakukan pada tahun 2020. Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian kuantitatif dengan format deskriptif. Berdasarkan kesimpulan

dari penelitiannya terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran

online dengan prestasi belajar siswa. Dari rumusan masalah “bagaimana

pengaruh pembelajaran online terhadap prestasi siswa kelas 5 dan 6 MI

Ma’arif Gedangan, Kec Tuntang, Kab Semarang tahun ajaran 2020/2021?”

didapat hasil bahwa pembelajaran online mampu menolong para siswa di


dalam situasi COVID-19 ini terbukti dengan tidak adanya penurunan

terhadap prestasi belajar mereka.

Selanjutnya terdapat penelitian yang berjudul “Pengaruh

Pembelajaran Online Melalui Google Classroom dan Fasilitas Belajar

Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4

Salatiga Tahun Pelajaran 2020/2021” dilakukan oleh Nia Kristiana,

Mahasiswa IAIN Salatiga Program Studi Tadris Matematika Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Penelitian dilakukan di tahun 2020 dengan menggunakan jenis penelitian

asosiatif. Penelitian ini juga dilakukan di masa pandemi COVID-19 yang

melanda Indonesia. Terdapat pengaruh negatif antara pembelajaran online

melalui google classroom terhadap hasil belajar matematika siswa kelas

VIII SMP Negeri 4 Salatiga Tahun Pelajaran 2020/2021, artinya

penggunaan pembelajaran online melalui google classroom akan

menyebabkan menurunnya hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP

Negeri 4 Salatiga Tahun Pelajaran 2020/2021.

G. Kerangka Berpikir

Uma (Sugiyono, 2016: 60) mengemukakan bahwa, “kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting”.


Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan

antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan

hubungan antar variabel independen dan independen (Sugiyono, 2016:60)

Kerangka berpikir pada dasarnya merupakan argumentasi logis untuk

sampai pada penemuan jawaban sementara atas masalah yang

dirumuskan.Kerangka berpikir berguna untuk mengintegrasikan teori-toeri

dan hasil penelitian yang terpisah-pisah menjadi satu rangkaian utuh dengan

menggunakan logika deduktif yang mengarah pada penemuan jawaban

sementara yang disebut hipotesis.Kerangka berpikir disampaikan dalam

bentuk uraian (deskriptif) dan gambar (bagan).

Siswa

Media Pembelajaran
Google Classroom

Hasil Belajar Siswa

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Dari skema di atas peneliti akan memberikan soal latihan (pretest)

terlebih dahulu kepada siswa, lalu setelah itu penliti memberikan pelakuan

khusus dengan cara melakukan pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajan berupa google classroom. Selanjutnya peneliti akan memberikan


soal latihan (post test). Dari kedua hasil belajar dari latihan soal tersebut akan

diketahui apakah penggunaan google classroom memberikan pengaruh

terhadap hasil belajar siswa.

H. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitan, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2016: 64). Adapun hipotesis dalam penelitian

ini adalah :

H0 : Tidak ada pengaruh penggunaan pengguna media Google Classroom

terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kotabaru di

masa pandemi.

Ha : Ada pengaruh penggunaan pengguna media Google Classroom

terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kotabaru di

masa pandemi.

I. Metode Penelitian

Metode peneletian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti

kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional,

empiris dan sistematis. Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data

empiris (teramati) yang mempunyai kriteria terentu yaitu valid. Setiap

penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu.Secara umum tujuan


penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan

pengembangan. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

hasilnya.Secara umum data yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan

untuk memahami, memecahkan masalah, dan mengantisipasi masalah. Secara

rinci metode yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini di uraikan

sebagai berikut:

1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilakukan di Kelas VII SMP Negeri 5 Kotabaru yang

beralamat di Jl. Bima, Desa Baharu Selatan, Kecamatan Pulau Laut Sigam.

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2020/2021.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian memaparkan hubungan antarvariabel yang akan

diteliti. Rancangan penelitian digunakan untuk menunjukkan jenis

penelitian, terutama untuk penelitian eksperimental.

O1 X O2

Gambar 2. Desain Penelitian

Keterangan :

O1 : Kemampuan Awal (Pretest)


X : Perlakuan (penggunaan media pembelajaran Google Classroom)

O2 : Kempuan Akhir (Posttest)

3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2016: 38). Variabel sendiri ada beberapa

macam, dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel bebas

(independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebasnya adalah

penggunaan aplikasi Google Classroom sebagai media pembelajaran

daring selama pandemi COVID-19. Dan variabel terikat pada penelitian

ini adalah hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kotabaru.

4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :

obyek/subyek mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

semua siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kotabaru. Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sedangkan

untuk sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII A SMP Negeri 5

Kotabaru.
5. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat

beberapa teknik sampling dalam menentukan teknik yang akan

digunakandalam penelitian (Sugiyono, 2016: 81). Untuk pengambilan

sampel, peneliti menggunakan teknik cluster random sampling. Sugiyono

(2016: 86) menyatakan, teknik cluster random sampling merupakan

“sampling daerah yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek

yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk suatu

negara, propinsi, atau kabupaten.”.

6. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sudaryono (Kristiana, 2020: 45) mengatakan, “bahwa

metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Adapn teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode, antara

lain:

a) Tes Hasil belajar

Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

berupa tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika

peserta didik. Tes ini diberikan kepada peserta didik secara

individual, pemberiannya ditujukan untuk mengukur peningkatan

hasil belajar peserta didik. Tes yang digunakan adalah tes pilihan
ganda yang terdiri dari 10 butir soal. Materi yang diujikan adalah

materi tentang bangun datar. Tes yang diberikan pada setiap individu

siswa adalah sama.

b) Dokumentasi

Menurut Mc Millan dan Schumacher (Anita Ningrum, 2020:54)

dokumentasi merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau

dicetak, dapat berupa catatan anekdot, surat, buku harian, dan

dokumen-dokumen. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian

ini berupa perangkat pembelajaran yang akan digunakan pada saat

penelitian nanti.

7. Teknik Validasi Instrumen Penelitian

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,

2016: 121). Adapun teknik validasi instrumen dalam penelitian ini antara

lain:

a) Tes Hasil Belajar

Instrumen penelitian tes hasil belajar berupa soal-soal latihan

materi bangun datar yang akan digunakan untuk soal-soal Pretest dan

Posttest yang sudah divalidasi, oleh karena itu, peneliti menggunakan


soal-soal yang pernah digunakan untuk Ujian Nasional tingkat

Sekolah Menengah Pertama.

b) Dokumentasi

Validasi instrumen Dokumentasi penelitian ini, peneliti akan

meminta bantuan kepada ahli/validator yang merupakan seorang

dosen prodi pendidikan matematika STKIP Paris Barantai.

Ahli/validator menilai dan memberikan masukan menggunakan

lembar validasi yang telah disediakan oleh peneliti.

8. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2016: 245) menyatakan, dalam penelitian kuantitatif,

teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk

menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan

dalam proposal. Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data

menggunakan metode statistik yang sudah tersedia.

Pada tahap analisis data yang didasarkan data sampel, dianalisis

dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan teknik analisis

statistik inferensial.

a) Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau


menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara umum

atau generalisasi (Sugiyono, 2016: 207). Pada statistik deskriptif

akan dihitung rata-rata hasil belajar, sumber deviasi, dan persentase.

1) Rata-Rata (Mean)

Kualifikasi hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dapat

diketahui melalui rata-rata yang dirumuskan dengan:

Me ( x́ )=
∑ xi
n

Keterangan:

Me ( x́ ) = Mean untuk data tunggal

∑ xi = Jumlah data

n = Banyak data

2) Rentang Data (Range)

Rentang data (range) dapat diketahui dengan jalan mengurangi

data yang terbesar dengan data terkecil yang ada dalam

kelompok itu. Rumusnya adalah:

R=X t −X i

Keterangan:

R = Rentang data

xt = Data terbesar dalam kelompok


xi : = Data terkecil dalam kelompok

3) Jumlah Kelas Interval

Dapat dihitung dengan rumus:

K=1+ 3,3 log n

Keterangan:

K = Jumlah kelas interval

n = Jumlah data observasi

log = logaritma

4) Panjang Kelas

Panjang kelas dapat dihitung dengan rumus:

R
P
K

Keterangan:

P = Panjang kelas

R = Rentang

K = Jumlah kelas interval

5) Standar Deviasi

Rumus untuk menghitung standar deviasi untuk data tunggal

adalah:

∑ f i (x i−x́ )2
SD=
√ n−1
Keterangan:

𝑆𝐷 = Standar deviasi

𝑓𝑖 = Frekuensi untuk variabel

𝑥𝑖 = Tanda kelas interval variabel

𝑥̅ = Rata-rata

n = Jumlah populasi

6) Kategorisasi

Kategorisasi untuk atribut psikologi terbagi atas tiga

kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi, Azwar (Kristiana,

2020: 49). Kategorisasi dalam psikologi disajikan pada tabel

berikut:

Interval Kategorisasi
𝑋 < (𝜇 − 1,0𝜎) Rendah
(𝜇 − 1,0𝜎) ≤ 𝑋 < (𝜇 + 1,0𝜎) Sedang
(𝜇 + 1,0𝜎) ≥ 𝑋 Tinggi

Tabel 1. Kategorisasi dalam Psikologi

b) Statistik Inferensial

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untukpopulasi


berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability),

(Sugiyono, 2016: 209).

1) Uji Pendahuluan

Sebelum dilakukan analisis perlu dilakukan uji pendahuluan yaitu uji

normalitas dan uji homogenitas. uji normalitas dan uji homogenitas

diuraikan sebagai berikut:

(a) Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji

liliefors, karena data yang digunakan merupakan data

tunggal. Uji normalitas menggunakan uji liliefors(Lo)

dilakukan dengan langkah-langkah berikut.

(1) Menentukan taraf signifikansi () yaitu  = 5% (0,05)

dengan hipotesis yang diuji:

H0 = Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal,

melawan

H1 = Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi

normal dengan kriteria pengujian:

Jika Lo = Lhitung< Ltabel terima Ho, dan

Jika Lo = Lhitung> Ltabel tolak Ho

(2) Lakukan langkah-langkah pengujian normalitas berikut:


(a) Data pengamatan X1, X2, X3, … Xn dijadikan

bilangan baku z1, z2, z3, …, zn dengan menggunakan

rumus:

(X i− X́ )
zi =
s

Keterangan:
s = simpangan baku
x́ = rata-rata

(b) Untuk setiap bilangan baku ini dengan

menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang

F(zi) = P (z ≤ zi)

(c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, z3, …, znyang

lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi ini

dinyatakan oleh S(zi) maka:

banyaknya z1 , z 2 , z 3 , … , z n
S(zi) =
n

(d) Hitung selisih F(zi)-S(zi), kemudian tentukan harga

mutlaknya.

(e) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga

mutlak selisih tersebut, sebagai harga Lo Atau Lhitung.

(b) Uji Homogenitas


Pengujian homogenitas dilakukan untuk menguji

kesamaan varians setiap kelompok data. Uji homogenitas

dapat dilakukan dengan uji F (Fisher) sebagai berikut “

(1) Tentukan taraf signifikansi () untuk menguji hipotesis:

H0 : σ 12=σ 22 (Kedua varians homogen)

H1 :σ 12 ≠ σ 22 (Kedua varians tidak homogen)

Dengan kriteria pengujian:

Terima H0 jika Fhitung< Ftabel; dan

Tolak H0 jika Fhitung> Ftabel

(2) Menghitung varians tiap kelompok data

(3) Menentukan nilai Fhitungdengan rumus:


2
varians besar ( simpangan baku besar )
F hitung = =
varians kecil (simpangan baku kecil)2

(4) Menentukan nilai F tabel dengan taraf signifikansi () =

5%, dk1 = dkpembilang = na-1, dan dk2 = dkpenyebut = nb-1.

Pada hal ini na = banyaknya data kelompok varians

terbesar (pembilang) dan nb = banyaknya data kelompok

varians terkecil (penyebut).

(5) Lakukan pengujian dengan cara membandingkan nilai

Fhitung dan Ftabel.

2) Uji T

Uji t adalah salah satu tes statistik yang digunakan untuk

menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis yang menyatakan


bahwa di antara dua buah mean sampel yang diambil secara

random dari populasi yang sama tidak terdapat perbedaan

signifikan.

Syarat untuk menggunakan uji t antara lain sebagai berikut:

(a) Data penelitian harus berdistribusi normal.

(b) Data berskala interval atau rasio.

(c) Homogenitas varians.

(d) Informasi mengenai nilai ragam (varians) populasi tidak

diketahui.

(e) Informasi varians sampel diketahui.

Hasil eksperimen yang menggunakan one-group pretest-

posttest design maka rumus atau cara analisis data menggunakan uji

t dengan rumus berikut :

Md
t=
∑ X2 d
√ N (N −1)

Keterangan:
Md = Mean dari perbedaan pre test dengan post test (post
test-pre test)
xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md)
x2d = jumlah kuadrat deviasi
N = subjek pada sampel
d.b. = ditentukan dengan N-1
Setelah didapat nilai thitung dilakukan pengujian dengan cara

membandingkan nilai thitung dan ttabel.

3) Uji Tanda

Uji tanda merupakan salah satu bentuk pengujian statistika

nonparametrik. Pada statistika nonparametrik asumsi-asumsi

yang menjadi dasar statistika parametrik dapat diabaikan,

terutama yang terkait dengan normalitas sebaran data. Uji tanda

dapat digunakan dengan langkah-langkah sebagai berikut

a) Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya

b) Menentukan taraf signifikansi, yang digunakan adalah 0,05

c) Menentukan probabilitas hasil sampel. Kriteria pengujian H0

diterima, jika nilai p > 0,05

d) Membuat kesimpulan.

4) Uji Wilcoxon

Pengujian statistika nonparametrik lain ialah uji Wilcoxon.

Jika data berskala interval, maka dapat diubah ke dalam bentuk

ordinal sehingga uji Wilcoxon dapat digunakan. Nilai statistik uji

Wilcoxon dapat dihitung dengan rumus berikut.


n( n+1)
T−
T−μ T 4
z atau t= =
σT n( n+1)(2 n+1)
√ 24

Keterangan:

z atau t = Jika sampel > 30 gunakan z dan jika sampel < 30

gunakan t

T = jumlah peringkat/ranking yang kecil.

n = jumlah sampel/subjek

9. Prosedur Penelitian

Penelitian terdiri dari tiga tahapan, yaitu prapenelitian

(pendahuluan), perencanaan dan tahap pelaksanaan penelitian. Adapun

langkah-langkah dari setiap tahapan tersebut, adalah:

a) Penelitian pendahuluan

1) Peneliti mengurus perizinan penelitian pendahuluan ke sekolah.

2) Melakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui kondisi

sekolah, jumlah kelas dan peserta didik yang akan dijadikan

subjek penelitian, serta cara mengajar guru matematika.

3) Menentukan kelas yang akan dijadikan sampel.

b) Tahap Perencanaan

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk kelas

yang akan diteliti dengan media pembelajaran Google Classroom.

2) Menyiapkan instrumen penelitian.


c) Tahap Pelaksanaan.

1) Mengadakan pretest pada kelas yang akan diteliti.

2) Melaksanakan penelitian pada kelas yang akan diteliti. Pada

pembelajaran kelas menggunakan media pembelajaran Google

Classroom sebagai perlakuan dan Pelaksanaan pembelajaran sesuai

dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah

disusun.

3) Mengadakan posttest pada kelas yang akan diteliti.

4) Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data hasil pretest dan

posttest.

5) Membuat laporan hasil penelitian

J. Agenda Penelitian

Waktu
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags

Pengumpulan Judul
1.
Skripsi

Penetapan Judul
2.
Skripsi

3. Penetapan Dosen
Pembimbing

Konsultasi Proposal
4.
Skripsi

Pengumpulan
5.
Proposal Skripsi

Seminar Proposal
6.
Skripsi

Rekomendasi/Izin
7.
Penelitian Skripsi

8. Penelitian Skripsi

Masa Penyelesaian/
9.
Bimbingan Skripsi

Pengumpulan
10.
Skripsi

Penetapan Jadwal
11.
Sidang Skripsi

12. Ujian Skripsi

13. Revisi Skripsi

Pengumpulan
14.
Skripsi
K. Daftar Pustaka

‘Aliyyah, H. (2018). Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Belajar dan Media

Cetak Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran

PAI di SMK PGRI 1 Tulungagung Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi

Tidak Dipublikasikan, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Tulungagung, Tulungagung.

Aji, R. H. S. (2020). Dampak COVID-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah,

Keterampilan, Dan Proses Pembelajaran. Salam, 7(5), 395-402.

Angraeni, N. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia

Interaktif Menggunakan Adobe Flash CS5 Untuk Smk Kelas Xi

Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran pada Kompetensi

Dasar Menguraikan Sistem Informasi Manajemen. Skripsi Tidak

Dipublikasikan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Chairudin, A. (2020). Pengaruh Pembelajaran Online Terhadap Prestasi Siswa

Kelas 5 Dan 6 Mi Ma’arif Gedangan, Kec Tuntang, Kab Semarang

Tahun Ajaran 2020/2021. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, Salatiga.

Ghazali, R. Y. (2016). Pembelajaran Matematika yang Bermakna. Math Didactic,

2(3), 181-190.
Google Kelas. (2021). Diperoleh pada tanggal 20 Februari 2021, dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Google_Kelas

Hammi, Z. (2017). Implementasi Google Classroom pada Kelas XI IPA MAN 2

Kudus. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Handani, R. T., Araddin, D., Darmayanti, A. T., & Widiyanto, A. (2020). Pandemi

COVID-19, Respon Imun Tubuh, dan Herd Immunity. Jurnal Ilmiah

Permas, 10(3), 373-380.

Jopli, J. P. (2014). Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa antara Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) Dengan Tipe Teams Games Tournaments (TGT) di Kelas VIII

MTSN 2 Kota Bengkulu. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu, Bengkulu.

Kristiana, N. (2020). Pengaruh Pembelajaran Online Melalui Google Classroom

dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 4 Salatiga Tahun Pelajaran 2020/2021. Skripsi

Tidak Dipublikasikan, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Salatiga, Salatiga.

Ningrum, A. (2020). Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Google Classroom Era

Pandemic COVID-19 Materi Tata Surya Pada Siswa Kelas VII MTS

Negeri Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi Tidak


Dipublikasikan, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga,

Salatiga.

Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta : Depdiknas.

Siagian, M. D (2017). Pembelajaran Matematika dalam Persfektif

Konstruktivisme. Nizhamiyah, 7(2), 61-73.

Siyoto, S., Sodik M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta :

Literasi Media Publishing.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Sukamiyati. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendidikan

Matematika Realistik (PMR) pada Siswa Kelas IV SD Negeri

Timbulharjo. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Yogyakarta.

Susilo, J. (2010). Pengaruh Penggunaan Metode Mengajar Examples Non

Examples Kelas X Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1

Pajar Bulan Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi tidak Dipublikasikan,

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah

Pagaralam, Pagalaram.
Tim Penyususn. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.

Tim Penyusun. (2020). Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 Tentang

Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan

Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Jakarta :

Permenkes.

Tim Penyusun. (2021). Buku Panduan Penulisan Skripsi STKIP Paris Barantai.

Kotabaru : P3M.

Watini, S. (2019). Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Sains pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi, 3(1), 82-90.

Zuldesnita, D., Astimar, N. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Matematika

dengan Menggunakan Model Inkuiri di Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal

Pendidikan Tambusai, 4(3), 2662-2670.

Anda mungkin juga menyukai