Anda di halaman 1dari 47

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING/ONLINE SELAMA PANDEMI

COVID-19 DENGAN MEMANFAATKAN APLIKASI GOOGLE


CLASSROOM PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
SEBAGAI MEDIA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS
XI IPA SMA NEGERI 1 KOTABARU”

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:
LEGIKA HARDIANTI
NIM. 2017.11.0883

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PARIS BARANTAI
2021
KARTU BIMBINGAN PROPOSAL

Nama : Legika Hardianti

NIM : 2017.11.0883

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul : Efektivitas Pembelajaran Daring/Online selama Pandemi


Covid-19 dengan Memanfaatkan Aplikasi Google
Classroom pada Mata Pelajaran Matematika sebagai
Media Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 1
Kotabaru.

Paraf
Tanggal Pokok Masalah
Pembimbing I

Kotabaru, Februari 2021

Pembimbing 1

Agus Syarifuddin, S. Pd., M. Pd.


NIDN. 1101087401
Lembar Persetujuan Proposal Skripsi

“EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING/ONLINE SELAMA PANDEMI


COVID-19 DENGAN MEMANFAATKAN APLIKASI GOOGLE
CLASSROOM PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
SEBAGAI MEDIA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS
XI IPA SMA NEGERI 1 KOTABARU”

Oleh :

LEGIKA HARDIANTI
2017.11.0883

Proposal ini telah disetujui untuk diseminarkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Agus Syarifuddin, S.Pd., M.Pd. Rahmi Yuliana M., S.Pd., M.Pd


NIDN. 1101087401 NIDN.1128078902

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat dan hidayahnya jualah penulis dapat menyelesaikan proposal ini.

Shalawat dan salam disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW

beserta keluarga, dan para sahabat. Semoga kita mendapat syafaat di hari akhir.

Aamiin ya Rabbal Aalamiin.

Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh izin

penelitian skripsi pada program Program Studi Pendidikan Matematika STKIP

Paris Barantai Kotabaru. Proposal ini diberi judul “Efektivitas Pembelajaran

Daring/Online selama Pandemi Covid-19 dengan Memanfaatkan Aplikasi

Google Classroom pada Mata Pelajaran Matematika sebagai Media Belajar

Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kotabaru”

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian proposal ini tidak terlepas

dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak

langsung. Untuk itu penulis ingin menyaampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Agus Syariuddin, S.Pd., M.Pd selaku ketua STKIP Paris Barantai

Kotabaru.

2. Bapak Husni Mubarak, S.Pd., M.Pd Selaku Wakil Ketua I Bid. Akademik

STKIP Paris Barantai Kotabaru.

3. Bapak Mukhsin S.Pd., M.Pd Selaku Wakil Ketua I Bid. Non Akademik

STKIP Paris Barantai Kotabaru.

iii
4. Agus Syarifuddin, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing I dalam penulisan

proposal ini, serta senatiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis.

5. Rahmi Yuliana M., S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing II dalam

penulisan proposal ini, yang juga senatiasa memberikan bimbingan dan saran-

saran kepada penulis.

6. Kedua orang tua dan keluarga yang memberikan do’a restunya dan juga

dukungan moriaserta materil sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

ini.

7. Semua pihak yang turut membantu dalam proses penulisan proposal ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Yang Maha Kuasa

memberikan yang terbaik bagi kita semua dikehidupan sekarang maupun

dikehidupan kekal yang akan datang.

Penulis sebagai manusia biasa, menyadari bahwa kesempurnaan hanya

milik Allah, S.W.T. sehingga jika terdapat kekeliruan dan kesalahan dalam

penulisan proposal ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

demi kesempurnaan proposal ini. Ahirnya, semoga proposal yang sederhana ini

dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamin ya rabbal aalamiin.

Kotabaru, Februari 2021


Penulis

Legika Hardianti
NIM.2017.11.0883

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................

JUDUL PROPOSAL SKRIPSI ....................................................................

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................

B. Pembatasan Masalah ............................................................................

C. Rumusan Masalah ................................................................................

D. Tujuan Penelitian .................................................................................

E. Manfaat Penelitian ...............................................................................

F. Kajian Pustaka .....................................................................................

G. Kerangka Berpikir ...............................................................................

H. Asumsi dan Hipotesis ..........................................................................

I. Metode Penelitian ................................................................................

1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................

2. Desain Penelitian ...........................................................................

3. Populasi dan Sampel ......................................................................

4. Teknik Pengambilan Sampel .........................................................

5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................

6. Teknik Validasi Instumen Penelitian .............................................

7. Teknik Analisis Data .....................................................................

8. Prosedur Penelitian ........................................................................

v
J. Agenda Kegiatan .................................................................................

K. Daftar Pustaka.......................................................................................

LAMPIRAN ...................................................................................................

vi
“EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING/ONLINE SELAMA PANDEMI
COVID-19 DENGAN MEMANFAATKAN APLIKASI GOOGLE
CLASSROOM PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
SEBAGAI MEDIA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS
XI IPA SMA NEGERI 1 KOTABARU”

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan secara umum adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik

agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Pendidikan dapat juga diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk

mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan yang lebih baik. Pendidikan dapat

mengembangkan karakter melalui berbagai macam kegiatan, seperti

penanaman nilai, pengembangan budi pekerti, nilai agama, pembelajaran dan

pelatihan nilai-nilai moral, dan lain sebagainya.

Terkait dengan adanya wabah Covid-19, Kementerian Pendidikan

mengeluarkan kebijakan yaitu dengan meliburkan sekolah dan menggantinya

dengan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan sistem daring

(online). Akibat kebijakan tersebut muncul berbagai permasalahan serta

kesulitan dalam penerapan pembelajaran sistem daring ini. Permasalahan

tersebut antara lain, penguasaan teknologi yang masih rendah, keterbatasan

sarana dan prasarana, jaringan internet, biaya, dan lain sebagainya.

1
2

Penguasaan teknologi yang masih rendah tidak sedikit dialami oleh

guru maupun peserta didik. Tidak semua guru dan peserta didik terbiasa

menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun mereka

memiliki perangkat pendukung seperti laptop dan gadget, terkadang laptop

maupuun gadget yang mereka miliki kurang memadai untuk kegiatan belajar

sistem daring. Permasalahan pun juga muncul dari pihak yang terlibat dalam

dunia pendidikan. Misalnya materi yang belum tuntas disampaikan kepada

peserta didik kemudian guru mengganti dengan tugas yang lainnya. Peserta

didik mengeluh karena banyaknya tugas yang diterima selama penerapan

pembelajaran dari rumah. Masalah lainnya yaitu akses informasi yang kadang

terbatas dan terkendala oleh sinyal yang menyebabkan keterlambatan dalam

mengakses informasi. Pada penerapan pembelajaran daring saat ini, masih

banyak peserta didik yang kesulitan akses internet, hal tersebut menjadi

penghambat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran maupun

mengumpulkan tugas.

Ditengah pandemi Covid-19 yang menyebabkan sektor perekonomian

yang carut marut juga berdampak pada proses pembelajaran, banyak diantara

orang tua maupun guru yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam

menyediakan jaringan internet atau kuota. Guru juga mengalami kesulitan

dalam mengoreksi dan memeriksa setiap tugas yang diberikan kepada siswa,

juga menyebabkan kapasitas ruang penyimpanan ponsel semakin terbatas.

Penerapan pembelajaran sistem daring juga membuat pendidik berpikir

kembali, terhadap model dan metode pembelajaran yang akan digunakan.


3

Ketidaksiapan stakeholder sekolah dalam melaksanakan pembelajaran daring

menjadi faktor utama masalah dan hambatan tersebut. Peralihan cara

pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk mengikuti alur yang

sekiranya bisa ditempuh agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik

terkait efektivitasnya.

Pandemi Covid-19 memberi dampak terhadap pembelajaran yang

dilaksanakan melalui sistem daring. Sisi positifnya, peserta didik dan guru

mampu menguasai dan meningkatkan kompetensi terkait penggunaan

teknologi sebagai penunjang proses pembelajaran daring yang diterapkan

pada saat pandemi berlangsung. Dengan diterapkannya kebijakan belajar dari

rumah, maka mengharuskan peserta didik, guru, dan orang tua untuk cepat

menguasai teknologi yang dibutuhkan untuk memperlancar kegiatan

pembelajaran. Orang tua harus senantiasa mendampongi anaknya untuk

menggunakan teknologi sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Pengawasan

perlu dilakukan oleh orang tua kepada anaknya untuk menghindari

penggunaan teknologi atau gadget pada hal-hal yang kurang bermanfaat.

Pelaksanaan pembelajaran sistem daring yang sedang berlangsung saat ini

menuntut kegiatan belajar jarak jauh tanpa mengurangi kualitas materi dan

target pencapaian belajar peserta didik. Guru dituntut harus dapat

menyampaikan materi pelajaran dengan baik agar mudah dierima dan

dipahami oleh peserta didik meskipun tidak bertatap muka secara langsung.

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 15

pendidikan jarak jauh merupakan pendidikan yang anak didiknya terpisah


4

dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar

melalui teknologi dan komunikasi dan media lain. Pendidikan jarak jauh juga

sering disebut dengan E-Learning atau pembelajaran daring (dalam jaringan).

Media teknologi pembelajaran jarak jauh yang dapat digunakan antara

lain, aplikasi zoom meeting, google classroom, google meet, TVRI, whatsapp

group, edmodo, dan lain sebagainya. Guru harus bisa menentukan media

teknologi apa yang mudah dipakai dan dipahami oleh peserta didik dan

memudahkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Google Classroom merupakan salah satu aplikasi yang sederhana dan

mudah dipahami dalam penggunaannya. Cukup dengan menggunakan akun

email google. Selain kapasitas ruang yang kecil yaitu 13 MB fitur dan menu

yang terdapat pada Google Classroom (GC) ini juga tidak begitu rumit

sehingga gampang untuk digunakan bagi guru maupun peserta didik.

Berdasarkan data dari AppBrain’s oleh Liputan6.com, jumlah unduhan

aplikasi GC ini melonjak begitu tajam selama pandemi Covid-19. Google

Classroom merupakan aplikasi belajar online yang paling banyak diunduh,

jumlah unduhannya mencapai lebih dari 50 juta kali, denngan rating 3,8 dan

mendapat 128 ribu ulasan dari penggunanya. Google Classroom masuk

kedalam daftar 5 aplikasi paling popular. Aplikasi ini juga diunduh oleh

banyak orang diseluruh dunia, antara lain Negara Amerika Serikat, Indonesia,

Meksiko, Kanada, Finlandia, Italia, dan Polandia.

Aplikasi Google Classroom ini juga banyak digunakan disekolah-

sekolah untuk menunjang pembelajaran daring. Salah satu pembelajaran yang


5

menggunakan aplikasi ini sebagai medianya adalah pelajaran matematika.

Matematika yang terkenal sebagai mata pelajaran yang sulit juga menjadi

tantangan bagi guru dalam menyampaikan isi materinya. Dalam pembelajaran

tatap muka saja masih ada peserta didik yang kurang memahami materinya

apalagi dengan pembelajaran yang hanya mengharapkan bantuan aplikasi

Google Classroom.

Akibat dari adanya wabah Covid-19 ini maka PR guru bertambah,

khususnya guru matemtika karena harus menjelaskan ataupun memberikan

contoh kepada peserta didiknya dengan cara apapun yang dapat dipahami

oleh peserta didik. Belum lagi permasalahan oknum guru yang malas

memberikan penjelasan materi atau mengirimkan video penjelasan yang

kemudian guru tersebut hanya akan memberikan tugas-tugas untuk dikerjakan

oleh peserta didik sedangkan materinya masih belum dipahami oleh si anak.

Dan akibat dari pemberian tugas ini peserta didik cenderung malas

memahami materi secara mandiri karena merasa bahwa guru pun tidak terlalu

peduli dengan materi tersebut, dan ada pula yang bertanya atau meminta

penjelasan dari orang tua yang tentu saja membuat para orang tua juga

terkadang bingung harus menjelaskan apa karena mereka juga bukan ahli di

bidang tersebut.

Efektifitas merupakan suatu standar mutu pendidikan yang sering kali

diukur dengan tercapainya tujuan, yang diperoleh setelah pelaksanaan proses

belajar mengajar, yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau

melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada peserta didik. Untuk mengetahui


6

apakah suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif atau tidak ada beberapa

indikator yang harus dipenuhi, antara lain: 1) keterlaksanaan pembelajaran; 2)

hasil belajar peserta didik; 3) respon peserta didik; dan 4) aktivitas peserta

didik.

Keterlaksanaan pembelajaran yaitu kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dengan media yang digunakan yaitu Google Classroom.

Dimana nantinya untuk mengetahui apakah pembelajaran terlaksana dengan

baik atau tidak, peneliti menggunakan angket observasi keterlaksanaan

pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP.

Hasil belajar peserta didik dihasilkan dari proses pembelajaran yang

berlangsung dengan menggunakan media Google Classroom melalui

pemberian soal latihan yang sudah divaliditas.

Respon peserta didik didapat dari angket yang akan diberikan oleh

peneliti setelah pembelajaran selesai. Dimana angket tersebut harus diisi oleh

peserta didik sesuai dengan kejadian atau apa yang mereka alami selama

mengikuti pembelajaran dengan bantuan media Google Classroom.

Aktifitas peserta didik dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung dengan Google Classroom, dimana nantinya peneliti akan

menggunakan angket observasi aktifitas peserta didik yang akan di isi oleh

peneliti sebagai observer. Penelitian ini nantinya dikatakan efektif apabila 3

dari 4 indikator yang disebutkan diatas berhasil dipenuhi.


7

SMA Negeri 1 Kotabaru adalah salah satu sekolah menengah atas yang

ada di Kabupaten Kotabaru. Sekolah ini juga adalah salah satu sekolah yang

terdampak pandemi Covid-19 yang harus melakukan pembelajaran daring.

Pembelajaran daring di sekolah ini dilakukan dengan bantuan beberapa

aplikasi untuk menunjang pembelajaran daring, salah satuunya aplikasi

Google Classroom.

Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Kotabaru dipilih oleh peneliti sebagai

objek penelitian nantinya karena beberapa alasan. Pertama, karena kelas XI

IPA adalah kelas yang dipegang oleh peneliti pada saat pelaksanaan PLP-2.

Dan kedua, kelas XI IPA pada mata pelajaran matematika mennggunakan

Google Classroom sebagai media bantu pembelajaran pada saat pandemi.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengangkat judul penelitian

yang sudah didiskusikan dengan dosen pembimbing yaitu “EFEKTIVITAS

PEMBELAJARAN DARING/ONLINE SELAMA PANDEMI COVID-

19 DENGAN MEMANFAATKAN APLIKASI GOOGLE CLASSROOM

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI MEDIA

BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI 1

KOTABARU”.
8

B. PEMBATASAN MASALAH

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas pembelajaran daring/online

selama pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan aplikasi Google Classroom

pada mata pelajaran matematika sebagai media belajar peserta didik kelas XI

IPA SMA Negeri 1 Kotabaru. Peneliti ingin mengetahui tingkat efektivitas

yang dapat dicapai pada saat menggunakan Google Classroom sebagai media

belajar ditengah pandemi Covid-19 ditinjau dari beberapa indikator yang

sudah disebutkan di atas dengan bantuan beberapa soal yang diujikan dan

bantuan angket.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah

pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana efektivitas pembelajaran daring/online selama pandemi

Covid-19 dengan memanfaatkan aplikasi Google Classroom pada mata

pelajaran matematika sebagai media belajar peserta didik kelas XI IPA

SMA Negeri 1 Kotabaru ditinjau dari:

a. Keterlaksanaan pembelajaran.

b. Hasil belajar peserta didik.

c. Respon peserta didik.

d. Aktifitas peserta didik.


9

D. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas

pembelajaran daring/online selama pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan

aplikasi Google Classroom pada mata pelajaran matematika sebagai media

belajar peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kotabaru ditinjau dari

keterlaksanaan pembelajaran, hasil belajar peserta didik, respon peserta didik

dan aktifitas peserta didik.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peserta Didik

Penelitian ini dapat membantu peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1

Kotabaru untuk meningkatkan semangat dan motivasi belajar mereka di

masa pandemi seperti ini.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan yang berguna untuk

meningkatkan kualitas pelaksanaan program pembelajaran daring saat ini

dan memanfaatkan fasilitas yang disediakan dalam kegiatan belajar

mengajar.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan untuk

memanfaatkan media daring dalam kegiatan belajar mengajar. Dan dapat


10

mengetahui keefektifan pembelajaran matematika dengan memanfaatkan

aplikasi Google Classroom sebagai media belajar.

F. KAJIAN PUSTAKA

1. Efektivitas

Pengertian efektivitas secara umum dapat di artikan seberapa jauh

tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Dimana kata

efektivitas lebih mengacu pada tujuan yang telah ditargetkan

sebelumnya. Efektivitas ini sangat berpengaruh terhadap tingkat

keberhasilan suatu model atau media pembelajaran yang digunakan

dalam proses belajar mengajar.

Menurut Miarso (Rohmawati, 2015:16) “Efektivitas pembelajaran

merupakan salah satu standar mutu pendidikan dan sering kali diukur

dengan tercapainya tujuan, atau dapat juga diartikan sebagai ketetapan

dalam mengelola suatu situasi, “doing the right things””. Sedangkan

Sadiman mengatakan “keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang

diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.” Halmalik

menyatakan bahwa “pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang

menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-

luasnya kepada siswa untuk belajar.” (Abidin, 2020: 134).

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah satu standar mutu

pendidikan dan sering kali diukur dengan tercapainya tujuan, yang


11

diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar, yang

menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-

luasnya kepada peserta didik untuk belajar.

Kriteria atau indikator dari efektivitas menurut Baroh dalam Putri

(2018: 29) meliputi: 1) kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

(keterlaksanaan pembelajaran); 2) hasil belajar peserta didik; 3) respon

peserta didik; dan 4) aktifitas peserta didik.

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran atau

keterlaksanaan pembelajaran adalah bagaimana seorang guru

melaksanakan atau melakukan kegiatan belajar mengajar dan mengelola

kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Hasil belajar merupakan sebuah umpan balik setelah seseorang

melakukan proses belajar. Oleh sebab itu, dengan balajar sungguh-

sungguh maka akan memperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar

yang dimaksud sebagai indikator efektivitas adalah hasil belajar peserta

didik yang nantinya dilihat melalui soal-soal yang diberikan peneliti.

Respon peserta didik didapatkan dengan menggunakan angket.

Angket pada umumnya digunakan untuk mengetahui pendapat atau sikap

anak terhadap suatu permasalahan. Respon peserta didik dalam penelitian

ini adalah tanggapan dari peserta didik mengenai efektivitas penggunaan

aplikasi Google Classroom sebagai media belajar pembelajaran

daring/online selama pandemi Covid-19.


12

Aktivitas peserta didik adalah proses komunikasi antara peserta

didik dengan guru atau sesama peserta didik sehingga menghasilkan

perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku, dan keterampilan yang

dapat diamati melalui perhatian, kesungguhan, kedisiplinan, dan

keterampilan peserta didik dalam bertanya atau menjawab. Aktivitas

peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan peserta

didik yang langsung diamati oleh peneliti selaku observer yang diukur

dengan menggunakan angket observasi. Lembar angket observasi adalah

daftar yang berisi kegiatan yang mungkin terjadi dalam kelas selama

proses pembelajaran berlangsung dan akan diamati dalam batasan-

batasan tertentu.

2. Pengertian Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang

disadari atau disengaja. Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang

dalam melakukan aspek mental yang memungkinkan terjadinya

perubahan pada dirinya. Dengan demikian, dapat dipahami juga bahwa

suatu kegiatan belajar dikatakan baik apabila intensitas keaktifan jasmani

maupun mental seseorang semakin tinggi. Sebaliknya meskipun

seseorang dikatakan belajar, namun jika keaktifan jasmaniah dan

mentalnya rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak secara nyata

memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar. (Pane, 2017:335).


13

3. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika bagi peserta didik merupakan

pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun

dalam penalaran suatu hubungan diantara pengertian-pengertian itu.

Dalam pembelajaran matematika, peserta didik dibiasakan untuk

memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang

dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi).

Peserta didik diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat

untuk memahami atau menyampaikan informasi misalnya melalui

persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model matematika

yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soal-soal

uraian matematika lainnya. (Shahidayanti, 2012:15)

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses interaksi antara

pendidik dan peserta didik dalam lingkungan belajar agar dapat

memahami lambang-lambang yang diatur menurut aturan yang logis.

Dalam pembelajaran matematika terdapat beberapa metode mengajar,

seperti ceramah, demostrasi, Tanya jawab, pemberian tugas, diskusi dan

lain sebagainya. (Nuhuyanan, 2019: 11)

Depdiknas (Siagan, 2016: 63-64) menyatakan tujuan pembelajaran

matematika diantaranya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan:

a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes,

akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.


14

b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model

matematika, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri

dalam pemecahan masalah.

4. Pandemi Covid-19

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus

(SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan yang

menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut,

sampai kematian. Yurinato dan Bambang Wibowo (2020) (Dewi,

2020:56) menyatakan: Corona virus itu sendiri adalah keluarga besar

virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat.

Ada setidaknya dua jenis corona virus yang diketahui menyebabkan

penyakit yang dapat menimbulkan gehala berat. Coronavirus Disaeses

2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah

diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan gejala umum infeksi


15

COVID-19 antara lain gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk,

dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi

terpanjang selama 14 hari.

Pandemi Covid-19 terjadi karena ada penemuan dan mutasi baru

dari virus SARS-CoV menjadi sangat mudah menginfeksi dan tingkat

kemampuan bertahan dan berkembang biak yang tinggi, ini menjadi

tantangan masyarakat karena pasien yang dalam masa inkubasi dan

terdekteksi negative palsu dapat menyebarkan virus. Langkah

pencegahan menjadi poin utama yang harus dipahami semua orang.

Waktu yang sesuai sangat penting dalam pendeteksian penyebaran

Covid-19. Untuk menghindari bias dan hasil negatif palsu, seluruh tenaga

kesehatan dan mayoritas masyarakat harus memahami sistem imunitas

tubuh dan mekanisme alamiah virus di dalam tubuh (Handayani, 2020:

378-379).

5. E-Learning

Menurut Dong yang disimpulkan oleh Kamarga (Aunurrahman,

2011:232), E-Learning adalah kegiatan belajar asinkronis melalui

perangkat elektronik seperti komputer maupun gadget yang tersambung

dengan jaringan internet, dimana peserta didik berusaha memperoleh

bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kegiatan belajar E-

Learning berbeda dengan kegiatan belajar tatap muka seperti biasa,

karena dalam pembelajaran E-Learning baik peserta didik maupun guru

melakukan pembelajaran jarak jauh.


16

Menurut Munir dalam Hanum (2013: 92) E-learning didefinisikan

sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan dibidang

pendidikan dalam bentuk dunia maya. Istilah e-learning lebih tepat

ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses

pembelajaran yang ada di sekolah atau perguruan tinggi ke dalam bentuk

digital yang dijembatani oleh teknologi internet.

Pembelajaran jarak jauh dapat digunakan pada keempat komponen

pendidikan yakni: pendidikan umum, memperkuat pengetahuan pendidik

tentang mata pelajaran yang diajarkan, pengajaran pedagogik dan

perkembangan anak, dan sebagai panduan menuju kelas yang lebih baik

(Monica, 2020:1631)

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran e-learning atau disebut juga pembelajaran jarak jauh

adalah pembelajaran yang dilaksanakn dengan menggunkan media

internet, dimana peserta didik dan guru tidak saling tatap muka. Kegiatan

belajar mengajar dilakukan dengan bantuan aplikasi yang menjadi

jembatan antara guru dan peserta didik.

6. Media Pembelajaran

Nunu Mahnun (Tafonao, 2018: 104) menyebutkan bahwa “media”

berasal dari bahasa Latin “medium” yang berarti “perantara” atau

“pengantar”. Media merupakan sarana penyalur pesan atau informasi

belajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada sasaran atau

penerima pesan tersebut. Penggunaan media pengajaran dapat membantu


17

pencapaian keberhasilan belajar. Media pembelajaran adalah alat bantu

dalam proses belajar mengajar untuk merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan kemampuan atau keterampilan peserta didik sehingga

dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Media pembelajaran adalah semua sarana seperti orang, bahan, alat

atau peristiwa yang memungkinkan adanya kondisi seseorang untuk

menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Berdasarkan pengertian

tersebut dapat dikatakan media terdiri dari guru, pendidik, atau dosen,

buku ajar, alat peraga, serta lingkungan. Setiap media merupakan sarana

untuk menuju ke suatu tujuan yang mengandung informasi yang dapat

dikomunikasikan kepada orang lain. Informasi ini diperoleh dari buku-

buku, rekaman, internet dan sebagainya.

7. Google Classroom

Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi dalam dunia

pendidikan yang ada pada seluruh dunia, membuat Google salah satu

perusahaan raksasan dan situs yang banyak diminati di dunia tertarik

untuk membuat Tools atau alat bantu yang dapat memudahkan

pembelajaran dengan media internet. Google Apps for Education

merupakan inovasi yang paling menraik karena produk ini dibuat untuk

mendampingi peserta didik, mahasiswa, guru maupun dosen dalam

kegiatan belajar mengajar. Pada tanggal 12 Agustus 2014 Google merilis

Google Classroom yang merupakan salah satu aplikasi Google namun

baru banyak digunakan pada pertengahan tahun 2015. Google Classroom


18

sangat diminati karena penggunaan yang relatif mudah dan aplikasi ini

terhubung dengan Google Apps for Education lainnya. Sehingga sangat

di anjurkan untuk digunakan sebagai media dalam pelaksanaan

pembelajaran karena dapat digunakan oleh peserta didik sebagai

pendukung proses kegiatan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di

luar kelas.

Google Classroom merupakan salah satu bentuk pembelajaran e-

learning yang menggunakan WebCT. Sebuah aplikasi yang

memungkinkan terciptanya ruang kelas di dunia maya. Google

Classroom diharapkan mampu memberi kemudahan dalam dunia

pendidikan pada masa pandemi seperti sekarang ini karena dapat di akses

kapan saja, dimana saja, dan dapat menghubungkan guru dan peserta

didik saat melakukan pembelajaran daring. Guru dan peserta didik dapat

menggunakan aplikasi ini sebagai sarana distribusi tugas, mengumpulkan

tugas, penyampaian materi, pengiriman materi, dan menilai tugas yang

dikumpulkan.

G. KERANGKA BERPIKIR

Kerangka berpikir pada dasarnya merupakan argumentasi logis untuk

sampai pada penemuan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.

Kerangka berpikir berguna untuk mengintegrasikan teori-toeri dan hasil

penelitian yang terpisah-pisah menjadi satu rangkaian utuh dengan

menggunakan logika deduktif yang mengarah pada penemuan jawaban


19

sementara yang disebut hipotesis. Kerangka berpikir disampaikan dalam

bentuk uraian (deskriptif) dan atau gambar (bagan).

Pada masa pandemi seperti sekarang ini guru tentu menggunakan media

pembelajaran yang dirasa bisa membantu guru selama pandemi dalam

menyampaikan materi-materi pembelajaran kepada peserta didik. Salah satu

media pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah Google Classroom.

Penggunaan Google Classroom ini bertujuan untuk membantu peserta didik

dalam mengakses materi dan soal-soal sesuai dengan waktu yang sudah

ditetapkan oleh guru.

Media pembelajaran Google Classroom merupakan salah satu aplikasi

yang bisa menunjang pembelajaran jarak jauh, dimana pada aplikasi ini guru

dapat membuat ruang kelas secara virtual dan di dalam kelas tersebut peserta

didik dapat mengakses materi-materi yang ingin disampaikan oleh guru, dan

saling membagikan materi jika diberlakukan tugas kelompok. Aplikasi ini

dianggap dapat memudahkan proses belajar mengajar karena aplikasi ini

dapat digunakan dengan mudah. Guru juga bisa dengan mudah memberi nilai

langsung pada lembar kerja peserta didik yang sudah dikirim melalui Google

Classroom ini. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan aplikasi ini juga

mempermudah proses pembelajaran karena dapat dilakukan kapan saja dan

dimana saja.

Penggunaan Google Classroom dinilai efektif dan memudahkan guru

dalam menyampaikan pembelajaran pada saat pandemi seperti sekarang ini.

Efektivitas sendiri dapat dilihat apabila beberapa indikatornya terpenuhi.


20

Indikator efektivitas ada empat yaitu 1) keterlaksanaan pembelajaran; 2) hasil

belajar peserta didik; 3) respon peserta didik; dan 4) aktifitas peserta didik.

Berikut uraian dari masing-masing indikator tersebut:

1. Keterlaksanaan pembelajaran yaitu kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran daring dengan media yang digunakan yaitu Google

Classroom selama pandemi Covid-19. Dimana nantinya untuk

mengetahui apakah pembelajaran terlaksana dengan baik atau tidak,

peneliti menggunakan angket observasi keterlaksanaan pembelajaran

yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP.

2. Hasil belajar peserta didik dihasilkan dari proses pembelajaran daring

yang berlangsung dengan menggunakan media Google Classroom

melalui pemberian soal latihan yang sudah divaliditas.

3. Respon peserta didik didapat dari angket yang akan diberikan oleh

peneliti setelah pembelajaran daring selesai. Dimana angket tersebut

harus diisi oleh peserta didik sesuai dengan kejadian atau apa yang

mereka alami selama mengikuti pembelajaran dengan bantuan media

Google Classroom selama masa pandemi Coovid-19.

4. Aktifitas peserta didik dilakukan selama proses pembelajaran daring

berlangsung dengan Google Classroom, dimana nantinya peneliti akan

menggunakan angket observasi aktifitas peserta didik yang akan di isi

oleh peneliti sebagai observer.

Berdasarkan hal tersebut di atas, diharapkan pembelajaran pada masa

pandemi Covid-19 seperti sekarang ini dapat diatasi dengan adanya media
21

pembelajaran berupa aplikasi Google Classroom. Selain itu, penggunaan

aplikasi tersebut juga diharapkan bisa menciptakan pembelajaran yang

efektif. Dimana pembelajaran efektif adalah suatu kondisi yang diciptakan

oleh guru yang sesuai dengan pedoman kurikulum dan memperhatikan

perbedaan individual peserta adidik agar peserta didik dapat berpikir dan

belajar secara aktif. Keefektifan suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif

apabila 3 dari 4 indikatornya terpenuhi. Dan keefektifan dapat diukur melalui

keterlaksanaan pembelajaran, hasil belajar peserta didik, respon peserta didik,

dan aktifitas peserta didik.

H. HIPOTESIS

Hipotesis mengandung makna suatu dugaan sementara. Hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa

yang kita cari atau apa yang kita ingin pelajari. Hipotesis adalah keterangan

sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. Dalam

penelitian ini peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H 0 Penggunaan aplikasi Google Classroom pada pembelajaran matematika

secara daring sebagai media belajar selama pandemi Covid-19 di kelas

XI IPA SMA Negeri 1 Kotabaru tidak efektif.

H 1 Penggunaan aplikasi Google Classroom pada pembelajaran matematika

secara daring sebagai media belajar selama pandemi Covid-19 di kelas

XI IPA SMA Negeri 1 Kotabaru efektif.


22

I. METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kotabaru

pada kelas XI IPA. Sedangkan waktu pelaksanaan akan dilaksanakan

pada 08 Maret sampai dengan 11 Mei 2021.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah Pre-Experimental Design (Desain Pra-Eksperimen) One-Group

Pretest-Posttest Design. Sugiyono (2016: 74) pada desain penelitian ini

terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil

perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan

dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Tabel 1
Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest

Pretest Perlakuan Posttest


O1 X O2

Keterangan:

O1=¿ nilai pretest (sebelum diberikan perlakuan)

O 2=¿ nilain posttest (sesudah diberikan perlakuan)

X =¿ perlakuan yang diberikan

Beberapa indikator dari keefektifan terlihat pada saat perlakuan

diberikan, diantaranya indikator berupa keterlaksanaan pembelajaran dan


23

aktifitas peserta didik. Untuk indikator respon peserta didik terlihat pada

saat setelah perlakuan diberikan. Dan untuk hasil belajar peserta didik

dilihat pada saat sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan

perlakuan.

3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2016: 38). Variabel sendiri ada beberapa

macam, dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel bebas

(independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebasnya adalah

penggunaan aplikasi Google Classroom sebagai media belajar daring

selama pandemi Covid-19. Dan variabel terikat pada penelitian ini adalah

efektivitas pembelajaran.

4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kotabaru.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Untuk sampel pada penelitian ini adalah peserta

didik kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Kotabaru.


24

5. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat

beberapa teknik sampling dalam menentukan teknik yang akan

digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2016: 81). Untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Probability

Sampling. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi

untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam Probability Sampling

terdapat beberapa macam, teknik yang digunakan peneliti adalah Simple

Random Sampling. Yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi.

6. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data,

diantaranya dengan tes tertulis, angket dan observasi. Berikut uraian dari

masing-masing teknik yang digunakan:

a) Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran bertujuan

untuk mengetahui seberapa baik keterlaksanaan pembelajaran daring

pada saat pembelajaran berlangsung. Soal-soal yang terdapat dalam

lembar observasi ini mengacu pada langkah-langkah pembelajaran

yang disesuaikan dengan RPP yang dibuat. Pengamatan dilakukan


25

sejak dimulainya pembelajaran hingga kegiatan pembelajaran

berakhir dan dinilai sendiri oleh observer (peneliti).

b) Tes hasil belajar peserta didik

Teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan

data hasil belajar peserta didik pada penelitian ini adalah dengan cara

pemberian tes kepada peserta didik setelah pembelajaran selesai.

Dimana data tersebut berupa detail kebenaran jawaban peserta didik

dan skor akhir peserta didik. Bentuk tes yang akan diguanakan

adalah bentuk uraian. Cara pemberian skornya adalah sebagai

berikut:

Jumlah skor yang diperoleh peserta didik


Nilai akhir= ×100
jumlah skor total

c) Angket respon peserta didik

Angket respon peserta didik digunakan untuk mengetahui

respon peserta didik terhadap penggunaan Google Classroom

sebagai media belajar selama pandemi Covid-19. Teknik yang

digunakan untuk memperoleh data respons peserta didik tersebut

adalah dengan membagikan angket kepada peserta didik setelah

pembelajaran selesai untuk diisi sesuai dengan petunjuk yang

diberikan dan sesuai dengan keadaan yang sedang terjadi atau yang

mereka alami.
26

d) Lembar observasi aktivitas peserta didik

Lembar observasi aktivitas peserta didik digunakan untuk

memperoleh data tentang aktivitas peserta didik selama proses

pembelajaran berlangsung. Komponen penilaian berkaitan dengan

aktivitas peserta didik, perhatian, kesungguhan, dan kedisiplinan.

Lembar ini diisi oleh observer (peneliti) berdasarkan situasi yang

benar-benar terjadi.

6. Teknik Validasi Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

berupa soal-soal latihan yang sudah divalidasi karena menggunakan soal-

soal yang pernah digunakan untuk Ujian Nasional untuk menemukan

hasil belajar peserta didk. Dan untuk menemukan respon peserta didik,

observasi keterlaksanaan pembelajaran dan aktivitas peserta didik,

peneliti menggunakan instrument kuesioner. Dalam penelitian ini setiap

butir soal di uji validitasnya dengan rumus korelasi product moment dari

Pearson dengan angka kasar dan dibantu oleh tim ahli, yaitu sebagai

berikut:

r xy =N ∑ XY −¿ ¿ ¿

Keterangan:

r xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y


X = Nilai masing-masing item
Y = Nilai total
∑ XY = Jumlah perkalian antara variabel X dan Y

∑ X2 = Jumlah kuadrat variabel X


27

∑Y2 = Jumlah kuadrat variabel Y


N = Jumlah subyek
7. Teknik Analisis Data

Data yang dimaksud dalam bagian ini adalah data yang sudah

didapat dari hasil penelitian. Data hasil penelitian nantinya berupa

aktivitas peserta didik, respon peserta didik, hasil belajar peserta didik

dan keterlaksanaan pembelajaran yang merupakan indikator dari

efektivitas pembelajaran.

Data dari jasil penelitian dianalisis dengan menggunakan 2 jenis

analisis yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial,

sebagai berikut:

a) Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum

atau generalisasi (Sugiyono, 2016: 147). Analisis ini dilakukan

untuk menganalisis indikator keefektifan yaitu keterlaksanaan

pembelajaran, hasil belajar peserta didik, respon peserta didik, dan

aktifitas peserta didik. Analisis ini bertujuan untuk memberi

gambaran secara umum. Penjabaran dari setiap indikator efektivitas

adalah sebagai berikut:

1) Keterlaksanaan pembelajaran
28

Teknik analisis data terhadap keterlaksanaan

pembelajaran digunakan analisis rata-rata. Artinya

keterlaksanaan pembelajaran dihitung dengan cara menjumlah

nilai setiap aspek kemudian membaginya dengan banyak aspek

yang dinilai. Adapun pengkategorian keterlaksanaan

pembelajaran digunakan kategori berikut:

Tabel 2
Konversi Nilai Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran

Interval Skor Kategori


3,50< X́ ≤ 4,00 Sangat Baik
2,50< X́ ≤ 3,49 Baik
1,50< X́ ≤ 2,49 Cukup Baik
1,00< X́ ≤ 1,49 Kurang Baik
Sumber: (Wahyudin, 2018)

Keterangan: X́ =¿ rata-rata skor keterlaksanaan pembelajaran

Kriteria keterlaksanaan pembelajaran dikatakan

penerapannya baik apabila konveksi nilai rata-rata setiap aspek

pengamatan yang diberikan oleh observer pada saat

pembelajaran daring berlangsung berada pada kategori

terlaksana atau sangat terlaksana.

2) Hasil belajar peserta didik

Hasil belajar peserta didik dianalisis dengan menggunakan

analisis statistik deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan

pemahaman materi matematika peserta didik yang menerapkan

pembelajaran daring dengan bantuan Google Classroom baik

sebelum perlakuan ataupun sesudah diberikan perlakuan.


29

Kriteria yang digunakan untuk menentukan ketuntasan hasil

belajar peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kotabaru

nantinya yaitu dengan tabel berikut:

Tabel 3
Kategorisasi Standar Penilaian

Nilai Kategori
0−49 Sangat Rendah
50−69 Rendah
70−79 Sedang
80−89 Tinggi
90−100 Sangat Tinggi
Sumber: (Wahyudin, 2018)

Tabel 4
Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Peserta
Didik pada Mata Pelajaran Matematika

Kategorisasi Ketuntasan
Tingkat Penguasaan
Belajar
0 ≤ x<70 Tidak Tuntas
70 ≤ x ≤100 Tuntas
Sumber: SMA Negeri 1 Kotabaru

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menghitung

ukuran pemusatan data presetasi belajar. Data yang diperoleh

dari hasil pretest dan posttest dianalisis untuk mengetahui hasil

belajar peserta didik. Besarnya peningkatan sebelum dan

sesudah diberikan perlakuan dihitung dengan rumus gain

ternormalisasi.

S post −S pre
g=
Smaks −S pre

Keterangan: S pre =¿ Skor pretest

S post =¿ skor posttest


30

Smaks=¿ skor maksimal

Untuk klasifikasi gain ternormalisasi terlihat pada tabel

berikut:

Tabel 5
Klasifikasi Gain Ternormalisasi

Koefisien Normalisasi Klasifikasi


g<0,3 Rendah
0,3 ≤ g <0,7 Sedang
g ≥ 0,7 Tinggi
Sumber: (Wahyudin, 2018)

Adapun kriteria pengambilan keputusan mengenai uji-t

untuk skala ini adalah:

 H 0 :μ g <0,3. H 0 diterima jika peningkatan hasil belajar

kurang dari 0,3 (kategori sedang).

 H 1 : μ g ≥0,3. H 1 diterima jika peningkatan hasil belajar

lebih dari atau sama dengan 0,3 (kategori sedang).

3) Respon peserta didik

Data tentang respon peserta didik diperoleh dari angket

respon peserta didik terhadap pembelajaran matematika secara

daring dengan menggunakan media belajar Google Classroom

selama masa pandemi Covid-19. Selanjutnya dianalisis dengan

mencari presentase jawaban peserta didik untuk tiap-tiap butir

soal dalam angket. Respon peserta didik dianalisis dengan

melihat presentase yang dihitung dengan menggunakan rumus:

f
P= × 100 %
N
31

Keterangan:

P = Presentase respon peserta didik yang menjawab

sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju

f = Frekuensi peserta didik yang menjawab sangat

setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju

N = Banyak peserta didik yang mengisi angket

Kriteria untuk menyatakan bahwa respon peserta didik

terhadap pembelajaran matematika secara daring dengan

meanfaatkan aplikasi Google Classroom sebagai media belajar

selama pandemi Covid-19 adalah positif atau dikatakan efektif

apabila minimal 75 % peserta didik yang memberi respon positif

dari semua aspek yang ditanyakan.

4) Aktifitas peserta didik

Data hasil pengamatan aktivitas peserta didik selama

kegiatan pembelajaran daring berlangsung dianalisis dengan

menggunakan presentase. Presentase pengamatan tersebut

dihitung dengan rumus:

frekuensi setiap aspek pengamatan


P= × 100 %
jumlah peserta didik

Kriteria keberhasilan aktivitas peserta didik dalam

penelitian ini dikatakan efektif apabila minimal 70% peserta

didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

b) Analisis Statistik Inferensial


32

Statisrik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan

untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk

populasi. Statistik ini akan cocok digunakan jika sampel diambil dari

populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu

dilakukan dengan random (Sugiyono, 2016: 148).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan statitik inferensial

untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk

populasi. Teknik ini dimaksudkan untuk pengujian hipotesis

penelitian. Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian,

terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebagai uji prasyarat.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan langkah awal dalam

menganalisis data secara spesifik. Uji normalitas digunakan

untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Untuk

pengujian tersebut digunakan uji Kolmogorov Smimov dengan

menggunakan taraf signifikansi 5 % atau 0,05 (Wahyudin, 2016:

87), dengan syarat:

Jika Pvalue ≥ α =0,05 maka distribusinya adalah normal

Jika Pvalue < α=0,05 maka distribusinya adalah tidak normal

2) Pengujian Hipotesis

 Pengujian hipotesis minor berdasarkan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) menggunakan uji kesamaan


33

rata-rata yaitu dengan menerapkan teknik uji-t satu sampel

(One Sample t-test)

One Sample t-test merupakan teknik analisis untuk

membandingkan satu variabel bebas. Teknik ini digunakan

untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara

signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Pada

uji hipotesis ini, diambil satu sampel yang kemudian

dianalisis apakah ada perbedaan rata-rata dari sampel

tersebut. Uji hipotesis dibuat dalam situasi ini, yaitu:

H 0=μ ≤ 69,9 melawan H 1=μ> 69,9

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

H 0 ditolak jika P−Value >α dan H 0 diterima jika P−Value ≤ α ,

dimana α =0,05. Jika H 0 ditolak jika P−Value <α berarti

hasil belajar matematika peserta didik mencapai KKM 70.

 Pengujian Hipotesis Minor berdasarkan Ketuntasan

Klasikal menggunakan uji proporsi

Pengujian hipotesis proporsi adalah pengujian yang

dilakukan untuk mengetahui apakah proporsi yang

dihipotesiskan didukung informasi dari data sampel

(apakah proporsi sampel berbeda dengan proporsi yang

dihipotesiskan). Dalam pengujian hipotesis ini

menggunakan pengujian hipotesis satu populasi. Uji

hipotesisi dibuat dalam situasi ini, yaitu:


34

H 0=π ≤ 69,9 melawan H 1=π >69,9

Dengan rumus (Wahyudin, 2018:88):

x
−π 0
n
z=
π 0 ( 1−π 0 )
√ n

Keterangan:

z = Nilai z

x = Banyak Kejadian

n = Banyak Sampel

π0 = proporsi anggapan/acuan/standar

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

H 0 ditolak jika z > z(0,5−α ) dan H 0 diterima jika z ≤ z(0,5−α ),

dimana α =0,05. Jika z > z(0,5−α ) berarti hasil belajar

matematika peserta didik bisa mencapai 80 %.

 Pengkajian Hipotesis berdasarkan Gain (peningkatan)

menggunakan uji-t satu sampel (One Sample t-test)

Uji-t satu sampel (One Sample t-test) sampel

digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil

belajar matematika yang terjadi pada peserta didik kelas

eksperimen, diperoleh dengan membandingkan skor rata-

rata pretest dan posttest. Uji hipotesis dibuat dalam situasi

ini, yaitu:
35

H 0=μ g ≤0,29 melawan H 1=μ0 >0,29 dengan rumus

(Wahyudin, 2018: 88):

x́−μg
t=
s/ √ n

Keterangan:

t = Nilai t hitung

x́ = Rata-rata

μ0 = Nilai yang dihipotesiskan

s = Simpangan baku

n = Jumlah anggota sampel

Kriteria pengambilan keputusan:

H 0 ditolak jika t >t hitung dan H 1 diterima jika t ≤ t hitung

dimana a=0,05. Jika t <t hitung berarti hasil belajar

matematika peserta didik bisa mencapai 0,30.

8. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur pelaksanaan penelitian ini terbagi menjadi 3

tahap, yaitu:

a) Tahap persiapan

Ada beberapa hal yang harus disiapkan peneliti sebelum

melaksanakan penelitian. Adapun persiapannya meliputi:

1) Menyusun proposal penelitian

2) Melakukan pengujian pada setiap instrument

3) Melakukan perbaikan (revisi)


36

4) Meminta surat ijin kepada kampus STKIP Paris Barantai terkait

pelaksanaan penelitian di SMA Negeri 1 Kotabaru.

5) Menghubungi pihak sekolah

b) Tahap pengumpulan dan analisis data

Beberapa hal yang akan dilakukan terkait pengumpulan data adalah:

1) Merencanakan penelitian lebih lanjut terkait jadwal dengan

subjek penelitian

2) Melaksanakan dan menerapkan pembelajaran yang telah

dirancang

3) Memberikan materi kepada peserta didik

4) Memberikan tes berupa soal latihan kepada peserta didik

5) Melakukan wawancara dan pemberian angket respon peserta

didik kepada peserta didik terkait tanggapan mengenai

pembelajaran matematika dengan memanfaatkan aplikasi google

classroom sebagai media belajar.

6) Mengisi lembar observasi pada saat kegiatan pembelajaran

daring berlangsung dan lembar observasi di isi oleh observer

yaitu peneliti.

7) Mengolah data dan menarik kesimpulan atas hasil belajar peserta

didik, wawancara, angket, dan lembar observasi.

c) Tahap penarikan kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik,

wawancara, angket dan lembar observasi secara keseluruhan akan


37

ditelaah oleh peneliti untuk kemudian ditarik kesimpulan terhadap

keseluruhan kegiatan penelitian yang sudah dijelaskan.

J. AGENDA KEGIATAN

No Kegiatan Waktu
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
1 Pengumpulan judul
2 Penetapan Judul Skripsi
3 Penetapan Dosen
Pembimbing
4 Konsultasi Proposal
Skripsi
5 Pengumpulan Proposal
6 Penetapan Jadwal
seminar
7 Seminar Proposal
8 Rekomendari/Izin
Penelitian
9 Penelitian Skripsi
10 Masa
Penyelesaian/Bimbingan
Skripsi
11 Pengumpulan Skripsi
12 Penetapan Jadwal Sidang
Skripsi
13 Ujian/Sidang Skripsi
14 Revisi Skripsi
38

15 Pengumpulan Skripsi

K. DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., Hudaya, A., & Ajani, D. (2020). Efektivitas Pembelajaran Jarak

Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19. Research and Development

Journal Of Education. 131-146

Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Dewi, W. A. F., (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi

Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Pendidikan.

2(1). 55-61.

Handayani, T. R., Arradini, D., Darmayanti, A. T., Widiyanto, A., & Atmojo,

J. T. (2020). Pandemi Covid-19 Respon Imun Tubuh Dan Herd

Imunity. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal. 10(3).

373-380.

Hanum,N. S., (2013). Keefektifan E-learning Sebagai Media Pembelajaran

(Studi Evaluasi Model Pembelajaran E-learning SMK Telkom Sandhy

Putra Purwokerto). 3(1). 90-102.

Liputan6. (2020, 30 Maret). Gara-gara Covid-19, Google Classroom Masuk

Daftar Aplikasi Terpopuler, dari shorturl.at/abkG5.

Monica, J., Fitriawati, D.(2020). Efektivitas Penggunaan Aplikasi Zoom

Sebagai Media Pembelajaran Online Pada Mahasiswa Saat Pandemi

Covid-19. Jurnal Communio: Jurnal Ilmu Komunikasi.9(2), 1630-1640


39

Mustakim. (2020). Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media

Online Selama Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran Matematika. Al

asma: Journal of Islamic Education. 2(1). 1-12.

Nuhuyanan, Angnes T., (2019). Keefektifan Pembelajaran Matematika

Dengan Memanfaatkan Aplikasi Edmodo Sebagai Media Bantu Diskusi

Kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019.

Skripsi Tidak Dipublikasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Pane, A., Dasopang, M. D., (2017). Belajar dan Pembelajaran. Fitrah Jurnal

Kajian Ilmu-ilmu Keislaman. 3(2). 333-352.

Putri, A. (2018). Pengaruh Penguasaan Kompeyensi Pedagogik Guru

Terhadap Efektivitas Pembelajaran Dalam Kelas XI IPS Di SMA PGRI

1 Bandung Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi Tidak Dipublikasi,

Universitas Pasundan, Bandung.

Rohmawati, A., (2015). Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia

Dini. 9(1). 15-32.

Shahidayanti, T., (2012). Pengembangan Modul Pada Materi Segi Empat

Untuk Siswa Kelas VII SMP Berdasarkan Pendekatan Kontekstual

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi Tidak Dipublikasi,

Universitas Negeri Yogyakarta.

Siagian, M. D., (2016). Kemampuan Koneksi Matematika Dalam

Pembelajaran Matematika. MES (Journal of Mathematics Education

and Science). 2(1). 58-67.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.


40

Tafonao, T. (2018). Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan

Minat Belajar Mahasiswa. Jurnal Komunikasi Penidikan. 2(2). 103-

114.

Tim Penyusun. (2021). Pedoman Penulisan Skripsi. Kotabaru: P3M STKIP

Paris Barantai.

Tim Penyusun. (2003). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Wahyudin & Nurcahaya. (2018). Efektivitas Pembelajaran Matematika

Melalui Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is A Teacher Here (ETH)

Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Takalar. Al-Khawarizmi: Jurnal

pendidikan dan Pembelajaran Matematika. 2(1). 72-105.

Anda mungkin juga menyukai