Anda di halaman 1dari 2

DONGENG PINOKIO

Pak Geppeto menerima sepotong kayu pinus pemberian dari tuan Cherry. Oleh pak Geppeto
yang seorang pemahat, kayu tersebut kemudian dibuat sebuah boneka berbentuk seorangk
anak lelaki kecil yang diberi nama Pinokio.

Berkat bantuan seorang peri, boneka kayu itu kemudian diberikan nyawa sehingga bisa
bergerak, berbicara dan bertingkah laku seperti layaknya seorang manusia. Pak Geppeto yang
tinggal seorang diri sangat senang dengan hal tersebut karena ia sudah sangat lama
memimpikan kehadiran seorang anak.paginya, pak Geppeto menjual pakaiannya dan dengan
uang itu ia membelikan Pinokio sebuah buku. “Belajarlah baik-baik dengan buku ini!” kata
pak Geppeto. “Terima kasih, Papa. Aku pergi sekolah, dan akan belajar dengan giat.” Jawab
Pinokio.

Tetapi dari arah yang berlawanan dengan sekolahnya terdengar suara, “Drum, dum, dum,
dum.” Ketika Pinokio mendekat ternyata itu adalah tenda sebuah sandiwara boneka. Pinokio
lalu menjual buku-nya, kemudian membeli karcis dengan uang itu dan masuk ke dalam. Di
dalam tenda sandiwara, sebuah boneka anak perempuan telah dikepung beberapa orang
prajurit berpedang. “Lihat! Jahat sekali prajurit itu…” 

Pinokio naik ke panggung, dan menerjang boneka prajurit. Tali boneka itu putus dan jatuhlah
boneka itu. Pemilik sandiwara yang marah segera menangkap Pinokio dan akan melemparnya
ke api. “Maafkan aku. Kalau aku dibakar, kasihan papa yang sudah tua,” kata Pinokio. “Aku
berjanji pada papa untuk belajar di sekolah dengan rajin. Karena iba, pemilik sandiwara
melepaskan Pinokio dan memberinya beberapa keping uang emas. “Gunakan uang ini untuk
membeli buku-buku pelajaranmu,” kata pemilik sandiwara tersebut.

Kemudian Pinokio pergi untuk membeli buku. Tetapi di tengah jalan, Rubah dan Kucing
melihat keadaan itu. Mereka menyapa Pinokio dengan ramah. “Selamat siang, Pinokio yang
baik. Kalau uang emas itu bertambah banyak, pasti papamu lebih senang, ya!”
Bagaimana cara menambah uang emas ini?” Tanya pinokio. “Gampang. Kau bisa
menanamnya di bawah pohon ajaib. Lalu tidurlah, maka pada saat kau bangun nanti, pohon
itu akan berbuah banyak sekali uang emas.” Kemudian Pinokio diantar oleh Rubah dan
Kucing, lalu menanam uang emasnya di bawah sebuah pohon. Ketika Pinokio mulai tidur
siang. Rubah dan Kucing menggali uang emas itu dan menggantung Pinokio di pohon,
setelah itu mereka pergi.

Tolong…..” teriak Pinokio ketika sudah bangun dari tidurnya dan mengetahui dirinya
tergantung di sebuah pohon. Seorang peri yang melihat keadaan Pinokio, mengutus burung
elang untuk menolongnya. Burung elang membawa Pinokio dengan paruhnya, dan
membawanya ke ruangan di mana peri telah menunggu. Sang peri menidurkan Pinokio di
tempat tidur dan memberinya obat.

Nah, minumlah obat ini maka kau akan cepat sembuh. Setelah itu pulang, ya!” kata sang Peri.
“Lebih baik mati daripada minum obat yang pahit.” Pinokio terus menolak. Akhirnya sang
peri menjadi marah, “Plak plak!” Ia menampar. Lalu datanglah empat ekor kelinci yang
menggotong peti mati. Pinokio terkejut sekali, cepat-cepat ia meminum obat yang pahit itu.
“Pinokio, mengapa kau tidak pergi ke sekolah?” Tanya peri. 
“Hmm.. di jalan, aku menjual buku-ku untuk anak miskin yang kelaparan dan
membelikannya roti. Karena itu aku tidak bisa pergi ke sekolah….” Tiba-tiba saja “syuut”
hidung Pinokio mulai memanjang. “Pinokio!” Kalau kau berbohong, hidungmu akan
memanjang sampai ke langit.” “Maafkan aku. Aku tak akan berbohong lagi.” Pinokio
meminta maaf. Sang peri tersenyum, dan memerintahkan burung pelatuk mematuki hidung
Pinokio, mengembalikannya ke bentuk semula. “Ayo cepat kembali ke rumah, dan belajar ke
sekolah!”

Di tengah perjalanan pulang, Pinokio bertemu dengan kereta bermain. Pinokio tidak bisa
menahan diri untuk tidak naik. Pinokio telah lupa akan janjinya pada sang peri, setiap hari ia
hanya bermain-main saja.

Pada suatu hari, Pinokio terkejut melihat wajahnya yang terpantul di permukaan air. “Ah!
Telingaku jadi telinga keledai! Aku pun berbuntut!” teriaknya. Ternyata anak-anak lain pun
telah menjadi keledai. Akhirnya Pinokio pun menjadi seekor keledai dan dijual ke sirkus.
Pinokio telah melanggar janjinya kepada sang peri, maka ia mendapat hukuman.

Setiap hari ia dipecut, dan harus melompati lingkaran api yang panas. Walaupun takut,
Pinokio tetap meloncat. Akhirnya ia terjatuh sampai kakinya patah. Pemilik sirkus menjadi
marah. “Keledai dungu! Lebih baik dibuang ke laut.” Kemudian Pinokio dilempar ke laut.
“Blup blup blup” Pinokio tenggelam ke dasar laut, ikan-ikan datang menggigitnya. Lalu kulit
keledai terlepas, dan dari dalamnya muncul si Pinokio. “Terima kasih ikan-ikan.” Sebenarnya
sang peri melihat bahwa Pinokio telah menyadari kesalahannya dan memerintahkan ikan-ikan
untuk menolongnya.

Sambil berenang, Pinokio berjanji dalam hati “Kali ini setelah aku pulang ke rumah aku akan
ke sekolah dan belajar dengan giat. Aku juga akan membantu pekerjaan di rumah dan
menjaga papa.” Pada saat itu “Hrrr…., seekor ikan hiu besar datang mendekat dengan suara
yang menyeramkan. “Haaa…. Tolong.” Pinokio ditelan oleh ikan hiu yang besar itu. “Hap”
Di dalam perut hiu benar-benar gelap gulita. Tetapi di kejauhan terlihat seberkas sinar.
Ternyata itu adalah kakek Gepeto.

Papa!” “Pinokio!” Mereka berdua saling berpelukan. “Aku pergi ke laut untuk mencarimu,
dan aku ditelan hiu ini. Tapi ternyata di sini aku bertemu denganmu. Untung kita selamat!”

Ayo, kita keluar dari sini!” “Badanku sudah lemah. Kau saja yang pergi.” “Aku tidak mau
kalau tidak bersama-sama Papa.” Ketika ikan hiu sedang tidur, Pinokio melarikan diri dari
mulut hiu dengan menggendong pak Geppeto di punggungnya.

Dengan sekuat tenaga ia berenang sampai akhirnya tiba di pantai. Mereka menyewa sebuah
pondok petani terdekat. Sambil merawat pak Geppeto, Pinokio bekerja setiap hari. Akhirnya
ayahnya menjadi sehat kembali. “Pinokio, karena kaulah aku jadi sehat seperti ini. Terima
kasih ya!”

Papa, mulai sekarang aku akan lebih menurut lagi.” Tiba-tiba saja sekeliling mereka menjadi
bersinar terang,” Pinokio, kau telah menjadi seorang anak yang baik.” Sang peri muncul, dan
merubah Pinokio si boneka kayu menjadi seorang anak manusia.

Anda mungkin juga menyukai