Anda di halaman 1dari 3

Hidrogen peroksida

Hidrogen peroksida adalah cairan bening dan sedikit berbau menyengat yang
merupakan oksidator kuat. Rumus molekul dari hidrogen peroksida adalah H 2O2. Hidrogen
peroksida merupakan salah satu rective oxygen species (ROS) yang dihasilkan oleh sistem
pertahanan tubuh terhadap invasi mikroorganisme. Hidrogen peroksida menurunkan laju
pembentukan plak melalui mekanisme reaksi pelepasan oksigen diikuti oleh dekomposisi
enzim-enzim katalase. Hidrogen peroksida dapat menyebabkan efek ionisasi pada sel
mikroorganisme patogen melalui aktivasi cairan intraseluler sel mikroorganisme patogen
yang akan menghasilkan pembentukan radikal hidroksil. Radikal hidroksil yang terbentuk
berpotensi bereaksi dengan nukleolus sel dan menyebabkan mutasi gen sehingga
menghasilkan destruksi DNA. Terdapat beberapa jenis bakteri yang sensitif terhadap
hidrogen peroksida yaitu Actinobacillus actinomycetemcomitans, Haemophilus aphrophilus,
Eikenella corrodens, Capnocytophaga gingivalis, Mycoplasma salivarium, Actinomyces
naeslundii, Actinomyces viscosus, Streptococcus salivarius, dan Streptococcus mutans1.

Penggunaan hidrogen peroksida dalam bidang kedokteran gigi menghasilkan berbagai


macam sediaan hidrogen peroksida yang tersedia dipasaran. Pemanfaatan hidrogen peroksida
sebagai desinfektan tersedia dalam bentuk 1-3% cairan hidrogen peroksida. Selain itu
hidrogen peroksida juga tersedia dalam bentuk gel dengan konsentrasi 2-6% hidrogen
peroksida2.
Efek samping penggunaan hidrogen peroksida dalam jangka panjang dapat
menyebabkan inflamasi kronis pada mukosa. Hal tersebut diakibatkan oleh peningkatan level
reactive oxygen species (ROS). Reactive oxygen species (ROS) yang dilepaskan oleh
neutrofil dan distimulasi oleh 12-O-tetradecanoyl phorbol-13- acetate (TPA) juga dapat
menyebabkan transformasi sel kearah keganasan melalui aktivitas mutasi sel3.

Scaling dan root planning


Scaling merupakan tindakan perawatan periodontal yang bertujuan menghilangkan
plak, kalkulus, dan stain pada permukaan mahkota dan akar gigi. Prosedur scaling dibagi
menjadi dua yaitu pembuangan plak, kalkulus dan stain pada permukaan diatas margin
gingiva (supragingiva) dan didalam sulkus gingiva (subgingiva). Sedangkan root planning
merupakan tindakan pembersihan dan penghalusan permukaan akar gigi dari jaringan
nekrotik beserta sisa mikroorganisme dan produk metabolismenya yang melekat pada
permukaan akar (sementum) 4,5.
Scaling dan root planning dapat ditujukan sebagai sebagai prosedur preventif
periodontal melalui kemampuannya dalam mengeliminasi etiologi dari penyakit periodontal
serta mencegah progressivitas penyakit periodontal menjadi lebih parah. Selain itu scaling
dan root planning juga dapat menjadi perawatan awal (initial therapy) pada kasus
periodontitis yang membutuhkan tindakan bedah periodontal4,5. Terdapat beberapa hal yang
menjadi prinsip dasar dalam melakukan tindakan scaling dan root planning yaitu :
1. Aksesibilitas dan visibilitas
Visibilitas secara langsung dapat dibantu dengan penerangan yang berasal dari lampu
dental chair. Visibilitas secara tidak langsung dapat dilakukan menggunakan bantuan kaca
mulut. Kaca mulut juga dapat berperan sebagai retraktor lidah dan pipi sehingga aksesibilitas
alat-alat scaling dan root planning dapat dicapai dengan maksimal5.
2. Kondisi alat
Penggunaan alat-alat dalam keadaan yang baik,bersih, dan steril merupakan hal yang
mutlak selama prosedur scaling dan root planning. Cutting blade harus tajam agar
memudahkan dalam pengambilan kalkulus5.
3. Stabilitas alat
Penggunaan alat-alat selama prosedur scaling dan root planning harus dapat
dikendalikan dengan baik oleh operator sehingga mencegah tergelincirnya alat dari
permukaan gigi yang menyebabkan trauma pada jaringan sekitar dan pada tangan operator.
Stabilitas alat dapat dicapai melalui faktor instrument grasp dan finger rest5.
4. Aplikasi alat
Terdapat beberapa faktor penting yang perlu diperhatian saat aplikasi alat selama
prosedur scaling dan root planning, yaitu adaptasi alat yang tepat, angulasi alat (Tooth-
blade relationship) sekitar 45-90, serta gerakan alat selama prosedur scaling dan root
planning yang tepat5.

5. Teknik scaling supragingiva


Prinsip prosedur scaling supragingiva diawali dengan penempatan sickle seapikal
mungkin pada kalkulus supragingiva membentuk sudut 45-90 terhadap permukaan gigi.
Gerakan alat dilakukan menggunakan gerakan mengungkit dalam arah vertikal (koronal),
horisontal (mesio-distal), maupun oblik sampai kalkulus terlepas dari permukaan gigi.
Scaling supragingiva dikatakan selesai ketika tidak dijumpai adanya kalkulus pada
permukaan gigi dengan melakukan eksplorasi menggunakan sonde4,5.
6. Teknik scaling subgingiva dan root planning
Scaling subgingiva diawali dengan penempatan scaler seapikal mungkin pada kalkulus
subgingiva membentuk sudut 0 untuk mencegah laserasi dinding poket. Dengan gerakan
pendek dan kuat dalam arah vertikal (koronal) membentuk sudut 45-90 mengungkit
kalkulus agar terlepas dari permukaan gigi4,5.
Prosedur root planning dilakukan dengan menggunakan kuret. Terdapat 2 jenis kuret
yang dapat digunakan selama prosedur root planning yaitu kuret universal dengan sisi
pemotongnya ganda dan kuret khusus seperti gracey kuret dengan sisi pemotongnya tunggal.
Dengan gerakan pendek dan kekuatan ringan sampai sedang gerakan instrumen dalam arah
vertikal (koronal) membentuk sudut 45-90. Hindari kekuatan berlebihan selama prosedur
root planning karena akan menghasilkan permukaan akar yang kasar dan tidak teratur5.
7. Scaling menggunakan scaller ultrasonic
Aplikasi scaller ultrasonic selama prosedur scaling dan root planning dapat dilakukan
dalam arah vertikal, oblik, dan horizontal. Penggunaan scaller ultrasonic memiliki
keunggulan selama prosedur scaling dan root planning dimana alat ini dapat mengeluarkan
air sehingga memungkinkan proses flushing selama prosedur scaling dan root-planning5.
8. Pemolesan
Pasca prosedur scaling dan root planning dilakukan maka penting untuk melakukan
prosedur pemolesan untuk menghasilkan permukaan gigi yang halus dan licin sehingga
menurunkan risiko penumpukan plak. Prosedur pemolesan dapat dilakukan menggunakan
pasta poles dan rubber cup yang diaplikasikan disepanjang permukaan gigi5.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dharmaraja A., 2017. Role of Reactive Oxygen Species (ROS) in Therapeutics and
Drug Resistance in Cancer and Bacteria. J Med Chem; 60(8): 3221-3240
2. Vildosola P., Vera F., Ratnirez J., Rencoret J., Pretel H., Oliveira O., Tonetto M.,
Martin J., Fernandez E., 2017. Comparison of Effectiveness and Sensitivity Using
Two In-Office Bleaching Protocols for a 6% Hydrogen Peroxide Gel in a
Randomized Clinical Trial. Opera Dent; 42(3): 244-252
3. Bazhin A,m Phillippov P., Karakhanova S., 2016. Reactive Oxygen in Cancer
Biology and Anticancer Therapy. Oxidative Medicine and Cellular Longevity.
Heidelberg. Hindawi Publishing
4. Cohen E., 2009. Atlas of Cosmetic and Reconstructive Periodontal Surgery. 3rd ed.
Shelton. People’s Medical Publishing House
5. Newman M., Takei H., Klokkevold P., 2006. Carranza’s Clinical Periodontology.
11th ed. Missouri. Elsevier Saunders
6.

Anda mungkin juga menyukai