DISUSUN OLEH :
MPI-4, SEMESTER 6
Faradiba (181030116)
Dosen Pengampuh :
Dr. Ika Istadewi Sahid M.Pd
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ”PROSES KOMUNIKASI ORGANISASI”.
Faradiba
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 3
2.1 Teori Komunikasi ..................................................................... 3
2.2 Hambatan Komunikasi ............................................................. 5
2.3 Komunikasi Organisasi ............................................................ 7
2.4 Pengelola Proses Komunikasi ................................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................. 11
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 11
3.2 Saran ........................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menahan tangan mereka untuk mengepalkan tangan tanda setuju dan
semangat untuk mendukung pendidikan dan menahan air mata mereka yang
jatuh tatkala mendengar kebijakan pemerintah yang bersikeras untuk tetap
melaksanakan ujian nasional yang menurut mereka masih banyak hal-hal
yang masih perlu dipertimbangkan lebih lanjut karena selama ini masih
menjadi kontroversi di masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Komunikasi mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih, yang
mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi
dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada
kesempatan untuk melakakukan umpan balik (Devito, 1997). Adapun
elemen-elemen komunikasi menurut Devito (1997:27) adalah:
3
1. Sumber-PenerimaMerupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk
menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah
sumber (atau pembicara) sekaligus penerima (atau pendengar).
2. Enkoding-Dekoding Enkoding merupakan tindakan menghasilkan pesan
dengan menuangkan gagasan ke dalam suatu kode tertentu. Sedangkan
dekoding adalah tindakan menerima pesan dengan menerjemahkan dan
menguraikan kode dari sumber.
3. Kompetensi KomunikasiMerupakan kemampuan dalam berkomunikasi,
mencakup pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam
mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan komunikasi.
4. Pesan dan SaluranPesan adalah kandungan yang terdapat dalam kode-
kode yang dikomunikasikan. Sedang saluran komunikasi adalah media
yang dilalui oleh pesan.
5. Umpan Balik dan Umpan MajuUmpan balik adalah informasi yang
dikirimkan balik ke sumbernya dan umpan maju adalah informasi tentang
pesan yang akan disampaikan.
6. GangguanMerupakan gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi
pesan. Gangguan menghalami penerima dalam menerima pesan dan
sumber dalam mengirimkan pesan. Gangguan dikatakan ada dalam suatu
sistem komunikasi bila ini membuat pesan yang disampaikan berbeda
dengan pesan yang diterima.
4
Noise atau gangguan pada proses komunikasi dapat mengaburkan
persepsi sebenarnya dari pesan yang ingin disampaikan. Contoh kasus
misalnya dalam sebuah rapat sosialisasi program sekolah yang dihadiri oleh
seluruh stakeholder sekolah, pada aplikasinya terdapat gangguan teknis dari
pengeras suara atau kondisi dari penyaji materi yang tidak prima bisa
menjadi sebuah gangguan dalam proses komunikasi tersebut. Akhirnya
persepsi yang ingin dimunculkan oleh pemberi pesan menjadi terdistorsi dan
mengalami perubahan makna konsep.
5
1. Penyaringan
Penyaringan (filtering) mengacu pada pengirim yang
memanipulasikan informasi sedemikian rupa sehingga akan tampak lebih
menguntungkan di mata si penerima. Misalnya Misalnya bila seorang
wali kelas memberitahu apa yang ia rasa ingin didengar oleh Kepala
Sekolah, ia sedang menyaring informasi. Kepentingan dan persepsi
pribadi mengenai apa yang penting oleh mereka yang melakukan ituakan
mengakibatkan penyaringan. Determinan (penentu) utama dari
penyaringan adalah banyaknya tingkat dalam suatu struktur organisasi.
Semakin banyak tingkat vertical dalam hirarki organisasi itu, makin
banyak kesempatan untuk penyaringan (Robbins, 1996).Hal ini akan
sedikit demi sedikit mengurangi kevalidan informasi sebenarnya.
2. Persepsi Selektif
Persepsi selektif muncul karena penerima dalam proses
komunikasi secara selektif melihat dan mendengar berdasarkan
kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang dan karakteristik
pribadi mereka yang lain (Robbins,1996).Dalam sebuah proses
komunikasi kita sebagai individu bisa memilih pesan yang menurut kita
lebih penting untuk ditangani dan meninggalkan pesan yang lain untuk
ditinggalkan. Persepsi selektif bisa menyebabkan distorsi pesan,
dikarenakan tidak keseluruhan pesan yang didengarkan tetapi hanya
sebagian saja yang sesuai dengan kebutuhan (Sharpe, 1991).
3. Emosi
Kondisi kejiwaan antara pengirim dan penerima pesan sangat
berpengaruh terhadap pemaknaan konsep sebuah informasi. Pesan yang
sama saat diterima pada kondisi emosi yang labil misalnya saat marah
atau bingung kemungkinan besar akan dimaknai lain ketika kondisi
kejiwaan stabil. Emosi yang ekstrem akan besar kemungkinannya untuk
menghalangi proses komunikasi yang efektif. Dalam contoh semacam
6
itu, kita cenderung sekali mengabaikan proses pemikiran rasional serta
objektif dan menggantikannya dengan penilaian yang emosional
(Robbins, 1996).
4. Bahasa
Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi
yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat
arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh
sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.Hampir
senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan
definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk
menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang
lain.
7
sekolah. Oleh karena itu harus dipahamai bagaimana konsep komunikasi
yang diaplikasikan di organisasi tersebut.
8
Istilah iklim merupakan kiasan (metafora), seperti diungkapkan oleh
Pace dan Faules (2002), “frase iklim komunikasi organisasi”
menggambrakan suatu kiasan bagi iklim fisik. Sama seperti cuaca
membentuk iklim fisik untuk suatu kawasan, cara orang bereaksi terhadap
aspek organisasi menciptakan suatu iklim komunikasi. Pace dan Faules
menambahkan, iklim komunikasi berbeda dengan iklim organisasi dalam arti
iklim komunkasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa
yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi.
9
2. Pembuatan keputusan bersama
Para anggota organisasi sekolah di semua tingkat harus diajak
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua
wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan kedudukan masing-
masing anggota organisasi. Anggota organisasi juga harus diberi
kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas
merea agar berperan dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan
tujuan.
3. Kejujuran
Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan haru
mewarnai hubungan-hubunga dalam organisasi, dan para anggota
organisasi mampu mengatakan apa yang aa di dalam benak mereka tanpa
mengindahkan status mereka di struktur organisasi.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai organisasi yang komplek dan juga tuntutan yang teramat
besar dalam mengemban amanat negara dalam usaha mencerdaskan bangsa
serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam dunia pendidikan,
sekolah harus mampu memanajemen iklim komunikasi organisasi dengan
baik dan positif. Diantaranya harus memahami hambatan-hambatan
komunikasi yang ada di masing-masing sekolah dan menerapkan indikator-
indikator bagian dari Inventaris Iklim Komunikasi, sehingga terwujud iklim
komunikasi yang efektif dan positif yang tentunya diharapkan dengan hal
tersebut bisa meningkatkan kinerja dan partisipasi aktif stakeholder sekolah
dalam usaha pemberdayaan masyatakat pendidikan.
3.2 Saran
Demikian yang penulis dapat paparkan mengenai proses Komunikasi
Organisasi dan yang berkaitan denganya, tentunya penulis menyadari atas
segala kekurangannya. Maka dari itu, penulis berharap para pembaca dan
penyimak memberikan kritik dan saran yang membangun demi
menyemburnakan makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
12