Anda di halaman 1dari 4

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai


berikut :

1. Pembelajaran cooperatif type NHT untuk materi hitung operasi hitung


bilangan pecahan SDN Tamanan 3 terdiri dari beberapa tahap
diantaranya , yang pertama tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan siswa
dibagi kedalam 5 kelompok secara heterogen yaitu berdasarkan tingkat
kemampuan akademik dan jenis kelamin. Tahap kedua yaitu tahap
penomoran (Numbering), guru membagikan nomor kepada siswa dalam
masing-masing kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Pada
pembelajaran I terdapat siswa dalam kelompok yang saling bertukar
nomor dengan alasan tidak dapat mengerjakan tugas yang menjadi
tanggung jawab mereka, namun pembelajaran selanjutnay tahap
penomoran ini berjalan denagn tertib. Tahap yang ketiga yaitu tahap
pertanyaan dan berfikir bersama (Questioning and Head Together), guru
memberikan lembar kerja siswa (LKS) untuk setiap kelompok, dalam kerja
kelompok setiap siswa berfikir bersama untuk menyelesaikan dan
meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok mengetahui jawaban dari
semua pertanyaan. Pada siklus I terdapat beberapa siswa yang tidak aktif
dalam kelompoknya dikarenakan siswa tersebut tidak dapat berinteraksi
dengan teman sekelompoknya, namun pada siklus II kegiatan diskusi
berjalan baik. Siswa yang pandai dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa
yang belum memahami materi, begitu sebaliknya siswa yang belum
memahami materi berusaha bertanya dan memahami semua jawaban atas
petanyaan yang diberikan guru. Tahap keempat yaitu pemberian jawaban
(Answering), guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap
48

kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan


jawaban untuk ditulis dipapan tulis, begitu seterusnya sampai semua soal
terselesaikan dan siswa lain menyampaikan pendapat. Pada siklus I
terdapat beberapa siswa dalam menuliskan jawaban dipapan tulis masih
salah dikarenakan pada diskusi siswa tidak ikut berdiskusi mereka justru
bermain sendiri dan tidak bertanggung jawab atas tugas yang harus
dipelajari. Namun pada siklus II, siswa bertanggung jawab atas tugas yang
dipelajari dan siswa aktif bertanya bahkan berebut menuliskan jawaban
dipapan tulis selain itu suasana kompetensi juga sangat tampak. Tahap
kelima yaitu kesimpulan (conclusion), siswa bersama guru memberikan
kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan. Pada pembelajaran
I sampai pembelajaran III tahap pemberian kesimpulan ini kurang berjalan
dengan baik karena guru tidak memberikan pengarahan kepada siswa
untuk membuat kesimpulan, hal ini disebabkan keterbatasan waktu. Tahap
keenam yaitu pemberian penghargaan (award giving), penghargaan
diberikan kepada siswa yang hasil tes individu dan kelompok mendapat
nilai bagus. Pemberian penghargaan ini mampu meningkatkan motivasi
belajar siswa.
2. Aktivitas siswa secara klasikal untuk mencapai tiap-tiap pertemuan
mengalami peningkatan. Pada siklus I pertemuan I, aktivitas siswa
mencapai 61%, pertemuan II aktivitas siswa mencapai 62%. Pada siklus II
pertemuan III aktivitas siswa mencapai 75%, dan pertemuan IV aktivitas
siswa mencapai 77%.
3. Ketuntasan hasil belajar siswa materi operasi hitung bilangan pecahan
menggunakan pembelajaran cooperatif type NHT kelas VI SDN Tamanan
3, pada tes akhir siklus I mencapai 77% dan tes akhir siklus II mencapai
91%.
49

5.2. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, maka saran yang
dapat di berikan oleh penulis:
1. Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran cooperatif type
NHT ini dapat dijadikan alternatif metode mengajar metematika di kelas,
tetapi perlu di perhatikan pemilihan materi yang tepat, agar pembelajaran
berjalan dengan baik;
2. Dalam pembentukan kelompok hendaknya memperhatikan karakteristik
siswa juga sehingga kelompok-kelompok yang di bentuk dapat lebih
komunikatif dan aktif;
3. Penghargaan yang digunakan untuk memicu motivasi belajar siswa di
butuhkan dalam pembelajaran, tetapi perlu diperhatikan penggunaannya
sehinggapenghargaan tersebut lebih efektif.
50

DAFTAR PUSTAKA

Nurhadi, Yasin, B. dan Senduk, AG. 2009. Pembelajaran Kontekstual dan


penerapannya dalam KBK. Malang : Universitas Negeri Malang.

Wardani,I Gak ,Kuswaya Wihardit, Noehi Nasution .2007.Penelitian Tindakan


Kelas Jakarta :Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Madya, S. 2007. Penelitian Tindakan Kelas Bagian I, II, III. Jakarta: Dirjen PMPTK.

Dirjen PMPTK. 2007. Sosialisasi KTSP, Pembelajaran Siswa Aktif. Dirjen PMPTK,
Jakarta.

Ibrahim, M., dkk. 2007. Pembelajaran Kooperatif. Penerbit Universitas Negeri


Surabaya.

Mustaji & Sugiarso, 2007, Pembelajaran Berbasis Kontekstual. Penerbit Unesa


University Press.,Surabaya

Anda mungkin juga menyukai