(Manajemen Obat)
BY
MUHAMMAD AFQARY
PENDAHULUAN
Obat merupakan salah satu
komponen utama upaya pelayanan
kesehatan. Hal ini tidak saja
berlaku di pusat pelayanan
kesehatan primer tetapi juga di
tingkat pelayanan kesehatan yang
lebih tinggi. Oleh karena itu, obat
perlu dikelola secara efektif dan
efisien agar dapat mencapai
sasaran seperti yang diharapkan.
PENDAHULUAN
1. Undang-undang kesehatan No.36 tahun 2009
Pasal 98 ayat 1:
“Sediaan farmasi dan alat kesehatan harus
aman, berkhasiat/bermanfaat, bermutu, dan
terjangkau”
2. PP No.78 tahun 1998 ayat 1:
“Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
diproduksi dan atau diedarkan harus
memenuhi persyaratan mutu,keamanan dan
kemanfaatan.
PENDAHULUAN
Sesuai Kebijaksanaan Obat Nasional (KONAS),
tujuan pembangunan kesehatan di bidang obat :
1.Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang
mencukupi
2.Pemerataan distribusi serta keterjangkauan
obat oleh masyarakat
3. Terjaminnya khasiat, keamanan dan mutu obat
yang beredar serta penggunaannya yang rasional
4. Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan
penyalahgunaan obat
5. Kemandirian di bidang obat
DEFINISI
SUPPORT BY
Manajemen
Organisasi
Pendanaan
SIM
SDM
PERENCANAAN
CARA PENENTUAN KEBUTUHAN OBAT
• EPIDEMIOLOGI
Kebutuhan obat dihitung dengan melihat
pola penyakit
• KONSUMSI
Kebutuhan obat ditentukan dengan
melihat pola konsumsi sebelumnya
PROSES SELEKSI
• Jumlah obat yang diseleksi tergantung
kebutuhan dan besar-kecilnya
pelayanan kesehatan
• Seleksi obat di suatu UPK
berdasarkan DOEN, komite DOEN,
jumlah item dan generik
• Penyimpangan: UPK meminta obat
di luar DOEN, spt antibiotik, obat
antikolesterol, obat asma, dll.
Problem dalam seleksi
Tujuan :
• Menjaga keamanan
• Menjaga stabilitas supaya obat
tidak cepat rusak
• Mudah diawasi
• Menjamin pelayanan yang cepat
• Masalah yang sering timbul
dalam proses ini adalah:
– Koordinasi
gudang/tempat
penyimpanan buruk
– Kekeliruan pengelolaan stock
– Obat lama menumpuk di gudang
– Transportasi tidak melindungi
mutu obat
PENYIMPANAN OBAT
Fungsi Penerimaan-Penyimpanan :
1. Menerima Obat sesuai dengan yang diadakan
dalam keadaan utuh, tidak rusak
sesuai dengan yang ditulis pada Surat Perintah
kerja (SPK)
2. Menempatkan Obat sesuai dengan tempat dan
persyaratannya
3. Memelihara dan mengamankan Obat yang ada
digudang
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan periodik
METODE PENYIMPANAN
• FIFO (First In First Out),
Metode FIFO dilakukan untuk obat yang tidak
ada ED-nya
• FEFO (First Expired First Out),
Metode FEFO untuk yang ada ED-
nya
• Pergerakan Barang (Fast / Slow moving),
• Farmakologik – Alfabetik.
Metode alfabetik sebaiknya jangan
dilakukan, lebih baik dilakukan farmakologis.
Jika terjadi kesalahan pengambilan obat
tidak fatal.
PENYIMPANAN SESUAI GDP
• Tempat penyimpanan obat harus sesuai
dengan tujuannya, sehingga risiko
terjadinya kerusakan obat dapat ditekan
seminimal mungkin
• Luas tempat penyimpanan cukup memadai
/aman, serta perlengkapan yang tersedia
harus pula memadai
• Pemetaan suhu untuk menentukan “titik
kritis” sebagai patokan suhu pada
tempat penyimpanan obat
PENYIMPANAN SESUAI GDP
• Cahaya dan ventilasi ruangan
tempat menyimpan obat haruslah
cukup
• Tumpukan karton tidak boleh terlalu tinggi,
• Rak dan pallet hendaknya tersedia
dalam jumlah yang memadai,
• Kebersihan ruangan terjaga dengan baik,
• Penyimpanan obat hendaknya
tidak menempel pada dinding
MEMENUHI SYARAT???
MEMENUHI SYARAT???
PENCATATAN OBAT
• Pencatatan harus dilakukan
secara teliti
• Seringkali obat sisa tidak dicatat
di gudang RS/kabupaten
sehingga
mengakibatkan obat yang disimpan
tidak sama dengan yang dilaporkan.
Apabila laporan digunakan untuk
perencanaan maka berakibat terjadi
overstock
MASALAH PADA PENYIMPANAN
DEPO SENTRAL
GFK KAB/KOTA
PUSKESMAS RS DATI II
PUSKESMAS
PUSLING BIDAN DESA POSYANDU DESA
PEMBANTU
KONSUMEN
PENGGUNAAN OBAT
• Di USA, angka kematian tertinggi akibat
peresepan tidak rasional, BAGAIMANA DI
INDONESIA???
THANK YOU