MENGONTROL PROGRES UHC (Universal Health Coverage)
SDM Kesehatan sangat penting dibutuhkan karena mereka sebagai
penggerak tercapainya UHC didlaam suatu negara, terutama terbukanya akses pelayanan kesehatan di wilayah Indonesia. Sumber data yang digunakan adalah banyak berasal dari NHWA (National Health Workforce Accounts) yang didalamnya terdapat ukuran indikator untuk melihat kondisi ketenagakerjaan dalam bidang kesehatan di dunia, termasuk didalamnya negara Indonesia. Dalam upaya mendukung UHC, terdapat empat kriteria sebagai celah yang dimiliki oleh SDM Kesehatan. Empat kriteria tersebut adalah ketersediaan, distribusi, kualitas, dan produktivitas. Dalam kriteria ketersediaan, jumlah dan berbagai keterampilan SDM sangat diperlukan untuk memenuhi perencanaan dan sebagai suatu investasi.
Terdapat dua indikator SDM Kesehatan, yaitu mengenai labour market
dynamic dan educational sector. Indikator labour market dynamic didalamnya terdiri dari performance individu, institusi pelayanan kesehatan atau ukuran kinerja dari seorang SDM Kesehatan, dll. Indikator educational sector menjadi salah satu indikator ketenagakerjaan kesehatan dalam mempercepat UHC. Dalam menentukan suatu indikator, diperlukan sistem pendekatan dengan memperhatikan tantangan yang ada. Contoh salah satu tantangan yaitu ketidakmerataan distribusi SDM Kesehatan pada daerah-daerah terutama daerah tertinggal. Dari tantangan tersebut, diperhatikan juga kebijakan yang digunakan terkait distribusi, pertanyaan dan indikator yang relevan, dan metodologi yang digunakan. Dari persoalan distribusi yang tidak merata, salah satu kebijakan yang menjadi kunci adalah keuangan insentif yang diberikan kepada SDM Kesehatan, dari kebijakan tersebut harus dipastikan apakah insentif dapat membuat SDM Kesehatan merasa aman dan bisa menyeimbangkan penyebaran SDM Kesehatan pada daerah tertinggal atau tidak dengan menggunakan indikator penyebaran kepadatan penduduk.
Pada aspek ketersediaan SDM Kesehatan terdapat beberapa kriteria
indikator, yaitu ketersediaan. distribusi, dan migrasi. Kriteria ketersediaan memiliki indikator yaitu kepadatan SDM Kesehatan dan kepadatan SDM Kesehatan pada level daerah. Kriteria distribusi memiliki indikator yaitu distribusi SDM Kesehatan berdasarkan umur, SDM Kesehatan berjenis kelamin perempuan, dll. Pada indikator kepadatan dan distribusi SDM Kesehatan, dapat memonitor kejadian-kejadian yang tidak seharusnya kepada SDM Kesehatan. Sumber data untuk melihat indikator tersebut dapat berasal dari basis data SDM Kesehatan itu sendiri, fasilitas pelayanan kesehatan, sensus dan survey ketenagakerjaan. Basis data yang diperlukan adalah rasio seberapa banyak SDM Kesehatan yang mendapatkan akses pelatihan, tingkat akreditasi yang diberikan kepada SDM Kesehatan untuk pelaksanaan pelatihan, dan biaya yang diperlukan untuk setiap program pelatihan.