Anda di halaman 1dari 8

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053

Vol. …., No. …, ….. 2021 ISSN (Online) : 2476-9614

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA


AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING ANAK USIA
SEKOLAH DI KELURAHAN CURUG KECAMATAN CIMANGGIS
KOTA DEPOK

Dini Tryastuti
(UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, E-mail : dini.tryastuti@uinjkt.ac.id)

ABSTRAK

Bullying adalah perilaku kekerasan yang sering dilakukan oleh individu atau
kelompok terhadap individu yang lemah. Perilaku bullying dapat memberikan
dampak negatif baik bagi pelaku maupun korban. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui keefektifan pendidikan kesehatan melalui media audio
visual dalam mengurangi perilaku bullying pada anak usia sekolah dasar.
Sampel penelitian terdiri dari 40 siswa SD yang menjadi pelaku bullying.
Sampel penelitian dipilih dengan teknik random sampling. Desain penelitian ini
adalah quasi eksperimen pre post test tanpa kontrol. Teknik analisis data yang
digunakan adalah dependen t-test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan dalam penurunan perilaku bullying sebelum dan
sesudah intervensi (p 0,021). Direkomendasikan untuk menerapkan
pendidikan kesehatan dengan audio visual dalam mengurangi perilaku
bullying.

Kata kunci :, Anak usia sekolah, Edukasi kesehatan, Perilaku bullying

ABSTRACT

Bullying is violent behavior acted frequently by individual or group to the weak


individual. Bullying behavior may give a negative effect for both a bully and a victim. The
aim of this study was to determine the effectiveness of health education through audio-
visual media in reducing bullying behavior in school age children. The sample of the
study consisted of 40 school age children that experienced to bully others. The sample of
the study was selected by random sampling technique. The design of this study was a
quasi-experiment without control. The data analysis technique used was the dependent
t-tes. The result showed there was a significant Difference in Decreasing Bullying
behavioral before and after intervention (p 0,021). It was recommended to using health
education in reducing bullying behavior.

Keywords: School Age Children, health education, Bullying Behavior

71
PENDAHULUAN bullying di beberapa Negara
bagian Amerika. Peningkatan
Pendidikan adalah usaha sadar dan Kasus bullying juga terjadi di
terencana untuk mewujudkan suasana Indonesia, menurut data
belajar dan proses pembelajaran agar rekapitulasi Komisi
peserta didik secara aktif mengembangkan Perlindungan Anak Indonesia
potensi dirinya (Hidayati, 2012). Anak (KPAI) laporan kasus bullying
harus diberikan pendidikan yang terstruktur disekolah meningkat dari tahun
sehingga pengembangan emosional dan ketahun. Tahun 2017 terjadi 478
kognisi dapat tumbuh secara optimal kasus dan ditahun 2018
(Gysin, & Thoemke, 2011) . Hal ini sejalan Meningkat menjadi 576 Kasus,
dengan Harris (2012) yang menyatakan 51 % diantaranya pelakunya
pendidikan yang diberikan kepada anak adalah siswa. Data ini sejalan
merupakan wadah menumbuhkan kekuatan dengan laporan Dinas
spritual keagamaan, pengendalian diri, Perlindungan Anak dan
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, pemberdayaan masyarakat
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, Keluarga (DPAPMK) kota
masyarakat, bangsa dan negara. Depok yang menyatakan bahwa
jumlah siswa menjadi pelaku
Sekolah merupakan tempat utama anak bullying di juga meningkat, pada
memperoleh pendidikan formal. Sekolah tahun 2017 terdapat 33 orang
harus terbebas dari stressor yang dapat dan ditahun 2018 meningkat
mengganggu perkembangan anak, baik menjadi 41 orang.
secara psikis maupun fisik (Rigbi & Slee,
2012). Singgih (2012) menyatakan bahwa Menurut Stanbury dan Bruce
salah satu bentuk stressor yang sering (2010) menyatakan tingginya
terjadi disekolah adalah perilaku bullying kasus bullying juga dikarenakan
antara teman sebaya. Perilaku bullying bila minimnya pendidikan karakter.
tidak dicegah dengan cepat dapat memberi Hal serupa juga dinyatakan oleh
dampak perilaku bullying bagi korban yaitu Jan (2015) yang menyatakan
penurunan prestasi akademis, malu,tidak salah satu penyebab perilaku
mau bersosialisasi, depresi harga diri bullying adalah kurang adanya
rendah dan dapat melakukan bunuh diri pendidikan nilai, pendidikan
sedangkan dampak bagi pelaku bullying budi pekerti dan pendidikan
adalah menjadi pelaku kriminal, penurunan moral dalam proses tubuh
prestasi akademis, suka mencuri, membolos kembang anak. Pendidikan
dan dapat mengalami gangguan psikologis karakter sangat penting
yang berat (Farrington & Ttofi, 2014). diberikan terhadap anak sejak
dini, hal ini bertujuan untuk
Bullying pada anak usia sekolah menumbuhkan kemampuan anak
merupakan fenomena yang semakin untuk bersosialisasi secara
meningkat (Rigby & Slee, 2012). Studi positif dengan orang lain
yang dilakukan Pervin dan Turner (2013) (Singgih, 2012).
pada sekolah di wilayah United Kingdom
menemukan bahwa 54 % anak sekolah Memberikan edukasi kesehatan
dasar menjadi pelaku bullying. Hal ini merupakan salah satu bentuk
senada dengan hasil analisis Farrington dan pendidikan sebagai upaya
Ttofi (2014) menyatakan bahwa lebih dari merubah perilaku negatif pada
50% anak sekolah dasar menjadi pelaku anak usia sekolah (Lidianti,
2013). Menurut Juliantara (2009) Edukasi Menurut The National
kesehatan adalah sebuah proses Association of School Nurses
penyampaian pesan secara langsung dengan salah satu peran peran perawat
menggunakan media. Menurut (Hidiyati, sekolah adalah sebagai pendidik,
2012) Media dikelompokkan berdasarkan perawat sekolah diharapkan
perkembangan teknologi yaitu media cetak menyediakan keamanan
dan audiovisual. Audiovisual merupakan emosional pada komunitas
salah satu media yang memberikan sekolah, beberapa upaya
informasi ataupun pesan secara audiovisual. pencegahan perilaku bullying di
sekolah dengan melakukan
Media audio visual adalah media yang edukasi pada anak usia sekolah
efektif dan dibutuhkan dalam suatu proses (Friedman, Bowden & jones,
suatu pembelajaran (Herawati & Sumiati, 2010). Hal ini sejalan
2013). Menurut Arief dan Sadiman (2016) (Saraswati dkk, 2018)yang
Dalam menggunakan media pembelajaran menyatakan edukasi kesehatan
pada anak usia sekolah harus menarik dan adalah hal penting dilakukan
interaktif sehingga Proses penyampaian untuk merubah sikap dan
pesan dapat memberikan stimulus yang perilaku yang negatif pada anak
optimal. Hal ini senada dengan Lidianti usia sekolah.
(2013) yang menyatakan penggunaan
media audiovisual pada anak dapat Perawat memiliki peran yang
memberikan manfaat seperti menimbulkan strategis dalam upaya
minat, menghindari kebosanan dan melakukan promosi kesehatan
kejenuhan, serta membantu anak untuk pada anak yang mengalami
mengatasi hambatan dalam pemahaman permasalahan perilaku
serta memudahkan anak dalam menerima (Herawati & Sumiati, 2013) Hal
informasi ini terkait dengan salah satu
fokus pelayanan kesehatan pada
Keefektifan edukasi kesehatan dengan fase anak usia sekolah adalah
menggunakan media audiovisual dapat masalah perilaku (Friedman,
menurunkan perilaku bullying Hal ini Bowden dan Jones, 2010).
didukung oleh studi yang dilakukan oleh Perilaku negatif pada anak
Farrington dan Ttofi, (2014) terdapat sekolah seperti bullying harus di
pengaruh edukasi kesehatan menggunakan intervensi dengan tepat sehingga
media audio visual terhadap perilaku dampak bullying tidak
bullying. Hasil penelitian yang dilakukan mempengaruhi proses
Saraswati dkk (2018) juga membuktikan pertumbuhan dan perkembangan
bahwa ada pengaruh edukasi kesehatan anak usia sekolah.
menggunakan media audio visual terhadap
perilaku bullying. Hal ini senada oleh oleh Menurut studi pendahuluan yang
penelitian yang dilakukan oleh dilakukan peneliti terhadap 10
Suryaningseh (2016) dari hasil analisis orang siswa yang berperilaku
ditemukan ada pengaruh edukasi kesehatan bullying, 6 dari 10 mengatakan
melalui media audiovisual dengan tidak mengetahui dampak dari
penurunan perilaku bullying dengan nilai p perilaku bullying serta
value 0,00 pada pada α < 0,05. Sehingga bagaimana cara atau mengurangi
dapat disimpulkan bahwa memberikan perilaku bullying, 10 siswa
edukasi melalui media audiovisual dapat tersebut belum pernah
menurunkan masalah emosional seperti mendapatkan penyuluhan
bullying. mengenai bullying. Selain itu 10
siswa tersebut mengatakan bila
berperilaku bullying hanya di nasehati oleh
guru kelas dan guru BK.

Berdasarkan latar belakang tersebut, Berdasarkan tabel 1 sebagian


peneliti tertarik untuk melakukan penelitian besar anak usia sekolah yang
yang bertujuan untuk mengidentifikasi berperilaku bullying adalah laki-
pengaruh Edukasi kesehatan melalui audio laki, sebagian besar orang tua
visual terhadap penurunan perilaku adalah buruh dan sebagian besar
bullying. penghasilan orang tua adalah
lebih kurang dari Upah
Minimum Regional (UMR) kota
METODE PENELITIAN depok.
Studi menggunakan desain studi kuasi
eksperimen tanpa control di dalam studi ini Tabel 2
dengan kriteria anak usia sekolah berusia Analisis perilaku bullying Sebelum dan
10-11 tahun yang melakukan bullying dan Sesudah Intervensi di Wilayah Curug
Kecamatan Cimanggis
bersekolah di SD dan MI Wilayah
Kota Depok Tahun 2017 (N=40)
Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis.
Sampel dipilih dengan menggunakan Sebelu Sesudah
random sampling sebanyak 40 sampel. Beda p
Variabel m
Distribusi kuesioner dilakukan 3 minggu Mean value
Mean Mean
setelah intervensi dengan durasi pengisian Perilaku
kuesioner 30 menit. Pertanyaan tentang 44,64 41,95 2,69 0,021
Bullying
tindakan bullying terdiri dari 20 pertanyaan
dan terkait dengan bullying fisik, bullying Berdasarkan tabel 2. Nilai rata-
verbal dan bullying sosial. Kuesiner telah
rata perilaku bullying anak usia
dilakukan uji realibitas dan validitas dengan
hasil Cronbach’s Alpha 0,928 dan nilai r sekolah adalah 44,64 dan akhir
20 item pertanyaan > 0,361. Data pada adalah 41,95 dengan p value =
penelitian ini berdistribusi normal maka uji 0,001, sehingga dapat
statistik menggunakan uji parametrik yaitu disimpulkan ada penurunan
dependent t test untuk menganalisis hasil perilaku bullying anak usia
sebelum dan sesudah diberikan intervensi sekolah yang berperilaku
bullying serta adanya pengaruh
HASIL PENELITIAN
intervensi edukasi kesehatan
Tabel 1 dengan media audiovisual
Distribusi frekuensi karakteristik responden
terhadap perilaku bullying.
Karakteristik N %
Jenis Laki-laki 29 72,5 PEMBAHSAN
kelamin Perempuan 11 27,5
Berdasarkan karakteristik anak
Pekerjaan Pedagang 8 20 usia sekolah yang berperilaku
orang Pegawai swasta 7 17,5 bullying jumlah laki-laki lebih
tua(kepala Buruh 15 37,5 tinggi dari perempuan, hal ini
keluarga) TNI/Polri 3 10,3 sejalan dengan studi yang
PNS 7 7,5 dilakukan oleh hermalinda
(2017) laki-laki lebih cenderung
Penghasilan <3.584.700,29,- 27 67,5 menjadi pelaku bullying hal ini
orang tua >3.584.700,29,- 13 32,5
dikaitkan dengan empati laki-laki lebih edukasi kesehatan dengan
rendah dibandingkan perempuan. menggunakan media audiovisual
dapat mengurangi perilaku
American Association of School bullying dengan p value 0.022.
Administrators (2014) dan Sugmalestari Hal serupa juga ditemukan pada
(2016) menyatakan bahwa anak laki-laki penelitian Farrington dan Ttofi,
secara alami memiliki kecenderungan (2014) bahwa edukasi kesehatan
bersikap agresif bila dibandingkan anak dengan menggunakan media
perempuan terutama secara fisik hal ini audio visual efektif untuk
disebabkan pola pergaulan anak laki-laki menurunkan perilaku bullying
juga lebih agresif dibandingkan anak
perempuan. Hal ini senada dengan Edukasi kesehatan adalah
penelitian yang dilakukan oleh Finiswati serangkaian upaya yang
dan Matulessy (2018) sebagian besar bertujuan untuk mempengaruhi
pelaku bullying adalah laki-laki. orang lain, mulai dari individu,
Pada Karakteristik sosial ekonomi anak keluarga, kelompok dan
usia sekolah lebih dominan memiliki orang masyarakat agar terwujudnya
tua yang memiliki pekerjaan buruh dan perilaku hidup sehat secara fisik
memiliki gaji dibawah upah minimum maupun mental (Arief &
regional, hal ini senada dengan pendapat Sadiman,2016). Hal ini senada
Tippet dan Wolke (2014) menyatakan dengan Notoatmodjo (2014)
siswa yang ekonomi rendah memiliki Edukasi mempunyai pengaruh
perilaku bullying lebih tinggi dibandingkan positif terhadap pemeliharaan
dengan siswa yang memiliki status sosial dan peningkatan perilaku
ekonomi yang tinggi, hal ini disebabkan kesehatan. Edukasi kesehatan
anak yang tumbuh dari keterbatasan yang diterima seseorang sangat
ekonomi cendrung kurang kasih sayang, berpengaruh terhadap kualitas
perhatian dan pengabaian, sehingga mereka perilaku manusia, karena dengan
terbentuk menjadi pribadi yang kurang pendidikan yang diberikan maka
peka terhadap perasaan orang lain. Hal ini individu akan memperoleh
didukung oleh studi yang dilakukan Tippet pengetahuan dan informasi (Jani,
dan Wolke (2014), Hermalinda (2017), 2014)
Fithriyana (2018) terdapat hubungan
karakteristik status ekonomi terhadap Menurut Papacostaa dkk (2014)
perilaku bullying siswa. pendidikan anak usia sekolah
adalah suatu stimulus yang pada
Hasil analisis bivariat ditemukan adanya dasarnya merupakan upaya
pengaruh edukasi dengan media intervensi yang menciptakan
audiovisual terhadap penurunan perilaku atau mengembangkan perilaku
bullying dengan nilai p value 0,021. positif pada anak. Menurut
Penurunan perilaku bullying anak usia Roger (2011) Edukasi
sekolah dengan intervensi berupa edukasi merupakan suatu bentuk
kesehatan juga di dukung oleh studi yang Intervensi dari pembelajaran
dilakukan oleh Suryaningseh (2016) dari atau pendidikan tertentu untuk
hasil analisis ditemukan ada pengaruh pertumbuhan, perkembangan
pendidikan kesehatan melalui media maupun perubahan perilaku.
audiovisual dengan penurunan perilaku Anak tidak berkembang secara
bullying dengan p value 0.001, hal serupa sendiri, akan tetapi anak
juga ditemukan dari hasil studi yang berkembang dipengaruhi oleh
dilakukan oleh Saraswati dkk (2018) stimulus yang diberikan kepada
mereka
Teknik dalam memberikan stimulus pada
anak harus sesuai dengan tahap KESIMPULAN
perkembangan anak sehingga stimulus yang
diberikan dapat diterima secara optimal Berdasarkan analisis bivariat
(Lidianti, 2013). Juliantara (2009) dapat disimpulkan bahwa ada
menyatakan bahwa ada beberapa kelebihan pengaruh edukasi kesehatan
saat menggunakan media audiovisual, dengan media audiovisual
yaitu pembelajaran menjadi lebih menarik terhadap perilaku bullying
dan interaktif sehingga informasi yang (p=0,021).
diperoleh dapat memberi penguatan
perilaku. Hal ini senada dengan SARAN
Notoadmodjo (2014) penggunaan media
audiovisual dapat mengoptimalkan Studi ini dapat dijadikan dasar
penggunaan panca indra sehingga kualitas dalam pencegahan perilaku
belajar dapat diperoleh sesuai dengan bullying disekolah serta dapat
tujuan pembelajaran. dijadikan referensi untuk
pengembangan intervensi terkait
Menurut Jani (2014) Media pendidikan mencegah perilaku bullying
yang dapat diterima atau ditangkap melalui pada anak usia sekolah.
oleh banyak alat pengindraan, semakin jelas
pula pengertian atau pengetahuan yang
diperoleh. Intervensi edukasi kesehatan DAFTAR PUSTAKA
dengan topik bullying menggunakan media Arief, S., & Sadiman. (2016).
audio visual berupa video (berisi penjelasan Media Pendidikan,
definisi, klasifikasi, penyebab, dampak, dan Pengertian,
bagaimana mencegah perilaku bullying) Pengembangan dan
dapat menurunkan perilaku bullying. pemanfaatan. Jakarta:
Selama proses intervensi siswa menonton Pustekom Dekbud.
dan mempraktekkan mengenai cara Farrington, D. P., & Ttofi, M.M.
pencegahan perilaku bullying dengan (2014). School-bases
teknik manajemen marah, teknik asertif dan programs to reduce
bagaiman meningkatkan rasa empati. bullying and
victimization. Campbell
Selama proses intervensi siswa sangat Systematic Reviews, 6,
antusias menyaksikan bagaimana cara 1-148.
mencegah perilaku bullying karena video Finiswati, E., & Matulessy, A.
berbentuk animasi yang sangat menarik. (2018). Kecenderungan
siswa melihat langsung upaya pencegahan melakukan bullying
perilaku bullying serta dapat ditinjau dari jenis kelamin
mempraktekkan tujuan kognitif maupun dan urutan kelahiran pada
psikomotor seperti mampu mempraktekkan santri di Pondok Pesantren.
teknik relaksasi sebagai upaya mampu Fenomena, 27(1), 13–23.
mengendalikan kemarahan, berkomunikasi https://doi.org/10.30996/fn.
dengan sikap asertif dan cara mengasah v27i1.1479
rasa empati terhadap lingkungan. Upaya
pencegahan tersebut mampu di praktikkan Fithriyana, R. (2018). Hubungan
saat bersosialiasi dengan lingkungannya. Bullying Dengan
Sehingga setelah 3 minggu pengukuran Lingkungan, Sosial
perilaku bullying dapat berkurang secara Ekonomi Dan Prestasi Pada
signifikan. Siswa Sdn 006 Langgini.
Jurnal Basicedu, 1(1), 89– Papacostaa,S.E,Paradeisiotia, A.
95.https://doi.org/10.31004/basicedu.v & Lazaroua, C. (2014)
1i1.19 Bullying phenomenon and
Friedman, MM., Bowden, V.R.,& Jones, preventive programs in
E.G. (2010). Keperawatan keluarga: Cyprus’s school
Studi, teori dan praktik (Achir Yani, system.International
et. Al, Penerjemah). Jakarta: EGC. Journal of Mental Health
Gysin, T & Thoemke, L (2011). Promotion, 16(1), 67–80,
Redoscovering Empathy : The Mit
Press Pervin, K & Turner, A (2013).
Herawati & Sumiati. (2013). Pendidikan An investigatin into staff
Kesehatan dalam Keperawatan. and pupil knowledge,
Jakarta : EGC. attitudes, and beliefs
about bullying in an inner
Hidayati, Nurul (2012). Perilaku bullying; city school. Pastoral care
Alternatif dan Solusi. INSAN. 14 in education, 12, 16-22.
(1). 1-5.
Rigby, K., & Slee, P. (2012).
Harris (2012). Class teaches student to cope Dimension of
anger. OSSC Report, 34(2), 1-6 interpersonal relation
among Australian
Hermalinda. (2017). Faktor-faktor yang
Children and implications
mempengaruhi perilaku bullying
for psychological well-
anak. Journal Keperawatan
being. Journal of Sosial
soedirman. 12 (1). 5- 8.
Psychology, 133, 33-42.
Jan, M.S.A. (2015) Bullying in Elementary
Rogers (2011). A developmental
Schools: Its Causes and Effects on
theory of personality and
Students.Journal of Education and
behavior. London:
Practice 6 (1).43-57.
Coustable.
Jani (2014). Promosing strategies for
reducing aggresion and bullying. Sugmalestari, A. N. O. R.
Reclaiming Children & Youth, 13 (2016). NASKAH
(1) 51-53. PUBLIKASI Disusun oleh:
ANNISA NOR
Juliantara. (2009). Media audio visual. SUGMALESTARI2012102
Jakarta EGC. 01076. Hubungan Jenis
Kelamin Dengan Perilaku
Lidianti, M. (2013). Penyuluhan kesehatan Bullying Pada Anak Usia
komunitas terhadap kekerasan pada Sekolah Di, 3(2), 3–7.
anak. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2014). Promosi Saraswati, Y., Suprihatiningsih,


T., & Pranowo, S. (2018).
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Pengaruh Pendidikan
Jakarta: Rineka Cipta. Kesehatan Tentang
Bullying Dengan Metode
Ceramah Menggunakan Leaflet Dan
Lcd Terhadap Sikap Bullying Pelajar
Smpn 4 Cilacap. April, 125–128.

Singgih, D. Gunarsa. 2012. Psikologi


Perkembangan Anak dan Remaja.
Jakarta: Gunung Mulia.

Suryaningsieh, Wulan (2016). Pengaruh


Pendidikan Kesehatan melalui media
audiovisual terhadap perilaku bullying.
Journal edukasi dan komunikasi,, 25
(3), 1-5
Tippet, N., Wolke,D. (2014).
Socioeconomic status and bullying: a
meta-analysis. American journal of
public health, 104 (6): E48-e59.

Anda mungkin juga menyukai