Dini Tryastuti
(UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, E-mail : dini.tryastuti@uinjkt.ac.id)
ABSTRAK
Bullying adalah perilaku kekerasan yang sering dilakukan oleh individu atau
kelompok terhadap individu yang lemah. Perilaku bullying dapat memberikan
dampak negatif baik bagi pelaku maupun korban. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui keefektifan pendidikan kesehatan melalui media audio
visual dalam mengurangi perilaku bullying pada anak usia sekolah dasar.
Sampel penelitian terdiri dari 40 siswa SD yang menjadi pelaku bullying.
Sampel penelitian dipilih dengan teknik random sampling. Desain penelitian ini
adalah quasi eksperimen pre post test tanpa kontrol. Teknik analisis data yang
digunakan adalah dependen t-test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan dalam penurunan perilaku bullying sebelum dan
sesudah intervensi (p 0,021). Direkomendasikan untuk menerapkan
pendidikan kesehatan dengan audio visual dalam mengurangi perilaku
bullying.
ABSTRACT
71
PENDAHULUAN bullying di beberapa Negara
bagian Amerika. Peningkatan
Pendidikan adalah usaha sadar dan Kasus bullying juga terjadi di
terencana untuk mewujudkan suasana Indonesia, menurut data
belajar dan proses pembelajaran agar rekapitulasi Komisi
peserta didik secara aktif mengembangkan Perlindungan Anak Indonesia
potensi dirinya (Hidayati, 2012). Anak (KPAI) laporan kasus bullying
harus diberikan pendidikan yang terstruktur disekolah meningkat dari tahun
sehingga pengembangan emosional dan ketahun. Tahun 2017 terjadi 478
kognisi dapat tumbuh secara optimal kasus dan ditahun 2018
(Gysin, & Thoemke, 2011) . Hal ini sejalan Meningkat menjadi 576 Kasus,
dengan Harris (2012) yang menyatakan 51 % diantaranya pelakunya
pendidikan yang diberikan kepada anak adalah siswa. Data ini sejalan
merupakan wadah menumbuhkan kekuatan dengan laporan Dinas
spritual keagamaan, pengendalian diri, Perlindungan Anak dan
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, pemberdayaan masyarakat
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, Keluarga (DPAPMK) kota
masyarakat, bangsa dan negara. Depok yang menyatakan bahwa
jumlah siswa menjadi pelaku
Sekolah merupakan tempat utama anak bullying di juga meningkat, pada
memperoleh pendidikan formal. Sekolah tahun 2017 terdapat 33 orang
harus terbebas dari stressor yang dapat dan ditahun 2018 meningkat
mengganggu perkembangan anak, baik menjadi 41 orang.
secara psikis maupun fisik (Rigbi & Slee,
2012). Singgih (2012) menyatakan bahwa Menurut Stanbury dan Bruce
salah satu bentuk stressor yang sering (2010) menyatakan tingginya
terjadi disekolah adalah perilaku bullying kasus bullying juga dikarenakan
antara teman sebaya. Perilaku bullying bila minimnya pendidikan karakter.
tidak dicegah dengan cepat dapat memberi Hal serupa juga dinyatakan oleh
dampak perilaku bullying bagi korban yaitu Jan (2015) yang menyatakan
penurunan prestasi akademis, malu,tidak salah satu penyebab perilaku
mau bersosialisasi, depresi harga diri bullying adalah kurang adanya
rendah dan dapat melakukan bunuh diri pendidikan nilai, pendidikan
sedangkan dampak bagi pelaku bullying budi pekerti dan pendidikan
adalah menjadi pelaku kriminal, penurunan moral dalam proses tubuh
prestasi akademis, suka mencuri, membolos kembang anak. Pendidikan
dan dapat mengalami gangguan psikologis karakter sangat penting
yang berat (Farrington & Ttofi, 2014). diberikan terhadap anak sejak
dini, hal ini bertujuan untuk
Bullying pada anak usia sekolah menumbuhkan kemampuan anak
merupakan fenomena yang semakin untuk bersosialisasi secara
meningkat (Rigby & Slee, 2012). Studi positif dengan orang lain
yang dilakukan Pervin dan Turner (2013) (Singgih, 2012).
pada sekolah di wilayah United Kingdom
menemukan bahwa 54 % anak sekolah Memberikan edukasi kesehatan
dasar menjadi pelaku bullying. Hal ini merupakan salah satu bentuk
senada dengan hasil analisis Farrington dan pendidikan sebagai upaya
Ttofi (2014) menyatakan bahwa lebih dari merubah perilaku negatif pada
50% anak sekolah dasar menjadi pelaku anak usia sekolah (Lidianti,
2013). Menurut Juliantara (2009) Edukasi Menurut The National
kesehatan adalah sebuah proses Association of School Nurses
penyampaian pesan secara langsung dengan salah satu peran peran perawat
menggunakan media. Menurut (Hidiyati, sekolah adalah sebagai pendidik,
2012) Media dikelompokkan berdasarkan perawat sekolah diharapkan
perkembangan teknologi yaitu media cetak menyediakan keamanan
dan audiovisual. Audiovisual merupakan emosional pada komunitas
salah satu media yang memberikan sekolah, beberapa upaya
informasi ataupun pesan secara audiovisual. pencegahan perilaku bullying di
sekolah dengan melakukan
Media audio visual adalah media yang edukasi pada anak usia sekolah
efektif dan dibutuhkan dalam suatu proses (Friedman, Bowden & jones,
suatu pembelajaran (Herawati & Sumiati, 2010). Hal ini sejalan
2013). Menurut Arief dan Sadiman (2016) (Saraswati dkk, 2018)yang
Dalam menggunakan media pembelajaran menyatakan edukasi kesehatan
pada anak usia sekolah harus menarik dan adalah hal penting dilakukan
interaktif sehingga Proses penyampaian untuk merubah sikap dan
pesan dapat memberikan stimulus yang perilaku yang negatif pada anak
optimal. Hal ini senada dengan Lidianti usia sekolah.
(2013) yang menyatakan penggunaan
media audiovisual pada anak dapat Perawat memiliki peran yang
memberikan manfaat seperti menimbulkan strategis dalam upaya
minat, menghindari kebosanan dan melakukan promosi kesehatan
kejenuhan, serta membantu anak untuk pada anak yang mengalami
mengatasi hambatan dalam pemahaman permasalahan perilaku
serta memudahkan anak dalam menerima (Herawati & Sumiati, 2013) Hal
informasi ini terkait dengan salah satu
fokus pelayanan kesehatan pada
Keefektifan edukasi kesehatan dengan fase anak usia sekolah adalah
menggunakan media audiovisual dapat masalah perilaku (Friedman,
menurunkan perilaku bullying Hal ini Bowden dan Jones, 2010).
didukung oleh studi yang dilakukan oleh Perilaku negatif pada anak
Farrington dan Ttofi, (2014) terdapat sekolah seperti bullying harus di
pengaruh edukasi kesehatan menggunakan intervensi dengan tepat sehingga
media audio visual terhadap perilaku dampak bullying tidak
bullying. Hasil penelitian yang dilakukan mempengaruhi proses
Saraswati dkk (2018) juga membuktikan pertumbuhan dan perkembangan
bahwa ada pengaruh edukasi kesehatan anak usia sekolah.
menggunakan media audio visual terhadap
perilaku bullying. Hal ini senada oleh oleh Menurut studi pendahuluan yang
penelitian yang dilakukan oleh dilakukan peneliti terhadap 10
Suryaningseh (2016) dari hasil analisis orang siswa yang berperilaku
ditemukan ada pengaruh edukasi kesehatan bullying, 6 dari 10 mengatakan
melalui media audiovisual dengan tidak mengetahui dampak dari
penurunan perilaku bullying dengan nilai p perilaku bullying serta
value 0,00 pada pada α < 0,05. Sehingga bagaimana cara atau mengurangi
dapat disimpulkan bahwa memberikan perilaku bullying, 10 siswa
edukasi melalui media audiovisual dapat tersebut belum pernah
menurunkan masalah emosional seperti mendapatkan penyuluhan
bullying. mengenai bullying. Selain itu 10
siswa tersebut mengatakan bila
berperilaku bullying hanya di nasehati oleh
guru kelas dan guru BK.