DOSEN PENGAMPU
Ns. Rika Harini, M.Kep., Sp. Kep., An
DISUSUN OLEH
TIM 3
1. Aida Nur Fitriana ( 0432950318002 )
2. Ananda April Rianti ( 0432950318004 )
3. Diena Salsyabila ( 0432950318012 )
4. Disa Indah Sapitri ( 0432950318013 )
5. Fajar Setia Nugraha ( 0432950318021 )
6. Indah Permatasari K ( 0432950318024 )
7. Kamilia Disya Tsara N ( 0432950318025 )
8. Nadia Alfiana ( 0432950318037 )
9. Siska Noor Rofika ( 0432950318049 )
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami sampaikan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala. Yang telah
memberikan banyak nikmat nya kepada saya . Sehingga kami mampu menyelesaikan makalah
ini sesuai dengan waktu yang direncanakan. Makalah ini saya buat dalam rangka memenuhi
salah satu syarat penilaian mata kuliah Keperawatan dirumah. Penyusunan makalah ini tidak
berniat untuk mangubah materi yang telah tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan studi
banding atau membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi. Yang bisa
menambahkan pada hal yang terkait. Penyampaian pembandingan materi dari referensi yang satu
dengan yang lainnya akan menyatu dalam satu makalah. Sehingga tidak ada perombakan total
dari buku aslinya atau sumber - sumber lain nya. Kami sebagai penyusun makalah ini, yang
mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangannya.
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan merupakan ujung tombak utama pelayanan kesehatan dan
merupakan cermin utama dari keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Pelayanan ini berbentuk biopsikososiospiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia ( Lokakarya Keperawatan Nasional 1983, dalam Asmadi, 2008 ).
Keperawatan sebagai profesi mempunyai hak untuk memberikan layanan keperawatan
mandiri, baik kelompok maupun perorangan. Tentunya pelaksanaan praktek keperawatan
mandiri tersebut harus ditopang oleh kebijakan pemerintah terkait dengan perlindungan
hukum agar praktik praktek keperawatan mandiri mendapatkan legalitas. Dengan adanya
legalitas bagi profesi keperawatan untuk menyelenggarakan praktek mandiri, baik kelompok
maupun perorangan, ini membuktikna adanya pengakuan pemerintah yang mensejajarkan
profesi keperawatan dengan profesi kesehatan lainnya.
Berdasarkan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 23
menyebutkan bahwa tenaga kesehatan mempunyai kewenangan untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dan wajib memiliki ijin (mendapatkan registrasi) dari pemerintah yang
diatur oleh peraturan menteri. Upaya pelaksanaan amanat undang-undang tersebut
selanjutnya ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan. Adapun peraturan menteri
kesehatan yang mengatur tentang perubahan atas peraturan menteri kesehtan Nomor HK
02.02 / Menkes / 148/ 1 / 2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktek mandiri perawat
yaitu Permenkes No.17/MenKes/2013. Dalam permenkes ini juga diatur bagaimana perawat
yang melaksanakan praktik mandiri harus bertindak sesuai dengan kewenangannya yang ada
dan sesuai dengan standar praktek keperawatan.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana meknisme perizinan dan aplikasi dalam home care?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui tentang meknisme perizinan dan aplikasi dalam home care
D. MANFAAT
Penulis dan Pembaca dapat mengetahui tentang meknisme perizinan dan aplikasi dalam home care
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERIJINAN DAN AKREDITASI HOME CARE
1. Perijinan Perijinan praktik keperawatan home care diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2014 tentang Klinik. Hal tersebut diatur
dalam bab V tentang penyelenggaraan dengan isi pasal sebagai berikut:
Pasal 32
(1) Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
(2) Pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif da rehabilitatif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan,
rawan inap, pelayanan satu hari (one day care) dan/ atau home care.
(3) Pelayanan satu hari (one day care) sebagaimana dimaksud pada aya (2)
merupakan merupakan pelayanan pelayanan yang dilakukan dilakukan oleh
pasien pasien yang sudah ditegakkan ditegakkan diagnosa diagnosa secara
definitif definitif dan perlu mendapatkan mendapatkan tindakan tindakan atau
perawatan perawatan semi intensif intensif (observasi) setelah 6 (enam) jam
sampai dengan 24 (dua puluh empat) jam.
(4) Home care sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bagian bagian atau
lanjutan lanjutan dari pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan yang
berkesinambungan berkesinambungan dan komprehensif komprehensif yang
diberikan diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang
bertujuan bertujuan untuk meningkatkan, meningkatkan, mempertahankan
mempertahankan atau memulihkn kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan dampak penyakit.
Syarat bagi perawat home care sendiri adalah harus memiliki registrasi dan
lisensi, memiliki kemampuan tindakan keperawatan profesional, profesional, memiliki
memiliki knowledge, knowledge, skill dan sikap yang profesional, profesional, etik dan
moral yang baik serta adanya standar profesi. (Handra, 2013)
Menurut Permenkes 1239/2001 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan
menyebutkan jika untuk melakukan praktik mandiri perawat perawat harus memiliki
memiliki SIP (Surat Ijin Perawat), Perawat), SIK (surat ijin kerja) dan SIPP (Surat Ijin
Praktik Perawat) yang dikeluarkan oleh organisasi profesi.
Di I ndonesia ndonesia sendiri ada sendiri ada beberapa beberapa jenis institusi
jenis institusi yang dapat memberikan layanan home care, antara lain Institusi
pemerintah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga risiko tinggi (baik ibu, bayi, balita
balita maupun lansia) lansia) yang dilaksanakan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan
keperawatan puskesmas. puskesmas. Klien yang dilayani dilayani oleh puskesmas
puskesmas biasanya biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Institusi sosial yang
melaksanakan pelayanan pelayanan home care dengan sukarela sukarela dan tidak
memungut memungut biaya biasanya biasanya dilakukan dilakukan oleh LSM atau
organisasi organisasi keagamaan keagamaan dengan penyandang penyandang dananya
dananya adalah donatur. donatur. Institusi Institusi swasta dalam bentuk praktik praktik
mandiri mandiri baik perorangan perorangan maupun kelompok kelompok
menyelenggarakan pelayanan home care dengan menerima imbalan baik jasa secara
angsung dari klien atau pembayaran pembayaran melalui melalui pihak ketiga
(asuransi).
Hospital Hospital home care adalah perawatan lanjutan pada klien yang telah
dirawat di rumah sakit, keluarga masih memerlukan bantuan layanan keperawatan,
maka dilanjutkan di rumah. Pendirian Pendirian home care yang bersifat swasta adalah
berbadan hukum yang ditetapkan dalam akte notaris kemudian mengajukan ijin usaha
Home Care Dinkes kepada kab/kota setempat dengan melampirkan:
a. Alat kesehatan
1. Tas/ kit
2. Pemeriksaan fisik
3. Set perawatan luka
4. Set emergency
5. Set pemasangan selang lambung
6. Set huknah
7. Set memandikan
8. Set pengambilan preparat
9. Set pemeriksaan lab. Sederhana
10. Set infus/ injeksi
11. Sterilisator
12. Pot/ urinal
13. Tiang infuse
14. Tempat tidur khusus orang sakit
15. Pengisap lendir
16. Perlengkapan oxygen
17. Kursi roda
18. Tongkat / tripot / walker
19. Perlak / alat tenun
b. Alat habis pakai
1. Obat emergency
2. Perawatan luka
3. Suntik/ pengamian darah
4. Untuk infuse
5. Pemasagan selang lambung
6. Huknah, selang lambung, kateter
7. Sarung tangan, masker
8. Dll
1. Adrenalin
2. Dexametazon
3. Xyllo dan Deladryl
4. Cairan infusdan set infus
c. Sarana lain
1. Alat dan media pendidikan kesehatan
2. Ruangan beserta perlengkapannya
3. Kendaraan
4. Alat komunikasi
5. Alat informasi/ dokumentasi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA