Anda di halaman 1dari 33

Perencanaan UKL UPL

(Rekayasa Lingkungan)

Oleh:

Ni Putu Atika Hanny Vidary (1805222010057)

Semester III (kelas B)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2019
A. Identitas Permarakarsa
Nama : Maisa
Jabatan : Pemilik Usaha
Alamat : Jalan Tien Soeharto, RT. 16, Kelurahan Nunukan Timur,
Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan
Nomor Telpun : 081347000099
Nama Usaha : Yus Hotel
Bidang Usaha : Hotel
Alamat Usaha : Jalan Tien Soeharto, RT. 15,No.12, Kelurahan Nunukan
Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan
B. Rencana Usaha Kegiatan
1. Nama Rencana Usaha

Kegiatan usaha Hotel “Yus Hotel” sudah operasional sejak bulan Desember
2012, tetapi ada rencana meningkatkan kapasitas usaha, untuk meningkatkan
pelayanan dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Rencana Hotel ”Yus Hotel”
melakukan peningkatan kapasitas usaha untuk memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada masyarakat atau wisatawan, dan melakukan pengelolaan lingkungan yang lebih
baik sesuai peraturan perundang-undangan. Sehubungan dengan itu, rencana ada
penambahan ruang makan, yang terdahulu merupakan ruang pertemuan dan ruang
gudang dibongkar untuk mendapatkan ruang makan ukuran 8,70 m X 4,42 m yang luas
dan nyaman bagi tamu yang menginap. Kami juga akan merubah gudang di ruang cuci
menjadi ruang linen, memasang tabung pemadam kebakaran, membuat Grease Trap
atau penangkap lemak di dapur sehingga sisa olahan makanan dari dapur tidak
langsung terbuang ke lingkungan, juga septictank komunal kombinasi WWG (Waste
Water Garden) sehingga limbah dari toilet terlebih dahulu diolah sebelum dimanfaatkan
atau terbuang ke lingkungan, juga melakukan penghijauan dengan penambahan taman
di areal parkir depan Hotel “Yus Hotel” yang berlokasi di Jalan Tien Soeharto, RT.
15,No.12, Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan,
Jangka waktu pelaksanaan rencana kegiatan peningkatan usaha 3 tahun mendatang.
Usaha dan/atau kegiatan yang dibangun adalah Hotel dengan nama Yus Hotel.
Rencana kegiatan peningkatan usaha ini dilaksanakan dalam bentuk usaha
Perseorangan.

2. Lokasi Rencana Usaha

Kabupaten Nunukan yang terletak antara 115 033.23’ sampai dengan 118033.41’
bujur timur dan 003015.000’ sampai dengan 004025.055’ lintang utara, merupakan
wilayah paling utara dari provinsi Kalimantan timur, berbatasan langsung dengan
Negara Malaysia Timur-Sabah sebelah utara, dengan laut sulawesi sebelah timur,
dengan kabupaten Tanah Tidung dan kabupaten Malinau sebelah selatan, dengan
Negara Malaysia-Serawak sebelah barat. Pulau Nunukan memiliki luas total 23.346,00
Ha, topografi pulau Nunukan terdiri dari dataran sampai bukit, dengan ketinggian antara
0 sampai dengan 78 meter dari permukaan laut. Jumlah penduduk kecamatan Nunukan
55.701 jiwa dengan kepadatan 34,88 jiwa/km 2. Pulau Nunukan hanya memiliki
beberapa sumber mata air pegunungan kualitasnya baik tidak keruh dan berbau, yang
mengalir ke beberapa sungai seperti sungai bolong, sungai bilal, dan lain lain, dengan
curah hujan rata-rata tahunan sebesar 197,3 mm, temperatur bulanan rata-rata
mínimum dan maksimum 24,400c - 33,4oc. Perdagangan lintas batas dengan Tawau,
Malaysia serta dengan pulau-pulau lain di Indonesia seperti Sulawesi dan Jawa
ditunjang oleh letaknya yang strategis dan didukung oleh keberadaan Pelabuhan Tunon
Taka yang dapat disandari oleh kapal-kapal besar.

Faktor pendukung lain ialah keberadaan konsumen yaitu ribuan calon tenaga
kerja Indonesia yang setiap bulannya transit di kecamatan ini untuk pengurusan
dokumen kerja. Sementara itu lahan pertanian dan perkebunan terdapat dalam jumlah
besar dan produksinya terus ditingkatkan terutama padi dan sawit. Sebagai ibukota
kabupaten, kecamatan ini terus dilengkapi dengan berbagai fasilitas umum dan sosial
selain pelayanan pemerintahan dalam segenap aspeknya. Pelabuhan Tunon Taka
merupakan salah satu primadona kecamatan, sementara sejumlah lokasi lain seperti
obyek wisata Binusan, Pantai Eching, sport hall dan alun-alun, merupakan tempat-
tempat yang amat dikenal oleh warga kecamatan Nunukan. Kegiatan pembangunan
Hotel “Yus Hotel” yang berlokasi di Jalan Tien Soeharto, RT. 15,No.12, Kelurahan
Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan ini sudah operasional.
Bangunan kegiatan / usaha ini didirikan diatas tanah seluas total 600 m2, dengan Luas
Bangunan 368 m2 .Status tanah Hak Milik.

3. Besaran Rencana Usaha


a. Luas tanah : 600 m2 (status tanah Hak Milik)
b. Luas Bangunan : Bertingkat 368 m2

Rencana Kegiatan Peningkatan Usaha ;

 Pembangunan ruang makan yang diperuntukkan bagi tamu yang menginap,


dengan membongkar gudang 2,20 m x 4,42 m disamping ruang pertemuan
dan merumah ruang pertemuan ukuran 6,50 m x 4,42 m menjadi ruang makan,
di lantai I ukuran 8,70 m x 4,42 m.
 Pembuatan perangkap lemak (Grease Trap) di dapur sehingga sisa makanan
dan lemak tidak langsung terbuang ke selokan dan pencemaran bisa
diminimalisir ukuran 0,5 m x 0,5 m
 Pembuatan septictank komunal kombinasi WWG ukuran disesuaikan dengan
kapasitas maksimal hotel 27 kamar
 Merubah gudang di ruang cuci menjadi ruang Linen
 Memasang tabung pemadam kebakaran di lantai I dan Lantai II
 Penataan taman di areal parkir yang memadai dengan ukuran disesuaikan
ketersediaan lahan.
c. Jumlah Lapi Bangunan : Bertingkat Lantai 2
d. Fasilitas kamar dilengkapi TV khusus untuk kamar executive, dan Kipas Angin
e. Jumlah Kamar 27 unit terdiri dari :
Standard 4 kamar masing-masing ukuran 3,3 m x 4,5 m
Executive Single 6 kamar masing-masing ukuran 5,5 m x 4 m
Executive Double 6 kamar masing-masing ukuran 5,5 m x 4 m
Economy 11 kamar masing-masing ukuran 3 m x 3,5 m
f. Susunan Tata Bangunan
Lantai I seluas 184 m2 terdiri dari ; lobby, 4 kamar standart, 6 kamar Executive
Single, ruang makan, dapur, ruang cuci, dan linen
Lantai II seluas 184 m2 terdiri dari ; 11 kamar Economy, 6 kamar Executive
Double, Musola, dan Gudang Parkir seluas 18 m x 6 m di depan bangunan
utama
g. Instalasi listrik : PLN 7300 watt
h. Sumber tenaga air : PDAM
4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha
a. Kegiatan pada Tahap Pra Konstruksi
Penentuan Rencana Kegiatan Peningkatan Usaha Pemrakarsa sebelum
melaksanakan rencana kegiatan peningkatan usaha ini, terlebih dahulu
berkoordinasi dengan dinas terkait, dan melakukan
pendekatan/mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar.
b. Kegiatan pada Tahap Konstruksi Mobilisasi tenaga kerja konstruksi
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja akan dilakukan sesuai dengan tahapan
kegiatan dan spesifikasi pembangunan yang akan dilaksanakan. Mobilisasi
tenaga kerja dilakukan sesuai dengan tingkat keahlian dari para pekerja dan
spesifikasi tahapan kegiatan proyek yang harus diselesaikan. Untuk kebutuhan
pelaksanaan proyek, jumlah tenaga kerja yang digunakan / dimobilisasi
diperkirakan mencapai 5 orang, dari 5 orang tenaga kerja, tempat tinggal mereka
di sekitar Nunukan, sehingga memungkinkan mereka untuk pulang dan pergi
setiap hari. Mobilisasi bahan / material dan peralatan Mobilisasi bahan / material
dan peralatan sangat berpengaruh dalam meningkatkan kelancaran dan
kecepatan penyelesaian proyek.

Pemrakarsa berupaya untuk memanfaatkan material alam yang ada di


wilayah sekitar, serta yang terdekat dengan kegiatan proyek. Material umum
yang digunakan dalam pelaksanaan proyek ini meliputi : pasir pasang, koral, lime
stone, pasir urug, semen, besi beton, besi baja, kayu, dan lainnya. Yang menjadi
masalah dalam mobilisasi bahan / material dan peralatan ini umumnya adalah
penempatan material dan peralatan serta terjadinya kemacetan akibat
terganggunya arus lalu lintas. Untuk itu pemrakarsa menyediakan penempatan
material yang memadai sehingga tidak menggangu lingkungan sekitarnya.
Mengingat banyaknya material yang akan digunakan pihak pemrakarsa
mengusahakan sedemikian rupa dimana melakukan mobilisasi material yang
akan digunakan segera terlebih dahulu, sehingga tidak terdapat tumpukan
material berhari – hari dan merusak pemandangan lingkungan, disamping itu
pembangunan juga dilaksanakan secara bertahap. Sedangkan untuk mobilisasi
peralatan dilakukan sesuai dengan jenis dan tahap kegiatan yang sedang
dilaksanakan, sehingga penempatan peralatan tidak menghabiskan ruang yang
tersedia dalam pelaksanaan proyek. Untuk menghindari kemacetan akibat
terganggunya arus lalu lintas dari kegiatan mobilisasi bahan / material dan
peralatan, pihak pemrakarsa melakukan pengangkutan pada jam - jam tidak
sibuk seperti sore / malam hari. Peralatan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan konstruksi meliputi: mesin molen, mesin bor, mesin serut, mesin
pemadat, mesin pemotong keramik, serta peralatan tukang dengan tangan
seperti : gergaji, cangkul, linggis dan lainnya. Pembangunan sistem pengolahan
limbah dan penataan pertamanan. Pekerjaan meliputi : pekerjaan dinding
bangunan, pekerjaan atap, pekerjaan sanitasi, pekerjaan instalasi listrik, serta
finishing bangunan. Untuk mempercepat proses pengerjaan konstruksi
bangunan, maka dalam pelaksanaan pekerjaan dibantu dengan peralatan yang
memadai, baik yang sifatnya peralatan mekanis, peralatan elektrik maupun
peralatan tangan.

Untuk sistem keamanan bangunan gedung pemrakarsa melakukan


beberapa hal yaitu : sistem struktur, memasang penangkal petir pada
bangunan yang paling tinggi, disamping itu pemrakarsa menyiapkan tabung
pemadam kebakaran yang ditempatkan pada dapur dan tempat - tempat
strategis lainnya.

Pekerjaan pertamanan meliputi penanaman di taman dan dalam pot


karena keterbatasan lahan, beberapa pepohonan dekat areal parkir guna
meminimalkan pencemaran udara oleh asap kendaraan dan pada tempat lain
di sekitar lokasi kegiatan supaya ada penyerapan air pada musim hujan,
seperti : bambu hias, jepun, simbar, pinang, cempaka nangka, praksok,
lamtoro, bregu, pucuk dan beberapa jenis bunga, yang disesuaikan dengan
ketersediaan lahan. Disamping itu juga pemrakarsa menata pertamanan
dengan sedemikian rupa sehingga lingkungan hotel dan sekitarnya kelihatan
indah dan lebih tertata serta menata tanahnya sehingga tidak ada air yang
menggenang pada tempat tertentu. Pengadaan sarana dan prasarana
penunjang. Pengadaan berbagai macam sarana dan prasarana penunjang
yang menjadi kebutuhan hotel seperti : jaringan listrik, air, lampu taman,
kebutuhan meubelair dan lainnya.

c. Kegiatan pada Tahap Operasional Penerimaan tenaga kerja operasional


 Operasional penyediaan air bersih
 Operasional sistem pengolahan limbah cair
 Operasional sistem pengelolaan limbah padat / sampah
 Operasional gudang
 Operasional ruang cuci / laundry danLinen
 Operasional parker
 Operasional tenaga listrik
 Operasional sistem pemadam kebakaran
 Operasional Tempat Pembuangan Sampah Sementara
Adapun rencana fasilitas dan pengelolaan yang akan dilakukan Hotel “Yus Hotel”
adalah sebagai berikut :

1) Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan pada tahap konstruksi berjumlah
sekitar ± 5 orang, yang terdiri dari tenaga kerja laki-laki dan perempuan. Asal
tenaga kerja ini 100 % tenaga kerja lokal setempat Nunukan yang dilengkapi
daftar diri.
Jumlah Tenaga Kerja :

No Jenis Pekerjaan Jumlah diperlukan / Tersedia

1 Housekeeper 2 Orang

2 Food & Beverage 1 Orang

3 Front Office 1 Orang

Total 4 Orang

Dalam rangka operasional Hotel “Yus Hotel” tenaga kerja yang dipekerjakan
adalah sebanyak 4 orang dan akan bertambah sesuai kebutuhan karena rencana
akan ada peningkatan kapasitas usaha. Karyawan yang dipekerjakan di Hotel ini
akan memprioritaskan tenaga kerja lokal khususnya yang ada di Kabupaten
Nunukan. Kemungkinan tenaga kerja pelaksana dimungkinkan untuk ditambah sesuai
dengan perkembangan operasional Hotel. Karyawan dilengkapi surat keterangan
sehat, dan pemakaian pelindung kerja saat bekerja, pakaian kerja tidak dibawa
pulang, disimpan dan dicuci di tempat kerja.

2) Struktur Organisasi Hotel


d. Front Office

FO adalah pejabat hotel yang bertanggung jawab atas kantor depan.

e. Housekeeper

Housekeeper adalah pekerjaan dibidang housekeeping. Ia


bertanggung jawab atas kebersihan kamar-kamar tamu dan area umum
yang dimiliki hotel.

f. Food & Beverage

F&B adalah pejabat yang bertugas mengelola Food and Beverage


untuk dapat menyajikan makanan dan minuman berkualitas yang
disenangi tamu. Merencanakan menu, memastikan bahwa setiap
penyajikan makanan dengan cepat dan ramah, dan mengendalikan biaya
Food and Beverage.

Setiap karyawan bertugas sesuai dengan bagiannya masing-masing yang


akan diatur oleh pihak manajemen berdasarkan kemampuan dan kecakapan serta
keahliannya. Untuk meningkatkan kemampuan para karyawan pihak pengelola akan
senantiasa mengadakan pelatihan-pelatihan baik dalam hal penanganan tamu,
pengolahan makanan, penanganan makanan serta penyajiannya dan pelatihan
pencegahan, penanggulangan serta penggunaan alat pemadam kebakaran.
Disamping itu pelatihan karyawan tentang tata krama menyambut tamu, pelayanan
saat makan dan saat tamu meninggalkan Hotel.

Untuk hak karyawan seperti upah minimum / kesejahteraan yang harus diterima
karyawan, jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, hak cuti, tunjangan hari raya
(THR) dan lain-lain yang merupakan hak karyawan sesuai perundang-undangan tenaga
kerja akan dilaksanakan oleh pengelola Hotel. Struktur Organisasi Hotel

1) Front Office

FO adalah pejabat hotel yang bertanggung jawab atas kantor depan.

2) Housekeeper

Housekeeper adalah pekerjaan dibidang housekeeping. Ia bertanggung jawab atas


kebersihan kamar-kamar tamu dan area umum yang dimiliki hotel.

3) Food & Beverage

F&B adalah pejabat yang bertugas mengelola Food and Beverage untuk dapat
menyajikan makanan dan minuman berkualitas yang disenangi tamu.
Merencanakan menu, memastikan bahwa setiap penyajikan makanan dengan cepat
dan ramah, dan mengendalikan biaya Food and Beverage.

Setiap karyawan bertugas sesuai dengan bagiannya masing-masing yang akan


diatur oleh pihak manajemen berdasarkan kemampuan dan kecakapan serta
keahliannya. Untuk meningkatkan kemampuan para karyawan pihak pengelola akan
senantiasa mengadakan pelatihan-pelatihan baik dalam hal penanganan tamu,
pengolahan makanan, penanganan makanan serta penyajiannya dan pelatihan
pencegahan, penanggulangan serta penggunaan alat pemadam kebakaran.
Disamping itu pelatihan karyawan tentang tata krama menyambut tamu, pelayanan
saat makan dan saat tamu meninggalkan Hotel.

Untuk hak karyawan seperti upah minimum / kesejahteraan yang harus diterima
karyawan, jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, hak cuti, tunjangan hari raya
(THR) dan lain-lain yang merupakan hak karyawan sesuai perundang-undangan tenaga
kerja akan dilaksanakan oleh pengelola Hotel. dilengkapi dengan ventilasi yang baik
dan tepat sehingga sirkulasi pergantian udara kotor dengan udara bersih dapat
berlangsung dengan baik. Jendela yang berhubungan dengan daerah terbuka, telah
diberi sekat dengan kawat kasa halus sehingga lalat atau binatang kecil lainnya tidak
bisa masuk. Diatas kompor masak dipasang cerobong asap (hoods) dan kipas angin
penghisap asap atau exhauster sehingga setiap asap yang timbul selama proses
memasak makanan dapat disedot dan dibuang keluar ruangan.

Untuk lantai dapur dibuat dari bahan yang kuat, tidak mudah pecah dan mengelupas
serta tidak licin agar tidak membahayakan karyawan saat beraktifitas. Lantai dapur ini
selalu dalam keadaan bersih dan disikat dengan bahan pembersih serta dibilas dan
dikeringkan. Untuk lantainya juga terbuat dari bahan yang tidak mudah retak atau
menimbulkan goresan yang memungkinkan kotoran tertimbun dan tersimpan lama,
bahan lantai kedap air sehingga air yang tertumpah ke lantai dapat segera mengalir ke
saluran pembuangan. Untuk sudut pinggir dengan tembok telah dibuat melengkung
sehingga mudah untuk dibersihkan.

Pintu dapur dibuat pintu buka tutup sehingga ruangan dapur dapat segera tertutup
saat petugas keluar atau masuk dapur, hal ini untuk menghindari kotoran yang masuk
ke dapur dari arah luar dapur. Pada pintu ini juga telah dilapisi dengan lapisan kedap air
sehingga mudah dibersihkan terutama pada bagian - bagian yang sering disentuh
dengan tangan.

Untuk penerangan dapur berasal dari neon berkualitas baik serta sinar matahari
sehingga mendapatkan penerangan yang cukup, hal ini dimaksudkan agar hasil
masakan dapat terlihat dengan jelas dan mudah mengontrol kebutuhan akan bahan -
bahan yang diperlukan selama proses produksi, disamping saat bekerja segala
sesuatunya dapat dilihat dengan jelas dan mudah sehingga keselamatan kerja dapat
terjamin dengan baik dan bagian - bagian yang kotor dapat dilihat dan diketahui dengan
mudah sehingga cepat dibersihkan.

Mekanisme pengolahan bahan makanan yang akan disajikan untuk para tamu
dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

• Pemilihan bahan baku masakan

Bahan baku berupa bahan makanan yang digunakan meliputi berbagai jenis
sayur - sayuran, buah - buahan, beras, gula, kopi, susu, minyak goreng dan bermacam
- macam bumbu baik yang segar maupun dalam kaleng semuanya didapat dari bahan -
bahan lokal (dalam negeri) yang dijual di pasar Nunukan dan sekitar Nunukan. Hanya
sebagian kecil yang merupakan bahan import seperti apel, pier dan sebagian daging
seperti daging sapi, kambing dan ternak dibeli melalui agen - agen resmi dan
bersertifikat yang ada di Nunukan.

Pemilihan kualitas bahan makanan segar didasarkan atas karakter dan sifat dari
bahan makanannya. Untuk ciri - ciri bahan makanan segar akan berbeda - beda untuk
masing - masing komoditas, ikan misalnya harus memiliki mata bening, sisiknya
lengkap, insangnya berwarna merah segar, teksturnya masih kompak dan baunya
segar khas ikan tanpa bau busuk. Sedangkan sayuran yang segar adalah tidak layu,
tidak busuk, penampakan utuh, tidak ada aroma menyimpang dan tidak ada cacat.
Untuk bahan makanan ini ada yang bisa disimpan untuk jangka waktu lama, ada yang
harus segera dimasak, ada yang harus disimpan di freezer, tetapi ada pula yang
sebaiknya tidak disimpan didalam lemari pendingin. Untuk itu perlu dicermati cara - cara
penyimpanan yang tepat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, juga ada pemisahan
tempat penyimpanan makanan sesuai dengan jenis bahan makanan.

• Pengolahan bahan makanan

Untuk mengolah bahan - bahan makanan agar menghasilkan makanan yang


sehat dan enak maka pihak Hotel akan memilih bahan dasar masakan yang segar dan
menggunakan bahan makanan dengan cara - cara penyimpanan yang benar serta
memperhatikan tingkat higyenis dari bahan makanan tersebut serta kebersihan alat -
alat dapur yang dipergunakan untuk mengolahnya. Pemilihan menu - menu masakan
yang disajikan dengan kandungan zat gizi yang tepat serta proses memasak makanan
yang higyenis akan menghasilkan makanan yang sehat dan bergizi menjadi prioritas
usaha ini, tidak menggunakan bahan - bahan makanan, bumbu - bumbu masakan yang
sudah kadaluwarsa, dan bahan tambahan lainnya yang berbahaya bagi kesehatan
serta meminimalisir penggunaan zat pewarna, zat pemanis buatan, dan penguat rasa
MSG hasil fermentasi.

• Penyajian makanan

Pengecekan kesehatan dan penggunaan pakaian yang steril bagi pekerja yang
bersentuhan secara langsung dengan makanan dan kebersihan lingkungan di lokasi
usaha merupakan hal lain yang sangat diperhatikan dalam usaha ini. Diharapkan
dengan langkah - langkah ini makanan dan minuman yang disajikan aman dikonsumsi
dan sehat.

5. Gudang Penyimpanan

Gudang penyimpanan dipisahkan antara gudang penyimpanan peralatan penunjang


usaha, bahan berbahaya, dengan gudang makanan dan minuman yang jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan operasional usaha, yang bebas dari serangga dan tikus
serta memperhatikan sirkulasi udara di dalam ruangan gudang.

6. Operasional Loundry

Loundry sebagai fasilitas tambahan hotel untuk mencuci perlengkapan tempat tidur dan
kamar tidur hotel yang menggunakan mesin cuci, adapun saluran limbah cair dari
pencucian disalurkan ke septictank komunal diteruskan ke WWG.

7. Rencana ada Linen / Tempat Penyimpanan perlengkapan Kamar

Linen sebagai ruangan yang terdapat rak lemari tertutup yang dipisahkan antara linen
untuk perlengkapan yang masih kotor dan yang sudah bersih, tempat penyimpanan
perlengkapan tempat tidur, seperti seprei, selimut, dan sarung bantal yang bersih dan
bebas dari serangga dan tikus.

8. Parkir

Lokasi parkir terletak di bagian depan areal Hotel yang berfungsi pula sebagai pintu
masuk. Pada lokasi parkir dan sekitar bangunan Hotel juga dilengkapi gorong-gorong
untuk mengalirkan limbasan air hujan yang nantinya ditampung pada bak-bak
penampungan di areal pertamanan yang dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman
pada saat yang diperlukan. Disamping itu pada areal parkir ini juga diletakkan bak
sampah tertutup pada lokasi strategis, bak sampah tersebut dipilah, untuk sampah
organik, dan anorganik serta tanaman penghijauan sebagai bagian tamanisasi parkir
untuk dapat menyerap debu, asap/polusi gas buang kendaraan serta menjaga keasrian,
kesejukan dan keindahan lingkungan dari suasana panas di siang hari. Jenis - jenis
tanaman yang akan ditanam pada areal ini adalah tanaman perindang dan juga dalam
pot karena keterbatasan ruang.

9. Pengelolaan Limbah Cair

Alur pengolahan limbah cair dari masing - masing sumber penghasil limbah sebagai
berikut, akan menggunakan WWG dengan perhitungan kapasitas ; limbah cair
dihasilkan sebesar 80% dari kebutuhan air yaitu 0,15 m3 (150Lt) per orang/hari, yaitu
37 orang x 0,15 x 80% adalah 4,44 m3 jadi kapasitas WWG 4,44 m3 yaitu ;

• Kamar : limbah cair dari kamar berasal dari toilet, kamar mandi dan wastafel.
Limbah ini dialirkan ke Septictank, sedangkan limbah tinja dialirkan ke bak
septictank yang kedap air, jika penuh disedot bekerjasama dengan jasa
pengangkut limbah. Menggunakan cairan bakteri biotoiletto (penggunaan
biotoiletto jika hasil uji lab diatas ambang baku mutu limbah cair, satu tetes per
meter kubik air setiap bulan) dan menggunakan Sistem komunal ke WWG
(Waste Water Garden) dan bak penampungan.
• Dapur dan Loundry : limbah cair dari dapur terlebih dahulu dialirkan ke bar
screen, kemudian dialirkan ke grease trap, kemudian limbah cair dialirkan
ke Septictank dengan sistem komunal ke WWG (Waste Water Garden) dan bak
penampungan.
10. Pengelolaan Limbah Padat (Sampah)
Pengelolaan limbah padat dilakukan sebagai berikut :
• Botol plastik dan gelas bekas : bekerjasama dengan pihak luar / TPA untuk
didaur ulang.
• Kardus sisa dan kertas sisa : dikumpulkan kemudian bekerjasama dengan
pihak luar / TPA untuk dijual atau didaur ulang kembali.
11. Pengolahan limbah gas dan asap
Limbah asap yang dihasilkan dari dapur akan diproses dengan menggunakan alat
exhaust / cooker hood yang dapat mendaur udara kotor menjadi udara bersih
melalui sistem penyaringan udara. Ruang Dapur dan ruang makan juga dilengkapi
dengan fentilasi udara.
12. Pertamanan
Pertamanan untuk keindahan dan kesejukan juga berfungsi meredam kebisingan,
serta mengatasi pencemaran udara seperti gas emisi kendaraan dan debu.
Beberapa jenis tanaman yang ditanam di lokasi tanaman lokal dan berbagai jenis
tanaman lainnya, bisa juga ditanam dalam pot dan pemasangan biopori (lubang
yang dibuat sedalam 1,5 meter dengan diameter 30 centimeter, ditutup atasnya
dengan tutup berlubang-lubang sehingga aman, dan hanya daunan dan ranting
yang masuk menjadi kompos, bisa diangkat 2 minggu sekali, bisa dibuat dengan
jarak 1,5 meter di ruang terbuka atau taman) untuk dapat menghasilkan kompos
yang digunakan sebagai rabuk tanaman di tempat usaha.
13. Sistem keamanan bangunan dan sistem pemadam kebakaran.
Untuk keamanan bangunan kegiatan usaha ini telah dilakukan perhitungan-
perhitungan konstruksi yang memadai sesuai peraturan- peraturan yang berlaku
agar terjamin kekuatannya. Pada struktur bangunan bawah (sub structure) telah
memperhitungkan kedalaman pondasi, tipe bangunan struktur atas, kemampuan
daya dukung tanah, mendukung semua beban di atasnya serta semua gaya
termasuk gempa bumi yang bekerja padanya. Pada struktur bangunan atas (upper
structure) akan menggunakan konstruksi beton bertulang sehingga kekuatannya
terjamin karena merupakan kesatuan yang tertutup dan tidak mudah aus sehingga
dapat menahan beban-beban yang harus dipikul dan semua gaya termasuk gempa
bumi yang bekerja padanya. Setiap bangunan juga dilengkapi dengan bangunan
penangkal petir pada ujung bangunan tertinggi. Disamping itu untuk menjaga
keamanan lingkungan sekitar juga akan dipekerjakan tenaga keamanan / satpam.
Untuk sistem pemadam kebakaran pada kegiatan usaha Hotel ini dilakukan
dengan :
a. Rencana akan disediakan alat / tabung pemadam kebakaran konvensional
pada tempat-tempat yang strategis, pengamanan tabung diletakkan di
dinding yang mudah dijangkau dan tidak mengganggu kegiatan sehari-hari,
serta semua karyawan harus dilatih menggunakan saat diperlukan serta
nantinya setiap 1 (satu) bulan akan diadakan pengecekan atau uji coba
sehingga alat selalu siap pakai.
b. Mengadakan pelatihan pada karyawan secara berkala cara penanganan bila
terjadi kebakaran.
c. Penempatan kompor dan tabung gas ditempat yang ventilasinya bagus atau
mencukupi agar udara mudah keluar masuk sehingga bila terjadi kebocoran
gas akan langsung terbawa angin.
d. Pemeriksaan saluran gas dari tabung ke kompor secara berkala agar bila
ada kebocoran dapat diketahui dengan segera.
e. Tidak menyimpan bahan mudah terbakar seperti : minyak tanah, spritus
dekat dengan sumber api.
f. Secara berkala memeriksa instalasi listrik serta tidak memasang lampu
secara berlebih dan menempelkan stop kontak bertumpuk-tumpuk. Pasalnya
kabel akan panas dan meleleh serta dapat menyebabkan percikan api yang
lama-lama bisa menyulut kebakaran. Jika terjadi kebakaran karena listrik,
putuskan aliran listrik secepatnya dan padamkan percikan api.

C. Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan


Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
1. Dampak Lingkungan yang ditimbulkan Rencana Usaha
a) Tahap Pra konstruksi

Penentuan Rencana Kegiatan Peningkatan Usaha

1) Sumber dampak : koordinasi dengan dinas terkait, dan kegiatan


sosialisasi proyek Kepada masyarakat di Kelurahan Nunukan
Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan.
2) Jenis dampak : kegiatan ini akan menimbulkan dampak sosial
berupa adanya pro kontra terhadap rencana Kegiatan Peningkatan
Usaha.
3) Besaran dampak : besarnya manusia yang akan terkena dampak
adalah seluruh warga di Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan
Nunukan, Kabupaten Nunukan serta lahan seluas 600 m2

b) Tahap Konstruksi

 Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi


1) Sumber dampak : mobilisasi tenaga kerja sebanyak ± 5 orang untuk
kegiatan konstruksi. Kegiatan ini akan menimbulkan dampak sosial
berupa timbulnya keresahan dan kecemburuan masyarakat
setempat yang memiliki keahlian dan pekerjaan sebagai tenaga
kontraktor dan ingin bekerja sebagai tenaga kerja konstruksi di
rencana kegiatan. Dampak lainnya adalah kemungkinan terjadinya
gangguan keamanan dan ketertiban akibat rasa tidak puas
terhadap sistem penerimaan tenaga kerja bangunan di lokasi
proyek.
2) Jenis dampak : Kegiatan ini akan menimbulkan dampak sosial
berupa timbulnya keresahan dan kecemburuan masyarakat
setempat.
3) Besaran dampak : ada kecemburuan masyarakat terhadap posisi
lowongan pekerjaan sebanyak ±5 orang yang dikerjakan oleh
kontraktor proyek.

 Mobilisasi Bahan / Material dan Peralatan


1) Sumber dampak : kegiatan yang menjadi sumber dampak
adalah mobilisasi bahan seperti : semen, batu pondasi, pasir, besi-
baja dan lain-lain. Mobilisasi peralatan seperti alat untuk membuat
bahan beton dan alat pertukangan lainnya.
2) Jenis dampak : kegiatan ini akan menimbulkan dampak
terhadap penurunan kualitas udara dan sumber meningkatnya
kebisingan. Akan terjadi peningkatan polutan ke udara pada saat
material tersebut dibongkar dari alat pengangkutnya ke lokasi
penyimpanan / gudang. Tingkat kebisingan akan bertambah dari
seluruh aktivitas bongkar material dari kendaraan ke lokasi gudang.
Kegiatan ini juga akan menimbulkan dampak pada komponen
transportasi berupa gangguan lalu lintas, kemacetan di beberapa
titik persimpangan yang padat dan pada tikungan serta kerusakan
pada jalan yang dilewati.
3) Besaran dampak : meningkatnya polutan udara dan kebisingan
seluas proyek dan wilayah sekitarnya, serta kemacetan lalu lintas
sepanjang ruas jalan di depan lokasi kegiatan akibat mobilisasi
bahan material untuk pembangunan Hotel ini dan rusaknya jalan
yang dilewati dalam proses pengangkutan bahan dan material.

 Pembangunan Struktur, Bangunan dan Penataan Pertamanan.


1) Sumber dampak : kegiatan yang merupakan sumber dampak
adalah memindahkan bahan-bahan pembuat beton seperti : semen,
kerikil, pasir dan besi beton, penataan pertamanan dan struktur
bangunan.
2) Jenis dampak : kegiatan ini akan menimbulkan dampak pada
komponen kualitas udara dan kebisingan berupa peningkatan kadar
debu dan polutan udara lainnya serta bertambahnya tingkat
kebisingan akibat kegiatan pengecoran beton. Kegiatan ini juga
akan berdampak pada komponen kualitas air dengan meningkatnya
kekeruhan di alur selokan sehingga dapat mengganggu kehidupan
flora dan fauna air di lokasi proyek dan sekitarnya.
3) Besaran dampak : kehidupan manusia, flora dan fauna di lokasi
proyek dan sekitarnya.

 Pengadaan Sarana dan Prasarana Penunjang


1) Sumber Dampak : kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah
pengadaan sarana jaringan listrik dan air ke areal pembangunan.
2) Jenis dampak : kegiatan ini akan menimbulkan dampak kepada
perubahan dan penambahan distribusi aliran listrik dan air ke areal
proyek yang akan berpengaruh pada kegiatan lainnya.
3) Besaran dampak : akan mempengaruhi fasilitas penunjang
ditempat lainnya

c) Tahap Operasional

Kegiatan operasional Hotel “Yus Hotel” akan memberikan dampak terhadap


lingkungan dari beberapa kegiatan sebagai berikut :

 Penerimaan Tenaga Kerja Operasional.


1) Sumber dampak : kegiatan penerimaan tenaga kerja akan menjadi
penting untuk dibahas sebagai sumber dampak.
2) Jenis dampak : kegiatan ini akan berkaitan dengan dampak
terhadap komponen lingkungan sosial berupa keresahan dan
kecemburuan masyarakat setempat yang berkeinginan untuk
diterima sebagai tenaga kerja.
3) Besaran dampak : jumlah tenaga kerja yang akan diperlukan sekitar
4 orang.

 Operasional Sistem Pengolahan Limbah Cair


1) Sumber dampak : kegiatan untuk mengolah limbah cair dari
kegiatan operasional Hotel.
2) Jenis dampak : akan berkaitan dengan dampak terhadap
komponen lingkungan hidrologi dan lingkungan sosial berupa
potensi pencemaran air permukaan dan keresahan masyarakat
akibat sistem pembuangan limbah cair yaitu penurunan kualitas air
di sekitar kegiatan.
3) Besaran dampak : limbah cair yang dihasilkan sebesar 80% dari
kebutuhan air yaitu 0,15 m3 (150Lt) per orang/hari, yaitu 37 orang x
0,15 x 80% adalah 4,44 m3 dari kegiatan operasional Hotel serta
operasional kamar mandi yang harus dikelola dengan baik yang
berdampak pada areal seluas 600 m 2 dan lingkungan sekitar
kegiatan.

 Operasional Sistem Pengelolaan Limbah Padat (Sampah)


1) Sumber dampak : kegiatan penanganan limbah padat/sampah yang
dihasilkan pada operasional Hotel.
2) Jenis dampak : berkaitan dengan dampak terhadap kondisi
lingkungan akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik.
3) Besaran dampak : limbah padat/sampah yang dihasilkan 2,5 Kg x
jumlah orang (37 orang) adalah 92,5 Kg per hari, berupa sisa bahan
makanan, kegiatan membersihkan areal pertamanan (sampah
organik) dan sampah dari plastik, kertas, kaleng, kardus (sampah
anorganik) yang berdampak pada areal seluas 600 m2 dan
lingkungan sekitar kegiatan.

 Operasional Sistem Pemadam Kebakaran


1) Sumber dampak : kegiatan yang berkaitan dengan operasional
hotel dimana menggunakan tenaga listrik, api, gas, dll, yang dapat
menimbulkan terjadinya kebakaran.
2) Jenis dampak : akan berkaitan dengan dampak sosial, ekonomi dan
keamanan pengunjung, karyawan dan masyarakat sekitar. Selain
bahaya keamanan bagi tamu / wisatawan, karyawan dan
masyarakat sekitar juga dapat menimbulkan kerugian material bagi
pengelola serta keresahan warga sekitar lokasi kegiatan.
3) Besaran dampak : tamu / wisatawan, untuk operasional hotel, dan
berdampak pada areal seluas 600 m2 dan lingkungan sekitar
kegiatan.
 Aktivitas Sosial Dengan Masyarakat
1) Sumber dampak : kegiatan yang berhubungan antara pengunjung
dengan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.
2) Jenis dampak : berkaitan dengan dampak terhadap lingkungan
sosial akibat interaksi yang tidak seimbang antara pengelola
kegiatan dengan masyarakat seperti terganggunya aktivitas
masyarakat, Bagaimana pengelolaan dari pihak hotel sehingga
hotel tidak dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas seksual yang
menyimpang yang dapat meresahkan masyarakat.
3) Besaran dampak : masyarakat terdekat dengan keberadaan
kegiatan dan seluruh masyarakat di Kelurahan Nunukan Timur,
Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan.

 Interaksi Karyawan Dengan Manajemen Pengelola.


1)
2) Jenis dampak : berkaitan dengan dampak terhadap perlindungan
hak dan kewajiban karyawan, kontrak kerja, dan Surat Keterangan
Sehat.
3) Besaran dampak: seluruh karyawan yang berjumlah 4 orang.

4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


a) Tahap Pra Konstruksi
Tingkat pemahaman masyarakat yang bervariasi akan muncul berupa keluhan masyarakat
di Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan dalam pertemuan
informal maupun formal.
1) Upaya pengelolaan lingkungan : pencegahan dampak negatif ini dapat
dilakukan melalui kegiatan sosialisasi rencana pembangunan proyek
kepada masyarakat yang meliputi berbagai komponen seperti tokoh
masyarakat, tokoh pemuda dan instansi pemerintah/swasta di
sekitar lokasi kegiatan. Meminta masukan dan saran dari
komponen masyarakat serta instansi terkait berkaitan dengan
rencana pembangunan Hotel ini. Penanggulangan dampak negatif
ini dapat dilakukan melalui sosialisasi yang lebih intensif dengan
pendekatan partisipatif. Saat penetapan batas proyek agar
melibatkan para penyanding/pendamping di sekitar lokasi kegiatan
serta disaksikan oleh instansi berwenang dan tokoh masyarakat.
Melengkapi dan memenuhi semua peraturan dan perijinan terkait
dengan pembangunan Hotelmelalui koordinasi dengan dinas-dinas
terkait di Kabupaten Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan
Nunukan, Kabupaten Nunukan.
2) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang
sudah ada, tidak ada penambahan lahan
3) Periode pengelolaan lingkungan hidup : sebelum dan dalam proses
pengerjaan kegiatan.

b) Tahap Konstruksi
 Adanya keluhan masyarakat di Kelurahan Nunukan Timur,
Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, saat pertemuan
informal dan formal mengenai proyek.
1) Upaya pengelolaan lingkungan : pengelolaan dilaksanakan
dengan membuat pendekatan berupa kesediaan pemrakarsa
proyek untuk memberikan kesempatan pertama kepada
masyarakat di sekitar lokasi proyek untuk diterima menjadi
tenaga kerja proyek sesuai dengan kebutuhan dan lowongan
pekerjaan yang tersedia. Untuk menghindari kemacetan lalulintas
ketika mobilisasi material dan alat maka dilakukan dengan
pengaturan volume angkut material tidak melebihi ketentuan
batas yang diijinkan dan tidak dilakukan pada jam-jam sibuk atau
padat aktivitas. Untuk menghindari kesan kumuh di sekitar proyek
dapat dilakukan dengan pemasangan dinding/pagar sementara di
sekeliling proyek, sehingga menurunnya estetika lingkungan
dapat diminimalkan serta pandangan masyarakat yang kebetulan
lewat di jalur proyek dapat diantisipasi.
2) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang
sudah ada, tidak ada penambahan lahan
3) Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses
pengerjaan kegiatan.

 Jenis dampak : penurunan kualitas udara di sekitar proyek.


1) Upaya pengelolaan lingkungan : pengelolaan dilaksanakan dengan
mengatur jadwal mobilisasi bahan / material dan peralatan, serta
semua pekerja menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
2) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang
sudah ada, tidak ada penambahan lahan
3) Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan
kegiatan

 Keluhan masyarakat di sekitar proyek. Tingkat kebisingan yang


ditolerans sebesar 55 dB untuk kawasan pemukiman dan 70 dB
untuk kawasan rekreasi, mengadakan sosialisasi kepada
masyarakat sekitar.
1) Upaya pengelolaan lingkungan : kegiatan-kegiatan yang
menimbulkan kebisingan sebaiknya dijadwalkan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu masyarakat pada saat istirahat atau
pada saat upacara keagamaan. Menggunakan peralatan yang
berfungsi baik dan kontraktor yang berpengalaman agar pekerjaan
dilakukan dengan cepat.
2) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang
sudah ada, tidak ada penambahan lahan
3) Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan
kegiatan

 Peningkatan partikel debu, CO dan adanya keluhan masyarakat


di sekitar proyek tentang gangguan pencemaran udara dan
suara serta kekeruhan air permukaan.
1) Upaya pengelolaan lingkungan : melakukan kegiatan penyiraman
secara rutin pada daerah yang berpotensi menimbulkan debu,
terutama pada saat pekerjaan pembersihan lahan, galian dan
pekerjaan struktur. Melakukan penutupan pada material yang
diangkut ke lokasi proyek atau yang sudah di lokasi proyek
sehingga tidak ada debu/partikel lainnya yang beterbangan, lumpur
atau tanah hasil galian digunakan sebagai tanah urug untuk lahan
cekungan atau landai diambil pihak yang membutuhkan.
2) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang
sudah ada, tidak ada penambahan lahan
3) Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan
kegiatan.

 Perubahan dan penambahan distribusi listrik dan air ke lokasi


proyek.
1) Upaya pengelolaan lingkungan : mendapatkan ijin penggunaan listrik
dan air yang dipergunakan secara efesien dan cermat.
2) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel yang sudah
ada, tidak ada penambahan lahan
3) Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan
kegiatan.

c) Tahap Operasional
 Keluhan masyarakat yang ingin menjadi karyawan.
1) Upaya pengelolaan lingkungan : melakukan pendekatan dengan
perangkat daerah setempat tentang kerjasama di bidang tenaga
kerja. Pendekatan tersebut harus memperhitungkan kondisi
perusahaan, kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan dan
ketersediaan lowongan pekerjaan. Pendekatan yang diharapkan
adalah dapat menampung tenaga kerja lokal Kelurahan Nunukan
Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan serta
menyediakan fasilitas pelatihan (training) bagi warga Kelurahan
Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan yang
memerlukan pelatihan di bidang akomodasi pariwisata. Pihak
perangkat daerah setempat juga memiliki kewajiban untuk menjaga
keamanan dan ketertiban di areal Hotel.
2) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : kantor manajemen hotel
3) Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional
kegiatan.
 Potensi pencemaran limbah cair : parameter kunci seperti DO,
BOD, COD, deterjen yang ditemukan pada limbah cair yang
melebihi standar baku mutu limbah akomodasi pariwisata, Baku
Mutu Air Limbah Untuk Kegiatan Hotel sesuai Peraturan Daerah
Provinsi Kalimantan Timur No 2 Tahun 2011sebagai berikut ;

Kadar Maksimum
No Parameter (mg/L) Metode Uji
1 BOD5 30 SNI 6989.72-2009

2 COD 50 SNI 6989.73-2009

3 TSS 50 SNI 06-6989.27-2005


4 Minyak dan Lemak 15 SNI 06-6989.10-2004

5 pH 6,0 - 9,0 SNI 06-6989.11-2004

1) Upaya pengelolaan lingkungan : Melaksanakan sistem manajemen


konservasi air yang optimal. Memasang pengontrol air di setiap kloset
dan fasilitas yang menggunakan air dalam jumlah besar.Melakukan
kampanye (memasang pamflet) penghematan air bagi seluruh
karyawan dan tamu. Melakukan pengolahan limbah cair. Pengelolaan
limbah cair yang berasal dari kamar mandi dan toilet .
2) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : areal pengolahan limbah cair
3) Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional
kegiatan / usaha.

 Peningkatan volume limbah padat (sampah), kegiatan


operasional (operasional hotel, operasional sistem pengelolaan
limbah padat/sampah dan kegiatan pertamanan), adanya
tumpukan sampah di lokasi pengumpulan, parameter : bau
busuk dan ceceran sampah.
1) Upaya pengelolaan lingkungan : Mengoptimalkan sistem
manajemen pengelolaan limbah padat/sampah dengan berusaha
mengurangi penggunaan produk-produk anorganik (bahan yang
tidak mudah terurai), kemasan produk yang berlebihan dan
memberikan masukan kepada pemasok barang kebutuhan Hotel
agar dalam proses produksinya meminimalkan barang-barang yang
tidak berguna. Melakukan kegiatan reuse yakni menggunakan
kembali barang yang telah dipakai dengan fungsi yang sama atau
fungsi yang lain. Menggunakan benda-benda yang bisa diisi
ulang atau dipakai kembali misalnya : botol, lap pembersih,
baterai isi ulang dan lain-lain. Barang-barang yang tidak bisa
digunakan kembali bisa diberikan kepada lembaga/perorangan
yang masih bisa memanfaatkannya. Menyediakan tempat
sampah tertutup untuk pembuangan sampah sementara pada
tempat-tempat yang berpotensi menghasilkan sampah seperti
kamar mandi, areal parkir maupun sekitar lokasi santai.
Memberikan limbah berupa sisa-sisa makanan kepada
peternak/masyarakat yang membutuhkan untuk makanan ternak.
2) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : areal pengolahan limbah
padat, kamar, dan gudang.
3) Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses
operasional kegiatan / usaha.

 Peningkatan gangguan lalu lintas, kebisingan, dan polusi udara


1) Upaya pengelolaan lingkungan : pengaturan parkir secara optimal
dengan menyediakan tenaga/petugas parkir sehingga tidak
menimbulkan kemacetan dan kebisingan.
2) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : areal parkir.
3) Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional
kegiatan / usaha

 Penurunan kualitas air, dan udara serta penyebaran penyakit


1) Upaya pengelolaan lingkungan : membuat pengolahan limbah
cair, penataan ruangan yang nyaman dan hygenis
2) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : areal kamar.
3) Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses
operasional kegiatan / usaha.

 Peningkatan potensi penyebaran penyakit menular dari


serangga dan binatang pengerat, ditemukan adanya
karyawan atau tamu-tamu yang berkunjung yang menderita
penyakit menular serta penyakit akibat serangga dan
binatang pengerat.
1) Upaya pengelolaan lingkungan : Mengoptimalkan sistem
kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dan melakukan
pemeriksaan air pencucian bahan-bahan masakan dan air
pencucian alat-alat hotel, pemeriksaan makanan dan usap alat,
pemeriksaan sumber air minum minimal setiap 6 (enam) bulan
sekali pada instansi kesehatan/puskesmas/laboratorium
kesehatan masyarakat setempat.Pemeriksaan laik sehat
akomodasi pariwisata dengan pemeriksaan keadaan hygiene dan
sanitasi termasuk kesehatan karyawan penjamah makanan
sebagai jaminan sanitasi/kebersihan makanan/minuman yang
disajikan oleh karyawan yang melayaninya. Para karyawan harus
berpakaian bersih dan rapi serta tidak dalam keadaan
berpenyakit menular. Menjaga kebersihan gudang penyimpanan
baik penyimpanan bahan makanan maupun linen dan peralatan
dan menyediakan tenaga pest control. Menggunakan bahan-
bahan daging yang dihasilkan oleh ruang potong hewan yang
resmi, sayur-sayuran, buah-buahan dari pemasok yang resmi dan
bersertifikat.
2) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : operasional kamar,
pelayanan tamu, operasional gudang.
3) Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses
operasional kegiatan / usaha.

 Terjadinya gangguan terhadap pelayanan karyawan terhadap


tamu, adanya keluhan tamu terhadap pelayanan karyawan
dalam penyajian makanan dan minuman serta pelayanan lain
secara umum.
1) Upaya pengelolaan lingkungan : menyediakan tenaga terampil.
2) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : operasional kamar,
pelayanan tamu di lobby
3) Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional
kegiatan / usaha.

 Potensi terjadinya kebakaran


1) Upaya pengelolaan lingkungan : mengoptimalkan sistem kesehatan
dan keselamatan kerja karyawan dan menggunakan peralatan dan
instalasi listrik standar, alarm kebakaran, menyediakan alat/tabung
pemadam kebakaran pada tiap - tiap bangunan dan nantinya setiap 1
(satu) bulan sekali akan diadakan pengecekan atau uji coba sehingga
alat selalu siap pakai, serta mengadakan pelatihan menanggulangi
bahaya kebakaran terhadap karyawan. Penempatan kompor dan
tabung gas di tempat yang ventilasinya bagus atau mencukupi agar
udara mudah keluar masuk sehingga bila terjadi kebocoran gas akan
langsung terbawa angin. Pemeriksaan saluran gas dari tabung ke
kompor secara berkala agar bila ada kebocoran dapat diketahui
dengan segera. Tidak menyimpan bahan mudah terbakar seperti :
minyak tanah, spritus dekat dengan sumber api, tidak memasang
lampu secara berlebihan dan tidak menempelkan stop kontak
bertumpuk-tumpuk, pasalnya kabel akan panas dan meleleh serta
dapat menyebabkan percikan api yang lama-lama bisa menyulut
kebakaran. Jika terjadi kebakaran karena listrik, putuskan aliran listrik
secepatnya dan padamkan percikan api. Mensosialisasikan sistem
kesehatan dan keselamatan kerja karyawan.
2) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : operasional listrik,
operasional parkir, operasional hotel, kegiatan wisatawan, struktur
atap bangunan.
3) Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional
kegiatan / usaha.

 Potensi konflik ketenaga kerjaan antara karyawan dengan


pengelola, interaksi karyawan dengan pihak pengelola
terutama tentang hak dan kewajiban karyawan terhadap
perusahaan.
1) Upaya pengelolaan lingkungan : Melakukan sosialisasi hak dan
kewajiban pekerja kepada perusahaan sesuai dengan undang-
undang ketenaga kerjaan. Melakukan perjanjian kontrak kerja
untuk menghindari terjadinya perselisihan antara pekerja dengan
pengelola. Memberikan hak-hak karyawan sesuai dengan undang-
undang ketenaga kerjaan.
2) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : kantor manajemen dan
operasional hotel
3) Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional
kegiatan / usaha.

4) Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


Pendekatan institusional yang dilakukan ada kegiatan atau usaha ini adalah
sebagai berikut :

1. Mengendalikan tindak kriminal dan menjaga keamanan perlu dilakukan


kerjasama dengan pihak kepolisian dan Pemerintah setempat.
2. Menangani pencemaran lingkungan dilakukan dengan pemerintah
Kabupaten Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten
Nunukan, BLHD, dan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur
dengan melibatkan komponen masyarakat setempat.
3. Pemrakarsa dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan perlu melakukan kerjasama dengan instansi/lembaga terkaitdi
Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan dan
kelurahan setempat

Pendekatan institusional yang dilakukan ada kegiatan atau usaha ini


adalah sebagai berikut :

1. Mengendalikan tindak kriminal dan menjaga keamanan perlu dilakukan


kerjasama dengan pihak kepolisian dan Pemerintah setempat.

2. Menangani pencemaran lingkungan dilakukan dengan pemerintah


Kabupaten Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan,
Kabupaten Nunukan, BLHD, dan Badan Lingkungan Hidup Provinsi
Kalimantan Timur dengan melibatkan komponen masyarakat setempat.

3. Pemrakarsa dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan


lingkungan perlu melakukan kerjasama dengan instansi/lembaga
terkait
3.2. Tabel Ringkasan Pengelolaan Lingkungan & Pemantauan Lingkungan Hidup

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

INSTITUSI

PENGELOLA
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE
DAN KET.
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN UPAYA PEMANTAU PEMANTAU
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN AN AN
LINGKUNGAN
HIDUP HIDUP HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNG LINGKUNG
HIDUP
HIDUP AN AN

HIDUP HIDUP

1.

Penerima Keresahan Adanya Memberikan Kantor pada saat Observasi Kantor pada saat Pelaksana :

an
tenaga kecemburu protes informasi tentang manajemen penerimaan tenaga langsung di manajemen penerimaan pemrakarsa.

kerja an dan kualifikasi tenaga kerja lapangan tenaga kerja Pengawas :

operasio masyarakat keluhan kerja yang Badan

nal terhadap masyarakat Diperlukan Lingkungan

perekrutan Hidup

tenaga Kabupaten
kerja Nunukan,

operasional Pelaporan :

BLHD untuk

dikoordinasikan

dengan instansi

terkait

2.

kegiatan Penurun Terjadinya Pengawasan dan Lokasi selama masa Mengukur Lokasi selama masa Pelaksana :

untuk an kualitas pencemar pengelolaan yang pengolahan operasional parameter fisik, pengolahan operasional pemrakarsa.

mengolah air an / ketat terhadap limbah cair kimiawi dan limbah cair berkala 6 Pengawas :

limbah meningkat limbah cair yang mikrobiologi air pada inlet bulansekali Badan

cair dari nya Dihasilkan limbah dan outlet Lingkungan

kegiatan kekeruhan BOD5, COD, Hidup

operasio air TSS, Minyak dan Kabupaten

nal Hotel permukaan. Lemak, pH Nunukan,

Parameter Sesuai Perda Pelaporan :

kunci Kalimantan timur BLHD untuk

seperti DO, 02 tahun 2011 dikoordinasikan


BOD, COD, dengan instansi

Deterjen terkait

sesuai

standar

mutu air

limbah

yang

dihasilkan

3
4,44 m

3.

kegiatan Peningkat Timbunan Pengurangan Lokasi kegiatan selama masa Menghitung Lokasi selama masa Pelaksana :

penangan an limbah sampah, produk anorganik operasional volume sampah kegiatan, operasional pemrakarsa.

an limbah padat / adanya yang dihasilkan terutama berkala Pengawas :

padat sampah binatang kamar dan setiap hari Badan

/sampah pengerat, gudang Lingkungan

yang dan Hidup

dihasilkan serangga Kabupaten

pada atau vector Nunukan,

operasio penyakit Pelaporan :

nal Hotel BLHD untuk


dikoordinasikan

dengan instansi

terkait

4.

Aktivitas Peningkat Adanya Himbauan Lokasi kegiatan, selama masa Observasi Lokasi selama masa Pelaksana :

operasio an keluhan manajemen hotel, terutama areal operasional langsung kegiatan, operasional pemrakarsa.

nal usaha kebisingan masyarakat manajemen waktu parkir mengenai terutama berkala Pengawas :

dan atau Kegiatan keluhan areal parkir setiap hari Badan

kegiatan masyarakat Lingkungan

Hidup

Kabupaten

Nunukan,

Pelaporan :

BLHD untuk

dikoordinasikan

dengan instansi

5. terkait

Operasio

nal parkir,

aktivitas Penurunan Parameter Penghijauan areal Areal parkir selama masa Pengamatan Areal parkir selama masa Pelaksana :
kegiatan kualitas kualitas parkir, dan taman kegiatan operasional secara langsung kegiatan operasional pemrakarsa.

udara udara di lapangan berkala Pengawas :

setiap hari Badan

Lingkungan

Hidup

Kabupaten

Nunukan,

Pelaporan :
BLHD untuk

dikoordinasikan

dengan instansi

terkait

6.

Aktivitas Peningkat Adanya Mempekerjakan Sekitar lokasi selama masa Pengamatan Sekitar lokasi selama masa Pelaksana :

kendara an kemacetan tenaga satpam / kegiatan operasional secara langsung kegiatan operasional pemrakarsa.

an pada gangguan kendaraan petugas parker di lapangan berkala Pengawas :

operrasio lalu lintas yang setiap hari Badan

nal parkir melalui lalu Lingkungan

lintas di Hidup

depan Kabupaten

lokasi Nunukan,

kegiatan Pelaporan :

serta BLHD untuk

kejadian dikoordinasikan

kecelakaan dengan instansi

lalu lintas terkait

7.
Aktivitas Potensi kemungkin Operasional Lokasi kegiatan selama masa Mendata sistem Lokasi selama masa Pelaksana :

usaha terjadinya an potensi System operasional keselamatan kegiatan operasional pemrakarsa.

dan atau kebakaran terjadinya Keselamatan kerja, alat – alat / berkala Pengawas :

kegiatan kebakaran kerja, alat mesin – mesin, sebulan Badan

Pemadam listrik, dan sekali Lingkungan

kebakaran yang jumlah alat pengecekan Hidup

cukup dan pemadam alat Kabupaten

Pelatihan kebakaran yang pemadam Nunukan,


Penangulangan tsrsedia serta kebakaran Pelaporan :

Kebakaran tenaga terlatih BLHD untuk

dikoordinasikan

dengan instansi

terkait

8.

Aktivitas potensi kemungkin Mentaati Lokasi kegiatan selama masa Pengamatan Lokasi selama masa Pelaksana :

usaha konflik, an potensi peraturan – operasional secara langsung kegiatan operasional pemrakarsa.

dan atau gangguan konflik peraturan yang di lapangan dan berkala Pengawas :

kegiatan keamanan dengan ditetapkan oleh meminta laporan setiap hari Badan

dan masyarakat Pemerintah dari masyarakat Lingkungan

ketertiban setempat serta para Hidup

karyawan Kabupaten

Nunukan,

Pelaporan :

BLHD untuk

dikoordinasikan

dengan instansi

terkait

9.
Interaksi Peningkat Mengurangi Sosialisasi hak Lokasi kegiatan selama masa Pengamatan Lokasi selama masa Pelaksana :

karyawan an potensi potensi dan kewajiban operasional secara langsung kegiatan operasional pemrakarsa.

dengan konflik terjadinya karyawan, di lapangan berkala Pengawas :

pengelola ketenaga ketidak perjanjian kerja setiap hari Badan

kerjaan harmonisan Lingkungan

antara hubungan Hidup

karyawan pekerja Kabupaten


denga dengan

pengelola pengelola
Tolak Ukur Efektifitas Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Dalam mengukur efektifitas kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan


hidup kegiatan peningkatan usaha Hotel ”Yus Hotel” adalah adanya tindak lanjut
terhadap pelaksanaan pemantauan lingkungan serta dukungan yang nyata pada aspek
pendanaan kegiatan pemantauan lingkungan. Semua kegiatan tersebut harus dilakukan
secara berkesinambungan dan dilaporkan kepada Dinas terkait Kabupaten Nunukan.

Jumlah Dan Jenis Izin - Izin PPLH Yang Dibutuhkan

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menuntut


dikembangkannya suatu sistem yang terpadu berupa kebijaksanaan nasional,
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, yang harus dilaksanakan secara taat
asas dan konsekuen dari pusat sampai ke daerah.

Upaya preventif dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan


hidup perlu dilaksanakan dengan mendayagunakan secara maksimal instrument
pengawasan dan perijinan.

Ijin lingkungan hidup adalah ijin yang diberikan kepada setiap orang yang
melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal, UKL-UPLdalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai persyaratan untuk
memperoleh ijin usaha dan/atau kegiatan.

1. Ijin Penyimpanan Sementara Limbah B3

Bahan berbahaya dan beracun perlu dilindungi dan dikelola dengan baik,
meminimalisir dampak negatif dari pembangunan yang mengancam lingkungan hidup,
kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya.

2. Ijin Pembuangan Limbah

Pembuangan (dumping) sisa suatu usaha adalah kegiatan membuang,


menempatkan,dan atau memasukkan limbah dan atau bahan dalam jumlah,
konsentrasi, waktu, dan lokasi tertentu dengan persyaratan tertentu ke media
lingkungan hidup tertentu.

3. Ijin Pemanfaatan Limbah

Setiap usaha dan/atau kegiatan yang memanfaatkan sisa/limbah berpotensi


penting menimbulkan dampak terhadaplingkungan hidup yang perlu dan wajib
melakukan analisis resiko yang meliputi ; pengkajian resiko, pengelolaan resiko, dan
komunikasi resiko.
YUS HOTEL
HOTEL
Jalan Tien Soeharto, RT. 15, No.12, Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan
Nunukan, Kabupaten Nunukan
===========================================================
Kepada Yth : Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Nunukan
Di –
Nunukan

Dengan Hormat,
Bersama ini kami sampaikan perbaikan dan
penyempurnaan dokumen UKL & UPL Rencana Kegiatan
Peningkatan Usaha Hotel “Yus Hotel” yang berlokasi di Jalan
Tien Soeharto, RT. 15, No.12, Kelurahan Nunukan Timur,
Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, sesuai dengan
pembahasan dokumen yang telah dilaksanakan.

Besar harapan kami, setelah dokumen ini diperbaiki


segera mendapat rekomendasi UKL & UPL untuk dapat kami
lanjutkan ke prosedur perijinan berikutnya.

Demikian kami sampaikan agar dapat Dilaksanakan.

Nunukan, 23 Agustus 2013


Hormat Kami,

(Maisa)

Anda mungkin juga menyukai