Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
1.1 Defenisi Epidemiologi
Epidemiologi merupakan dasar dari ilmu kesehatan masyarakat.
Bisa dikatakan “The master of public health is epidemiology”. Masa
sekarang ini, epidemiologi masih dianggap sebagai ilmu yang relatif masih
baru, tetapi sejarah epidemiologi tidak dapat dipisahkan dengan masa
dimana manusia mulai mengenal penyakit menular. Pengertian
epidemiologi dari arti katanya yaitu epi : pada/ tentang, demos : penduduk
dan logos : ilmu. Dalam arti sempit, epidemiologi berarti ilmu yang
mempelajari tentang epidemi. Sedangkan dalam arti luas, epidemiologi
berarti ilmu yang mempelajari frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya yang kemudian digunakan untuk mengatasi masalah
kesehatan. Berbagai definisi dan pengertian telah dikemukakan oleh para
ahli epidemiologi, yang pada dasarnya memiliki persamaan pengertian
yaitu epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari, menganalisis,
serta berusaha memecahkan berbagai masalah kesehatan maupun masalah
yang erat kaitannya dengan kesehatan pada suatu kelompok penduduk
tertentu. (Budiarto and Anggraeni, 2002; ISMAH, 2018)

Sedangkan metode epidemiologi merupakan cara pendekatan


ilmiah dalam mencari faktor penyebab serta hubungan sebab akibat
terjadinya peristiwa tertentu pada suatu kelompok penduduk tertentu. Oleh
karena itu, dalam penggunaannya, epidemiologi berkaitan erat dengan
disiplin ilmu yang lain, baik bidang eksakta maupun non eksakta(sosial).
Sifat dasar epidemiologi yaitu lebih mengarahkan diri pada kelompok
penduduk/masyarakat daripada kesehatan perorangan, serta menilai
peristiwa yang ada dalam masyarakat serta kuantitatif(menggunakan rate
atau semacamnya).(Lapau and Birwin, 2017)
Menurut sejarah perkembangan, epidemiologi dibedakan atas:
1. Epidemiologi klasik: terutama mempelajari tentang penyakit menular
wabah serta terjadinya penyakit menurut konsep epidemiologi klasik.
2. Epidemiologi modern: merupakan sekumpulan konsep yang digunakan
dalam studi epidemiologi yang terutama bersifat analitik, selain untuk
penyakit menular wabah dapat diterapkan juga untuk penyakit menular
bukan wabah, penyakit tidak menular, serta masalah-masalah kesehatan
lainnya.
Menurut bidang penerapannya, epidemiologi modern dibagi atas:
(a) Epidemiologi lapangan
(b) Epidemiologi komunitas
(c) Epidemiologi klinik
Menurut metode investigasi yang digunakan, epidemiologi dibedakan atas:
1. Epidemiologi deskriptif: mempelajari peristiwa dan distribusi
penyakit
2. Epidemiologi analitik: mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi distribusi penyakit ('determinan'-nya)
Jadi,Epidemiologi adalah studi distribusi dan determinan kesehatan
yang terkait keadaan atau peristiwa dalam populasi tertentu, dan aplikasi
studi ini untuk mengendalikan masalah kesehatan
Epidemiologi peduli dengan frekuensi dan pola peristiwa kesehatan
dalam suatu populasi.
Tipe ukuran yang digunakan dalam epidemiologi yaitu ukuran
frekuensi penyakit diantaranya merefleksikan besar kejadian penyakit
(morbiditas) atau kematian karena penyakit (mortalitas) dalam suatu
populasi serta biasanya diukur sebagai suatu rate atau proporsi.

1.2 Tujuan dan Manfaat Epidemiologi


Menurut Lilienfeld dalam buku Timmerck (2004) menyatakan
bahwa ada tiga tujuan epidemiologi yaitu :

1. Menjelaskan etiologi ( studi tentang penyebab penyakit) satu


penyakit atau sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, efek hasil
sesuatu yang timbul karena penyakit, ketidakmampuan, syndrome,
kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi
dengan menggunakan management informasi yang berasal dari
setiap bidang atau disiplin ilmu yang tepat.
2. Menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten
dengan hipotesis yang diajukan dan dengan pengetahuan, ilmu
perilaku, dan ilmu biomedis yang terbaru.
3. Memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah
pengendalian dan prosedur pencegahan bagi kelompok populasi
yang beresiko dan untuk mengembangkan langkah-langkah dan
kegiatan kesehatan masyarakat yang diperlukan, sekaligus untuk
mengevaluasi keberhasilan langkah-langkah, kegiatan dan program
intervensi.

Ada 7 manfaat epidemiologi dalam bidang kesehatan,antara lain:

1. Mempelajari riwayat penyakit


Mempelajari trend penyakit untuk memprediksi trend penyakit
yang mungkin akan terjadi untuk digunakan dalam perencanaan
pelayanan kesehatan
2. Diagnosis masyarakat
Memberikan gambaran penyakit kondisi, cedera, gangguan, dan
masalah kesehatan masyarakat di suatu wilayah.
3. Mengkaji resiko yang ada pada setiap individu, karena mereka
mempengaruhi kelompok maupun populasi
Memberikan gambaran faktor resiko, masalah, perilaku yang
mempengaruhi suatu kelompok atau populasi dengan melakukan
pengkajian terhadap faktor resiko dan menggunakan tekhnik
pemeriksaan kesehatan.
4. Pengkajian, evaluasi, dan penelitian
Menilai keberhasilan pelayanan kesehatan dalam menghadapi
masalah kesehatan, mengkaji efektivitas, efisiensi, kuantitas,
kualitas, akses, ketersediaan layanan, pengendalian dan pencegahan
dalam pelayanan kesehatan.
5. Melengkapi gambaran klinis
Menilai proses identifikasi dan diagnosis untuk menetapkan suatu
kondisi memang ada yang menderita penyakit tertentu.
6. Identifikasi syndrome
Membantu dalam menyusun dan menetapkan kriteria dalam
mendefinisikan syndrome misalnya syndrome down, fetal alkohol,
kematian mendadak pada bayi.
7. Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Memungkinkan dilakukan pengendalian, pencegahan, dan
pemusnahan pencegahan penyakit, kondisi cedera, kematian.

Seorang tenaga kesehatan masyarakat sangat memerlukan pemahaman


tentang tujuan dan manfaat epidemiologi. Tujuan dan manfaat epidemiologi
antara lain diuraikan di bawah ini:
1. Menerangkan besarnya masalah kesehatan (penyakit) dan penyebarannya
yakni memberikan gambaran (deskripsi) tentang penyebaran (distribusi),
besar & luasnya masalah kesehatan dan lainnya.
2. Identifikasi faktor penyebab masalah kesehatan
3. Menyiapkan data dan informasi terkait masalah kesehatan
4. Menjelaskan interaksi faktor-faktor kausa-etiologi (agent), host &
environment yang menggambarkan riwayat alamiah penyakit
5. Menguraikan kelompok penduduk yang dalam risiko dan yang berisiko
tinggi terhadap kelompok penduduk yang tidak memiliki risiko
6. Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta keberhasilan kegiatan
7. Membantu pekerjaan administratif kesehatan yakni pada planning, model
evaluation.
8. Menerangkan keadaan masalah kesehatan apakah termasuk dalam
epidemik, pandemik, endemik atau sporadik.(Nangi, Moh. Guntur. Dkk.
2019. )

1.3 Ruang Lingkup dan Penerapan Epidemiologi


Epidemiologi dalam sejarah dikembangkan dengan menggunakan
epidemi penyakit menular sebagai model studi dan landasan masih seperti
pada model penyakit, metode, pendekatan. Dewasa ini epidemiologi juga
telah terbukti efektif dalam pengembangan hubungan sebab akibat pada
kondisi-kondisi non-infeksius seperti penyalahgunaan obat, bunuh diri,
kecelakaan lalu lintas, keracunan zat kimia, kanker, penyakit jantung, dll.
Saat ini epidemiologi penyakit kronis dan perilaku merupakan cabang ilmu
epidemiologi yang paling cepat berkembang.(Arwanti et al., 2016)
Ruang lingkup epidemiologi sendiri terbagi atas:
a. Epidemiologi Penyakit Menular
b. Epidemiologi penyakit tidak menular
c. Epidemiologi Klinik utk para klinisi ttg cara pendekatan masalah
melalui epidemiologi
d. Epidemiolgi Kependudukan epidemiologi demografi yg
berhubungan dengan masalah kesehatan serta KB
e. Epidemiologi Pengolahan pelayanan kesehatan, manajeman
analisis masalah, penyususnan rencana tindakan
f. Epidemio logi Lingkungan & Occupational Health, menganalisis
keht kerja akibat Hazard.
g. Epidemiologi Kesehatan Jiwa
h. Epidemiologi Gizi

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang
epidemiologi kependudukan.
2. Tujuan Khusus
a.Dapat mengetahui tentang pengertian epidemiologi
b.Dapat mengetahui tentang pengertian epidemilogi kependudukan
c.Dapat mengetahui manfaat dari epidemilogi kependudukan
C. METODE PENULISAN
Beberapa metode dalam mengumpulkan data guna penyusunan makalah ini,
antara lain:
a. Observasi partisipatif. Penulis melakukan pengamatan dan turut serta
dalam melakukan tindakan pelayanan keperawatan.
b. Interview. Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara tanya
jawab.
c. Studi kepustakaan/ studi literatur. Penulis melakukan pengumpulan
data berdasarkan referensi dari kepustakaan
d. Studi dokumenter. Penulis melakukan pengumpulan data Catatan
Medik Klien
e. Studi internet. Penulis dalam mengumpulkan data juga
menggunakan sumber dari browsing internet.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam makalah ini sistematika penulisannya berupa:
BAB I : PENDAHULUAN :
LATAR BELAKANG MASALAH
TUJUAN PENULISAN
METODE PENULISAN
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II : KONSEP
KONSEP KOMUNITAS (SESUAI TOPIK)
PENGKAJIAN FOKUS
DIAGNOSA KEPERAWATAN
FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL
BAB III : KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
KONSEP DASAR
A. KONSEP KOMUNITAS EPIDEMIOLOGI KEPENDUDUKAN
1.EPIDEMIOLOGI
Terdiri atas Host, Agent and Environment Model.Berbeda dengan
pendekatan medis yang memfokuskan pada satu individu, maka konsep
epidimologi mempelajari satu kelompok penduduk dan berupaya memberikan
informasi yang mewakili kelompk penduduk tersebut. Terdapat 3(tiga) komponen
yang selalu menjadi pokok pembahasan dalam pendekatan epdemiologi untuk
mempelajari terjadinya suatu penyakit atau masalah kesehatan pada sekelompok
penduduk yaitu “host” atau pejamu, environment” atau lingkungan dan “agent”
atau penyalur/penyebab. Interaksi antara ketiga komponen tersebut harus
seimbang. Bila terjadi gangguan keseimbangan, maka timbul penyakit atau
masalah kesehatan pada kelompok tersebut. Karakteristik dari masing-masing
komponen tersebut mempunyai peranan dalam menentukan cara pencegahan dan
penanggulangan jika terjadi gangguan keseimbangan yang menyebabkan sakit.
(Widoyono, 2013)
1.Faktor Penyebab (Agent)
Penyebab (agent) suatu penyakit adalah semua unsur atau elemen hidup
maupun tak hidup yang kehadirannya atau ketidak hadirannya, bila diikuti dengan
kontak yang efektif terhadap manusia yang rentan dalam keadaan yang
memungkinkan, akan menjadi stimuli untuk menginisiasi atau memudahkan
terjadinya suatu proses penyakit biologis, kimia, nutrisi, mekanik dan agent fisik.
a.Penyebab (Agent) Biologi
Terdapat enam kelompok agent biologis yaitu:
1)Protozoa
Adalah organisme uniseluler, antara lain dapat menyebabkan malaria,
trypanosomiasis, disentri Amuba dan lain sebagainnya. Kebanyakan dari
organisme ini berkembang biak di luar tubuh manusi dan biasanya vectorborne,
ditularkan melalui vector antropoda
2)Metozoa
Organisme parastic multiseluler, antara lain dapat menyebabkan:
trichinosis, askariasis, schistosomiasis dan lain-lain. Agent ini tidak berkembang
dalam tubuh manusia sehingga penularannya tidak langsung dari manusia ke
manusia.
3)Bakteri
Organisme uniseluler yang meyerupai tanaman ini dapar menyebabkan
penyakit yang biasanya dapat berkembang biak di dalam maupun luar tubuh
manusia, tetapi dapat juga bakteri tersebut dari lingkungan.
4)Virus
Adalah agent biologis terkecil, beberapa penyakit ditumbulkan antara
lain: influenza, rabies, rubella, ensefalitis dan lain-lain. Biasanya penyakit-
penyakit ini ditularkan secara langsung dari manusia ke manusia lainnya. Untuk
kelangsungan hidupnya, virus memerlukan sel hidup.
5)Jamur
Adalah sejenis tanaman yang tidak mempunyai klorofil, dapat uni atau
multiseluler. Penyakit-penyakit yang disebabkan olehnya adalah histoplasmosis,
epidermafitosis, monilisasi dan lain-lain. Resistensi organisme ini tinggi karena
mereka membentuk spora. Reservoir umumnya dalah tanah.
6)Riketsia
Merupakan parasit untrase yang ukurannya diantaranya virus dan bakteri
dan mempunyai karakteristik seperti bakteri dan virus. Untuk tumbuh dan
berkembangan biak organisme ini dalah “rpcky mountain spotted fever,”Q-fever,
dan lain-lain.
4)Virus
Adalah agent biologis terkecil, beberapa penyakit ditumbulkan antara
lain: influenza, rabies, rubella, ensefalitis dan lainlain. Biasanya penyakit-penyakit
ini ditularkan secara langsung dari manusia ke manusia lainnya. Untuk
kelangsungan hidupnya, virus memerlukan sel hidup.
5)Jamur
Adalah sejenis tanaman yang tidak mempunyai klorofil, dapat uni atau
multiseluler. Penyakit-penyakit yang disebabkan olehnya adalah histoplasmosis,
epidermafitosis, monilisasi dan lain-lain. Resistensi organisme ini tinggi karena
mereka membentuk spora. Reservoir umumnya dalah tanah.
6)Riketsia
Merupakan parasit untrase yang ukurannya diantaranya virus dan bakteri
dan mempunyai karakteristik seperti bakteri dan virus. Untuk tumbuh dan
berkembangan biak organisme ini dalah “rpcky mountain spotted fever,”Q-fever,
dan lain-lain.
Dalam menimbulkan suatu penyakit, agent-agent tersebut dipengaruhi oleh beber
apa karakteristik yaitu:
a.Karakteristik Inherent
Pada agent microbiologis meliputi: morfologi, motilitas, fisiologi,
reproduksi, metabolisme, nutrisi, suhu yang optimal, produksi tiksin dan lain-lain.
Sifat-sifat kimia dan fisik dari agent yag tak hidup, misalnya ukuran partikel yang
merupakan subtansi yang larut atau tidak.
b.Viabilitas dan Resistensi
Kepekaan microorganisme terhadap panas, dingin, kelembaban, matahari
dan lain-lain, dalam mempertahankan kelangsugan hidupnya.
c.Sifat-sifat yang berhubungan dengan manusia terdapat beberapa faktor yang
penting dalam menimbulkan penyakit yaitu:
Infektivitas (derajad penularan): kemampuan untuk menginfeksi dan
menyesuaikan diri terhadap penjamu.
Petogenitas: kemampuan untuk menimbulkan reaksi jaringan penjamu, ba
ik local maupun umum, klinis atau sebklinis
Virulensi: merupakan derajad berat ringannya reaksi yang ditimbulkan oleh
agent
Antigenitas: kemampuan untuk merangsang penjamu membuat mekanisme
penolakan/pertahanan terhadap agent yang bersangkutan.
b.Penyebab (Agent) Kimia
Antara lain: pestisida, food additive, obat-obatan, limbah industri. Selain
itu ada juga zat-zat yang diproduksi oleh tubuh sebagi akibat dari suatu penyakit
misalnya pada penyakit diabetes asidosis, uremia.
Cara transmisi dari agent kimia tersebut sehungga dapat menimbulkan gangguan
yaitu:
Inhalasi: terdiri dari zat kimia yang berupa gas (misalnya karbon monoksida),
uap (misalnya bensin), debu mineral (misalnya asbestos), partikel di udara
(misalnya zat-zat allergen)
Ditelan: (misalnya: minuman keras/alkohol, obat-obatan, kontaminasi makanan,
seperti pada keracunan logam dan lain-lain.
Melalui kulit: misalnya keracunan pada pemakaian kosmetika, atau pada
keracunan yang disebabkan oleh racun tumbuh-tumbuhan atau binatang.
c.Agent Nutrisi
Adalah kelebihan atau kekurangan karbohidrat, lemak, protein,
mivataimn, mineral dan air, yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan
yang mengakibatkan timbulnya penyakit.
d.Penyebab Mekanik
Antara lain friksi yang kronik, dan lain-lain kekuatan mekanik yang dapat
mengakibatkan misalnya dislokasi, atau patah tulang dan lain sebaginya.

2)Faktor Penjamu
Faktor penjamu mempunyai karakteristikyang luas antara lain : usia, jenis
kelamin, ras, sosial ekonomi, status perkawinan, riwayat penyakit, cara hidup,
hereditas, nutrisi dan imunitas. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi
kondisi host terhadap pertama : risiko terpapar sumber infeksi dan kedua :
kerentanan dan resistensi dari manusia terhadap suatu infeksi atau penyakit.

3)Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan diklasifikasi dalam 4 komponen yaitu : lingkungan
fisik, biologi, sosial, dan ekonomi.
a.Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik meliputi : kondisi udara, musim, cuaca, dan kondisi geologi.
1)Kondisi udara, musim, cuaca, dapat mempengaruhi kerentanan seseorang
terhadap penyakit tertentu :
Faktor ketinggian dari permukaan laut (altitude) berpengaruh terhadap mereka
yang menderita penyakit jantung.
Kelembaban udara yang sangat rendah dapat mempengaruhi selaput lender
hidung dan telinga sehingga lebih rentan/peka terhadap penyakit infeksi seperti
influenza.
Udara panas memungkinkan orang berpakaian tipis dan sesedikit mungkin,
sehingga memudahkan tergigit serangga dan mengakibatkan orang terjadi sakit.
2)Kondisi geografi dan geologi
Kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan seseorang baik langsung maupun
tidak, seperti struktur tanah, air terkandung logam –logam berat, dan lain
sebagainya.
Contoh :
Lokasi geografi menentukan macam tumbuh –tumbuhan ada tidaknya defisiensi
vitamin, misalnya tingginya kasus scorbut pada daerah –daerah dimana buah –
buahan dan sayur –sayuran tidak selalu tersedia
Lokasi geografi juga menentukan adanya jenis –jenis binatang yang dapat
menjadi vector atau reservoir dari suatu penyakit, serangga dapat mempengaruhi
distribusi suatu penyakit.
Struktur geologi juga dapat mempengaruhi macam tumbuhan yang dapat
dikonsumsi oleh manusia, ketersediaan air da lain –lain, sehingga hal –hal tersebut
dapat mempengaruhi kesehatan manusia.
2. KEPENDUDUKAN
Ada tiga sumber pokok data kependudukan:
1. Sensus penduduk
Istilah “sensus” dalam paham modern mengandung makna perhitungan
penduduk yang mencakup wilayah suatu negara. Sensus dilakukan dengan
pencacahan langsung tiap orang/rumah tangga. Sensus atau cacah jiwa
adalah proses pencatatan, perhitungan, dan publikasi data demografis yang
dilakukan terhadap semua penduduk yang tinggal menetap di suatu
wilayah atau negara tertentu secara bersamaan (Utoyo, 2009 ). Tujuan
Sensus Penduduk:
a. Mengetahui perkembangan jumlah penduduk dari periode ke periode
b. Mengetahui persebaran dan kepadatan penduduk di setiap wilayah
c. Mengetahui berbagai atribut sosial penduduk , seperti tingkat kelahiran,
kematian, dan migrasi serta berbagai faktor yang mempengaruhinya
(Supriyatna dkk, 2007).
Cara Pelaksanaan Sensus Penduduk:
a. Sensus de jure
Proses pencacahan penduduk yang dilaksanakan terhadap semua
orang yang benar-benar tercatat bertempat tinggal di suatu wilayah,
umumnya sesuai dengan kartu tanda penduduk (KTP)
b. Sensus de facto
Proses pencacahan penduduk yang dilaksanakan terhadap semua
orang yang di temui oleh petugas ketika dilaksanakan sensus (Utoyo,
2009).
Ciri-Ciri Utama Sensus Penduduk:
a. Kesponsoran
Suatu sensus penduduk nasional resmi di sponsori dan di
selenggarakan oleh pemerintah tingkat pusat (pemerintahan nasional)
walaupun terkadang bekerja sama dengan pemerintahan tingkat
provinsi dan lokal.
b. Teritorial yang terdefinisi dengan jelas
Cakupan teritorial pelaksanaan suatu sensus haruslah dengan definsi
yang jelas.
c. Universalitas
Tiap anggota komunitas dalam cakupan sensus harus termasuk
dalam cakupan pencacahan tanpa ada yang ketinggalan atau terjadi
duplikasi.
d. Simultanitas
Jumlah penduduk yang dicacah harus menunjuk pada waktu tertentu
dengan definisi yang jelas. Sejalan dengan ini data yang di
kumpulkan harus menunjuk pada periode waktu tertentu dengan
definisi yang jelas.
e. Unit Individual
Dalam suatu sensus pencacahan dilakukan secara langsung dan tidak
melalui registrasi.hal ini sekalipun mekanisme pengumpulan
informasi memberikan kemungkinan untuk mencatat informasi
bersama dari semua anggota rumah tangga / keluarga / kelompok
secara keseluruhan. Suatu sensus bila cara pengumpulan dan
pencatatan informasi dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
dibuat tabulasi silang seperti halnya sensus dengan pencacahan
individu.
f. Komplikasi dan Publikasi
Paling sedikit komplikasi dan publikasi data harus dilakukan
menurut geografis wilayah dan semua variabel demografi dasar hal
mana merupakan bagian integral dari suatu sensus penduduk
2. Survei sampel demografi
Survey adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui
jumlah penduduk tanpa menghitung keseluruhan penduduk yang ada
dalam suatu negara. Suatu survey dilakukan dengan mengambil contoh-
contoh yang dipilih dengan cara tertentu kemudian dianalisa dan
kesimpulannya berlaku untuk semua penduduk dalam suatu negara.
(Mu’in,Idianto.2004). Survey demografi pada dasarnya dapat
dikelompokkan kedalam tiga tipe, yaitu :
a. Survey bertahap tunggal ( Single Round Surveys )
Informasi demografi yang dikumpulkan melalui survey bertahap
tunggal diperoleh dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai
berbagai kejadian demografi yang dialami seseorang di masa
lampau dalam periode tertentu. Sebagai contoh, kepada seorang
wanita diajukan pertanyaan : jumlah anak yang dilahirkan hidup,
dan berapa banyak diantaranya anak-anak yang dilahirkan hidup itu
masih hidup pada saat survey dilakukan. (Rusli,Said.1995)
b. Survey bertahap ganda ( Multi Round Surveys )
Dalam survey bertahap ganda dilakukan kunjungan berulang kali
kerumah tangga- rumah tangga dimana berbagai kejadian
demografi dalam interval waktu antar kunjungan dicatat seperti
kelahiran, kematian dan migrasi.
b. Survey bertipe kombinasi, yaitu kombinasi antara survey bertahap
tunggal atau survey bertahap ganda dengan sistem registrasi.
Survey bertipe kombinasi selain berguna bagi penaksiran-
penaksiran reit vital, data yang dikumpulkan juga dapat menilai
sejauh mana kelengkapan dan dapat dipercayanya informasi
demografi yang dikumpulkan oleh sistem registrasi.
(Rusli,Said.1995).
3. Sistem registrasi
a. Registrasi vital
Merupakan regsitrasi kejadian seperti kelahiran, kematian,
kematian janin, abortus, perkawinan dan perceraian. Perubahan nama,
perubahan pekerjaan, dan perubahan pekerjaan (migrasi ke dan dari
suatu daerah) tidak termasuk kedalam registrasi kejadian-kejadian
vital.
b.Registrasi penduduk
Sistem registrasi penduduk merupakan suatu sistem registrasi yang
dipelihara penguasa setempat dimana biasanya dicatat setiap
kelahiran, kematian, adopsi, kematian, perceraian, perubahan
pekerjaan, dan perubahan tempat tinggal (Rusli S, 1995). Data
populasi berdasarkan registrasi penduduk yang diperoleh dari catatan
administrasi perangkat desa. Pada tingkat regional dan nasional, data
diperoleh dengan menambahkan satu catatan kedalam catatan lain
untuk semua penduduk desa. Aktivitas ini ( dilakukan oleh kementrian
dalam negeri) menggunakan pendekatan de jure (BPS, 2015) . Catatan
di buat bagi tiap individu, dan perubahan-perubahan dilakukan selama
masa hidupnya.
Komposisi Penduduk yang ada saat ini yaitu :
1. Piramida Penduduk
Struktur penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dinamakan
piramida penduduk. Piramida penduduk pada umumnya disajikan dalam
bentuk grafik batang yang meng gambarkan jumlah penduduk laki-laki
dan perempuan pada setiap kelompok usia tertentu. Rentang interval
umur yang umumnya digunakan adalah lima tahun (usia 0-4, 5-9, 10-14,
15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, 40-44, 45-49, 50-54, 55-59, 60-64,
65-69, 70-74, 75 tahun lebih).
Berdasarkan kecenderungan bentuknya, komposisi penduduk
berdasarkan usia dan jenis kelamin diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut:
a. Komposisi penduduk muda (Ekspansif),
Dengan bentuk piramida penduduk menyerupai kerucut. Ciri-ciri
komposisi penduduk ekspansif antara lain sebagai berikut:
1) Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) sangat besar,
sedangkan usia tua sedikit.
2) Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
angka kematian.
3) Pertumbuhan penduduk relatif tinggi.
4) Sebagian besar terdapat di negara-negara berkembang, seperti
Indonesia, Malaysia, Thailand, Republik Rakyat Cina, Mesir, dan
India.
b. Komposisi penduduk dewasa (Stasioner),
Dengan bentuk piramida penduduk menyerupai batu nisan. Ciri-
cirinya antara lain sebagai berikut:
1) Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan
dewasa relatif seimbang.
2) Tingkat kelahiran umumnya tidak begitu tinggi, demikian pula
dengan angka kematian relatif lebih rendah.
3) Pertumbuhan penduduk kecil.
4) Terdapat di beberapa negara maju antara lain Amerika Serikat,
Belanda, dan Inggris.
c. Komposisi penduduk tua (Konstruktif),
Dengan bentuk piramida penduduk menyerupai guci terbalik.
Ciri-cirinya antara lain sebagai berikut:
1) Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) dan usia tua (di atas
usia 64 tahun) sangat kecil.
2) Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada ke lompok
usia dewasa.
3) Angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian.
4) Pertumbuhan penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan
pertumbuhan penduduk sebagian mencapai tingkat negatif.
5) Jumlah penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun.
6) Negara yang berada pada fase ini, antara lain Swedia, Jerman,
dan Belgia.

2. Rasio Jenis Kelamin (sex ratio)


Sex ratio menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk laki-
laki dan perempuan. Adanya perbandingan jumlah penduduk laki-laki
dengan jumlah penduduk perempuan dapat digunakan untuk
memperkirakan atau memprediksi keadaan jumlah penduduk di masa
datang. Kemungkinan terjadinya ledakan penduduk akan lebih besar,
kalau jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah
penduduk laki-laki.

3. Angka Beban Ketergantungan (dependency ratio)


Adalah suatu angka yang menunjukkan besar beban tanggungan
kelompok usia produktif atas penduduk usia nonpoduktif. Usia
produktif adalah usia penduduk antara 15 tahun sampai 59 tahun.
Disebut produktif karena pada usia ini diperkirakan orang ada pada
rentang usia masih bisa bekerja, baik di sektor swasta maupun Negeri.
Sedangkan usia tidak produktif adalah usia penduduk yang ada di
rentang 60 tahun keatas. Pertimbangannya, bahwa pada usia ini
penduduk dipandang sudah tidak produktif lagi bekerja atau tidak
diperkenankan lagi bekerja, baik di sektor swasta ataupun sebagai
pegawai negeri.
Angka ketergantungan dapat memberikan informasi kepada kita
berapa besar setiap orang yang sudah bekerja menanggung beban
orang yang belum atau tidak bekerja. Dengan melihat angka atau
indeks dari beban tanggungan ini, kita bisa melihat seberapa besar
kemakmuran yang dimiliki oleh suatu negara atau wilayah. Tinggi
rendahnya angka ketergantungan dapat dibedakan menjadi tiga
golongan, yaitu:
- Rendah : < 30
- Sedang : 31 – 40
- Tinggi : > 41
Faktor-Faktor Demografi yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Penduduk
1. Angka Kelahiran ( Fertilitas )
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan seorang
wanita secara riil untuk melahirkan yang diwujudkan dalam jumlah bayi
yang senyatanya dilahirkan. Tinggi rendahnya kelahiran erat hubungannya
dan tergantung pada struktur umur, banyaknya kelahiran, banyaknya
perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat pendidikan,
status pekerjaan, serta pembangunan. Beberapa fertilitas yang sering
digunakan adalah:
a. Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate)
Adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran pertahun di satu
tempat per seribu penduduk.
b. Angka kelahiran khusus (Age Specific Birth Rate / ASBR)
Yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000
penduduk wanita pada kelompok umur tertentu.
Angka kelahiran umum (General fertility Rate / GFR)
c. Angka kalahiran umum yaitu angka yang menunjukkan banyaknya
kelahiran setian 1.000 wanita yang berusia 15-49 tahun dalam satu
tahun.
2. Angka Kematian ( Mortalitas )
Angka kematian dibedakan menjadi tiga macam yaitu angka kematian
kasar, angka kematian khusus, dan angka kematian bayi.
a. Angka kematian kasar ( Crude Death Rate / CDR )
Yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000
penduduk dalam waktu satu tahun.
b. Angka kematian khusus ( Age Specific Death Rate / ASDR )
Yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000
penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu sama.
c. Angka kematian bayi ( Infant Mortality Rate / IMR )
Yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi (anak
yang umurnya di bawah satu tahun ) setiap 1.000 kelahiranbayi hidup
dalam satu tahun.
3. Migrasi
Migrasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi angka pertumbuhan
penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk. Orang dikatakan teleh
melakukan migrasi apabila orang tersebut telah melewati batas administrasi
wilayah lain.(BKKBN, 2017; BPS et al., 2013)Arwanti D, Sabilu Y, Ainurrafiq A.
Sejarah Surveilans Epidemiologi. J Ilm Mhs Kesehat Masy Unsyiah 2016.
BKKBN. Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional. 2017.
BPS, BKKBN, Kemenkes. Sdki. Survei Demogr Dan Kesehat Indones 2013.
Budiarto E, Anggraeni D. Pengantar Epidemiologi. EGC:Jakarta 2002.
ISMAH Z. Dasar Epidemiologi. J Chem Inf Model 2018.
Lapau B, Birwin A. Prinsip dan metode epidemiologi. Prinsip dan Metod.
Epidemiol., 2017.
Widoyono. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &
Pemberantasan. 2013.

B. PENGKAJIAN FOKUS
a.Usia
Timbulnya suatu penyakit tertentu biasanya hanya menyerang kelompok
umur tertentu pula, misalnya hanya menyerang anak –anak atau mereka yang
sudah lanjut usia.
b.Jenis Kelamin
Sama seperti pada usia, terdapat penyakit –penyakit yang hanya
menyerang jenis kelamin tertentu, misalnya kanker prostat hanya dijumpai pada
jenis kelaim pria saja, dan sebaliknya kanker serviks hanya dijumpai pada kaum
hawa saja.
c.Ras
Pengaruh dari perbedaan ras yang dapat menimbulkan suatu penyakit,
hanya disebabkan karena perbedaan cara hidup, kebiasaan sosial, nilai –nilai
sosial dan lain –lain.
d.Sosial Ekonomi
Ada hubungannya dengan cara hidup, tingkat pendidikan, jenis
pekerjaan, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga dan lain sebagainya.
e.Status Perkawinan
Secara statistic didapatkan bahwa morbiditas dan mortalitas dari banyak
penyakit berbeda berdasarkan status perkawinan (tidak menikah, menikah, cerai
atau janda/duda karena kematian pasangan)
f.Penyakit –penyakit terdahulu
Mereka yang pernah menderita/sakit keras/lama lebih rentan terhadap
suatu infeksi/penyakit lain dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita
penyakit –penyakit kronis.
g.Cara Hidup
Ada hubungannya dengan sosial ekonomi, tingkat pendidikan, rasa tau
golongan etnis, kebiasaan makan/minum, membuang sampah sembarangan,
sangat erat kaitannya dengan penyakit –penyakit infesi usus.
h.Hereditas/keturunan
Adanya penyakit tertentu karena factor gen/ras.
i.Nutrisi
Makin baik status gizi sesseorang, maka makin baik pula system
pertahanan/imunitas tubuh orang bersangkutan, tidak rentan suatu penyakit yaitu :
1.Imunitas alamiah (tanpa intevensi)
a.Imunitas alamiah aktif : karena tubuh pernah menderita suatu infeksi dan dan
selanjutnya memproduksi anti body terhadap infeksi tersebut, sehingga yang
bersangkytan menjadi kebal terhadap infeksi tersebut dalam waktu yang lama.
b.Imunitas alamiah pasif : kekebalan,imunitas bayi baru lahir yang berasal dari
ibunya. Imunitas ini biasanya akan menghilang setelah bayi berumur 4 bulan.
2.Imunitas yang didapat (dengan intervensi)
a.Imunitas didapat aktif : imunitas yang dibuat oleh manusia setekah menerima
vaksin, seperti vaksin Tetanus Toksoid, vaksin smallpox.
b.Imunitas yang didapat pasif :
dilaksanakan dengan penggunaan gamma globulin, dan hanya berlangsung sampai
5 minggu. Anti body yang dibuat pada hewan (biasanya kuda), untuk
memproteksi sementara terhadap suatu penyakit seperti rabies.
Herd immunity adalah imunitas yang terdapat dalam suatu populasi/bukan
individu. Bila tingkat kekebalan tersebut cukup tinggi, maka agent tidapt
menembus dan menyebar dalam pupulasi tersebut. (Allender & Spradley-(2005)

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

D. FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL

BAB III
KESIMPULAN
Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiolgi yang menggunakan
system pendekatan epidemiolgi dalam menganalisi berbagai permasalahan
yang berkaitan dengan bidang demografi serta faktor-faktor yang
mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi didalam
masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya
memberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis
dalam hubungannya dengan masalah kesehatan dan penyakit dalam
masyarakat tetapi juga sangat berperan dalam berbagai aspek kependudukan
serta keluarga berencana. Pelayanan melalui jasa, yang erat hubungannya
dengan masyarakat seperti pendidikan, kesejahteraan rakyat, kesempatan
kepegawaian, sangat berkaitan dengan keadaan serta sifat populasi yang
dilayani.
Dalam hal ini peranan epidemiologi kependudukan sangat penting
untuk digunakan sebagai dasar dalam/ mengambil kebijakn dan dalam
menyusun perencanaan yang baik. Juga sedang dikembangkan epidemiologi
system reproduksi yang erat kaitannya dengan gerakan keluarga berencana dn
kependudukan.

DAFTAR PUSTAKA
Arwanti D, Sabilu Y, Ainurrafiq A. Sejarah Surveilans Epidemiologi. J Ilm Mhs
Kesehat Masy Unsyiah 2016.
Badan Pusat Statistik. 2010. Hasil Sensus Penduduk Indonesia Tahun 2010.
Jakarta: Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

BKKBN. Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional. 2017.


BPS, BKKBN, Kemenkes. Sdki. Survei Demogr Dan Kesehat Indones 2013.
Budiarto E, Anggraeni D. Pengantar Epidemiologi. EGC:Jakarta 2002.
Budiarto,Eko.2003. Pengantar epidemiologi. Jakarta: EGC
ISMAH Z. Dasar Epidemiologi. J Chem Inf Model 2018.
Lapau B, Birwin A. Prinsip dan metode epidemiologi. Prinsip dan Metod.
Epidemiol., 2017.
Mu'in, Idianto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: PT. Grafindo Utama

Rusli,Said.1995. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3S


Timmreck, Thomas C., 2004. Epidemiologi: Suatu Pengantar. Edisi kedua. Jakarta
: Penerbit Buku Kedokteran EGC..

Utoyo, Bambang.2009. Geografi Membuka Cakrawala Dunia3. Jakarta: Pusat


Perbukuan Departmen Pendidikan Nasional.

Widoyono. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &


Pemberantasan. 2013.

Anda mungkin juga menyukai