Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MATARAM

Oleh :
KELOMPOK 2
1. Ade Mely Rusmiatun
2. Alfiana Solehah
3. Dhita Emillia
4. Lilik Septiya Andriyani
5. Mas Ayu Octin M
6. Mita Pusparini
7. Nadia Nur Setiahati
8. Nila Kurnia Safitri
9. Nurwahida Sarma Ningsih
10. Rian Firdayanti
11. Rinulia Andisva
12. Siti Assu’aro Soliha
13. Sukran
14. Yandi Cahyadi Amni

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PRODI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI
MATARAM
2020/2021

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan
kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya
yang dikeluarkan, dimana sebagian besar dana kesehatan terserap dalam
sektor pengelolaan rumah sakit baik di Negara maju maupun di Negara
berkembang. Pelayanan medik dan perawatan merupakan sub sistem dari
sistem pelayanan yang ada di rumah sakit. Bentuk pelayanan yang diberikan
disesuaikan dengan keadaan pasien, sehingga lebih bersifat individual
(Depkes, 2002).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di rumah
sakit dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat.
Oleh karena itu pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama
dalam pengembangan ke masa depan. Perawatharus mau mengembangkan
ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan masyarakat, dan menjadi
tenaga perawat yang professional. Pengembangan dalam berbagai aspek
keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling
mempengaruhi dan saling berkepentingan oleh karena itu inovasi dalam
pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan
kehidupan keprofesian merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam
proses profesionalitas. Proses profesionalisasi merupakan proses pengakuan
terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh
masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan dirinya dalam sistem
pelayanan kesehatan. Oleh karena alasan-alasan di atas maka pelayanan
keperawatan harus dikelola secara professional, karena itu perlu adanya
Manajemen Keperawatan (Priharjo, 2005).
Manjemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan
adalah proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara professional. Proses manajemen keperawatan
sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan

2
keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya saling
menopang. Sebagaimana yang terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam
manajemen keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena manajemen
keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga seorang
pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit jika
dibandingkan dengan proses keperawatan. Manajemen keperawatan harus
dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga
perawat perlu memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam
organisasi keperawatan itu sendiri (Gillies, 2002).
Dengan melihat kenyatan tersebut diatas maka mahasiswa perlu
dibekali keterampilan manajemen yang akan digunakan untuk pengelolaan
pasien, tenaga keperawatan, tenaga non keperawatan, dan lainnya.
Mahasiswa di tekankan untuk menggunakan keterampilan manajemen dan
kepemimpinan pada asuhan klien secara menyeluruh melalui manajemen
layanan keperawatan dan upaya yang dapat dilaksanakan oleh mahasiswa
STIKES YARSI MATARAM yaitu dengan mengimplekasikan secara
langsung pengetahuan manajerialnya di IRNA RS UNRAM yaitu dengan
arahan dari pembimbing akademik dan pembimbing lahan. Pelaksanaan
praktek tersebut memberikan masukan yang positif, sehingga mahasiswa
memiliki gambaran bagaimana cara mengelola ruangan dengan pendekatan
proses manajemen.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah menyelesaikan program profesi manajemen keperawatan,
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen
keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang professional
di tatanan Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari praktek manajemen keperawatan ini adalah
sebagai berikut:

3
a. Melakukan pengkajian mengenai unsur-unsur yang ada di ruang
IRNA RS UNRAM, meliputi:
1) Mengidentifikasi unsur input (man, money, material, methode,
marketing, mutu) yang ada di ruang IRNA RS UNRAM
2) Mengidentifikasi unsur proses (penerapan proses keperawatan,
penerapan proses manajemen pelayanan/operasional keperawatan,
penerapan proses manajemen bimbingan PKK bagi mahasiswa
praktikan di ruang IRNA RS UNRAM Mengidentifikasi unsur
output (efisiensi ruang rawat, hasil evaluasi penerapan SAK, hasil
evaluasi bimbingan PKK, kepuasan kerja karyawan, kepuasan
pasien rawat inap, kepuasan mahasiswa praktek di ruang Irna
IRNA RS UNRAM
b. Menganalisa permasalahan yang muncul dari hasil pengkajian di
ruang IRNA RS UNRAM Membuat perencanaan untuk mengatasi
masalah yang ada di ruang IRNA RS UNRAM
c. Mengimplementasikan perencanaan yang telah disusun bersama
untuk mengatasi masalah yang ada di ruang IRNA RS UNRAM
d. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk
mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan dalam
mengatasi masalah yang ada di IRNA RS UNRAM
e. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan di IRNA RS
UNRAM
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip-prinsip
manajemen keperawatan di lapangan
b. Mahasiswa mendapat pengalaman baru di lapangan dalam hal
penerapan manajemen keperawtan.

2. Bagi Perawat Ruangan


Laporan ini dapat dijadikan sebagai acuan dasar keterlibatan dan tolok
ukur kepala ruangan serta staf keperawatan lainnya dalam

4
mengoptimalkan komunikasi efektif saat timbang terima untuk
meningkatkan keselamatan pasien
3. Bagi Pasien dan Keluarga
Dengan adanya laporan ini, diharapkan pasien dan keluarga mendapatkan
pelayanan yang bermutu dan berkualitas.
4. Bagi Institusi dan Pendidikan
Laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebagi pedoman dan penguat
terhadap teori keperawatan tentang manajemen keperawatan.
D. Waktu dan Tempat
1. Waktu
Waktu pelaksanaan praktik stase manajemen keperawatan berlangsung
selama 30 hari yang di mulai dari tanggal 01 maret 2021 sampai dengan
tanggal 27 maret 2021.
2. Tempat
Tempat pelaksaan praktek stase manajemen keperawatan di laksanakan di
ruang IRNA RS UNRAM dan KAMPUS STIKES YARSI Mataram.
E. Pelaksana Kegiatan
Mahasiswa yang melaksanakan praktik manejemen keperawatan
adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners. Tahun
Akademik 2020 oleh kelompok 1 dengan nama-nama sebagai berikut:
Pembimbing Akademik : Zuliardi, Ns,M.Kep
Pembimbing Lahan 1 : Rina Kurnia, S.Kep.,Ns
Pembimbing Lahan 2 : Uhaili, S.Kep.,Ns
Ketua : Yandi Cahyadi Amni, S.Kep
Sekretaris : Mita Pusparini, S.Kep.
Bendahara : Nadia Nur Setiahati, S.Kep.
Anggota :
1. Ade Mely Rusmiatun
2. Alfiana Solehah
3. Dhita Emillia
4. Lilik Septiya Andriyani
5. Mas Ayu Octin M

5
6. Mita Pusparini
7. Nadia Nur Setiahati
8. Nila Kurnia Safitri
9. Nurwahida Sarma Ningsih
10. Rian Firdayanti
11. Rinulia Andisva
12. Siti Assu’aro Soliha
13. Sukran
14. Yandi Cahyadi Amni

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan
manajemen. Menurut Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan adalah
suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam
upaya menyusun dan mencapai tujuan. Gardner dalam Swanburg (2000),
menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan memberi
contoh sehingga individu (pimpinan kelompok) membujuk kelompoknya
untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan
bersama.
Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif harus
mampu untuk memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca,
memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi, dan
menggerakkan (memotivasi) staffnya agar mereka mampu melaksanakan
tugas-tugas pokok organisasi.
B. Manajemen Keperawatan
Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka diartikan
secara singkat sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang
lain. Manajemen mendefinisikan manajemen keperawatan sebagai proses
pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staff keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien,
keluarga, kelompok dan masyarakat (Gillies, 2002).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional
yang merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para karyawannya untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien
melalui manajemen asuhan keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan
keperawatan dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan suatu Standard Asuhan
Keperawatan (SAK) yang akan digunakan sebagai target maupun alat kontrol
pelayanan tersebut.

7
Muninjaya (2004), menyatakan bahwa manajemen mengandung tiga
prinsip pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam
pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk
mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan
manajerial.
Seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada
dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada
satu tujuan. Sehingga selanjutnya, bagian akhir dalam proses manajemen
keperawatan adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua
kelompok.
C. Fungsi manajemen keperawatan
Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama
yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing
(kepegawaian), Directing (pengarahan), Controlling (pengendalian/evaluasi).
2.2.1 Planning (Perencanaan)
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam
manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi
manajemen lainnya. Menurut Muninjaya, (2004) fungsi perencanaan
merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan.
Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen
lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan
memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua
pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan
akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses
pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Swanburg (2000)
mengatakan bahwa planning adalah memutuskan seberapa luas akan
dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya.
Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai
proses untuk menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan
di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun
langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.

8
a. Tujuan Perencanaan
1) Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan
tujuan
2) Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih
efektif
3) Membantu dalam koping dengan situasi kritis
4) Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya
5) Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan
berdasarkan masa lalu dan akan datang.
6) Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah
7) Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
b. Tahap dalam perencanaan :
1) Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
2) Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau
fakta.
3) Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah
4) Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin
dicapai.
5) Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam
pelaksanaan program.
6) Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
c. Jenis Perencanaan
1) Perencanaan Strategi
Perencanaan strategis merupakan suatu proses
berkesinambungan, proses yang sistematis dalam pembuatan
dan pengambilan keputusan masa kini dengan kemungkinan
pengetahuan yang paling besar dari efek-efek perencanaan pada
masa depan, mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk
melaksanakan keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan
melalui mekanisme umpan balik yang dapat dipercaya.
Perencanaan strategis dalam keperawatan bertujuan untuk
memperbaiki alokasi sumber-sumber yang langka, termasuk

9
uang dan waktu, dan untuk mengatur pekerjaan divisi
keperawatan.
2) Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan
prosedur yang akan digunakan, serta menyusun jadwal waktu
pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-orang yang
bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan prosedur.
Menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja
dan juga standard untuk mengevaluasi perawatan pasien.
Di dalam perencanaan operasional terdiri dari dua bagian
yaitu rencana tetap dan rencana sekali pakai. Rencana tetap
adalah rencana yang sudah ada dan menjadi pedoman di dalam
kegiatan setiap hari, yang terdiri dari kebijaksanaan, standard
prosedur operasional dan peraturan. Sedangkan rencana sekali
pakai terdiri dari program dan proyek.
d. Manfaat Perencanaan
1) Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan.
2) Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk
pelaksanaan
3) Memudahkan kordinasi
4) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
operasional secara jelas
5) Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat
6) Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah
dipahami
7) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8) Menghemat waktu dan dana

10
e. Keuntungan Perencanaan
1) Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak
produktif.
2) Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang
dicapai
3) Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya
terutama fungsi keperawatan
4) Memodifikasi gaya manajemen
5) Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
f. Kelemahan Perencanaan
1) Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan
informasi dan fakta-fakta tentang masa yang akan datang
2) Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
3) Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
4) Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
5) Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu
diambil
2.2.2 Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan
tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam
rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk
memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material
dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Muninjaya, 2004).
Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang
sebagai rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi
wadah bagi segenap kegiatan usaha kerjasama dengan jalan membagi
dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan
serta menyusun jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya.

11
a. Manfaat Pengorganisasian
Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui :
1) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
2) Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi
tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya.
3) Pendelegasian wewenang.
4) Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik.
b. Langkah-langkah Pengorganisasian
1) Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah
tertuang dalam fungsi perencanaan.
2) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan.
3) Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan
yang praktis.
4) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
staf dan menyediakan fasilitas yang diperlukan.
5) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
6) Mendelegasikan wewenang.
2.2.3 Staffing (Kepegawaian)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang
teratur, sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk
menentukan jumlah personil suatu organisasi yang dibutuhkan dalam
situasi tertentu (Swanburg, 2000). Proses pengaturan staff bersifat
kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem kontrol termasuk
studi pengaturan staff, penguasaan rencana pengaturan staff, rencana
penjadwalan, dan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK).
SIMK meliputi lima elemen yaitu kualitas perawatan pasien,
karakteristik dan kebutuhan perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga
perawat yang diperlukan, logistik dari pola program pengaturan staf dan
kontrolnya, evaluasi kualitas perawatan yang diberikan.

12
Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit
keperawatan mencakup personil keperawatan yang bermutu harus
tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan adekuat, memberikan
pelayanan pada semua pasien selama 24 jam sehari, 7 hari dalam
seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap rencana pengaturan staff
harus disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit dan tidak dapat hanya
dicapai dengan rasio atau rumusan tenaga/pasien yang sederhana.
Jumlah dan jenis staff keperawatan yang diperlukan dipengaruhi oleh
derajat dimana departemen lain memberikan pelayanan pendukung,
juga dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi staff medis dan pelayanan
medis yang diberikan. Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu dan
lamanya ronde, jumlah test, obat-obatan dan pengobatan, jumlah dan
jenis pembedahan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas personel
perawat yang diperlukan dan mempengaruhi penempatan mereka.
Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi
divisi keperawatan. Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui
untuk mengatur departemen beroperasi secara efisien dan ekonomis
dengan pernyataan misi, filosofi dan objektif tertulis, struktur
organisasi, fungsi dan tanggung jawab, kebijakan dan prosedur tertulis,
pengembangan program staff efektif, dan evaluasi periodik terencana.
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip
rekrutmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan
klasifikasi pasien. Pengrekrutan merupakan proses pengumpulan
sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan
melalui serangkaian aktivitas. Tujuan orientasi pegawai baru adalah
untuk membantu perawat dalam menyesuaikan diri pada situasi baru.
Produktivitas meningkat karena lebih sedikit orang yang dibutuhkan
jika mereka terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan siklus
merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat
distribusi waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat
pola waktu dasar untuk minggu-minggu tertentu dan diulang pada

13
siklus berikutnya. Jadwal modifikasi kerja mingguan menggunakan
shift 10-12 jam dan metode lain yang biasa.
2.2.4 Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk
dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan
perusahaan yang nyata.
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan
manajemen. Menurut Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan
adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok
terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan. Gardner
dalam Swanburg (2000), menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai
suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan
kelompok) membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang
sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.
Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif
harus mampu untuk memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak
membaca, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan
organisasi, dan menggerakkan (memotivasi) staffnya agar mereka
mampu melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi.
Menurut Lewin dalam Swanburg (2000), terdapat beberapa
macam gaya kepemimpinan yaitu :
1. Autokratik
Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih
cenderung memikirkan penyelesaian tugas dari pada memperhatikan
karyawan. Kepemimpinan ini cenderung menimbulkan permusuhan
dan sifat agresif atau sama sekali apatis dan menghilangkan inisiatif.
2. Demokratis
Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan
keputusan. Mereka berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan
pada hubungan antara manusia dan kerja kelompok. Kepemimpinan
demokratis meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.

14
3. Laissez faire
Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan
pantang memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut
membantu kebebasan kepada setiap orang dan menginginkan setiap
orang senang. Hal ini dapat mengakibatkan produktivitas rendah
dan karyawan frustasi.
Manajer perawat harus belajar mempraktekkan kepemimpinan
perilaku yang merangsang motivasi pada para pemiliknya,
mempraktekkan keperawatan professional dan tenaga perawat
lainnya. Perilaku ini termasuk promosi autonomi, membuat
keputusan dan manajemen partisipasi oleh perawat professional.
2.2.5 Controlling (Pengawasan)
Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan
fungsi yang terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang
erat dengan fungsi yang lainnya.
Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah
terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang
telah dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang
bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat
diperbaiki (Fayol, 1998).
Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi timbal balik, membandingkan kegiatan
nyata dengan standard yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan
dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan
yang digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan perusahaan (Mockler, 2002).
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa
segala sesuatu dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati,
instruksi yang telah diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah
diberlakukan (Urwick, 1998).

15
Tugas seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan
mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan
beberapa prinsip berikut :
a. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan
hasilnya mudah diukur, misalnya menepati jam kerja.
b. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.
c. Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada
semua staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung
jawab dan komitmen terhadap kegiatan program.
d. Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan
bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan
telah tersedia, serta alat untuk memperbaiki kinerja.
e. Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik :
f. Harus menunjukkan sifat dari aktivitas
g. Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
h. Harus memandang ke depan
i. Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
j. Harus objektif
k. Harus fleksibel
l. Harus menunjukkan pola organisasi
m. Harus ekonomis
n. Harus mudah dimengerti
o. Harus menunjukkan tindakan perbaikkan.
Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat
manajer. Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu unit
bertanggung jawab mengenai kegiatan operasional jangka pendek
termasuk jadwal harian dan mingguan, dan penugasan, serta pengunaan
sumber-sumber secara efektif. Kegiatan-kegiatan control ditujukan
untuk perubahan yang cepat.
Dua metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji
pencapaian tujuan-tujuan keperawatan adalah:

16
a. Analisa tugas : kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan
prosedur yang tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan,
catatan, anggaran. Hanya mengukur dukungan fisik saja, dan secara
relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas dalam
keperawatan.
b. Kontrol kualitas : Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran
kualitas dan akibat-akibat dari pelayanan keperawatan.
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan
dengan tepat, maka akan diperoleh manfaat :
a. Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah
dilaksanakan sesuai dengan standard atau rencana kerja.
b. Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan
pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya
c. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah
mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar.
d. Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk
promosi dan latihan lanjutan.
D. Prinsip manajemen keperawatan
Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :
1. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena
melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko
pengambilan keyputusan,pemecahan masalah yangefektif dan terencana.
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu dan menyusun
perencanaan yang dengan baik danmelaksanakan terprogram dengan baik
dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yangtelah ditentukan
sebelumnya.
3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan.
Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan diberbagai
tingkat manajerial.

17
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan focus
perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien
lihat, pikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari
seluruh tujuan keperawatan
5. Manajemenkeperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan
sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
6. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang
meliputi proses pendelegasian, supervise, koordinasi, dan pengendalian
pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
7. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawanuntuk memperlihatkan
penampilan kerja yang baik.
8. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai.
9. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian
instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar,
membandingkan penampilan dengan standard an memperbaiki
kekurangan.
Berdasarkan prinsip-orinsip diatas maka para manajer dan administrator
seyogyanya bekerja bersama-sama dalam perencanaan dan
pengorganisasian serta fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan
yangtelah ditetapkan sebelumnya.

18
BAB III
PELAKSANAAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Profil Ruangan
Ruangan IRNA RS UNRAM merupakan salah satu ruangan rawat
inap di Mataram yang melayani perawatan pasien rawat gabung.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tanggal 15 maret 2021 di
ruang IRNA memiliki 2 pintu masuk. Ruang IRNA RS UNRAM memiliki 15
ruangan yang dibagi menjadi 10 ruang rawat inap, 1 nurse station, 1 gudang, 1
ruang alat, 1 ruang tindakan, dan 1 ruang status medis.
Ruang IRNA RS UNRAM memiliki kepala instalasi di pimpin oleh
kepala ruangan, dengan jumlah seluruh perawat ruangan sebanyak 16 perawat.
Selain tenaga keperawatan terdapat 1 tenaga admin.
Adapun visi dan misi Rumah Sakit Universitas Mataram yaitu :
1. VISI :
Menjadi rumahsakit yang unggul dengan pelayanan yang komprehensif
dan melibatkan kegiatan multidisipliner untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat.
2. MISI:
a. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian
dan pelayanan medis dasar dan spesialistik secara komprehensif
(promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative) yang berkualitas
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Menjalanakan kegiatan operasional secara efektif dan efisien serta
sinergis sehingga menghasilkan nilai tambah bagi stockholder
(pelanggan, pekerja, mitra kerja, pemilik dan msyarakat).
3. Motto
Ramah, Profesional, Berkualitas

19
B. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, data yang diperoleh meliputi 3 komponen
utama : (1) tenaga perawat / M1, (2) sarana dan prasarana / M2, dan (3)
metode pemberian asuhan keperawatan / M3. Data yang diperoleh, dianalisis
dengan analisa SWOT sehingga didapatkan beberapa rumusan masalah,
kemudian dipilih 1 sebagai prioritas masalah.
1. Tenaga dan Pasien (M1-Man)

a. Struktur Organisasi Ruang IRNA RS UNRAM Tahun 2021

KEPALA RUANGAN
Rina Kurnia, S.Kep.Ns

KETUA TIM 1 KETUA TIM 2 KETUA TIM 3 KETUA TIM 4


Hesty Luciani A.Md.Kep M. Juang Hanggara, S.Kep.,Ns Ni Made Ratna R. S.Kep,Ns Uhaili S.Kep,Ns

PERAWAT ASOSIATE

1. Hapriawan A.Md,Kep
2. Yanita Sridini A.Md,Kep
3. Johaeratun Toyibah A.Md,Kep
4. Siti Putrinidara S.Kep,Ns
5. Lale Nawang Ratih A.Md,Kep
6. Lasti Hartina A.Md,Kep
7. Baiq Ria Syafraini S.Kep Ns
8. Nike Githa Rahayu S.Kep, Ns
9. Novia Wiyati S.Kep, Ns
10. Iva Annisha Novira A.Md Kep

Keterangan :
= garis komando
Bagan 3.1 : Struktur Organisasi Instalasi Rawat Inap RS UNRAM
2021 (Sumber : IRNA RS UNRAM Tahun 2021)

20
Berdasarkan data yang diperoleh pada tanggal 15 maret 2021 di ruang
IRNA RS UNRAM terdapat 28 bed pasien. ruang IRNA RS UNRAM
dipimpin oleh Kepala ruangan. Di ruang IRNA RS UNRAM menggunakan
MPKP tim modifikasi, pada shift pagi 1 ketua tim dan 3 perawat pelaksana
dan kepala ruangan, shift sore 1 ketua tim dan 3 orang perawat pelaksana, shift
malam 1 ketua tim dan 3 orang perawat pelaksana.

21
b. Tenaga Perawat

Tabel 3.1 Nama-nama Tenaga Perawat di Ruang IRNA RS UNRAM Tahun 2021

Masa Jenjang
No Nama JK Pendidikan Status Pelatihan Keterangan
kerja Karir
1.
Rina kurnia,S.Kep.,Ns P 5 Thn S.Kep.,Ns Kontrak BTCLS
2. HestyLuciani, Amd.Kep P 3 thn Amd.Kep Kontrak BTCLS
3. HapriawanAmd.Kep L 3 thn Amd.Kep Kontrak BTCLS
4. YanitaSridiniAmd.Kep P 3 thn Amd.Kep Kontrak BTCLS
5. M. JuangHanggara, S.Kep.,Ns L 3 thn S.Kep.,Ns Kontrak BTCLS
6. JohaeratunToyibahAmd.Kep P 5 bln Amd.Kep Kontrak BTCLS
7. Nurhidayanti. S.Tr.Kep P 3 bln S.Tr.Kep Kontrak BTCLS
8. SitiPutriniDara, S.Kep.,Ns P 3 thn S.Kep.,Ns Kontrak BTCLS

9. Lale Nawang Ratih Amd.Kep P 3 thn Amd.Kep Kontrak BTCLS


10. Rasmi Harnita Amd.Kep P 3 thn Amd.Kep Kontrak BTCLS
11. Uhaili S.Kep.,Ns L 3 thn S.Kep.,Ns Kontrak BTCLS

12. Baiq Ria Syafraini,S.Kep.Ns P 1 bln S.Kep.Ns Kontrak BTCLS


13 Mike Githa Rahayu S.Kep.,Ns P 5 bln S.Kep.,Ns Kontrak BTCLS
14 Ni Made Ratiana R. S.Kep.,Ns P 3 thn S.Kep.,Ns Kontrak BTCLS
15 NoviaWiyantiS.Kep.Ns P 5bln S.Kep.Ns Kontrak BTCLS
16 Iva Annisha NoviraAmd.Kep P 1 bln Amd.Kep Kontrak BTCLS

10
Tabel 3.2 Distribusi Tenaga Non Keperawatan Berdasarkan
Spesifikasi Pekerjaan di Ruang IRNA RS UNRAM Tahun 2021,
sebagai berikut :
No Kualifikasi Jumlah Honor/PT
1. Ahli gizi 1 Kontrak
2 Administrasi 1 Kontrak
2. Cleaning Service 6 Outsoursing
Sumber : Ruang IRNA RS UNRAM Tahun 2021
c. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat
Perhitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas (1984)
dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan pasien untuk setiap
shiftnya seperti tabel berikut:
Tabel 3.3 Jumlah Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi
Ketergantungan Pasien Menurut Douglas

Waktu Kebutuhan Perawat


Klasifikasi Pagi Sore Malam
Minimal 0,17 0,14 0,07
Partial 0,27 0,15 0,10
Maksimal 0,36 0,30 0,20
Sumber : Douglas 1984
Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan pasien terhadap
keperawatan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam dengan
kriteria:
(a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
(b) Makan dan minum dilakukan sendiri
(c) Ambulasi dengan pengawasan
(d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
(e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil
(f) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur

Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam


dengan kriteria :

11
(a) Kebersihan diri dibantu, makan, minum, ke toilet
dibantu.
(b) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
(c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
(d) Terpasang folley catheter, intake, output dicatat
(e) Klien dengan pemasangan infus, persiapan
pengobatan memerlukan prosedur
Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam per 24
jam dengan kriteria:
(a) Segalanya diberikan/dibantu
(b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
(c) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena
(d) Pemakaian suction
(e) Gelisah/ disorientasi/ tidak sadar

Tabel 3.5 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat


pada tanggal 15 maret 2021 di ruang IRNA (metode douglas).

Waktu Kebutuhan Perawat


Klasifikasi Pagi Sore Malam
Minimal 0,51 0,42 0,21
Partial 1,35 0,75 0,5
Maksimal 1,08 0,9 0,6
Sumber : Ruang IRNA Tahun 2021
Ket : pasien dengan ketergantungan
1. Minimal :3
2. Partial :5
3. Maksimal :3

Total tenaga perawat:

12
Pagi : 3 orang
Sore : 2 orang
Malam : 2 orang
+
7 Orang perawat

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada

tanggal 15 Maret 2021 di Ruang IRNA adalah : 7 orang perawat

+2 orang Ketua Tim + 1 orang tenaga (kepala ruangan), sehingga

total jumlah perawat yaitu 10 orang.

d. Alur Pasien Masuk

Pasien

IGD / VK POLIKLINIK

Pasien
Keluarga
Penanggung Jawab
Petugas Admisi
PENDAFTARAN
LABORATORIUM PENUNJANG RAWAT INAP
DIAGNOSTIK R. PERAWATAN

RADIOLOGI

2. Sarana Dan Prasarana (M2-MATERIAL)

13
a. Peralatan dan fasilitas
Sarana dan Prasarana didapatkan dari hasil wawancara dan
observasi sebagai berikut :
1) Daftar Infentaris :
JUMLAH
NO. NAMA BARANG KETERANGAN
BARANG
1. Suction 1
2. Minor Set 1
3. Stetoskop 1
4. Tensimeter Analog 1
Dewasa
5. Tensi meter Digital 1
6. Tensimeter anak 1
7. Thermometer 2
8. Penlight
9. Nebulazer 1
10. Standar Infus 8
11. Ambu Bag
12. Box Emergency
13. Torniquet 1
14. Tongspatel
15. Tabung O2
16. Tabung O2 Portable 11
17. Flowmeter 3
18. Humidifier 3
19. Tromol 1
20. Korentang 1
21. Troli Alat 2
22. Troli Emergency 1
23. Gunting 1
24. Bak Instrumen
25. Bengkok 1
26. Film Viewer 1
27. Kulkas penyimpanan
28. Urinal
29. Bed Dewasa 24
30. Bed Anak 4
31. Pispot
32. Buli Buli
33. Baskom mandi
34. Coolerbag
35. Box pasang infuse
36. Kursi roda 1
37. Lampu uv
38. ECG 1

14
39. Infus Pump 1
40. Syringe Pump 1
41. Monitor pasien 1
42. Timbangan 1
43. Kasur dekubitus 1
Sumber : Ruang IRNA Tahun 2021
2) Alat Non Medik
JUMLAH
NO NAMA BARANG KONDISI
BARANG
1. Ac 14 Baik
2. Cermin Baik
3. Jam dindig 2 Baik
4. Vas bunga Baik
5. Sofa 3 Baik
6. Kulkas 2 Baik
7. Tv 1 Baik
8. Meja makan 20 Baik
9. Remot ac 1 Baik
10. Remot Tv 1 Baik
11. Jemuran handuk Baik
12. Lemari 1 Baik
13. Lemari portable Baik
14. Gayung 2 Baik
15. Ember 6 Baik
16. Shower Baik
17. Closet duduk Baik
18. Keset 10 Baik
19. Papan nama Baik
20. Tempat sampah Baik
21. Tiang infuse 8 Baik
22. Kunci kamar Baik
23. Tirai 10 Baik
24. Gambar dinding Baik
25. Rak sepatu 8 Baik
26. Hand rub Baik
27. Papan penunjuk arah Baik
28. Tempat sampah 10 Baik
kecil
29. Kursi pengunjung 2 Baik
Sumber : Ruang IRNA Tahun 2021
3) Linen
JUMLAH
NO. NAMA BARANG KONDISI
BARANG
1. Sprei hijau 13
2. Sprei putih 12

15
3. Sarung bantal putih 3
4. Sarung bantal hijau 3
5. Stik laken putih 15
6. Stik laken hijau 2
7. Perlak hijau 13
8. Perlak merah 1
9. Perlak biru 3
10. Selimut putih 17
11. Selimut coklat 11
12. Handuk 3
13. Gown 1
14. Washlap 3
15. Lap 2
16. Bantal 8
17. Celemek hijau 7
18. Dup lubang 8
19. Linen hijau 7
20. Celemek bening 1
21. Sperei pink
Sumber : Ruang IRNA Tahun 2021
4) Alat Kantor
JUMLAH
NO. NAMA BARANG KONDISI
BARANG
1. CPU 1
2. Mause 1
3. Monitor 1
4. Kalkulator
5. Kipas angina 1
6. TV 1
7. Vas Bunga
8. Ordener 20
9. Pembolong kertas 1
10. Bak stempel 1
11. Telepon 1
12. Lemari berkas
13. Ners station 1
14. Kursi kantor 6
15. Jam dinding 2
16. Box storage
17. Printer Fotocopy 1
18. Tempat sampah 10
19. Alat tulis
20. Apar 2
21. Buku obat
22. Box file
23. Wifi

16
24. Helmet Emergency
25. Papan siaga 2
bencana
26. CCTV 1
27. Printer 1
Sumber : Ruang IRNA Tahun 2021
5) Daftar penyakit terbanyak 6 bulan terakhir
N Nama Penyakit Jumlah
O
1 DHF
2 Trombositopnea
3 DM
4 Pneumonia
5 TB Paru
6 Cardiomegali
7 GEA
8 CHF
9 Stroke
10 ISPA
Sumber : Ruang IRNA Tahun 2021
6) SOP/SAK Ruang Irna RS UNRAM
a. Akses Pelayanan dan kontinguitas Pelayanan (AKP)
b. Hak pasien dan keluarga
c. Asassment pasien
d. Pelayanan pasien
e. Pelayanan anastesi dan bedah
f. Mangement dan penggunaan obat
g. Pendidikan pasien dan keluarga
h. Peningkatan mutu dan kesehatan pasien
i. PPI
j. Tata kelola kepegawaian dan pengolahan
k. Management fasilitas dan keselamatan
l. Kualifikasi pendidikan staf
m. Management komunikasi dan informasi
n. Sasaran keselamatan pasien
o. Millenium Development Goals
7) Fasilitas untuk petugas kesehatan :
1. Kasur :

17
2. Karpet plastic :1
3. Air galon :2
8) Administrasi penunjang :
1) Buku register alat :0
2) Buku register pasien keluar :0
3) Buku Visite :0
4) Buku register Lab :0
5) Buku register gizi :0
6) Buku TTV :0
7) Buku obat :1
8) Buku Linen :1
9) Buku transfer pasien :1
10) Buku Pinjam Meminjam :1

LOKASI DENAH
IRNA RS UNIVERSITAS MATARAM

Denah ruangan IRNA RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MATARAM

18
3. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3-Method)
a. Penerapan MAKP
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat
ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan

19
profesional. Ada 5 metode pemberian asuhan keperawatan profesional
yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam
menghadapi tren pelayanan keperawatan. Untuk memberikan asuhan
keperawatan yang lazim dipakai meliputi metode fungsional, metode
tim, metode kasus, modifikasi metode tim-primer.
1) Metode fungsional
Metode fungsional merupakan manajemen klasik yang
menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan
pengawasan yang baik. Metode ini sangat baik untuk rumah sakit
yang kekurangan tenaga. Perawat senior menyibukkan diri
dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien diserahkan
kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman.
Kelemahan dari metode ini adalah pelayanan keperawatan
terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan.
Setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya
merawat luka). Metode ini tidak memberikan kepuasan kepada
pasien maupun perawat dan persepsi perawat cenderung kepada
tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja.

Kepala Ruangan

20
Perawat : Perawat : Perawat : Perawat :
Pengobatan Merawat luka Pengobatan Merawat luka

Pasien/klien

Skema 1. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional

2) Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota
yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-
3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan
pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Metode ini memungkinkan pemberian pelayanan keperawatan
yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan,
dan memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik
mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
Namun, komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam
bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang
sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk. Hal pokok
dalam metode tim adalah ketua tim sebagai perawat profesonal
harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan,
pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin, anggota tim harus menghargai
kepemimpinan ketua tim, model tim akan berhasil bila didukung
oleh kepala ruang.
Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan
perawatan yang berpusat pada klien. Perawatan ini memberikan

21
pengawasan efektif dari memperkenalkan semua personel adalah
media untuk memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan
anggota tim. Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat
mengidentifikasi tujuan asuhan keperawatan, mengindentifikasi
kebutuhan anggota tim, memfokuskan pada pemenuhan tujuan
dan kebutuhan, membimbing anggota tim untuk membantu
menyusun dan memenuhi standard asuhan keperawatan.
Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara
efektif, mungkin pasien masih menerima fragmentasi pemberian
asuhan keperawatan jika ketua tim tidak dapat menjalin
hubungan yang lebih baik dengan pasien, keterbatasan tenaga
dan keahlian dapat menyebabkan kebutuhan pasien tidak
terpenuhi.

Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim

Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / klien Pasien / klien

Skema 2. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Team nursing

3) Metode primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung
jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien
mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong

22
praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat
rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai
dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien
dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, malakukan,
dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Konsep dasar metode primer adalah ada tanggung jawab dan
tanggung gugat, ada otonomi, dan ketertiban pasien dan keluarga.
Metode primer membutuhkan pengetahuan keperawatan
dan keterampilan manajemen, bersifat kontinuitas dan
komprehensif, perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang
tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan pengembangan diri
sehingga pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhinya
kebutuhan secara individu. Perawat primer mempunyai tugas
mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan klien,
mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan
rencana keperawatan, dan mengevaluasi keefektifan
keperawatan. Sementara perawat yang lain memberikan tindakan
keperawatan, perawat primer mengkoordinasikan keperawatan
dan menginformasikan tentang kesehatan klien kepada perawat
atau tenaga kesehatan lainnya. Selain itu, asuhan yang diberikan
bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap
pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.

Dokter Kepala Ruangan Sarana RS

Perawat Primer

Pasien / Klien
23
Perawat Perawat Perawat pelaksana
pelaksana pelaksana jika diperlukan
evening night days

Skema 3. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Primary Nursing


4) Metode kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh
kebutuhan pasien saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat
yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa
pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasanya diterapkan satu pasien satu
perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat
atau untuk keperawatan khusus seperti: isolaso, intensivecare.
Kelebihannya adalah perawat lebih memahami kasus per kasus,
sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.
Kekurangannya adalah belum dapat diidentifikasi perawat
penanggung jawab, perlu tenaga yang cukup banyak dan
mempunyai kemampuan dasar yang sama.

Kepala Ruangan

Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / klien Pasien / klien

Skema 4. Sistem Asuhan Keperawatan Case Method Nursing


5) Modifikasi :
MAKP Tim-Primer

24
Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari
kedua sistem. Menurut Ratna S. Sudarsono (2000) penetapan
sistem model MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan :
a Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena
perawat primer harus mempunyai latar belakang pendidikan
S1 Keperawatan atau setara.
b Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena
tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi
pada berbagai tim.
c Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan
komunitas asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan
keperawatan terdapat pada primer. Disamping itu, karena saat
ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan
SPK, maka akan mendapat bimbingan dari perawat
primer/ketua tim tentang asuhan keperawatan.
Contoh: untuk ruang model MAKP ini diperlukan 26
perawat. Dengan menggunakan model modifikasi keperawatan
primer ini diperlukan 4 (empat) orang perawat primer (PP)
dengan kualifikasi Ners, di samping seorang kepala ruang rawat
juga Ners. Perawat associate (PA) 21 orang, kualifikasi
pendidikan perawat asosiasi terdiri atas lulusan D3 Keperawatan
(3 orang) dan SPK (18 orang). Pengelompokan Tim pada setiap
shift jaga terlihat pada gambar di bawah.

25
Kepala Ruang

PP1 PP2

PA PA

PA PA

PA PA

7-10 Pasien 7-10 Pasien

(Jadwal diatur Pagi, Sore, Malam dan Libur/Cuti)


Skema 5. Sistem Asuhan Keperawatan Metode Primary Tim (Modifikasi)
6) JCIA (Joint
Comition International Acreditation)
Adalah suatu tingkat kualitas pelayanan kesehatan dan
keselamatan pasien yang diharapkan.
Strata-strata dalam sistem
Input Proses Output
Sumber daya Penerimaan pasien Meningkatnya status
Perlengkapan rawat inap kesehatan
Persediaan Pemeriksaan pasien Pelayanan yang efisien
Edukasi terhadap pasien Kepuasan pasien
Pengobatan

Tabel 1. Strata – strata dalam sistem JCIA

26
Misi JCI
Meningkatkan keselamatan dan kualitas perawatan pasien di seluruh
dunia.

Tujuan JCIA
1. Kualitas pelayanan
2. Kepercayaan masyarakat
3. Patient safety ervirontment safety
4. Staf safety
5. Revenue
6. Margin
7. Kesejahteraan karyawan
8. Daya saing
Manfaat JCIA
1. Meningkatkan kepercayaan public
2. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien kepuasan
karyawan
3. Bernegosiasi dengan sumber sumber pembayaran
4. Memperhatikan pasien dan keluarganya, menghormati hak-haknya,
melibatkan mereka dalam proses pelayanan
5. Menciptakan budaya yang terbuka
6. Membangun kepemimpinan yang kolaboratif
Persyaratan umum
1. Izin operasi
2. Ingin meningkatkan kualitas pelayanan
3. Mengikuti standar JCI
Standar JCI
1. Patient focus function
a. International patient savety goals
b. Access to care and continuity of care

27
c. Care of patient
d. Assesment of patient
e. Anasthesia and surgical care
f. Patient and family right
g. Patient and family education
h. Madication managemet and use
2. Organitation function
a. Staff Qualification and education
b. Goverments, leadership and direction
c. Fasility management and savety
d. Management of comunication and information
e. Quality improvement and patient savety
f. Prevention and control of infection
Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Ruang Rawat
1. Mengobservasi dan memberi masukan kepada PP terkait dengan
bimbingan yang diberikan PP kepada PA. Apakah sudah baik.
2. Memberikan masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP
dan PA.
3. Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan
keperawatan.
4. Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan
pembuktian.
5. Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan dan
melakukan penelitian.
6. Menerapkan hasil-hasil penelitian dan memberikan asuhan
keperawatan .
7. Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal melakukan
evaluasi tentang mutu asuhan keperawatan, mengarahkan dan
mengevaluasi tentang implementasi MPKP
8. Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan
memberikan masukan untuk perbaikan.

28
9. Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil
evaluasi/penelitian tentang asuhan keperawatan.

Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Group


Kedudukan
Perawat ketua grup/TIM adalah seorang perawat professional
dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada kepala
ruangan.
Tugas Pokok :
Melaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai
dengan standar profesi serta menggunakan dan memelihara logistic
keperawatan secara efisien dan efektif.
Uraian Tugas :
1. Bersama anggota group melaksanakan Askep sesuai standar
2. Bersama anggota group mengadakan serah terima dengan
group.tim (group petugas ganti) mengawasi : kondisi
klien/anggota keluarga, logistic keperawatan, administrasi rekam
medic, pelayanan pemeriksaan penunjang, kolaborasi program
pengobatan.
3. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh
group sebelumnnya.
4. Merundingkan pembagian tugas dengan anggota groupnya.
5. Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter.
6. Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program
pengobatan dokter.
7. Membantu pelaksanaan rujukan
8. Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga baru
mengenai : tata tertib ruangan RS, perawat yang bertugas.

29
9. Menyiapkan orientasi pulang dan memberi penyuluhan kesehatan
10. Memelihara kebersihan ruang rawat dengan : mengatur tugas
cleaning service, mengatur tugas peserta didik, mengatur tata
tertib ruangan yang ditunjukkan kepada semua petugas, peserta
didik dan pengunjung ruangan.
11. Membantu karu membimbing peserta didik keperawatan
12. Membantu karu untuk menilai mutu pelayanan askep serta tenaga
keperawatan
13. Menulis laporan tim mengenai klien/anggota keluarga dan
lingkungan.

Tugas Dan Tanggung Jawab CI


Uraian tugas :
1. Melihat dan membaca laporan pendahuluan peserta didik
2. Melakukan pre conference.
3. Memberi waktu kepada peserta didik untuk membaca rekam medis
pasien
4. Membimbing peserta didik untuk meningkatkan komunikasi
terapeutik
5. Membimbing peserta didik dalam menerapkan rencana tindakan
keperawatan
6. Melakukan bedside teaching
7. Melakukan ronde keperawatan
8. Mengambil alih yang dilakukan peserta didik dalam situasi tertentu
9. Melakukan post konfrens yang membahas tentang kegiatan peserta
didik dalam melakukan asuhan keperawatan selama dinas.
10. Membimbing peserta didik dalam rangka mengakhiri praktek di
suatu ruangan
11. Mengontrol kehadiran peserta didik dan melaporkan kepada diklat
apabila peserta didik tidak hadir memberi bimbingan peserta didik
sesuai dengan tingkat pendidikannya dalam hal : melaksanakan

30
asuhan keperawatan dengan penerapan proses keperawatan
membimbing pembuatan laporan kasus.
12. Mengkoordinasi bimbingan kepada penanggung jawab tugas sore
dan malam.

Tugas Dan Tanggung Jawab Perawat Pelaksana


Uraian tugas :
1. Melakukan asuhan keperawatan sesuai standar
2. Mengadakan serah terima dengan group/tim lain (group petugas
ganti) mengenai kondisi klien/anggota keluarga, logistic
keperawatan, administrasi rekam medic, pelayanan pemeriksaan
penunjang, kolaborasi program pengobatan.
3. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group
sebelumnya.
4. Merundingkan pembagian tugas dalam groupnya.
5. Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter
6. Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program
pengobatan dokter
7. Membantu pelaksanaaan rujukan
8. Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga/keluarga baru
mengenai : tata tertib ruangan/RS, perawat yang bertugas
9. Menyiapkan klien/anggota keluarga pulang dan memberikan
penyuluhan kesehatan
10. Memelihara kebersihan ruang rawat dengan : mengatur tugas
cleaning service dan peserta didik
11. Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua
petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan
12. Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan
13. Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan
keperawatan serta tenaga keperawatan

31
14. Menulis laporan tim/group mengenai kondisi klien/anggota
keluarga dan lingkungannya.
15. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien/anggota
keluarga/keluarga.

b. Operan/ Timbang terima


c. Ronde Keperawatan
d. Pengelolaan Sentralisasi Obat
e. Supervisi Keperawatan
f. Discharge Planning
g. Dokumentasi Keperawatan

4. M4 (Money)

Sumber dana Rumah Sakit yaitu :

N
Sumber Dana Presentase (%)
O
1 BPJS 25 %
2 Umum 25 %
3 Dinas Sosial -
BOPTN 50 %
4
KEMENDIKBUD
Jumlah 100%
Sumber : wawancara dengan Manajemen keuangan RS UNRAM
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan dengan salah
satu staff manajemen keuangan RS UNRAM, sumber dana
operasional berasal dari BOPTN KEMENDIKBUD, Pendapatan
fungsional dari pendapatan pelayanan rumah sakit. (umum dan
BPJS), biaya kamar permalam kamar kelas 3 75 ribu, kelas 2 165
ribu, kelas 1 260 ribu dan vip 455 ribu. Selain itu juga semua
sumber dana yang ada akan dikelola dengan cara central/diamprah
dan tidak di kelola secara fungsional oleh ruangan.

32
5. M5 (Mutu)
a. Kajian Teori
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait
dengan struktur, proses dan outcome system pelayanan RS
tersebut. Mutu asuhan pelayanan RS juga dapat dikaji dari
tingkat pemanfaatan sarana pelayanan oleh masyarakat, mutu
pelayanan dan tingkat efisiensi RS. Secara umum aspek
penilaian meliputi evaluasi, dokumen, instrument, audit
(EDIA).
b. Aspek instruktur (input)
Struktur adalah semua input untuk system pelayanan sebuah
RS yang meliputi MI (tenaga), M2 (sarana prasarana) , M3
(metode asuhan keperawatan) , M4 (dana), M5 (Mutu) dan
lainnya. Ada sebuah asumsi yang menyatakan bahwa jika
struktur system RS tertata dengan baik akan lebih menjamin
mutu pelayanan. Kualitas struktur RS diukur dari tingkat
kewajaran,kuantitas,biaya(efisiensi), dan mutu dari masing-
masing komponen struktur.
c. Proses
Proses adalah semua kegiatan dokter,perawat,dan tenaga
profesi lain yang mengadakan interaksi secara professional
dengan pasien. Interaksi ini di ukur antara lain dalam bentuk
penilaian tentang penyakit pasien,penegakan diagnosis,rencana
tindakan pengobatan ,indikasi pengobatan,indikasi
tindakan,penanganan penyakitdan prosedur pengobatan.
d. Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter,perawat,dan tenaga
profesi lain terhadap pasien.
e. Hasil kajian
2) BOR Pasien( Bed Occuption Rate )
BOR = Jumlah Pasien/jumlah bed x 100%
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 2 maret- 4 maret

33
2021 diruang IRNA didapatkan gambaran kapasitas tempat
tidur adalah 28 tempat tidur dengan rincian sebagai
berikut :
BOR 1 bulan terakhir yaitu pada bulan Februari 2021
Bed Tidak
Jumlah Bed Bed Terpakai Bor
Terpakai
28 18 10/28 x 100% =
38 %
Jadi, BOR pada tanggal 15 bulan maret 2021 adalah %
2. Kepuasan Pasien
Kepuasan keluarga pasien rawat inap didapatkan dengan menyebarkan
angket yang berisi 22 item pertanyaan pada 7 keluarga pasien yang ada di
ruang rawat inap.
Pengukuran tingkat kepuasan klien menggunakan kuesioner yang berisi 25
pertanyaan dengan pilihan jawaban : “sangant puas” dengan score 4, “Puas”
dengan score 3, “tidak puas” dengan score 2, “sangat tidak puas” dengan
score 1. Selanjutnya tingkat kepuasan klien dikategorikan sebagai berikut :
1) Puas : > 75%
2) Kurang puas : 65-75%
3) Tidak puas : <65%
Berdasarkan penyebaran kuesioner dari 10 klien pada tanggan 3 Maret
2021 di dapatkan hasil bahwa 4 orang menyatakan sangat puas (40 %), dan 6
orang menyatakan kurang puas (60%) dan dan tidak ada yang menyatakan
tidak puas terhadap pelayanan keperawatan di ruang IRNA RS UNRAM.

Instrumen Kepuasan Pasien Berdasarkan Lima Karakteristik (RATER)

No Karakteristik 1 2 3 4
1 TANGIBLES (KENYATAAN)
a. Perawat memberi informasi tentang administrasi
yang berlaku bagi pasien rawat inap di RS.
b. Perawat selalu menjaga kebersihan dan kerapihan
ruangan yang Anda tempati.
c. Perawat menjaga kebersihan dan kesiapan alat-
alat kesehatan yang digunakan.
d. Perawat menjaga kebersihan dan kelengkapan

34
fasilitas kamar mandi dan toilet.
e. Perawat selalu menjaga kerapian dan
penampilannya
2 RELIABILITY (KEANDALAN)
a. Perawat mampu menangani masalah perawatan
Anda dengan tepat dan profesional.
b. Perawat memberikan informasi tentang fasilitas
yang tersedia, cara penggunaannya dan tata
tertib yang berlaku di RS.
c. Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-
hal yang harus dipatuhi dalam perawatan Anda.
d. Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-
hal yang dilarang dalam perawatan Anda.
e. Ketepatan waktu perawat tiba di ruangan ketika
Anda membutuhkan.
3 RESPONSIVENESS (TANGGUNG JAWAB)
a. Perawat bersedia menawarkan bantuan kepada
Anda ketika mengalami kesulitan walau tanpa
diminta.
b. Perawat segera menangani Anda ketika sampai di
ruangan rawat inap.
c. Perawat menyediakan waktu khusus untuk
membantu Anda berjalan, BAB, BAK, ganti
posisi tidur, dan lain-lain.
d. Perawat membantu Anda untuk memperoleh obat.
e. Perawat membantu Anda untuk pelaksanaan
pelayanan foto dan laboratorium di RS ini.
4 ASSURANCE (JAMINAN)
a. Perawat memberi perhatian terhadap keluhan
yang Anda rasakan.
b. Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang
tindakan perawatan yang diberikan kepada Anda.
c. Perawat jujur dalam memberikan informasi
tentang keadaan Anda.
d. Perawat selalu memberi salam dan senyum ketika
bertemu dengan Anda.
e. Perawat teliti dan terampil dalam melaksanakan
tindakan keperawatan kepada Anda.
5 EMPATHY (EMPATI)
a. Perawat memberikan informasi kepada Anda
tentang segala tindakan perawatan yang akan
dilaksanakan.
b. Perawat mudah ditemui dan dihubungi bila Anda

35
membutuhkan.
c. Perawat sering menengok dan memeriksa
keadaan Anda seperti mengukur tensi, suhu, nadi,
pernapasan dan cairan infus.
d. Pelayanan yang diberikan perawat tidak
memandang pangkat/status tapi berdasarkan
kondisi Anda.
e. Perawat perhatian dan memberi dukungan moril
terhadap keadaan Anda (menanyakan dan
berbincang-bincang tentang keadaan Anda).

Keterangan:

1 = Sangat tidak puas


2 = Kurang Puas
3 = Puas
4 = Sangat puas

Prioritas masalah
1. Belum adanya protap timbang terima di ruangan sesuai dengan
komunikasi efektif
2. Kurangnya sarana prasarana Struktur Organisasi ruangan
3. Ketidaksesuaian antara Angka Beban Kerja (ABK) dengan jumlah perawat
yang ada

36
37
Penyelesaian Masalah dengan (CARL)

No Capabillity Accessibillity Relevacnce Legalisation TOTAL


Masalah
(C) (A) (R) (L)
1 Belum adanya
protap timbang
terima di ruangan 3 3 3 3
sesuai dengan
komunikasi efektif 12
2 Kurangnya sarana
prasarana Struktur 1 2 2 1
Organisasi ruangan 6
3 Ketidaksesuaian
antara Angka Beban
Kerja (ABK) 2 2 2 2
dengan jumlah
perawat yang ada 8
4 Discharge planning
untuk pendidikan
kesehatan belum 3 3 4 3
terdokumentasi
secara optimal. 13
5 Format identitas
pada resep obat ada,
3 3 3 2
namun tidak terisi
secara detail 11
6 Kurangnya sarana
prasarana untuk 3
penyimpanan obat
3 2 3
pasien (lemari obat)

11

38
7 Kurangnya SDM
farmasi yang
bertugas
mengontrol 2 3 3 2
keperluan obat
pasien diruangan
tidak ada 10
8 Format pengakajian
Identitas pasien
pada rekam medik
dari R1 sampai R11
2 1 1 2
sudah ada namun
identitas pasien
tidak diisi dengan
lengkap 6
9 Terdapat savety box
tetapi perawat 3 3 2 3
masih re caping 11
10 Troli emergency
tidak dilakukan 2 1 2 2
pengecekan berkala 7
11 Tingginya beban
kerja perawat yang
3 4 3 4
menerapkan metode
MAKP Tim Murni 14

Prioritas Masalah :
1. Tingginya beban kerja perawat yang menerapkan metode MAKP Tim Murni
2. Discharge planning untuk pendidikan kesehatan belum terdokumentasi secara optimal.
3. Belum adanya protap timbang terima di ruangan sesuai dengan komunikasi efektif

39
e. Plan of action (POA)
Target Indikator/ Target
No Masalah Tujuan Program/ Kegiatan PJ Waktu
keberhasilan
1 Belum adanya protap Timbang terima dilakuakn 1. Menyusun format timbang trima 1. Tersusunnya format
timbang terima di sesuai dengan komunikasi sesuai dengan komunikasi timbang terima sesuai
ruangan sesuai dengan effektif effektif dengan komunikasi effektif
komunikasi efektif 2. Membentuk penanggung jawab 2. Terlaksananya proses
timbang terima timbang terima sesuai
3. Melaksanakn timbang trima komunikasi effektif
sesuai dengan komunikasi 3. Terdokumentasinya
effektif pelaksanaan timbang terima
4. Mendokumentasikan
pelaksanakan timbang terima

2 Kurangnya sarana MAKP berjalan dengan 1. Menyusun Peran dan tugas Terdokumentasinya struktur
prasarana Struktur baik sesuai dengan tugas, dalam struktur organisasi organisasi ruangan serta
Organisasi ruangan peran dan kewenangan 2. Melaksanaan peran dan tugas Penerapan MAPK berjalan
klinisnya serta adanya sesuai dengan struktur dengan baik
struktur organisasi ruangan organisasi
3. Mendokumentasikan
pelaksanaan MAKP.

3 Ketidaksesuaian antara Meratanya distribusi 1. Menyususun pembagian tugas 1. Tersusunnya pembagian


Angka Beban Kerja pembagian kerja sesuai perawat dalam pelayanan tugas perawat
(ABK) dengan jumlah dengan kemampuan keperawatan 2. Pelaksanaan Asuhan
perawat yang ada perawat berjalan dengan baik
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai
pembagian dan kemampuan
SDM
3. Mendokumentasikan
pelaksanaan pelayanan sesuai

40
kemampuan.

4 Discharge planning untuk Maksimalnya penerapan 1. Menilai format dischard 1. Penerapan dischard
pendidikan kesehatan dischard planning pada planning planning berjalan sesuai
belum terdokumentasi pasien 2. Menentukan dan menganalisis sop
secara optimal. kekurangan dalam form yang 2. Pasien mengerti dan paham
telah ada tentang maksud dan tujuan
3. Menambahkan kegiatan dalam dari dischard planning
form dischard planning. 3. Terdokumentasinya
4. Mendokumentasikan pelaksanaan dischard
penerapan dischard planning planning

5 Format identitas pada Maksimalnya pengisian 1. Menentukan apakah kejadian 1. Pengisian form resep obat
resep obat ada, namun form pada resep obat tidak terisinya form resep obat secara lengkap
tidak terisi secara detail terjadi secara berulang 2. Tidak terjadi kesalahan
2. Membatu mengingatkan dokter pemberian obat atau
untuk mengisi form dengan tertukarnya obat
lebih lengkap dikarenakan ketidak
3. Dokumentasikan hasil lengkapan pengisian
pengamatan identitas pasien
3. Terdokumentasinya hasil
pengerjaan pengisisan resep
obat secara lengkap

6 Kurangnya sarana Tercukupinya kebutuhan 4. Menganalisa tingkat kebutuhan 1. Tersedianya lemari


prasarana untuk lemari obat di ruag IRNA lemari obat di ruang irna RS obat ruang IRNA RS
penyimpanan obat pasien RS UNRAM UNRAM UNRAM sehingga tidak
(lemari obat)
5. Mengajukan permintaan terjadi kesalahan dalam

41
kebutuhan lemari obat pemberian serta untuk unsure
6. Terlaksananya tindak lanjut kerapian ruangan
pengajuan kebutuhan 2. Tidak ada obat atau
cairan infuse pasien yang
diletakkan secara terbuka
pada troli

7 Kurangnya SDM farmasi Terpenuhinya SDM 1. Melakukan analisis kebutuhan 1.


yang bertugas mengontrol farmasi untuk pemantauan SDM kefarmasian di ruangan berlebih pada profesi
keperluan obat pasien ruangan rawat inap 2. Melakukan pengajuan keperawatan dikarenakan
diruangan tidak ada
kebutuhan SDM kefarmasian tugas yang di rangkap
untuk pemantauan untuk memenuhi kebutuhan
obat pasien
2.
terlaksana dengan optimal

8 Format pengakajian Terdokumentasinya 1. 1.


Identitas pasien pada identitas pasien secara identitas pada rekam medis identitas pada pemberian
rekam medik dari R1 lengkap dalam rekam pasien asuhan karena ketidak
sampai R11 sudah ada medis
2. lengkapan identitas pasien
namun identitas pasien
tidak diisi dengan lengkap pengisian identitas pasien dalam rekam medis
dalam rekam medis 2.
3. lengkap identitas pasien
identitas pasien dalam rekam dalam setiap form identitas
medis dalam lembar di RM

9 Terdapat savety box Maksimalnya pengelolaan 1. Melakukan observasi terhadap 1. Tidak terjadinya kejadian
tetapi perawat masih re pembuangan limbah dari tindakan recapping oleh re caping pada
caping savety box petugas kesehatan pembuangan savety bosx

42
2. Melakukan dokumentasi 2. Terdokumentasinya
kejadian recaping penurunan kejadian
recapping

10 Troli emergency tidak Maksimalnya persiapan 1. Melakukan observasi terhadapt 1. Tersusunya jadwal
dilakukan pengecekan ruangan ketika terjadi kegiatan pengecekan berkala pengecekan berkala troli
berkala kejadian emergency troli emergency emergency
2. Melakukan dokumentasi 2. Tidak terjadinya kesalahan
kegiatan pengecekan troli dalam tindakan emergency
emergency akibat kekurangan alat dan
bahan emergency.

11 Tingginya beban kerja Tidak terjadinya kelelahan 1. Melakukan analisa pengkajian 1. Tidak terjadinya beban
perawat yang menerapkan ekstreme pada perawat metode MAKP ruangan kerja berlebih akibat
metode MAKP Tim akibat tingginya beban 2. Melakukan rolplay percobaan metode yang digunakan
Murni kerja akibat metode
metote MAKP Tim Modifikasi 2. Perawat dapat melakukan
MAKP yang diterapkan
3. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan secara
kegiatan maksimal

43
DAFTAR PUSTAKA

Data Primer Irna RS Universitas Matara Tahun 2021

Data Sekunder Irna RS Universitas Mataram Tahun 2021

Nursalam, (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik

Keperawatan Profesional. Jakarta, Salemba Medika

Nursalam, (2007). Manajemen Keperawatan: Penerapan Dalam Praktik

Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta, Salemba Medika

Nursalam (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Konsep dan

Praktik.Jakartam Salemba Medika

44

Anda mungkin juga menyukai