TINJAUAN PUSTAKA
FAM berasal dari proliferasi kedua unsur lobulus, yaitu asinus atau duktus
terminalis dan jaringan fibroblastik. Terdapat dua jenis FAM, yaitu FAM
intrakanalikuler atau stroma yang tumbuh mendesak kanalikulus pada
sistem duktulus intralobulus dan FAM perikanalikuler atau stroma yang
tumbuh proliferatif mengitari sistem kanalikulus sistem duktulus
intralobulus (Nasar et al., 2010).
Sifat lesi jinak ini berupa benjolan yang mobile atau dapat digerakkan,
lobulasi tidak nyeri tekan, kenyal seperti karet berukuran satu sampai
dengan empat sentimeter, dan banyak ditemukan pada kuadran lateral
kanan atas payudara kiri pada penderita yang right handed. Benjolan ini
dapat bertambah besar satu sentimeter dibawah pengaruh estrogen haid
normal, kehamilan, laktasi atau penggunaan kontrasepsi oral. Secara
makroskopik, benjolan ini berbeda morfologinya dari lesi ganas, yaitu tepi
7
8
B. Keperawatan Perioperatif
1. Defenisi
Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan
pengalaman pembedahan pasien. Kata perioperatif adalah gabungan dari
tiga fase pengalaman pembedahan yaitu : pre operatif, intra operatif dan
post operatif.
2. Etiologi
Operasi dilakukan untuk berbagai alasan seperti (Brunner dan
Suddarth,2002):
1) Diagnostik, seperti dilakukan biopsi atau laparatomi eksplorasi
2) Kuratif, seperti ketika mengeksisi masa tumor atau mengangkat
apendiks yang inflamasi
3) Reparatif, seperti memperbaiki luka yang multipek
4) Rekonstruktif atau Kosmetik, seperti perbaikan wajah
5) Paliatif, seperti ketika harus menghilangkan nyeri atau memperbaiki
masalah, contoh ketika selang gastrostomi dipasang untuk
mengkompensasi terhadap kemampuan untuk menelan makanan.
b. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa yang sering muncul pada pre operasi (SDKI, 2016) adalah :
1) Ansietas b.d Rencana Operasi
Tanda dan gejala mayor:
Subjektif:
a) Merasa bingung
b) Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
c) Sulit berkonsentrasi
Objektif:
a) Tampak gelisah
b) Tampak tegang
c) Sulit tidur
c. Rencana Intervensi
Menurut SIKI (2018) intervensi keperawatan yang dilakukan
berdasarkan 2 diagnosa diatas adalah reduksi ansietas dan edukasi
kesehatan.
d. Implementasi
1) Reduksi ansietas
Observasi:
a) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (misal: kondisi,
waktu, stresor)
b) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
c) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal)
Teraupetik:
a) Ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan kepercayaan
b) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
c) Pahami situasi yang membuat ansietas
d) Dengarkan dengan penuh perhatian
e) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
f) Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
g) Motivasi mengidentifikasi situassi yang memicu kecemasan
h) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
datang
Edukasi:
a) Jelaskan prosedur serta sensasi yang mungkin dialami
b) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan
dan prognosis
c) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
d) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif
e) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
f) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
g) Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
h) Latih tekhnik relaksasi
Kolaborasi :
a) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
2) Edukasi kesehatan
Observasi :
a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat.
Teraupetik :
a) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c) Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
a) Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
b) Ajarkan perilaku hidup dan sehat
c) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
2. Intra Operasi
a. Pengkajian Fokus Keperawatan Intra Operasi
Pengkajian intraoperatif bedah onkologi secara ringkas mengkaji hal-
hal yang berhubungan dengan pembedahan. Diantaranya adalah
validasi identitas dan prosedur jenis pembedahan yang akan dilakukan,
serta konfirmasi kelengkapan data penunjang laboratorium dan
radiologi. (Muttaqin , 2009)
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan intraoperatif bedah onkologi payudara yang
lazim (SDKI, 2016) adalah sebagai berikut :
a) Resiko cidera b.d tindakan operasi
b) Risiko hipotermi periopertif b.d suhu lingkungan rendah
c. Rencana Intervensi
Menurut SIKI (2018) intervensi keperawatan yang dilakukan
berdasarkan diagnosa diatas adalah manajemen kesehatan lingkungan
dan manajemen hipotermia.
d. Implementasi
1) Manajemen kesehatan lingkungan
Observasi :
a) Identifikasi kebutuhan keselamatan
b) Monitor perubahan status keselamatan lingkungan
Teraupetik :
a) Hilangkan bahaya keselamatan lingkungan
b) Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan risiko
c) Sediakan alat bantu keamanan lingkungan
d) Gunakan perangkat pelindung
e) Hubungi pihak berwenang sesuai masalah komunitas
f) Fasilitas relokasi kelingkungan yang aman
g) Lakukan skrining bahaya lingkungan
Edukasi:
a) Ajarkan individu, keluarga dan kelompok risiko tinggi bahaya
lingkungan.
2) Manajemen Hipotermia
Observasi :
a) Monitor suhu tubuh
b) Identifikasi penyebab hipotermia, (Misal: terpapar suhu
lingkungan rendah, kerusakan hipotalamus, penurunan laju
metabolisme, kekurangan lemak subkutan )
c) Monitor tanda dan gejala hipotermia
Teraupetik :
a) Sediakan lingkungan yang hangat (misal : atur suhu ruangan)
b) Ganti pakaian atau linen yang basah
c) Lakukan penghangatan pasif (misal : selimut, menutup kepala,
pakaian tebal)
d) Lakukan penghatan aktif eksternal (Misal : kompres hangat,
botol hangat, selimut hangat, metode kangguru)
e) Lakukan penghangatan aktif internal (misal: infus cairan
hangat, oksigen hangat, lavase peritoneal dengan cairan hangat)
Edukasi :
a) Anjurkan makan/minum hangat
3. Post Operasi
a. Pengkajian Fokus Keperawatan Post Operasi
Pengkajian post operasi dilakukan secara sitematis mulai dari
pengkajian awal saat menerima pasien, pengkajian status respirasi,
status sirkulasi, status neurologis dan respon nyeri, status integritas
kulit dan status genitourinarius.
a) Pengkajian Awal
Pengkajian awal post operasi adalah sebagai berikut
1) Diagnosis medis dan jenis pembedahan yang dilakukan
2) Usia dan kondisi umum pasien, kepatenan jalan nafas, tanda-
tanda vital
3) Anastesi dan medikasi lain yang digunakan
4) Segala masalah yang terjadi dalam ruang operasi yang mungkin
memengaruhi peraatan pasca operasi
5) Patologi yang dihadapi
6) Cairan yang diberikan, kehilangan darah dan penggantian
7) Segala selang, drain, kateter, atau alat pendukung lainnya
8) Informasi spesifik tentang siapa ahli bedah atau ahli anastesi
yang akan diberitahu
b) Status Respirasi
Kontrol pernafasan
1) Obat anastesi tertentu dapat menyebabkan depresi pernapasan
2) Perawat mengkaji frekuensi, irama, kedalaman ventilasi
pernapasan, kesemitrisan gerakan dinding dada, bunyi nafas,
dan arna membran mukosa
c) Status Sirkulasi
1) Pasien beresiko mengalami komplikasi kardiovaskuler akibat
kehilangan darah secara aktual atau resiko dari tempat
pembedahan, efek samping anastesi, ketidakseimbangan
elektrolit, dan defresi mekanisme regulasi sirkulasi normal.
2) Pengkajian kecepatan denyut dan irama jantung yang teliti
serta pengkajian tekanan darah menunjukkan status
kardiovaskuler pasien.
3) Perawat membandingkan TTV pra operasi dan post operasi
d) Status Neurologi
1) Perawat mengkaji tingkat kesadaran pasien dengan cara
memanggil namanya dengan suara sedang
2) Mengkaji respon nyeri
e) Muskuloskletal
Kaji kondisi organ pada area yang rentan mengalami cedera posisi
post operasi
c. Intervensi
Menurut SIKI (2018) Intervensi keperawatan yang dilakukan
berdasarkan diagnosa diatas yaitu manajemen jalan nafas dan
manajemen nyeri.
d. Implementasi
a) Manajemen jalan nafas
Observasi :
1) Monitor pola napas
2) Monitor bunyi napas
3) Monitor sputum,
Teraupetik
1) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin
lift
2) Posisikan semi fowler atau fowler
3) Berikan minum hangat
4) Lakukan fisioterapi dada
5) Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
6) Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
7) Keluarkan sumbatan benda padat dengan forcep mcgill
8) Berikan oksigen
Edukasi
1) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
2) Ajarkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi
1) Kolaborasi dalam pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitil.
b) Manajemen nyeri
Observasi :
1) Monitor efek samping penggunaan analgetik
2) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
3) Identifikasi skala nyeri
4) Identifikasi nyeri non verbal
5) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
6) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
7) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
8) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Teraupetik :
1) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(misal : TENS, hipnosis, akupresure, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin.)
2) Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri (misal : suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan.)
3) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi :
1) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5) Ajarkan eknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgetik , jika perlu