DISUSUN OLEH :
ROSI APRIANTI
KELOMPOK 14
A. Scurvy
1. Definisi Vitamin C dan Scurvy
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan
kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah
rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi). Vitamin C tidak stabil dalam
larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam.1 Scurvy adalah penyakit
yang ditandai dengan kegagalan dari pembentukan osteoblastic, dengan hasil
berkurangnya tulang seperti osteoporosis dan menyebabkan pendarahan
superiosteal dan submukosa. Penyakit ini disebabkan kekurangan vitamin C
(asam askorbat) dan meyebabkan kekurangan sintesis kolagen yang ditemukan
pada anak-anak usia 6 bulan dan 1 tahun.2
Gambaran klinis dari scurvy pada anak-anak berbeda dengan orang dewasa
dimana terdapat dampak pada pertumbuhan tulang sebagai salah satu karakteristik
paling dini dan penting. Di lain sisi, perdarahan lebih jarang ditemukan pada anak-
anak pada tahap dini dari penyakit. 5 Tabel 1 dan tabel 2 menunjukkan gambaran
klinis yang dapat dijumpai pada orang dewasa dan pada anak-anak dan infants.
Gusi berdarah
Gigi longgar
Mulut
Perdarahan petekie
Perdarahan intraocular
Mata
Anemia sedang-berat
Darah
Anemia
4. Diagnosa
5. Penatalaksanaan
90 mg/hr
Kebutuhan Vitamin C
Kelompok Umur
Laki-Laki Perempuan
Buah dan sayur yang banyak mengandung vitamin C adalah jeruk, lemon,
anggur, jambu guava, kiwi, tomat, stroberi, wortel, brokoli, bayam, paprika, dan
cabai.7
Pengobatan scurvy adalah dengan mengonsumsi vitamin C. Tujuan terapi
adalah menaikkan saturasi vitamin C dalam tubuh. Untuk pengobatan scurvy,
dosis vitamin C yang diberikan pada dewasa adalah 800-1000 mg/hari, setidaknya
satu bulan, dilanjutkan dengan dosis 400 mg/hari sampai pemulihan. Dengan
demikian, perbaikan dapat terlihat dalam kurun waktu 24 jam.
7. Komplikasi
1. Anemia
2. Mialgia
3. Nyeri tulang
4. Petekie
5. Perdarahan perifolikular,
6. Corkscrew hair
7. Masalah gusi
Tahap akhir umumnya lebih parah dan mengancam nyawa, yaitu edema
generalisata, ikterus berat, hemolisis, perdarahan spontan akut, neuropati, demam,
kejang, dan kematian.2
8. Pencegahan