OLEH
NIM : 1901110018
KELAS :B
2020
Bahan Tugas Mandiri Daring 3 MK. Mekanika Tanah (06 April
2020)
Untuk pertemuan minggu ini, anda diminta untuk membaca (literasi) tentang beberapa
prosedur pengujuan di lab untuk beberapa uji sebagai berikut:
Shieve analysis
Density test
Compacting test
Sondir test
Soal:
1. Anda diminta untuk menyajikan secara detail prosedur test tersebut di atas sesuai
standar uji yang baku.
2. Apa manfaat test tersebut jika dikaitkan dengan pembangunan gedung/jalan/dll
(bangunan sipil)? Kemukakan pendapat anda.
Syarat:
(shieve analysis)
1. Tujuan Umum Dan sasaran prosedur test Shieve analysis
Praktikum ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat menentukan
gradasi agregat dengan grafik semilogaritma. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan
menggunakan saringan.
2. Prosedur Praktikum
Peralatan – peralatan praktikum prosuder test
1. Timbangan Kapasitas 25 Kg
2. Satu set saringan
3. Oven
4. Talam-talam
5. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya
6. Mesin pengguncang saringan
Sampel
Contoh agregat dikeringkan di udara, dicampur rata, kemudian contoh agregat
diambil
sebagian untuk diayak.
a. Agregat Halus
Sejumlah contoh agregat halus mula-mula diambil sebagian sebanding dengan
angka kehalusannya.
Angka kehalusan lebih dari 2,5 diambil contoh agregat 400-800 gram.
Angka kehalusan di antara 1,5 - 2,5 diambil contoh agregat 200-400
gram.
Angka kehalusan kurang dari 1,5 diambil contoh agregat 100-200
gram.
b. Agregat Kasar
Jumlah contoh agregat untuk diayak kurang dari 0,4 kali lebih besar butir
terbesar dalam mm dijadikan kg.
Misal : Besar butir maksimum = 50 mm (20kg)
Jadi contoh agregat yang diambil = 0,4 x 20 = 5 kg
3. Prosedur Pengujian
a. Analisa ayak agregat halus
1. Agregat halus dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 + 5)0C sampai berat
tetap.
2. Timbang agregat halus sebanyak 5000 gram.
3. Saring benda uji sebanyak itu dengan menggunakan ayakan 4 mm ke atas.
4. Dari benda uji yang tembus ayakan 4 mm, timbang sebanyak 500 gram.
5. Ayak agregat 500 gram tersebut dengan ayakan lebih kecil 4 mm yang
berkelipatan dua, sedangkan ayakan paling besar ditempatkan paling atas.
Pengayakan ini dilakukan dengan meletakkan susunan ayakan pada mesin
pengguncang dan agregat diguncang selama 15 menit.
6. Bersihkan masing-masing ayakan, dimulai dari ayakan teratas dengan kuas cat
yang lemas. Perhatian, penyikatan jangan terlalu keras, sekedar menurunkan
debu yangmungkin masih melekat pada ayakan.
7. Timbang berat total agregat yang tertahan di masing-masing ayakan terhadap
berat total di mana :
Prosentase total berat benda uji yang tertahan di atas ayakan 4 mm ke atas
dihitung berdasarkan berat 5000 gram.
Prosentase berat benda uji yang tertahan 2 mm ke bawah, dihitung
berdasarkan berat 500 gram.
b. Analisa ayak agregat kasar
1. Timbang benda uji seberat 0,4 x besar butir terbesar dijadikan kg.
2. Ayak benda uji tersebut dengan menggunakan susunan ayakan 4 mm ke atas.
Pengayakan ini dilakukan dengan meletakkan susunan ayakan pada mesin
pengguncang dan diguncang selama 15 menit dengan menggunakan tangan
Harus diperhatikan, jika yang tembus dari ayakan 4 mm lebih atau sama dengan
500 gram, maka yang tembus harus diayak lagi yaitu dengan menggunakan
ayakan agregat halus dari 4 mm ke bawah.
3. Timbang berat agregat yang tertahan di atas masing-masing lubang ayakan.
4. Hitung prosentase berat benda yang tertahan di atas masing-masing lubang
ayakan terhadap berat total.
A
A= x 100 %
B
Di mana :
A = berat benda uji yang tertahan di atas saringan mm
B = berat benda uji total
Catatan :
Pemeriksaan analisa ayakan ini dapat dilakukan hanya 1 kali percobaan
Data hasil pemeriksaan yang dilaporkan adalah berat sampel tertahan di atas
masingmasing saringan (ditulis dalam bilangan desimal satu angka di belakang
koma).
Laporan meliputi:
1. Prosentase lolos kumulatif pada masing-masing ukuran saringan
2. Gambar grafik akumulatif
ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
a. Tujuan Percobaan
Untuk menentukan Density tanah di lapangan dengan cara Drive Cylinder untuk
tanah yang relatif Undisturbed dengan cara memasukkan Cylinder baja tipis ke
dalam tanah melalui Driving Head khusus.
Untuk test di permukaan tanah (kedalaman yang dangkal), kurang dari 1
meter
Untuk test yang kedalamannya lebih besar
Metode ini tidak dimaksudkan untuk sampel-sample tanah yang sangat keras,
yang tidak dapat ditusuk dengan Cylinder baja dan tidak untuk tanah-tanah yang
memiliki tingkat plastisitas rendah yang tidak bisa diambil dengan Cylinder.
Metode ini dilakukan di lapangan pada lubang-lubang bor atau test pit (galian)
pada kedalaman-kedalaman tertentu yang diinginkan.
Drive Head
Untuk kedalaman kurang dari 1 meter Sliting Weight untuk menusukkan ke
dalam tanah lebih dari 1 meter, digunakan Hummer dengan Extension Drive
Rood untuk memasukkan Cylinder ke dalam tanah.
Straightedge
Terbuat dari baja dengan satu sisi tajam untuk memotong ujung sample pada
permukaan Cylinder.
Shovel
Seperti sekop, untuk menggali cylinder keluar setelah ditusukkan pada kedalaman
yang dangkal.
Anker tipe Iwan atau tipe Auger lainnya untuk membuat lubang sampai
kedalaman yang akan ditusuk dengan Cylinder.
Neraca kapasitas 1 kg dengan ketelitian 1.0 gram dan kapasitas 500 gram
dengan ketelitian 0.10 gram.
Alat pengering (Dry Oven)
Alat-alat bantu lainnya : sikat, katrol untuk Hummer, kaleng dengan
tutupnya untuk kadar air test dan sebuah sendok besar.
c. Langkah Kerja
Timbang dan ukur volume Cylinder
Sebelum test dimulai, tentukan dulu berat masing-masing Cylinder sampai
ketelitian 1 gram, dan volume Cylinder dengan ketelitian 0,01 inchi (0,254).
Untuk kedalaman test kurang dari 1 meter
Bersihkan semua partikel yang melekat pada tanah yang akan ditest
Buat lubang bor atau galian dengan skop pada tanah yang akan
dijadikan sampel
Ukur kedalaman permukaan tanah yang akan dites
Pasang Drive Rod pada Cylinder
Cylinder ditekan dengan menginjak Drop Hummer
Buka Drive Head, gali Cylinder dengan sekop
Bersihkan kotoran yang melekat pada sampel, usahakan tanah tidak
mengalami guncangan atau hal-hal lain yang mengakibatkan kondisi
tanah menjadi terganggu
Timbang sampel dan Cylinder, keluarkan sampel dari dalam
Cylinder, ambil ± 100 gram dari tengah-tengah sampel untuk tes
kadar air
Untuk pengambilan sampel pada kedalaman lebih dari 1 meter
Buat lubang bor sampai pada lapisan yang akan dites
Bersihkan dasar lubang bor dari material yang jatuh dari mata bor
dengan alat pembersih
Sambungan Cylinder dengan Drive Head, masukkan Cylinder ke
dalam lubang bor, tumbukkan Hummer pada Cylinder melalui Drive
Head
Hati-hati menumbuk agar tanah tidak tertekan
Sampel dipisahkan dari dasarnya dengan menggerakkan Rod dan
Cylinder
Buka Drive Head, gali Cylinder dengan sekop
Bersihkan kotoran yang melekat pada sampel, usahakan tanah tidak
mengalami guncangan atau hal-hal lain yang mengakibatkan kondisi
tanah menjadi terganggu
Timbang sampel dan Cylinder, keluarkan sampel dari dalam
Cylinder, ambil ± 100 gram dari tengah-tengah sampel untuk tes
kadar air
d. Perhitungan
Perhitungan Kadar Air tanah :
W 1−W 2
w= x 100
W 2−W 3
Dimana :
W = Berat container + tanah basah
W2 = Berat container + tanah kering
W3 = Berat container
W = Kadar air
Dimana :
Ym = Berat isi tanah basah
Yd = Berat isi tanah kering
Flowchart Percobaan
Density Test (Drive Clynder Method)
PROSEDUR TEST PRAKTIKUM LAB MEKANIKA TANAH
(SONDIR TEST)
1. TUJUAN
Untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras dan sifat daya dukung maupun daya
lekat setiap kedalaman. Dimana perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah
terhadap ukuran konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas (Kg/cm2). Hambatan
lekat (HL) adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung konus yang dinyatakan
dalam gaya per satuan panjang (kg/cm).
2. RUANG LINGKUP
SOP ini membahas tentang tata cara peminjaman peralatan sondir, pengecekan kondisi
alat sebelum digunakan dan pengecekan alat setelah digunakan, serta tata cara
penyimpanan kembali alat sondir
3. URAIAN UMUM
Uji sondir atau dikenal dengan uji penetrasi kerucut statis banyak digunakan di
Indonesia. Pengujian ini merupakan suatu pengujian yang digunakan untuk menghitung
kapasitas dukung tanah. Nilai-nilai tahanan kerucut statis atau hambatan konus (qc) yang
diperoleh dari pengujian dapat langsung dikorelasikan dengan kapasitas dukung tanah
(Hardiyatmo, 1992). Pada uji sondir, terjadi perubahan yang kompleks dari tegangan
tanah saat penetrasi sehingga hal ini mempersulit interpretasi secara teoritis. Dengan
demikian meskipun secara teoritis interpretasi hasil uji sondir telah ada, dalam
prakteknya uji sondir tetap bersifat empiris (Rahardjo, 2008).\
Adapun peralatan yang harus dipersiapkan sebelum melakukan praktik sondir ini,
antara lain :
1) set peralatan sondir, yang terdiri dari :
a) Alat uji sondir manual 2,5 ton dengan maksimum kedalam 30 meter.
b) Manometer 60 kg/cm2.
c) Manometer 250 kg.cm/2.
d) Batang dalam minimal 20 batang.
e) Batang luar minimal 20 batang.
f) Conus Biconus.
g) Donut Tekan.
h) Donut Tarik.
m) Kunci Inggris.
n) Cangkul.
o) Linggis.
2) Peralatan tambahan
a) Oli Hidrolik
b) Kunci Inggris
c) Cangkul
d) Linggis
e) Oli bekas
5. LANGKAH PELAKSANAAN SOP
Sebelum melaksanakan proses praktik uji sondir, praktikum diwajibkan untuk mematuhi
Standar Operational Procedure (SOP) yang telah ditetapkan oleh laboratorium Mekanika
Tanah Departemen Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI.
Tahap pertama dalam pelaksanaan Standar Operational Procedure (SOP) adalah
Tata cara peminjaman peralatan praktikum sondir, meliputi :
a) Meminta form peminjaman alat kepada petugas PLP.
b) Menuliskan jenis-jenis alat yang akan dipinjam di form peminjaman alat
yang telah disediakan di laboratorium Mekanika Tanah Departemen
Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI.
c) Menyerahkan kembali form yang telah ditanda tangani oleh peminjam
kepada petugas PLP.
d) Menerima peralatan yang diminta sesuai dengan form peminjaman.
Gambar Manometer
3. Periksa kondisi oli yang ada pada tabung tekan alat sondir.
Tabung oli
Jika kondisi tuas yang ada didalam tabung oli terasa rata, maka itu
berarti oli tekan yang berada dalam tabung oli telah habis. Adapun
cara mengatasinya dengan cara :
Buka tutup tabung oli,
Tarik tuas tabung tekan menggunakan kunci berikut :
Isi oli pada pada tabung tekan oli,
Tutup kembali tabung tekan oli tersebut.
4. Sesuaikan semua jenis ulir batang luar tekan dengan conus biconus
dan donut tarik.
Jik
a kondisi batang dalam kurang lancar pada saat dimasukkan ke batang
luar, maka coba lumasi batang dalam dengan oli. Akan tetapi, jika
masih tidak lancar, maka mintalah kepada petugas PLP untuk
mengganti batang tersebut dengan batang yang lain,
Tahap ketiga dalam pelaksanaan Standar Operational Procedure (SOP) adalah
pengecekan
kondisi alat setelah digunakan, meliputi :
1. Bersihkan kembali seluruh peralatan sondir dari tanah menggunakan bantuan
sikat kawat dan air.
2. Kemudian jemur seluruh peralatan di udara terbuka.
3. Lalu lumuri kembali bagian batang dalam dan batang luar dengan oli agar
tidak berkarat.
4. Setiap bagian ulir dari peralatan sondir harus bersih dari kotoran/tanah dan
telah dilumuri dengan oli kembali.
5. Lepaskan bagian-bagian part dari conus dan biconus, seperti pada waktu
penerimaannya
Tahap ke-empat dalam pelaksanaan Standar Operational Procedure (SOP) adalah
tata cara penyimpanan kembali alat sondir, meliputi :
1. Hubungi petugas PLP untuk menyerahkan kembali peralatan sondir
tersebut.
2. Mintalah tanda terima dari petugas PLP bahwa alat telah dikembalikan
dengan kondisi baik.
3. Jika terdapat kerusakan pada alat sondir, maka petugas PLP berhak untuk
meminta pertanggungjawaban dari praktikan untuk
memperbaiki/mengganti alat tersebut (sesuai dengan keterangan yang
ditanda tangani pada form peminjaman alat).
4. Petugas PLP menyimpan kembali peralatan sondir di tempat yang telah
ditentukan.
LAPORAN PROSEDUR TEST PRAKTIKUM
MEKANIKA TANAH (Compacting test)
dengan :
L = jumlah layer
Pemadatan tanah yang dilakukan di laboratorium pada umumnya terdiri dari dua
macam, yaitu:
Perbedaan mengenai dua metode tersebut dirangkum pada tabel di bawah ini:
Ta
bel C.1 Perbandingan dua metode compacting
Kepadatan tanah bergantung pada kadar airnya. Untuk membuat suatu hubungan
tersebut dibuat beberapa contoh tanah minimal empat contoh dengan kadar air yang
berbeda-beda, dengan perbedaan kurang lebih 4% antara setiap sampel. Dari percobaan
tersebut kemudian dibuat grafik yang menggambarkan hubungan antara kepadatan dan
kadar air, sehingga dari grafik tersebut diperoleh γdry maksimum pada kadar air
optimumnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suatu tanah yang dipadatkan
dengan kadar air tanah lebih dari Wopt akan diperoleh nilai kepadatan yang lebih kecil
dari γdry maksimum.
………....(1)
…………(2)
…….....(3)
Di mana :
W = kadar air (%)
…………(4)
Di mana :
………….(5)
………..(6)
Di mana :
…………..(7)
Di mana :
Sr = derajat kejenuhan
………….(8)
Di mana :
W = berat hammer (lb), yang digunakan pada percobaan ini adalah 5.5 lb
A. PROSEDUR PERCOBAAN
Persiapan Percobaan
1. Sampel tanah yang akan dipadatkan dicampur dengan rata dalam satu wadah
sehingga nilai kadar air awal dapat dianggap sama.
2. Sebagian sampel yang dianggap mewakili nilai kadar air seluruhnya ditimbang, lalu
dimasukkan ke dalam oven selama ±24 jam sampai berat tetap.
3. Sisa sampel tanah yang lain dimasukkan ke dalam lima kantong yang masing-
masing kantong diisi sampel tanah 2 kg yang lolos saringan No. 4 ASTM.
4. Sehari kemudian sampel tanah dikeluarkan dari oven dan ditimbang beratnya.
Dengan demikian dapat diketahui nilai kadar air awal sampel tanah.
5. Setelah kadar air diketahui, dapat ditentukan volume air yang harus ditambahkan ke
dalam masing-masing kantong sampel tanah agar mencapai kadar air tertentu.
6. Sampel tanah dicampur dengan air yang sudah dihitung volumenya, kemudian
dibiarkan selama 18-24 jam agar campuran air merata.
A. HASIL PRAKTIKUM
Data hasil praktikum
B. PERHITUNGAN
1. Menghitung Volume mold
π−d 2 x tinggi
V= +…
4
= 26,76 %
= 2000 gram
W x −W o
V add = +…
1+ W o
Dari perhitungan, berikut adalah besar volume yang harus ditambahkan untuk
mencapai kadar air yang diinginkan.
Tabel C.4 Data penambahan volume
W water
W= x 100 %
W dry ❑
2,771 + 2,767
SG =
2
= 2,769
γ water = 1 gr/cm3
Tabe
l C.7 Zero Air Void
1 feet = 0,3048 m
1m = 3,281 feet
5,5 lb x 12 inc x 3 x 25
CE =
0,033
= 150000 lb/ft2
8. Grafik Pemadatan Tanah
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan di atas, diperoleh nilai γdry dan ZAV
sebagai berikut :
1,4
1,35
dry density gr/cm3
1,3
Series1
Series2
1,25
1,2
1,15
35 37 39 41 43 45 47
water content %
Keterangan :
Dari grafik tersebut dapat diperkirakan besar dry density maksimum adalah 1,24 gr/cm3 pada
kadar air optimum sebesar 40 %. Nilai ini bias jadi kurang presisi karena hanya berdasarkan
estimasi. Untuk itu perhitungan nilai dry density maksimum dan kadar air optimum dilakukan
dengan persamaan kuadrat.
0,17 = 454,8a + 6b
0,0072 = - 482,856a – 6b
-
0,1772 = -201,19a
a = -0,0063
b = 0,506
c = -8,916
x optimum = -b/2a
x = -0,506/2(-0,0063)
SG.γ water
γ dry maks =
1 + w SG/Sr
2,769.1
1,2441 =
1 + 0,40159.2,769/Sr
1 + 0,40159.2,769/Sr = 2,2257
0,40159.2,769/Sr = 1,2257
Sr = 0,9072 = 90,72 %
C. ANALISIS
1. Analisis percobaan
Compacting test adalah proses pemadatan tanah untuk memperoleh besar
berat isi tanah kering maksimum dan kadar air optimum. Berat isi maksimum dapat
diartikan sebagai nilai paling besar yang dapat dicapai oleh suatu pemadatan tanah
tertentu sedangkan kadar air optimum adalah kadar air yang paling baik yang
disarankan untuk mencapai berat isi maksimum tersebut.
Pencampuran harus dilakukan secara merata agar kadar air tanah menjadi
homogen. Kadar air yang tidak homogen akan berpengaruh pada nilai dry density
maksimum yang tidak akurat. Akan tetapi kemungkinan kadar air yang tidak
homogen juga diantisipasi dengan cara memeram sample tanah di dalam plastik
selama kurang lebih 18 jam.
Banyak lapisan yang diizinkan pada metode ini adalah 3 layer. Maka
praktikan harus benar-benar memastikan akan memperoleh 3 layer pemadatan. Untuk
memastikannya, pada pemadatan tiap lapis, tanah ditumbuk sebanyak 10 kali terlebih
dahulu. Lalu sebuah penggaris pengukur tinggi tanah dimasukkan ke dalam mold.
Penggaris logam ini memiliki ruas yang masing-masing berjarak sepertiga tinggi
mold. Dengan bantuan penggaris ini, praktikan dapat mengira-ngira seberapa banyak
tanah yang harus ditambahkan agar padatan dapat mencapai tinggi yang diharapkan
setelah mengalami 15 tumbukan berikutnya. Jika hasilnya lebih tinggi, praktikan
wajib mengerok padatan tanah tersebut. Lapis ketiga/teratas juga harus tepat satu
permukaan dengan mold agar volume padatan sama dengan volume mold.
2. Analisis hasil
Dari serangkaian proses compacting test ini, praktikan memperoleh data kadar air
setelah compaction ( pemadatan).
1 37,5 36,704
2 40 39,07
3 42,5 41,573
4 45 42,84
5 47,5 45,51
Tabel C.8 Perbandingan kadar air asumsi dan kadar air setelah compacting
Selain itu, dari kadar air hasil compaction, dapat diperoleh besar berat isi
kering tanah hasil compaction. Dengan melihat sebaran data pada tabel, tidak
terdapat hubungan linier antara kadar air dengan berat isi tanah kering. Keduanya
dihubungkan ZAV-line, yaitu garis yang menggambarkan hubungan antara berat isi
kering dengan kadar air dalam kondisi derajat kejenuhan (Sr) 100%.
1 36,704 1,169
2 39,07 1,237
3 41,573 1,234
4 42,84 1,227
5 45,51 1,183
Tabel C.8 Perbandingan kadar air dan berat isi tanah setelah compaction
3. Analisis grafik
Grafik yang diperoleh menunjukkan hubungan antara dry dencity dengan kadar air
dan ZAV line. Pada grafik series 1 terdapat ketidaksesuaian pola dari sample
keempat dan kelima. Kedua sample ini menghasilkan angka yang kurang presisi
akibat kesalahan prosedur pengukuran kadar air.
1,4
1,35
dry density gr/cm3
1,3
Series1
Series2
1,25
1,2
1,15
35 37 39 41 43 45 47
water content %
Jika dilihat dengan metode estimasi, puncak kurva terdapat pada koordinat (40;1,24).
Setelah dibuktikan dengan perhitungan persamaan kuadrat, angka estimasi itu
mendekati akurasi yaitu (40,159 ; 1,2441). Baik dengan metode estimasi atau
persamaan kuadrat menggunakan data dari tiga sample pertama sehingga kesalahan
dari sample keempat dan ketiga tidak akan berpengaruh besar.
Garis ZAV tidak memotong kurva. Hal ini menunjukkan bahwa compaction yang
dilakukan kurang sempurna yang artinya masih terdapat udara di dalam padatan.
Akan tetapi, pada kenyataannya memang tidak mungkin menghilangkan pori dari
dalam tanah sampai benar-benar 0 %.
4. Analisis kesalahan
Kesalahan dari hasil percobaan ini adalah adanya perbedaan kadar air yang diperoleh
dari compaction dengan kadar air asumsi atau yang diharapkan. Bahkan sampai ada
penurunan yang signifikan pada sample keempat dan kelima,
Kesalahan ini dapat terjadi karena pada waktu persiapan sampel, pencampuran tanah
dengan air kurang merata ditambah lagi dengan adanya kesalahan prosedur
perhitungan kadar air.
D. KESIMPULAN
1. Kadar air optimum hasil compaction sebesar 40,159 % dan berat isi kering tanah
maksimum sebesar 1,2441 gr/cm3
2. Garis ZAV tidak memotong kurva menunjukkan derajat saturasi padatan masih
tinggi yaitu 90,72 %
3. Besar berat isi kering tanah akan lebih besar dan derajat saturasi akan lebih kecil
jika dilakukan dengan metode Modified Proctor - AASHTO T 180 (ASTM D
1557)
2. Apa manfaat test tersebut jika dikaitkan dengan pembangunan gedung/jalan/dll (bangunan
sipil)? Kemukakan pendapat anda.
Pendapat saya tentang manfaat Test yang sudah saya baca Jika dikaitkan dengan
pembangunan gedung/jalan/dll (bangunan sipil) yaitu dengan mempelajari
beberapa prosedur test tersebut kita dapat mengetahui mana tanah yang cocok
daln laya dalam pembangunan kontruksi di dunia sipil dan kita dapat mengetahui
lapisan lapisan tanah keras dan sifat daya dukung sebuah tanah maupun daya
lekat setiap kedalaman dalam melakukan pembangunan gedung,jalan dan
kontruksi lainnya.