Anda di halaman 1dari 16

1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Pengaruh

Pengaruh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016) adalah

“daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut

membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang”.

Sedangkan menurut Hugiono dan Poerwantana (‘Aliyyah, 2018:17),

“pengaruh merupakan dorongan atau bujukan dan bersifat membentuk

atau merupakan suatu efek”.

Jadi berdasarkan beberapa teori di atas, peneliti berpendapat

bahwa pengaruh adalah adalah sesuatu yang dapat merubah sesuatu

yang lain dan juga dipengaruhinya. Dalam penelitian ini pengaruh

yang dimaksud adalah penggunaan darimedia Google Classroom.

2. Belajar

Belajar adalah hak bagi siapa saja, dapat dilakukan dimana saja,

dan kapan saja. “Sejak dilahirkan, manusia telah begitu banyak

mengalami proses belajar. Itu berarti bahwa aktivitas belajar sangat

akrab dengan kehidupan manusia” (Husamah, Dkk., 2016: 4). Belajar

sendiri bisa dilakukan secara formal maupun nonformal. Syah

(Akhiruddin, 2019: 2) men yatakan, “pada dasarnya belajar

merupakan tahapan perubahan prilaku siswa yang relatif positif dan

x
2

mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan

proses kognitif”.

Belajar menurut Aunurrahman (2012: 55), “adalah proses internal

yang kompleks, yang melibatkan seluruh mental pada ranah kognitif,

afektif, dan psikomotorik”. Belajar yang dikemukan oleh ahli tak

jarang memiliki definisi yang berbeda-beda. Kesimpulan berdasarkan

uraian para ahli, bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

laku individu sebagai akibat dari pengalaman yang berupa interaksi

dengan lingkungan sekitar. 

3. Pembelajaran Matematika

Menurut National Research Council (Ghazali, 2016: 184), “dalam

rangka mengembangkan pemikiran matematika dan kemampuan

untuk memecahkan masalah, siswa perlu untuk (melakukan)

matematika”. Hal ini berarti bahwa siswa perlu menggabungkan

kegiatan seperti memecahkan masalah yang menantang, memahami

pola, merumuskan dugaan dan memeriksanya, menarik kesimpulan

melalui penalaran serta mengkomunikasikan ide-ide, pola, dugaan dan

kesimpulan tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut, matematika

penting dan harus dikuasai oleh siswa secara komprehensif dan

holistik, artinya bahwa pembelajaran matematika sebaiknya

mengoptimalkan keberadaan dan peran siswa sebagai pelajar.


3

Depdiknas (Siagian, 2017: 63-64) menyatakan tujuan

pembelajaran matematika diantaranya adalah agar peserta didik

memiliki kemampuan:

(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,

akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah,

(2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika,

(3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model

dan menafsirkan solusi yang diperoleh,

(4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, serta

(5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri

dalam pemecahan masalah.

4. Hasil Belajar Matematika

Sri Watini (2019: 84) mendefinisikan pengertian hasil belajar

merupakan, “sebuah umpan balik setelah seseorang melakukan proses

belajar. Oleh sebab itu dengan belajar sungguh-sungguh maka akan

memperoleh hasil belajar yang optimal”. Teorinya diperkuat dengan


4

pernyataan Sudjana (Sri Watini, 2019: 84) yang menyatakan bahwa,

“hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.

Pengertian hasil belajar matematika menurut Howard Kingsley

(Sukamiyati, 2014: 12) adalah “pengetahuan yang didapat dari pola

rutinitas mempelajari matematika”. Menurut Ahira (Zuldesnita &

Astimar, 2020: 2668), “hasil belajar matematika merupakan hasil yang

dapat diukur dari suatu usaha untuk tahu sejauh apa kesuksesan

belajar dalam penguasaan kompetensi di bagian matematika”.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan pencapaian tingkat

penguasaan pemahaman materi, yaitu dengan menggunakan skala

lima kategori yang disusun oleh Nurkancana (Ilyas, 2018: 82).

Tabel 1. Skala Lima Kategori Hasil Belajar

Tingkat
Penguasaan Skor Hasil Belajar Kategori
(%)

0-54 0-54 Sangat rendah


55-64 55-64 Rendah
65-79 65-79 Sedang
80-89 80-89 Tinggi
90-100 90-100 Sangat tinggi

Sumber: Nurkancana (Ilyas, 2018)


Indikator yang menjadi tolak ukur untuk mencapai ketuntasan

hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah berdasarkan aturan dari

pihak sekolah yang disesuaikan dengan ketetapan dari Depdiknas

(2016) yaitu:
5

“Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah


kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan
yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata
pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan”.

Oleh karena itu, nilai 68 merupakan nilai kriteria ketuntasan minimal

(KKM) pada mata pelajaran matematika di SMP Negeri 5 Kotabaru.

5. Media Pembelajaran

Secara bahasa media berarti perantara atau pengantar. Secara

istilah media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan

serta merangsang siswa untuk belajar. Media adalah segala jenis

komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk

belajar. Sementara itu Munadi (Angraeni, 2015: 22) mendefinisikan

pengertian media pembelajaran adalah :

“Media pembelajaran adalah Segala sesuatu yang dapat


menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan
efektif”.

Media pembelajaran tidak terbatas pada apa yang digunakan

pengajar di dalam kelas, tetapi pada prinsipnya meliputi segala sesuatu

yang ada di lingkungan peserta didik dimana mereka berinteraksi dan

membantu proses belajar mengajar. Salah satu media pembelajaran

yang cukup populer digunakan di masa pandemi ini adalah google

classroom.
6

6. Google Classroom

Herman (Hammi, 2017: 26) berpendapat “Google Classroom

merupakan, sebuah aplikasi yang memungkinkan terciptanya ruang

kelas di dunia maya”. Sementara itu menurut Wikipedia (2021)

menyatakan bahwa :

“Google Classroom adalah layanan web gratis, yang dikembangkan


oleh Google untuk sekolah, yang bertujuan untuk menyederhanakan
membuat, mendistribusikan, dan menilai tugas tanpa harus bertatap
muka”.

Setiap sesuatu mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-

masing, begitu juga dengan aplikasi google classrom itu sendiri.

Adapun kelebihan google classroom menurut Janzem (Durahman,

2018: 216) yakni, “mudah digunakan, menghemat waktu, berbasis

cloud, fleksibel, dan gratis”. Sedangkan yang menjadi kelemahannya

menurut Pappas (Durahman, 2018: 216) “seperti tidak adanya

layanan eksternal seperti bank soal secara otomatis dan obrolan secara

pribadi antara guru untuk mendapat umpan balik”.

Google Classroom bisa digunakan untuk merampingkan proses

berbagi file antara guru dan siswa. Peneliti pada saat pengumpulan

data akan turun secara langsung dalam proses pembelajaran. Peneliti

akan melakukan pembelajaran daring dengan menggunakan media

pembelajaran google classroom. Adapun langkah-langkahnya sebagai

berikut:
7

i. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru membuka pembelajaran kelas online melalui Google

Classroom dengan mengetik salam pembuka dan berdo’a

bersama sebelum pembelajaran.

2) Dilanjutkan dengan guru meminta siswa yang sudah masuk

dalam kelas online agar konfirmasi kehadiran dengan

mengetik Nama Siswa dan Nomor Absen di kolom komentar.

3) Setelah siswa konfirmasi kehadiran, guru menyampaikan

materi yang akan dipelajari pada kelas online.

ii. Kegiatan Inti

1) Guru meminta siswa untuk klik menu Classwork untuk

melihat materi berupa powerpoint (materi yang akan

dipelajari).

2) Setelah itu, guru memberi waktu kepada siswa untuk

membaca dan memahami materi berupa PPT selama lebih

kurang 20 menit.

3) Guru memantau kehadiran siswa melalui kolom komentar

konfirmasi kehadiran.

4) Setelah 20 menit, guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk menanggapi atau bertanya mengenai materi yang sudah

dibaca dan dipahami dengan mengetikan pada kolom

komentar.
8

5) Beberapa siswa bertanya dan menanggapi materi dan guru

menanggapi satu per satu tanggapan dan pertanyaan siswa.

6) Setelah dirasa cukup untuk penjelasan tambahan melalui

pertanyaan siswa, guru meminta siswa kembali klik menu

Classwork untuk melihat kuis dan penugasan yang diberikan

sebagai tes pemahaman siswa terhadap materi.

7) Guru meminta siswa mengerjakan kuis terlebih dahulu

dengan mengklik link yang sudah disediakan guru yang

terhubung dengan Google Form.

8) Guru mengecek dan menganalisis hasil kuis yang dikerjakan

siswa melalui respons Google Form.

9) Guru menginstruksikan kepada siswa yang telah selesai

mengerjakan kuis agar konfirmasi dengan mengetik “Nama

Siswa_Kuis 2 Done_Nilai yang didapatkan”.

10) Setelah banyak yang mengerjakan kuis, guru

menginstruksikan kepada siswa agar membuka file Tugas 2

untuk mengetahui penugasan yang harus dikerjakan.

11) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika

ada yang belum paham dengan perintah tugas.

12) Guru menanggapi pertanyaan siswa berkaitan dengan tugas.

13) Pengumpulan penugasan melalui Google Classroom dengan

mengikuti tutorial yang dikirim pada postingan.


9

14) Guru memantau pengumpulan tugas dan membuat list

pengumpulan kuis dan tugas untuk mengetahui siapa yang

sudah selesai mengerjakan dan siapa yang belum

mengerjakan.

15) Guru memberikan tugas tambahan yang harus dikumpulkan

pada pertemuan berikutnya.

iii. Kegiatan Penutup

1) Guru menutup kelas online dengan menyimpulkan materi,

informasi materi pertemuan selanjutnya, mengingatkan siswa

yang belum mengumpulkan kuis dan tugas, kemudian

menutup pembelajaran dengan salam penutup.

2) Guru dan siswa meninggalkan kelas online Google

Classroom.

7. Garis dan Sudut

a. Garis

Garis adalah suatu susunan titik-titik (bisa tak hingga) yang saling

bersebelahan serta berderet memanjang ke dua arah (kanan/ kiri,

atas/ bawah). Brikut kedudukan duah buah garis:

1) Garis Sejajar

Dua Garis Sejajar yaitu jika garis tersebut berada dalam

satu bidang datar serta tidak akan pernah bertemu atau

berpotongan apabila garis tersebut diperpanjang hingga tak

berhingga.Lambang dari garis sejajar yaitu (//). Dua garis


10

disebut saling sejajar apabila dua garis tersebut tberada pada

satu bidang atau perpanjangannya tidak akan pernah

berpotongan.

Adapun beberapa sifat dari garis sejajar, antara lain:

 Melewati suatu titik diluar garis, bisa dibuat tepat satu

garis lain yang sejajar dengan garis tersebut.

 Apabila terdapat su atugaris yang memotong salah satu

dari dua garis yang sejajar, maka garis tersebut akan

memotong garis kedua.

 Apabila suatu garis sejajar dengan garis lainnya, maka

kedua garis tersebut juga akan saling sejajar satu sama

lain.

Gambar 3. Garis Sejajar

2) Garis Berpotongan

Dua buah garis akan disebut berpotongan jika kedua

garis tersebut mempunyai sutau titik potong atau biasa

disebut dengan titik persekutuan.


11

Gambar 4. Garis Berpotongan

3) Garis Berhimpit

Dua buah garis akan disebut berhimpit jika kedua garis

tersebut mempunyai setidaknya dua titik potong.Sebagai

contohnya: jarum jam pada saat menunjukkan pukul 12 pas.

Maka kedua jarum jam tersebut akan saling berhimpit.

Gambar 5. Garis Berhimpit

4) Garis Bersilangan

Dua buah garis bisa disebut saling bersilangan jika

kedua garis tersebut tidak sejajar serta tidak berada pada satu

bidang.

Gambar 6. Garis Bersilangan


12

b. Sudut

Sudut merupakan hal yang dibentuk oleh pertemuan antara

dua buah sinar ataupun dua garis lurus. Sudut ini merupakan

suatu daerah yang terbentuk dari sebuah sinar yang diputar pada

pangkal sinar. Sudut dinotasikan dengan menggunakan simbol

“∠”.

1) Pengertian Sudut

Di dalam ilmu matematika, sudut dapat diartikan sebagai

sebuah daerah yang terbentuk karena adanya dua buah garis

sinar yang titik pangkalnya saling bersekutu atau

berhimpit.Sudutdalam geometri merupakan suatu besaran

rotasi suatu ruas garis dari satu titik pangkalnya ke posisi

yang lain.Selain itu, dalam bangun dua dimensi yang

beraturan, sudut bisa juga didefiniskansebagai ruang antara

dua buah ruas garis lurus yang saling berpotongan.

2) Bagian-Bagian Pada Sudut

Sudut mempunyai tiga bagian penting, diantaranya yaitu:

a) Kaki Sudut

Merupakan garis sinar yang membentuk sudut tersebut.

b) Titik Sudut

Merupakan titik pangkal atau  titik potong tempat

berhimpitnya garis sinar.


13

c) Daerah Sudut

Daerah atau ruang yang terdapat diantara dua kaki sudut.

Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut:

Gambar 7. Bagian-bagian Sudut

3) Jenis-jenis Sudut

Untuk menyatakan besaran pada suatu sudut maka memakai

satuan derajat (°), menit (‘), dan juga detik (“), di mana:

a) Sudut yang besarnya 90° disebut sebagai sudut siku-siku.

b) Sudut yang besarnya 180° disebut sebagai sudut lurus.

c) Sudut yang besarnya antara 0° serta 90° disebut

sebagai sudut lancip.

d) Sudut yang besarnya antara 90° serta 180° (90°< D <

180°) disebut sebagai sudut tumpul.

e) Sudut yang besarnya lebih dari 180° serta kurang dari

360° (180° < D < 360°) disebut sebagai sudut refleks.

f) Jumlah dua sudut yang saling berpelurus (bersuplemen)

yaitu 180°. Sudut yang satu adalah pelurus dari sudut

yang lain.
14

g) Jumlah dua sudut yang saling berpenyiku

(berkomplemen) yaitu 90°. Sudut yang satu adalah

penyiku dari sudut yang lain.

h) Apabila dua garis berpotongan maka dua sudut yang

letaknya saling membelakangi titik potongnya disebut

sebagai dua sudut yang saling bertolak belakang. Dua

sudut yang saling bertolak belakang merupakan sudut

yang sama besar.

B. Kerangka Berpikir

Uma (Sugiyono, 2016: 60) mendefinisikan, “kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan

dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang

penting”. “Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis

pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu

dijelaskan hubungan antar variabel independen dan independen”

(Sugiyono, 2016: 60). Kerangka berpikir disampaikan dalam bentuk uraian

(deskriptif) dan gambar (bagan).

Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19) yang masih menjadi salah

satu masalah di Indonesia, juga berdampak ke dunia pendidikan.

Penerapan pembelajaran dari rumah dilakukan, banyak jenis media

pembelajaran daring yang digunakan oleh pihak sekolah agar proses

belajar mengajar tetap berjalan. Salah satu media pembelajaran daring

yang lazim digunakan adalah google classroom, ini merupakan suatu hal
15

baru yang pastinya akan berdampak pada hasil belajar siswa. Oleh karena

itu peneliti ingin melihat pengaruh media pembelajaran google classroom

(variabel X) terhadap hasil belajar siswa (variabel Y).

Identifikasi Masalah

1. Adanya Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19).

2. Pembelajaran tatap muka diganti dengan pembelajaran daring.

3. Hasil belajar siswa mata pelajaran matematika masih rendah.

Masalah

Adanya pandemi COVID-19 dan hasil belajar peserta didik


pada mata pelajaran matematika yang masih rendah.

Pemecahan Masalah

Pembelajaran Daring Melalui Google Classroom

Hasil

Pembelajaran Daring Melalui Google Classroom

Gambar 8. Bagan Kerangka Berpikir

Dari gambar 8 maka dapat disimpulkan pradigma penelitiannya, sebagai

berikut:

Media Pembelajaran Hasil Belajar Siswa


Google Classroom
(Y)
(X)

Gambar 9. Paradigma Penelitian


16

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitan, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2016:64). Adapun hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

1. Hipotesis pertama

Ho1 : Tidak ada pengaruh penggunaan pengguna media Google

Classroom terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri

5 Kotabaru di masa pandemi.

Ha1 : Ada pengaruh penggunaan pengguna media Google

Classroom terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri

5 Kotabaru di masa pandemi.

2. Hipotesis kedua

Ho2 : α = 0 : Tidak ada pengaruh antara variabel X (media

pembelajaran google classroom) terhadap variabel Y

(hasil belajar siswa).

Ha2 : α > 0 : Terdapat pengaruh antara variabel X (media

pembelajaran google classroom) terhadap variabel Y

(hasil belajar siswa).

Anda mungkin juga menyukai