Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA)

Volume 3, Nomor 1, Juni 2020


e-ISSN : 2598-4934
p-ISSN : 2621-119X
DOI : https://doi.org/10.31539/kaganga.v3i1.1078

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING


AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SEJARAH

Isbandiyah1, Sarkowi2, Rohana3


STKIP-PGRI Lubuklinggau
isbandiyah@stkippgri-lubuklinggau.ac.id1

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar sejarah di
SMK Negeri 1 Lubuklinggau dan menganalisis efektivitas penggunaan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan hasil
belajar sejarah di SMK Negeri 1 Lubuklinggau. Jenis penelitian ini adalah
eksperimen murni dengan menggunakan pretest-postest group design. Sampel
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AKL3 sebagai kelas eksperimen dan
kelas X AKL1 sebagai kelas pembanding. Hasil analisis data dalam penelitian ini
menyimpulkan bahwa: (1) model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning berpengaruh terhadap hasil belajar sejarah di SMK Negeri 1
Lubuklinggau; dan (2) model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
efektif dalam meningkatkan hasil belajar sejarah di SMK Negeri 1 Lubuklinggau.

Kata kunci: hasil belajar sejarah, Model Pembelajaran dan Pembelajaran


Kontekstual (CTL)

ABSTRACT
The research aims to analyze effect of the Contextual Teaching and Learning
model on history learning outcomes at SMK Negeri 1 Lubuklinggau and analyze
effectiveness of the Contextual Teaching and Learning model in improving history
learning outcomes at SMK Negeri 1 Lubuklinggau. The type of research is a pure
experimental research with used pretest-postest group design. The sample the
students at X AKL3 as the experimental class with the students X X AKL1 as the
control class. The result of data analysis in this research concluded that: (1)
Contextual Teaching and Learning model affect the history learning outcomes at
SMK Negeri 1 Lubuklinggau; and (2) Contextual Teaching and Learning model
are affective in improving the history learning outcomes at SMK Negeri 1
Lubuklinggau.

Keywords: history learning outcomes, Contextual Teaching and Learning model


(CTL)

11
2020 Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3 (1): 11-17

PENDAHULUAN menggunakan model pembelajaran


Pembelajaran merupakan suatu yang bersifat kontekstual.
proses interaksi antara guru sebagai Menurut (Ani, 2015)
pendidik dan siswa sebagai peserta “Pembelajaran kontekstual merupakan
didik. Harapan yang selalu ingin sebuah pembelajaran yang dapat
dicapai dalam proses pembelajaran memberikan dukungan dan penguatan
adalah ketika seluruh siswa mampu pemahaman konsep peserta didik
untuk menguasai bahan pelajaran yang dalam menyerap sejumlah materi
disampaikan oleh guru. Untuk pembelajaran serta mampu
mewujudkan hal tersebut, maka guru memperoleh makna dari apa yang
sangat berperan penting dalam proses mereka pelajari dan mampu
pembelajaran, di mana seorang guru menghubungkannya dengan kenyataan
harus mampu melakukan perubahan hidup sehari-hari”. Model
dalam diri siswa, sehingga siswa dapat pembelajaran yang bersifat kontekstual
mencapai tujuan belajar yang dikenal dengan model pembelajaran
diinginkan. Contexual Teaching and Learning
Namun dalam pelaksanaannya, (CTL).
proses pembelajaran yang dicapai tidak Pembelajaran kontekstual
sesuai dengan apa yang diharapkan. merupakan sebuah konsep belajar yang
Pembelajaran di kelas cenderung membantu pendidik mengaitkan antara
membosankan. Sehingga berdampak materi yang diajarkan dengan situasi
buruk pada hasil belajar siswa. dunia nyata dan mendorong peserta
Khususnya dalam mata pelajaran didik membuat hubungan antara
sejarah. Berdasarkan hasil observasi pengetahuan yang dimilikinya dengan
yang dilakukan di SMK Negeri 1 penerapam dalam kehidupan sehari-
Lubuklinggau, diperoleh data bahwa hari. Pembelajaran kontekstual
dari 424 siswa yang mengikuti ulangan berlangsung dengan mengutamakan
harian terdapat 242 siswa mencapai pengalaman nyata, yaitu peserta didik
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar dari mengalami dan
dengan persentase 57,08%, dan 182 menemukan sendiri.
siswa tidak mencapai KKM dengan Dalam kelompok belajar selama
persentase 42,92%. proses belajar peserta didik aktif, kritis,
Dari perolehan presentasi nilai kreatif dan menghubungkan antara
tersebut, maka dapat diambil suatu materi pelajaran dengan dunia nyata
kesimpulan bahwa rata-rata nilai hasil baik di dalam kelas maupun di luar
belajar pada mata pelajaran sejarah kelas. Dengan demikian, peserta didik
masih belum mencapai tingkat harus mampu mengoptimalkan
keberhasilan optimal. kemampuannya, ketika awal
Belum optimalnya tingkat pembelajaran. Karena kemampuan
keberhasilan siswa dalam menguasai awal peserta didik akan menentukan
bahan pelajaran, kemungkinan tingkat penguasaan materi yang akan
disebabkan beberapa faktor, salah diterimanya dan dapat menentukan
satunya yaitu penggunaan metode keberhasilan dalam belajar.
pembelajaran yang tidak sesuai dengan Mengacu pada pernyataan di
materi yang disampaikan. Oleh karena atas, maka penulis tertarik mengadakan
itu, penulis bermaksud memberikan penelitian dengan judul “Penggunaan
alternatif pemecahan masalah dengan Model Pembelajaran Contextual
Teaching And Learning Terhadap Hasil

12
2020 Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3 (1): 11-17

Belajar Sejarah di SMK Negeri 1 peristiwa masa lalu tersebut seperti


Lubuklinggau.” yang ada dalam pelajaran sejarah.
Penelitian ini didukung oleh Berdasarkan penelitian di atas,
berbagai penelitian yang dilakukan maka terdapat hubungan dengan
oleh peneliti sebelumnya. Diantaranya penelitian ini, karena dalam penelitian
yaitu penelitian yang dilakukan oleh ini menggunakan model CTL dengan
Krismanto (2014), dengan judul tujuan untuk mencari pengaruh dari
“Pengaruh Pengunaan Model CTL penggunaan model pembelajaran CTL
Terhadap Hasil Belajar Siswa Tentang terhadap hasil belajar sejarah. Namun,
Dampak Masalah Kependudukan dalam penelitian ini memiliki nilai
Terhadap Pembangunan di SMP kebaruan terhadap penelitian
Negeri Muara Beliti”. Hasil penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini
menunjukan bahwa terdapat peneliti melakukan uji efektivitas untuk
peningkatan hasil belajar. mengetahui efektivitas penggunaan
Yudiawan (2015), dengan judul model pembelajaran CTL dalam
“Pengaruh Model Pembelajaran meningkatkan hasil belajar sejarah,
Kontekstual Terhadap Minat dan Hasil terutama pada materi corak kehidupan
Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu masyarakat praaksara.
Pengetahuan Sosial Kelas IX Sekolah
Menengah Pertama Luar Biasa C.1 METODE PENELITIAN
Negeri Denpasar.” Hasil penelitian Metode penelitian yang
menunjukkan bahwa (1) terdapat digunakan dalam penelitian ini adalah
pengaruh penerapan model metode kuantitatif, dengan pendekatan
pembelajaran kontekstual terhadap eksperimen. Adapun desain
minat belajar siswa kelas IX SLB C.1 eksperimen yang digunakan dalam
Negeri Denpasar tahun pelajaran penelitian ini yaitu pretest-posttest
2014/2015, (2) terdapat pengaruh group design. Variabel independen
penerapan model pembelajaran dalam penelitian ini yaitu model
kontekstual terhadap hasil belajar siswa pembelajaran CTL (X). Variabel
kelas IX SLB C.1 Negeri Denpasar dependen dalam penelitian ini yaitu
tahun pelajaran 2014/2015. Dari kedua hasil belajar sejarah (Y).
hasil penelitian relevan tersebut dapat Populasi dalam penelitian ini
diketahui bahwa terdapat pengaruh adalah seluruh siswa kelas X SMK
hasil belajar siswa dengan Negeri 1 Lubuklinggau, sedangkan
menggunakan model pembelajaran sampel dalam penelitian ini yaitu kelas
Contextual Teaching and Learning. X AKL3 sebagai kelas eksperimen
(Asmara, 2019), dengan judul dengan jumlah siswa sebanyak 34
“Pembelajaran Sejarah Menjadi siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-
Bermakna dengan Pendekatan laki dan 21 siswa perempuan,
Kontekstual”. Hasil penelitian ini sedangkan kelas X AKL1 sebagai kelas
menyimpulkan bahwa melalui pembanding dengan siswa sebanyak 34
pembelajaran sejarah guru dapat siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-
mengembangkan pemahaman siswa laki dan 23 siswa perempuan. Teknik
tentang masa lalu dengan melakukan pengambilan sampel ini dilakukan
pembelajaran yang dapa dengan cara simple random sampling,
menghubungkan antara materi sejarah yaitu teknik pengambilan sampel
dengan situasi nyata di sekitar siswa, secara acak sederhana dengan
sehingga siswa dapat menggambarkan menggunakan sistem undian.

13
2020 Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3 (1): 11-17

Untuk mendapatkan data hasil eksperimen lebih besar


belajar sejarah pada materi corak dari nilai rata-rata hasil
kehidupan masyarakat, maka teknik belajar siswa kelas
pengumpulan data yang tepat adalah pembanding
menggunakan teknik tes. Adapun tes Kriteria pengujian hipotesis
yang diberikan kepada sampel yaitu terima Ho jika
penelitian sebanyak 38 soal berbentuk thitung < ttabel (tidak ada pengaruh
pilihan ganda. penggunaan model pembelajaran CTL
Teknik analisis data yang terhadap hasil belajar sejarah pada
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMK Negeri 1
teknis analisis kuantitatif. Sebelum Lubuklinggau), dan tolak Ho jika thitung
tahap analisis data, dilakukan uji ≥ ttabel (ada pengaruh penggunaan
persyaratan analisis data, yaitu uji model pembelajaran CTL terhadap
normalitas dan uji homogenitas. hasil belajar sejarah pada siswa kelas X
Setelah uji persyaratan tersebut di SMK Negeri 1 Lubuklinggau).
terpenuhi maka tahap selanjutnya Setelah uji beda rata-rata
adalah melakukan analisis uji beda dilakukan, maka untuk menguji
rata-rata t-test sample independent. efektivitas penggunaan model
Uji kesamaan rata-rata digunakan pembelajaran CTL dalam
untuk mengetahui ada atau tidak meningkatkan hasil belajar sejarah
adanya perbedaan (kesamaan) hasil pada siswa Kelas X SMK Negeri 1
belajar setelah diberi perlakuan baik Lubuklinggau, dapat menggunakan
pada kelas eksperimen maupun kelas rumus N-Gain oleh Sundaya (2014),
pembanding. Rumus uji beda rata-rata sebagai berikut.
yang digunakan yaitu sebagai berikut.
2 014
X1 − X2 th h ‫ ݐ‬2 th ‫ݐݐ‬
2 2 th 1 4 ݅ 2 th ‫ݐݐ‬
1 2
1 2 Keterangan:
N-Gain : Gain yang ternormalisir
(Sugiyono, 2015) Pretest : Rata-rata nilai tes awal
Keterangan: pembelajaran
Posttest : Rata-rata nilai tes akhir
1 : Skor rata-rata dari kelompok
eksperimen pembelajaran
: Skor rata-rata dari kelompok Kriteria indeks Gain yaitu:
2
pembanding 1. Skor (g) ≥ 0,70 kategori tinggi;
Adapun hipotesis statistik 2. Skor 0,30 ≤ (g) ≥ 0,70 kategori
dalam penelitian ini yaitu: sedang;
Ho : µ1 ≤ µ2 : Nilai rata-rata hasil 3. Skor (g) > 0,30 kategori rendah.
belajar siswa kelas Untuk mengetahui keefektifan
eksperimen lebih kecil model pembelajaran CTL, digunakan
atau sama dengan nilai rumus sebagai berikut.
rata-rata hasil belajar
siswa kelas 㬴‫ݐ‬t 4 4 1
pembanding 2 014 ‫ݐ‬1 t ‫ ݐݏ‬4 ‫ݐ‬
Ha : µ1 > µ2 : Nilai rata-rata hasil 2 014 ‫ݐ‬1 ‫݉ ݐ‬1 4 ݊
belajar siswa kelas
14
2020 Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3 (1): 11-17

Kriteria yang digunakan untuk


menyatakan efektif tidaknya model
pembelajaran CTL dalam
meningkatkan hasil belajar sejarah
dapat menggunakan kriteria sebagai
berikut:
1. Apabila efektivitas ≥ 1 maka model
pembelajaan CTL efektif dalam
meningkatkan hasil belajar sejarah
2. Apabila efektivitas < 1 maka model
pembelajaan CTL tidak efektif
dalam meningkatkan hasil belajar
sejarah
Gambar 1. Diagram Nilai Rata-Rata
HASIL DAN PEMBAHASAN Pretest dan Posttest pada Kelas
Deskripsi Data Pretest dan Posttest Eksperimen dan Kelas Pembanding
Pre-test adalah kemampuan
awal yang dimiliki siswa sebelum Deskripsi Data Uji Normalitas
diberikan perlakuan. Sedangkan Berdasarkan ketentuan
posttest adalah kemampuan akhir yang perhitungan statistik dengan
dimiliki siswa setelah diberikan mengunakan rumus uji normalitas data
perlakuan. Untuk rekapitulasi nilai menunjukkan data nilai
rata-rata pretest dan posttest dapat 2
h4 ݅ ݊ < 2 1݉‫ ݐ‬. Berdasarkan
dilihat padda Tabel 1 di bawah ini. ketentuan pengujian normalitas dengan
mengunakan uji kecocokan 2 (chi
Tabel 1. Nilai Rata-Rata Pretest dan kuadrat) dapat disimpulkan bahwa
Posttest masing-masing kelas untuk data pre-
Rata- test dan post-test pada kelas
Kelas N
Rata eksperimen dan kelas pembanding
Eksperimen Pretest 34 59,09 berdistribusi normal dengan taraf
Posttest 34 83,09 kepercayaan α = 0,05 dan derajat
Pembanding Pretest 34 58,12 kebebasan (dk) = n-1.
Posttest 34 74,79
Sumber: Hasil Analisis Peneliti (2018) Deskripsi Data Uji Homogenitas
Berdasarkan hasil perhitungan
Tabel 1 di atas menunjukkan dengan menggunakan rumus nilai uji
bahwa kemampuan awal siswa pada homogenitas diperoleh nilai 㬴h4 ݅ ݊
kelas eksperimen mencapai nilai rata- 㬴 1݉‫ ݐ‬maka varians data dari kedua
rata sebesar 59,09, sedangkan kelas eksperimen dan kelas
kemampuan akhir siswa mencapai nilai pembanding adalah homogen. Hasil uji
rata-rata sebesar 83,09. Untuk homogenitas varians pretest dan
kemampuan awal yang dimiliki siswa posttest pada taraf kepercayaan α =
pada kelas pembanding mencapai nilai 0,05
rata-ata sebesar 58,12, sedangkan
kemampuan akhir yang dimiliki siswa
sebesar 74,79. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah
ini.

15
2020 Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3 (1): 11-17

Deskripsi Data Uji Beda Rata-Rata Setelah memperoleh nilai N-


T-Test Sample Independent Gain, maka selanjutnya adalah
Berdasarkan hasil uji normalitas menghitung efektivitas model
dan homogenitas, didapat bahwa data pembelajaran CTL. Hasil perhitungan
pada kelas eksperimen dan kelas dengan menggunakan rumus efektivitas
pembanding berdistribusi normal dan diperoleh nilai sebesar 1,475. Kriteria
varians data bersifat homogen. Oleh uji efektivitas menyatakan bahwa jika
karena itu, maka langkah selanjutnya nilai yang peroleh lebih dari 1, maka
adalah untuk menguji hipotesis dengan model pembelajaran CTL efektif dalam
rumus uji t-test sample independent meningkatkan hasil belajar sejarah
untuk mengetahui pengaruh model pada siswa kelas X di SMK Negeri 1
pembelajaran CTL terhadap hasil Lubuklinggau.
belajar sejarah.
Analisis perhitungan uji t-test SIMPULAN
untuk data posttest menggunakan uji-t Berdasarkan hasil penelitian
nilai posttest diperoleh nilai sebesar dan pembahasan, maka dapat
3,82, di mana 3,82 lebih besar dari ttabel. disimpulkan bahwa: (1) model
Oleh karena itu dapat disimpulkan pembelajaran CTL berpengaruh
bahwa model pembelajaran CTL terhadap hasil belajar sejarah pada
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMK Negeri 1
sejarah pada siswa Kelas X di SMK Lubuklinggau; dan (2) model
Negeri 1 Lubuklinggau (3,82 ≥ 2,00). pembelajaran CTL efektif dalam
Pengambilan keputusan ini di dasarkan meningkatkan hasil belajar sejarah
pada perhitungan satatistik pada taraf pada siswa kelas X di SMK Negeri 1
kepercayaan α=0,05, dan derajat Lubuklinggau.
kebebasan (dk=66).
DAFTAR PUSTAKA
Deskripsi Data Uji Efektivitas Ani, S., & Priansa. D., J. (2015).
Berdasarkan hasil perhitungan Manajemen Peserta Didik dan
dengan menggunakan rumus efektivitas, Model Pembelajaran Cerdas
diperoleh hasil pada Tabel 2 sebagai Kreatif dan Inovatif. Bandung:
berikut. Alfabeta
Krismanto, K. (2014). Pengaruh
Tabel 2. Hasil Perhitungan N-Gain Pengunaan Model CTL terhadap
N-Gain Nilai (g) Kategori Hasil Belajar Siswa tentang
Kelas 0,59 Sedang Dampak Masalah Kependudukan
Eksperimen terhadap Pembangunan di SMP
Kelas 0,40 Sedang Negeri Muara Beliti. Skripsi.
Pembanding STKIP PGRI Lubuklinggau
Sumber: Analisis Data Peneliti (2018) Asmara, Y. (2019). Pembelajaran
Sejarah menjadi Bermakna dengan
Tabel 2 di atas menunjukkan Menggunakan Pendekatan
bahwa N-Gain pada kelas eksperimen Kontekstual. Jurnal Pendidikan
diperoleh nilai sebesar 0,59 dengan Sejarah dan Riset Sosial
kategori “Sedang”, sedangkan N-Gain Humaniora (KAGANGA). 2(2)
pada kelas pembanding diperoleh nilai
sebesar 0,40 dengan kategori “Sedang”.

16
2020 Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3 (1): 11-17

Sugiyono, S. (2015). Metode Penelitian


Pendidikan, Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&B.
Bandung: Alfabeta
Sundaya, S. (2014). Statistika
Penelitian Pendidikan. Bandung:
Alfabeta

17

Anda mungkin juga menyukai